Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PARASITOLOGI

“MIYRIAPODA”

Disusun Oleh:

Nadila Ayu R. (061117022)

Dosen Pengampu :

Dr. Oom Komala, MS.

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
segala rahmat dan karunianya. Sehingga makalah yang berjudul “MYRIAPODA” berhasil
diselesaikan. Dan tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat
dalam membuat makalah ini. Diharapkan tulisan ini bermanfaat untuk menambah informasi
mengenai “MYRIAPODA”

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan
sistem ini. Akhir kata kami ucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arthropoda (arthros = sendi atau ruas dan podos = kaki) adalah hewan yang memiliki
kaki bersendi/beruas-ruas. Arthropoda merupakan filum terbesar dari kingdom animalia.
Jumlah spesiesnya lebih banyak dari filum-filum lainnya. Arthropoda dapat ditemukan di
berbagai habitat, antara lain di air, di darat, di dalam tanah dan ada juga yang hidup sebagai
parasit pada hewan dan tumbuh-tumbuhan. Arthropoda termasuk hewan triploblastik,
selomata (tubuh dan kaki beruas-ruas) dan bilateral simetris. Tubuhnya terdiri atas kepala,
dada, dan abdomen yang keseluruhannya dibungkus oleh zat kitin yang merupakan kerangka
luar (eksoskeleton). Biasanya diantara ruas-ruas terdapat bagian yang tidak berkitin sehingga
ruas-ruas tersebut mudah digerakkan. Pada waktu tertentu kulit dan tubuh arthropoda dapat
mengalami pergantian kulit (eksdisis.

Arthropoda memiliki sistim pencernaan yang sempurna (memiliki anus). Mulut


dilengkapi dengan rahang. Sistim peredaran darahnya terbuka dan darahnya berwarna biru,
karena mengandung disebabkan oleh hemosianin (bukan hemoglobin). Sistem pernapasannya
ada yang berupa trakea, insang, paru-paru buku, atau melalui seluruh permukaan tubuhnya.
Organ ekskresinya berupa tubulus malphigi yang bermuara pada usus belakang. Reproduksi
dilakukan dengan perkawinan, tetapi ada juga beberapa hewan yang melakukan
parthenogenesis. Partenogenesis adalah proses perkembangan embrio dari telur yang tidak
dibuahi. Jenis kelaminnya terpisah (gonokori). Artinya ada hewan jantan ada hewan betina.
Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali.

Arthropoda memiliki empat kelas, diantaranya yaitu :

1. Kelas Myriapoda.

2. Kelas Crustacea.

3. Kelas Arachnida.
4. Kelas Insecta.

Arthropoda dalam dunia hewan merupakan filum yang terbesar di dunia. Empat dari
lima bagian spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern
yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Jumlah spesiesnya yaitu
sekitar 900.000 spesies dengan beragam variasi. Jumlah ini kira-kira 80% dari spesies hewan
yang diketahui sekarang. Arthropoda dapat hidup di air tawar, laut, tanah, dan praktis semua
permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan
Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan.

Arthropoda mungkin satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu
terjal di pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan
kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel
terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung terletak pada sisi
dorsal dari tubuhnya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penyusunan makalah ini adalah :

1. Apakah pengertian dari filum myriapoda ?

2. Bagaimanakah karakteristik dari filum myriapoda?

3. Bagaimana siklus hidup dari filum myriapoda

4. Bagaimanakah pembagian kelas filum arthropoda pada Myriapoda ?

5. Bagaimana Perbedaan Lipan (Chilopoda) dan Kaki Seribu (Diplopoda)

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang filum myriapoda

2. Untuk mengetahui ciri-ciri anggota filum myriapoda.

3. Untuk mengetahui pembagian kelas filum arthropoda pada Myriapoda.

4. Untuk mengetahui siklus hidup myriapoda.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Myriapoda

Kata Myriapoda berasal dari Yunani “muríos” yang berarti “sepuluh ribu,” dan
“podos” yang berarti “kaki.” Hal ini untuk menegaskan bahwa kelompok ini merupakan
kelompok hewan yang berkaki banyak (bukan berarti jumlah kakinya benar-benar mencapai
sepuluh ribu). Lain dengan Arachnida yang merupakan kelompok Keliserata, Myriapoda
termasuk ke dalam kelompok Mandibulata, yaitu merupakan kelompok Arthropoda yang
memiliki rahang bawah (mandibula). Contoh hewan ini diantaranya adalah lipan
(en: centipede) dan kaki seribu (en: millipede).

B. Karakteristik Myriapoda

Tubuh terdiri atas kepaladan perut (abdomen) tanpa dada (toraks), dan beruas-ruas,
terdiri atas ± 10 hingga 200 segmen. Dibagian kepala terdapat satu pasang system sebagai alat
peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus). Penambahan jumlah segmen terjadi pada tiap
pergantian kulit. Alat gerak pada kelompok hewan Chilopoda adalah satu pasang kaki di tiap
segmen perut kaki, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang kaki pada tiap segmen
perut, kecuali segmen terakhirnya. Eksoskeleton terdiri dari kulit keras dari zat kitin yang
berfungsi melindungi alat-alat dalam, tempat melekatnya otot dan memberi bentuk tubuh. Zat
kitin tidak larut dalam air, alkalis, asam maupun getah pencernaan hewan lain. Kulit kitin
yang tipis terletak pada perbatasan antara dua segmen, yaitu di bawah kulit kitin yang tebal.
Dengan adanya kulit kitin yang tipis inilah maka hewan ini dapat bergerak leluasa. Kulit kitin
ini mengalami eksdisis.

Ciri-ciri umum Myriapoda tentunya adalah jumlah kaki yang banyak dan semuanya
hidup di darat. Selain itu hewan ini juga memiliki sepasang dan organ tambahan di mulut,
yaitu sepasang rahang bawah (mandibula) yang digunakan untuk menggigit, memotong, atau
memegang makanan; dan satu atau dua pasang rahang atas (maksila) yang digunakan untuk
memanipulasi makanan.
Karakteristik Myriapoda yang lain adalah bernafas dengan trakea, mengeluarkan zat
sisa menggunakan tubulus Malphigi, dan berkembang biak dengan (seksual).

C. Siklus Hidup Myriapoda

Secara umum, kelas Myriapoda yaitu ordo Chilopoda dan Diplopoda memiliki tipe
tidak sempurna. Umumnya diawali dengan telur berubah menjadi larva, kemudian mengalami
molting (pergantian kulit) beberapa kali. Setelah molting maka jumlah segmen tubuh dan kaki
akan bertambah dan akan menjadi dewasa.

D. Klasifikasi Myriapoda

Subfilum Myriapoda terbagi ke dalam empat kelas, yaitu:

• Kelas Chilopoda, adalah golongan lipan.

• Kelas Diplopoda, adalah golongan kaki seribu.

• Kelas Symphyla, adalah kelompok Myriapoda berukuran kecil.

• Kelas Pauropoda, adalah kelompok Myriapoda berukuran kecil.

Umumnya, klasifikasi pada buku-buku pelajaran hanya membahas utama, yaitu Chilopoda
dan Diplopoda. Hal ini disebabkan karena kelas Symphyla dan Pauropoda adalah kelas yang
kecil. Oleh karena itu, pada bahasan ini hanya akan dibahas dua kelas utama tersebut.

A. Kelas Chilopoda

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda

Class : Chilopoda

Ordo : Scutigeromorpha

Family : Scutigeradae

Genus : Scolopendra
Spesies : Scolopendra gigantea
Kelas Chilopoda terdiri dari lima ordo dari golongan predator beracun, sangat aktif,
dan beradaptasi untuk memburu dan menangkap mangsa hidup. Tidak ada Chilopoda yang
merupakan hewan akuatik, semuanya hanya dapat hidup di darat.

Karakteristik lipan adalah bagian kepalanya memiliki sepasang antena, sepasang


mandibula dan dua pasang maksila. Anggota badan yang paling depan (segmen badan
pertama) memiliki sepasang cakar beracun yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa dan
pertahanan diri.Tusukan cakar ini rasanya sangat menyakitkan, dan menyebabkan bengkak,
menggigil, dan demam pada manusia. Akan tetapi, sangat jarang dapat mematikan manusia
(kecuali apabila alergi). Segmen-segmen badan berikutnya memiliki sepasang kaki jalan.
Walaupun nama “Centipede” berarti “kaki,” namun tidak ada lipan yang memiliki jumlah
kaki genap 100, mereka memiliki jumlah kaki bervariasi antara 30 sampai 354 buah.

Berikut ini adalah contoh-contoh lipan:

Lipan batu (Lithobius forficatus) | Gambar oleh Palica adalah berlisensi CC-BY-SA-3.0
Lipan rumah (Scutigera coleoptrata) | Gambar oleh Bruce Marlin adalah berlisensi CC-
BY3.0

2. Kelas Diplopoda

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthopoda

Class : Diplopoda

Ordo : Julida

Family : Blaniulidae

Genus : Julus

Spesies : Julus sp. (Julus varius akan tetapi sekarang menjadi Pachyiulus varius
(Brandt,1841))

Kata “Diplopoda” berasal dari kata “diplous” yang berarti “ganda,” dan “podos” yang
berarti “kaki.” Hal ini mengacu pada dua pasang jumlah kaki pada tiap segmen tubuhnya.
Kelas Myriapoda terbesar ini sangat beraneka ragam dan terdiri dari 16 ordo. Sebagian besar
kaki seribu adalah detrivora, dan membentuk humus dari sisa-sisa tumbuhan. Mereka adalah
ada di berbagai ekosistem darat, juga ada pada habitat di dalam tanah. Hewan ini bukan
organisme akuatik, walaupun ada spesies yang dapat bertahan hidup berbulan-bulan di dalam
air.

Meskipun nama “Millipede” berarti “kaki seribu,” namun tidak ada yang mencapai
angka tersebut. Rekor kaki paling banyak berjumlah 750 dari spesies Illacme plenipes.
Jumlah kaki yang sangat banyak tersebut disebabkan karena setiap segmen tubuhnya
memiliki dua pasang kaki. Satu segmen tubuh tersebut sebenarnya adalah dua segmen yang
tergabung menjadi satu, inilah yang menjadi ciri-ciri utama hewan ini. Lain halnya dengan
lipan, kaki pada Diplopoda terletak di bagian bawah tubuh.

Karakteristik kaki seribu yang lain adalah pada kepalanya terdapat sepasang antena,
bintik mata, mandibula, dan gnathochilarium. Gnathochilarium yang disebut juga “bibir
rahang” ini terbentuk dari sepasang maksila. Setelah kepala terdapat segmen tanpa kaki, tiga
buah segmen dengan sepasang kaki, dan kemudian barulah segmen dengan dua pasang kaki
pada tiap segmennya. Kaki seribu tidak memiliki cakar berbisa, namun mereka melindungi
diri dengan kulitnya yang tebal dan mensekresikan racun. Hal ini membuat predator enggan
memangsa hewan beracun ini.

Berikut ini adalah contoh-contoh kaki seribu:

Kaki seribu Asia (Orthomorpha coarctata) | Gambar oleh Obsidian Soul adalah berlisensi
CCBY-SA-3.0
Kaki seribu hitam (Tachypodoiulus niger) | Gambar oleh Stemonitis adalah berlisensi CCBY
2.5

E. Perbedaan Lipan (Chilopoda) dan Kaki Seribu (Diplopoda)

PERBEDAAN LIPAN DAN KAKI SERIBU

Sifat Chilopoda Diplopoda

Kaki Sepasang pada tiap segmen tubuh; Dua pasang pada hampir semua
kaki terletak pada samping tubuh segmen tubuh; kaki terletak pada
bagian bawah tubuh

Gerak Geraknya cepat; secara umum Geraknya lambat; secara umum


beradaptasi untuk berlari memburu
beradaptasi untuk menggali lubang
mangsa

Makanan Karnivora dengan menggunakan Sebagian besar detritivora (tanpa cakar


cakar beracun beracun)
Spirakel Pada samping atau bagian atas Pada bagian bawah tubuh
tubuh

Lubang Segmen tubuh terakhir Segmen tubuh ketiga

Reproduksi

Cara Menggunakan spermatofor (paket Menggunakan gonopoda untuk

Reproduksi sperma) yang diambil betina memasukan spermatofor ke tubuh


betina.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata Myriapoda berasal dari bahasa Yunani “muríos” yang berarti “sepuluh ribu,”
dan “podos” yang berarti “kaki.” Hal ini untuk menegaskan bahwa kelompok ini merupakan
kelompok hewan yang berkaki banyak (bukan berarti jumlah kakinya benar-benar mencapai
sepuluh ribu). Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen
(perut) yang bersegmen-segmen. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis
sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis. Sistem
reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Ciri-ciri umum dari antropoda antara
lain mempunyai anggota yang beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah
ruasruas, tubuh dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas
terdapat bagian-bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan,
system saraf berupa system saraf tangga tali.
DAFTAR PUSTAKA

Radiopoetro, 1996. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta

Rusyan, adun.2011.Zoologi invertebrate (teori dan praktik). Alfeta. Bandung.

Slamet Adeng dan Madang Kodri.2008.Zoologi Vertebrata.laboratorium biologi program

studi pendidikan biologi FKIP UNSRI.  Indralaya

Sombke, G.D. Edgecombe. 2013. Arthropod Structure & Development xxx 1-2

Stoev Pavel, et al . 2010. Myriapods (Myriapoda) Chapter 7.2 BioRisk 4(1): 97–130

Anda mungkin juga menyukai