NIM : 102016121
Kelas : C
Persiapan
1-2 hari sebelum pengambilan bahan disarankan tidak mengkonsumsi oba seperti antasida,
antidiare, antiparasit, antibiotik, laksan, vit. C, zat besi, dll. Hindari kontaminasi dengan urin atau
toilet yang mengandung sabun/desinfektan. Tinja yang diperiksa harus segar (kurang dari 1 jam
setelah pengambilan bahan), karena kalau dibiarkan unsur-unsur tinja akan berubah.
Indikasi pemeriksaan:
Adanya diare dan kosntipasi
Adanya ikterus
Adanya gangguan pencernaan
Adanya lender dalam tinja
Kecurigaan penyakit gastrointestinal
Adanya darah dalam tinja
Pemeriksaan makroskopik tinja untuk menilai tampak keseluruhan daripada fesesnya yang dapat
terlihat dengan mata telanjang. Pemeriksaan tersebut meliputi:
Warna
Warna coklat Urobilinogen yang teroksidasi menjadi urobilin
Warna hitam (tarry stool) perdarahan saluran cerna bagian atas
Warna merah perdarahan saluran cerna bagian bawah.
Konsistensi
Tinja normal: Lunak dan berbentuk
Konsistensi cair, campur darah dan berlendir dapat dijumpai pada amubiasis, keganasan
usus besar.
Mukus
Tinja normal: Tidak mengandung mucus
Tinja berlendir dapat dijumpai pada perangsangan dalam dinding usus (cth: colitis,
disentri basiler, inflamasi rektum).
Lendir pada bagian luar tinja: Lokasi iritasi pada usus besar.
Ledir bercampur dengan tinja: Lokasi iritasi pada usus halus.
Lendir bercampur dengan darah: Keganasan saluran cerna.
Bau
Bau pada tinja berasal dari hasil metabolisme bakteri usus
Pada steatore tinja berbau asam.
Pus
Tinja normal tidak mengandung pus. Tinja mengandung pus dapat dijumpai pada colitis ulseratif
kronis, disentri basiler, abses, fistula, yang berhubungan dengan kolon sigmoid, rektum dan anus.
Eritrosit
Dalam keadaan normal tidak ditemukan adanya eritrosit dalam tinja. Ditemukan jika
menunjukan adanya pengeluaran darah yang banyak atau adanya lesi yang berlokasi di
kolon, rektum, anus. Misalnya pada disentri amoeba dan basiler, kolitis, ulserosa,
hemoroid, dan Ca dengan ulserasi.
Leukosit
Dalam keadaan normal tidak ditemukan leukosit didalam tinja
Bila dijumpai lekosit >3/LPB, dapat dijumpai pada keadaan inflamasi/infeksi seperti pada
disentri basiler, TBC usus, kolitis ulseratif.
Telur cacing
Untuk parasite Ascaris lumbricoides yang biasanya dijumpai di saluran cerna
manusia, biasanya didapai pnemuan telur dengan hasik yang ditemukan adanya 5
telur dalam satu preparat apus yang berasal dari 2 mg tinja.
Epitel
dalam keadaan normal dapat ditemukan sel-sel epitel yang berasal dari dinding-dinding usus
bagian distal. Adanya perangsangan dan peradangan dinding usus menyebabkan sel epitel
bertambah banyak.
Serat
Dalam keadaan normal, tinja tidak mengandung serat dagiang dan dapat mengandung serat
tumbuhan 1-4 serat tumbuhan /LPB.
Lemak
Lemak dalam tinja terdiri dari trigliserida, asam lemak dan garam lemak (fatty acod
salts)
Peningkatan lemak dalam tinja dipastikan dengan pemeriksaan mikroskopik
menggunakan Sudan III, Sudan IV. Pada keadaan ini lemak tampak sebagai bulatan
(globul) berwarna jingga sampai merah.
HASIL LABORATORIUM
TINJA
Makroskopis
Warna Coklat Coklat
Mikroskopis
Eritrosit 0 Negatif
Leukosit 0 Negatif
Amuba Negatif Negatif
Catatan :
Tugas 2
Link video
https://www.youtube.com/watch?v=vLtyktcygc8