Abstrak
Penyakit pada bagian rangka tubuh merupakan esensial dan penting untuk diperhatikan
karena dapat mengganggu kehidupan keseharian. Berbagai jenis penyakit persendian dengan
banyak penyebab salah satunya merupakan Gout Artritis. Gout artritis merupakan penyakit
persendian dimana diet tinggi purin dapat mempengaruhi kadar asam urat serum dan dapat
hidup mempengaruhi tumbuhnya dan peningkatan asam urat pada serum dan dapat
Abstract
Diseases happening on skeletal function are essential and important to take care of, since it
can disturb everyday activities. Various of articular disease, and one of which is Gout
Arthritis. Gout arthritis is an articular disease which diet high on purine can be the
fundamental source of high serun urate level, and can stored away as crystals at joints
especially metatarsophalageal 1. How we live our life can affect increase in urate seum level
and could make a tophy at a chronic state. If the tophy bursted out, a secondary infection
may occur.
1
Keywords : Gout Arthritis, Urate acid, joints
Pendahuluan
Arthritis Gout atau arthritis pirai merupakan penyakit pada sendi yang ditandai dengan
adanya penumpukan kristal monosodium urat pada jaringan, atau akibat dari supersaturasi
asam urat pada jaringan ekstraseluler.1 Sedangkan keadaan dimana tingginya kandungan
asam urat dalam tubuh dinamakan oleh hiperurisemia, yang melewati batas normal 7,0 mg/dL
untuk laki-laki, dan 6,0 mg/dL pada perempuan.1 Penyebutan arthritis gout dikarenakn
adanya serangan inflamasi terjadi pada artikular atau periartikular seperti bursa ataupun
tendon. Tingginya asam urat juga mempunyai akibat sistemik seperti pada ginjal, dan
deposisi di jaringan lainnya. Pada makalah ini akan dibahas mengenai arthritis gout dari
Epidemiologi
Gout merupakan penyakit yang dominan pada pria dewasa. Pada 1986 di Amerika, prevalensi
artritis gout merupakan 13,6/1000 pria dan 6,4/1000 wanita.2 Tentunya prevalensi semakin
tahun semakin bertambah. Sedangkan di Indonesia, artritis gout ditemukan oleh dokter
berkebangsaan Belanda pada tahun 1935, yang telah melaporkan kasus artritis gout sebanyak
15 kasus.2 Hingga pada saat ini, angka prevalensi artritis gout mencapai lebih dari 2 juta
kasus pertahunnya.2 Peningkatan insiden gout dikaitkan dengan perubahan pola gaya hidup
dan pola diet, juga peningkatan kasus sindrom metabolik dan obesitas.
Etiologi
Gout berkembangdalam kasus penampungan berlebih asam urat dalam bentuk monosodium
urat. Asam urat merupakan produk terakhir metabolisme purin, dan manusia secara primer
2
membuang sisa asam urat yangtidak terpakai melalui sistem renal atau melalui urine. Saat
ekskresi asam urat tidak mencukupi standar untuk menjaga kadar asam urat dibawah 6,8
mg/dL, hiperurisemia sudah mulai berkembang, dan urat dapat mengkristal dan menetaap di
jaringan lunak.1
Sekitar 90% kasus gout dengan penyimpanan asam urat berbentuk kristal berlebih
dikarenakan oleh ketidakmampuan untuk mengekskresi asam urat pada urin. Dan juga
konsumsi diet dengan kadar purin yang tinggi juga bisa mengakibatkan terjadinya over-
produksi asam urat dan tidak sama dengan ekskresi keluar yang ada.1
Patogenesis
Awitan/onset serangan gout bergantung pada tinggi atau rendahnya kadar asam urat
serum.pada kadar serum yang stabil, jarang terjadi serangan. Konsumsi alkohol, dan diet
Penurunan urat serum dapat mencetus pelepasan kristal monosodium urat dari depositnya.
Pada pasien gout awal, kristal MSU ditemukan pada sendi metatarsophalangeal dan lutut,
namun masih asimptomatik atau tidak menimbulkan gejala. Dengan demikian, penderita gout
dan maupun pseudogout dapat timbul dengan keadaan asimptomatik.1 Pada sebuah
penelitian, didapat 21% pasien gout dengan asam urat berlebih, namun asimptomatik.
Timbulnya gejala dan manifestasi klinik didukung oleh peranan temperatur, pH, dan
kelarutan urat itu sendiri. Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperatur lebih rendah
padasendi perifer seperti kaki dan tangan, dapat menjelaskan kenapa kristal MSU diendapkan
pada kedua tempat tersebut.1 Sedangkan perubahan pH secara akut tidak mempengaruhi
secara signifikan pada deposit asam urat. Penelitian dengan metode in-vitro menjelaskan
bahwa perubahan pH dari 7,5 menjadi 5,8 tidak mempengaruhi kristal asam urat dengan
signifikan.
3
Peradangan atau inflamasi pada artritis gout bertujuan untuk menyingkirkan perpanjangan
penyakit, sekaligus menghancurkan agen penyebab, juga mencegah perluasan agen penyebab.
Reaksi pertahanan tubuh menghadapi agen penyebab yaitu kristal monosodium urat
secara pasti. Teori mengatakan bahwa adanya mediator kimiawi pada peradangan akut dapat
MSU sebagai stimulus merangsang keluarnya makrofag dan eutrofil untuk membasmi agen
penyebab. Melalui jalur klasik, terjadi aktivasi komplemen C1 tanpa peran imunoglobulin,
dan menyebabkan aktivasi dari Hageman factor (faktor XII) yang penting dalam kaskade
koagulasi. Secara langsung juga merangsang untuk aktivasi komplemen C5, dan
menyebabkan vasodilatasi serta pengeluaran sitokin IL-1 dan TNF. Makrofag merupakan sel
utama dalam terjdinya peradangan, dengan mengeluarkan mediator kimiawi seperti IL-1,
Manifestasi Klinis
Gejala yang ditimbulkan mungkin beragam, dan bervariasi. Munculnya podagra pada
jari, dan lutut, namun sangat jarang kasus dapat terjadi. Gout menyerang bersifat
monoartikular pada umumnya, namun pada beberapa kasus dapat terjadi poliartikular. Tanda
dan gejala inflamasipun dapat terlihat, adanya edema, hangat, eritema, dan nyeri. Demam
sekunder, urat nefropati, batu ginjal, dan fraktur pada sendi dengan tofus gout.1
4
Manifestasi juga dapat terbagi atas 4 stadium. Stadium pertama merupakan stadium artritis
gout akut, dengan tanda-tanda munculnya podagra, eritema, nyeri hebat, dan peningkatan
suhu, gejala sistemik dapat didapati berupa demam, menggigil, dan malaise.3 Stadium kedua
gout, namun kristal monosodium urat masih terdapat pada aspirasi persendian. Periode ini
gout kronis, timbul serangan berulang atau relapse, gejala sama dengan akut, namun lama
fase lebih panjang, dan lebih sering muncul. Stadium keempat merupakan stadium artritis
gout kronis bertofus, serangan ini bisa menjadi poliartikular, dan apabila tofus yang berisi
kristal monosodium urat pecah, dapat terjadi infeksi sekunder. Pada stadium ini juga biasanya
Diagnosis
Penegakan diagnosis bagi artritis gout dapat dilakukan dengan beberapa tes, antara lain;
aspirasi cairan sendi, adanya tofus berisi monosodium urat yangdibuktikan dengan tes
kimiawi, atau mikroskop cahaya terpolarisasi. Asam urat serum yang melebihi batas juga
dapat menjadi pertanda diagnosis artritis gout, walaupun hiperurisemia bukanlah diagnosis
pasti pertanda artritis gout. Pemeriksaan radiografi akan menunjukan adanya erosi, dan
asimetris pada sendi. Pemeriksaan radiologi lainnya seperrti CT dapat mengidentifikasi erosi
lebih spesifik pada gout, dan pada MRI disarankan pada gout yang telah menyebar ke tendon,
Tatalaksana
Tatalaksana dari penyakit artritis gout terbagi menjadi dua tipe, terapi medikamentosa, dan
terapi non-medikamentosa. Pada terapi medikamentosa, saat periode akut, boleh diberi
Kolkisin per oral 0,5-0,6 mg setiap 2 jam sampai nyeri dan inflamasi menghilang, dengan
5
dosis maksimal 6-8 mg per hari, untuk profilaksisnya boleh diberi kolkisin 0,5 mg 2 kali
sehari. Selanjutnya pemberian OAINS atau NSAID dapat embantu meredakan inflamasi.
OAINS yang marak digunakan antaralain adalah Indometasin, dengan dosis 150-200 mg/hari
selama 2-3 hari lalu dilanjutkan 75-100 mg/hari sampai inflamasi berkurang. Pemberian
kortikosteroid oral atau parenteral dapat menggunakan prednison 20-40 mg/hari. sebagai
alternatif, dapat diberikan ACTH IM dosis 40-80 IU setiap 6-12 jam selama beberapa hari
jika diperlukan.3 Pemberian Alopurnol diperbolehkan untuk gout artritis kronik dengan tofus,
nefrolitiasis, insufisiensi renal, atau kontraindikasi lainnya. Dosis maksimal adalah 800
mg/hari.3
Terapi non-medikamentosa dapat dilakukan dengan penurunan berat badan bagi yang
obesitas hingga berat badan menjadi ideal, lalu pengaturan dit rendah purin, mengistirahatkan
sendi yang terkena, dan apabila memungkinkan untuk menghindari bat-obatan yang
mengakibatkan hiperurisemia.3
Prognosis
Dengan diagnosis gout dini, dengan terapi yang tepat dapat menjamin kehidupan normal bagi
pasien. Untuk kebanyakan pasien dengan penyakit lebih lanjut, pengurangan agresif urat
serum dapat menyelesaikan masalah tofus dan memperbaiki fungsi sendi. Gout biasanya
lebih parah pada pasien yang gejala awalannya mulai sebelum umur 30. Prevalensi tinggi
sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular kemungkinan menjadi faktor mortalitas pada
pasien dengan gout. Beberapa pasien tidak berkembang dari penyembuhan, dengan alasan
Kesimpulan
Artritis gout merupakan penyakit yang timbul oleh beberapafaktor, salah satunya menjadi
diet yang tidak teratur, menghasilkan adanya penumpukan kristal asam urat pada persendian.
6
Diagnosis dari artritis gout terpenting adalah adanya tofus bagi artritis gout kronis, dan juga
kadar asam urat serum melebihi 7 mg/dL. Tatalaksana medikamentosa artritis gout dengan
pemberian kolkisin, dan OAINS lainnya. Pemberian allopurinol hanya untuk gout artritis
7
Daftar Pustaka
https://emedicine.medscape.com/article/329958-overview#a1
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Artritis gout. Juli 2014.
3. Rosani, Selti. Artritis Gout. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Asclepius.
2014. h.833-5
https://www.msdmanuals.com/professional/musculoskeletal-and-connective-tissue-
disorders/crystal-induced-arthritides/gout