Anda di halaman 1dari 8

Arthritis Gout Metatarsophalangeal 1 Sinistra

Niko Julian (102016052), Timothy Widjaja (102016144), Ayesha Shaironita (102013556),


Leny Harviani (102016012), Florentina Luisa (102016065), Elya Apriliyani Elkana
(102016136), Dhia Naura Sari (102016185), Priscilla Sari (102016252)
E5
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510, Telp. (021) 56942061
Email : florentinaluisa34@gmail.com

Abstrak

Penyakit pada bagian rangka tubuh merupakan esensial dan penting untuk diperhatikan

karena dapat mengganggu kehidupan keseharian. Berbagai jenis penyakit persendian dengan

banyak penyebab salah satunya merupakan Gout Artritis. Gout artritis merupakan penyakit

persendian dimana diet tinggi purin dapat mempengaruhi kadar asam urat serum dan dapat

mengendap menjadi kristal di persendian khususnya pada metatarsofalangeal 1. Pola gaya

hidup mempengaruhi tumbuhnya dan peningkatan asam urat pada serum dan dapat

menimbulkan tofus. Apabila tofus pecah dapat mengakibatkan infeksi sekunder.

Kata kunci : Gout artritis, asam urat, persendian

Abstract

Diseases happening on skeletal function are essential and important to take care of, since it

can disturb everyday activities. Various of articular disease, and one of which is Gout

Arthritis. Gout arthritis is an articular disease which diet high on purine can be the

fundamental source of high serun urate level, and can stored away as crystals at joints

especially metatarsophalageal 1. How we live our life can affect increase in urate seum level

and could make a tophy at a chronic state. If the tophy bursted out, a secondary infection

may occur.

1
Keywords : Gout Arthritis, Urate acid, joints

Pendahuluan

Arthritis Gout atau arthritis pirai merupakan penyakit pada sendi yang ditandai dengan

adanya penumpukan kristal monosodium urat pada jaringan, atau akibat dari supersaturasi

asam urat pada jaringan ekstraseluler.1 Sedangkan keadaan dimana tingginya kandungan

asam urat dalam tubuh dinamakan oleh hiperurisemia, yang melewati batas normal 7,0 mg/dL

untuk laki-laki, dan 6,0 mg/dL pada perempuan.1 Penyebutan arthritis gout dikarenakn

adanya serangan inflamasi terjadi pada artikular atau periartikular seperti bursa ataupun

tendon. Tingginya asam urat juga mempunyai akibat sistemik seperti pada ginjal, dan

deposisi di jaringan lainnya. Pada makalah ini akan dibahas mengenai arthritis gout dari

patogenesisnya hingga tatalaksananya.

Epidemiologi

Gout merupakan penyakit yang dominan pada pria dewasa. Pada 1986 di Amerika, prevalensi

artritis gout merupakan 13,6/1000 pria dan 6,4/1000 wanita.2 Tentunya prevalensi semakin

tahun semakin bertambah. Sedangkan di Indonesia, artritis gout ditemukan oleh dokter

berkebangsaan Belanda pada tahun 1935, yang telah melaporkan kasus artritis gout sebanyak

15 kasus.2 Hingga pada saat ini, angka prevalensi artritis gout mencapai lebih dari 2 juta

kasus pertahunnya.2 Peningkatan insiden gout dikaitkan dengan perubahan pola gaya hidup

dan pola diet, juga peningkatan kasus sindrom metabolik dan obesitas.

Etiologi

Gout berkembangdalam kasus penampungan berlebih asam urat dalam bentuk monosodium

urat. Asam urat merupakan produk terakhir metabolisme purin, dan manusia secara primer

2
membuang sisa asam urat yangtidak terpakai melalui sistem renal atau melalui urine. Saat

ekskresi asam urat tidak mencukupi standar untuk menjaga kadar asam urat dibawah 6,8

mg/dL, hiperurisemia sudah mulai berkembang, dan urat dapat mengkristal dan menetaap di

jaringan lunak.1

Sekitar 90% kasus gout dengan penyimpanan asam urat berbentuk kristal berlebih

dikarenakan oleh ketidakmampuan untuk mengekskresi asam urat pada urin. Dan juga

konsumsi diet dengan kadar purin yang tinggi juga bisa mengakibatkan terjadinya over-

produksi asam urat dan tidak sama dengan ekskresi keluar yang ada.1

Patogenesis

Awitan/onset serangan gout bergantung pada tinggi atau rendahnya kadar asam urat

serum.pada kadar serum yang stabil, jarang terjadi serangan. Konsumsi alkohol, dan diet

tinggi purin turut menimbulkan fluktuasi konsentrasi urat serum.1

Penurunan urat serum dapat mencetus pelepasan kristal monosodium urat dari depositnya.

Pada pasien gout awal, kristal MSU ditemukan pada sendi metatarsophalangeal dan lutut,

namun masih asimptomatik atau tidak menimbulkan gejala. Dengan demikian, penderita gout

dan maupun pseudogout dapat timbul dengan keadaan asimptomatik.1 Pada sebuah

penelitian, didapat 21% pasien gout dengan asam urat berlebih, namun asimptomatik.

Timbulnya gejala dan manifestasi klinik didukung oleh peranan temperatur, pH, dan

kelarutan urat itu sendiri. Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperatur lebih rendah

padasendi perifer seperti kaki dan tangan, dapat menjelaskan kenapa kristal MSU diendapkan

pada kedua tempat tersebut.1 Sedangkan perubahan pH secara akut tidak mempengaruhi

secara signifikan pada deposit asam urat. Penelitian dengan metode in-vitro menjelaskan

bahwa perubahan pH dari 7,5 menjadi 5,8 tidak mempengaruhi kristal asam urat dengan

signifikan.

3
Peradangan atau inflamasi pada artritis gout bertujuan untuk menyingkirkan perpanjangan

penyakit, sekaligus menghancurkan agen penyebab, juga mencegah perluasan agen penyebab.

Reaksi pertahanan tubuh menghadapi agen penyebab yaitu kristal monosodium urat

merupakan penyebab terjadinya inflamasi, walau mekanisme peradangan belum diketahui

secara pasti. Teori mengatakan bahwa adanya mediator kimiawi pada peradangan akut dapat

menjadi salah satu penyebabnya.2

MSU sebagai stimulus merangsang keluarnya makrofag dan eutrofil untuk membasmi agen

penyebab. Melalui jalur klasik, terjadi aktivasi komplemen C1 tanpa peran imunoglobulin,

dan menyebabkan aktivasi dari Hageman factor (faktor XII) yang penting dalam kaskade

koagulasi. Secara langsung juga merangsang untuk aktivasi komplemen C5, dan

menyebabkan vasodilatasi serta pengeluaran sitokin IL-1 dan TNF. Makrofag merupakan sel

utama dalam terjdinya peradangan, dengan mengeluarkan mediator kimiawi seperti IL-1,

TNF, IL-6, dan GM-CSF (Granulocyte-Macrophage Colony-Stimulating Factor). Dan dengan

respon fungsional sel radang menyebabkan kerusakan pada jaringan-jaringan.2

Manifestasi Klinis

Gejala yang ditimbulkan mungkin beragam, dan bervariasi. Munculnya podagra pada

metatarsofalangeal-1 menandakan manifestasi awal persendian, dan kemungkinan dengan

penyebaran artritis ke lain tempat seperti; pergelangantangan, pergeangan kaki, persendian

jari, dan lutut, namun sangat jarang kasus dapat terjadi. Gout menyerang bersifat

monoartikular pada umumnya, namun pada beberapa kasus dapat terjadi poliartikular. Tanda

dan gejala inflamasipun dapat terlihat, adanya edema, hangat, eritema, dan nyeri. Demam

terkadang bisa muncul, dan terdapat tofi pada jaringan-jaringan lunak.1

Komplikasi yang ditimbulkanpun beragam, seperti; artritis degeneratif kronik, infeksi

sekunder, urat nefropati, batu ginjal, dan fraktur pada sendi dengan tofus gout.1

4
Manifestasi juga dapat terbagi atas 4 stadium. Stadium pertama merupakan stadium artritis

gout akut, dengan tanda-tanda munculnya podagra, eritema, nyeri hebat, dan peningkatan

suhu, gejala sistemik dapat didapati berupa demam, menggigil, dan malaise.3 Stadium kedua

merupakan stadium interkritikal, merupakan periode asimptomatik, tidak terjadi tanda-tanda

gout, namun kristal monosodium urat masih terdapat pada aspirasi persendian. Periode ini

berlangsung berbula sampai bertahun-tahun. Stadium selanjutnya merupakan stadium artritis

gout kronis, timbul serangan berulang atau relapse, gejala sama dengan akut, namun lama

fase lebih panjang, dan lebih sering muncul. Stadium keempat merupakan stadium artritis

gout kronis bertofus, serangan ini bisa menjadi poliartikular, dan apabila tofus yang berisi

kristal monosodium urat pecah, dapat terjadi infeksi sekunder. Pada stadium ini juga biasanya

batu ginjal bisa terjadi.3

Diagnosis

Penegakan diagnosis bagi artritis gout dapat dilakukan dengan beberapa tes, antara lain;

aspirasi cairan sendi, adanya tofus berisi monosodium urat yangdibuktikan dengan tes

kimiawi, atau mikroskop cahaya terpolarisasi. Asam urat serum yang melebihi batas juga

dapat menjadi pertanda diagnosis artritis gout, walaupun hiperurisemia bukanlah diagnosis

pasti pertanda artritis gout. Pemeriksaan radiografi akan menunjukan adanya erosi, dan

asimetris pada sendi. Pemeriksaan radiologi lainnya seperrti CT dapat mengidentifikasi erosi

lebih spesifik pada gout, dan pada MRI disarankan pada gout yang telah menyebar ke tendon,

agar dapat di evaluasi saat osteomyelitis menjadi diagnosis banding.1,3

Tatalaksana

Tatalaksana dari penyakit artritis gout terbagi menjadi dua tipe, terapi medikamentosa, dan

terapi non-medikamentosa. Pada terapi medikamentosa, saat periode akut, boleh diberi

Kolkisin per oral 0,5-0,6 mg setiap 2 jam sampai nyeri dan inflamasi menghilang, dengan

5
dosis maksimal 6-8 mg per hari, untuk profilaksisnya boleh diberi kolkisin 0,5 mg 2 kali

sehari. Selanjutnya pemberian OAINS atau NSAID dapat embantu meredakan inflamasi.

OAINS yang marak digunakan antaralain adalah Indometasin, dengan dosis 150-200 mg/hari

selama 2-3 hari lalu dilanjutkan 75-100 mg/hari sampai inflamasi berkurang. Pemberian

kortikosteroid oral atau parenteral dapat menggunakan prednison 20-40 mg/hari. sebagai

alternatif, dapat diberikan ACTH IM dosis 40-80 IU setiap 6-12 jam selama beberapa hari

jika diperlukan.3 Pemberian Alopurnol diperbolehkan untuk gout artritis kronik dengan tofus,

nefrolitiasis, insufisiensi renal, atau kontraindikasi lainnya. Dosis maksimal adalah 800

mg/hari.3

Terapi non-medikamentosa dapat dilakukan dengan penurunan berat badan bagi yang

obesitas hingga berat badan menjadi ideal, lalu pengaturan dit rendah purin, mengistirahatkan

sendi yang terkena, dan apabila memungkinkan untuk menghindari bat-obatan yang

mengakibatkan hiperurisemia.3

Prognosis

Dengan diagnosis gout dini, dengan terapi yang tepat dapat menjamin kehidupan normal bagi

pasien. Untuk kebanyakan pasien dengan penyakit lebih lanjut, pengurangan agresif urat

serum dapat menyelesaikan masalah tofus dan memperbaiki fungsi sendi. Gout biasanya

lebih parah pada pasien yang gejala awalannya mulai sebelum umur 30. Prevalensi tinggi

sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular kemungkinan menjadi faktor mortalitas pada

pasien dengan gout. Beberapa pasien tidak berkembang dari penyembuhan, dengan alasan

ketidaktaatan, alkoholisme, dan perlakuan dibawah standar oleh petugas kesehatan.4

Kesimpulan

Artritis gout merupakan penyakit yang timbul oleh beberapafaktor, salah satunya menjadi

diet yang tidak teratur, menghasilkan adanya penumpukan kristal asam urat pada persendian.

6
Diagnosis dari artritis gout terpenting adalah adanya tofus bagi artritis gout kronis, dan juga

kadar asam urat serum melebihi 7 mg/dL. Tatalaksana medikamentosa artritis gout dengan

pemberian kolkisin, dan OAINS lainnya. Pemberian allopurinol hanya untuk gout artritis

yang sudah kronik.

7
Daftar Pustaka

1. Rothschild, Bruce M. Goutand pseudogout. 17 Januari 2018. Diunduh dari

https://emedicine.medscape.com/article/329958-overview#a1

2. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Artritis gout. Juli 2014.

Edisi VI. h.3187-91

3. Rosani, Selti. Artritis Gout. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Asclepius.

2014. h.833-5

4. Ryan, Lawrence M. Gout. Agustus 2015. diunduh dari

https://www.msdmanuals.com/professional/musculoskeletal-and-connective-tissue-

disorders/crystal-induced-arthritides/gout

Anda mungkin juga menyukai