Anda di halaman 1dari 24

i

TUGAS MAKALAH TEKNOLOGI FEEDLOT

“Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami Fermentasi pada Usaha Penggemukan

Sapi Potong”

Dosen Pengampu : Ir. Susi Dwi Widyawati, M.S.,

Disusun oleh :

Ziyan Abshar Rifa’i

H0517113

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2020

i
ii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................... .. i

DAFTAR ISI............................................................................... ii

KATA PENGANTAR.................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................... 2
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................ 2
D. Materi dan Metode......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 4

A. Konsumsi BK, PK dan TDN.................................................. 4


B. Kelayakan Usaha Ternak....................................................... 7

BAB III PENUTUP…................................................................. 9


A. Kesimpulan.................................................................................... 9
B. Saran.............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Teknologi Feedlot.

Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah-Nya kepada kita semua.

2. Dosen Pengampu mata kuliah Teknologi Feedlot Ir. Susi Dwi Widyawati, M.S.,

3. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu penulisan makalah.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Demikian yang
dapat penulis sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Surakarta, April 2020

Penulis

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usaha penggemukan ternak dilakukan dengan 2 pola pemeliharaan, yaitu
sistem kereman dan diangon. Pemeliharaan ternak sistem kereman umumnya
dilakukan karena keterbatasan lahan dan kurangnya lahan pengangonan
sehingga pemberian pakan rumput lapang dengan cara cut and carry. Kondisi
ini memerlukan ketersediaan hijauan pakan yang umumnya terkendala
terutama pada musim kemarau. Oleh karena itu peternak sering memanfaatkan
limbah pertanian yang umumnya tersedia sepanjang tahun. Ketersediaan jerami
padi sepanjang tahun telah dimanfaatkan peternak sebagai sumber pakan, tanpa
melihat kualitas jerami yang sebagian besar terdiri atas serat kasar dan rendah
protein.
Ketersediaan jerami padi dan dedak padi tersedia hampir sepanjang tahun
sehingga dapat digunakan sebagai sumber pakan ternak, khususnya pada
musim kemarau. Untuk menyediakan pakan ternak secara kontinyu, diperlukan
suatu teknologi pengawetan sehingga pada saat bahan pakan melimpah dapat
disimpan tanpa mengurangi kandungan nutriennya. Salah satu bentuk
pengawetan yang sesuai dengan karakteristik jerami padi adalah dengan
pembuatan fermentasi jerami, karena proses pembuatannya relatif mudah serta
bersifat palatable sehingga lebih mudah pemberiannya untuk ternak
ruminansia.
Hal-hal yang berkaitan dengan pemberian pakan ternak adalah kebutuhan
nutrisi ternak, komposisi nutrisi bahan pakan penyusun ransum dan bagaimana
beberapa bahan dapat dikombinasikan (penyusunan ransum standar) untuk
mencukupi kebutuhan ternak (Subandriyo et al., 2000). Kualitas dedak padi
sebagai sumber pakan mempunyai tingkat protein cukup tinggi, hanya
penggunaanya belum maksimal karena keterbatasan pengetahuan dan modal.
Berkaitan dengan berbagai permasalahan tersebut maka pemanfaatan
bahan pakan lokal perlu dioptimalkan sehingga dapat menekan biaya pakan

1
2

tanpa mengganggu produktivitas ternak. Salah satu upaya yang dapat ditempuh
adalah memelihara ternak secara terintegrasi dengan tanaman pangan. Dengan
upaya tersebut diharapkan keterbatasan pakan yang selama ini menjadi faktor
pembatas dapat diatasi dengan memanfaatkan limbah pertanian, antara lain
jerami padi dan dedak padi sehingga produktivitas tanaman pangan dan ternak
menjadi lebih baik (Kariyasa 2005; Gordeyase et al. 2006; Suryana 2007).
Hambatan lain yang sering ditemui dalam penerapan model ini diantaranya
adalah penggunaan limbah pertanian untuk pakan belum optimal karena
umumnya petani belum mengetahui teknologi pemanfaatannya secara baik dan
benar sesuai kebutuhan gizi ternak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kualitas nutrisi dedak padi dan jerami fermentasi?
2. Bagaimana efek pemberian pakan berupa dedak padi dan jerami fermentasi?
3. Bagaimana manfaat pemberian dedak padi dan jerami fermentasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kualitas nutrisi dedak padi dan jerami fermentasi
2. Untuk mengetahui efek pemberian pakan berupa dedak padi dan jerami
fermentasi
3. Untuk mengetahui manfaat pemberian dedak padi dan jerami fermentasi
D. Materi dan Metode
1. Materi
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa dedak padi
dan jerami fermentasi serta bahan pakan lain sebagai pembanding
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang, tempat
pakan, dan tempat minum
2. Metode
Bahan pembuatan jerami fermentasi terdiri atas 2,5 kg probiotik dan
0,25 kg urea dicampur sebagai bahan fermentasi. Sebanyak 100 kg jerami
kadar air 10% ditebar seluas 3x3 meter disusun setebal 50 cm kemudian
ditaburi dengan 3 genggam probiotok, kemudian disusun jerami setebal 50
cm dan ditaburi probiotik kembali hingga seluruh jerami habis. Tutup
permukaan susunan jerami dengan terpal plastik dan biarkan selama 3

2
3

minggu. Setelah 3 minggu jerami fermentasi siap dipanen, dengan membuka


tutup terpal kemudian angin-anginkan jerami fermentasi untuk
menghilangkan uap sisa proses fermentasi. Sebelum diberikan kepada
ternak jerami fermentasi dicacah terlebih dahulu untuk meningkatkan
palatabilitas dan memudahkan dalam mengkonsumsi jerami, setelah dicacah
jerami kemudian dimasukkan ke dalam karung sehingga mudah untuk
disimpan.
Pemberian pakan dilakukan sehari 2 kali, pada pagi hari diberi
konsentrat atau dedak padi, sedangkan jerami fermentasi atau jerami segar
sebanyak 8-9 kg/ekor/hari diberikan 2 kali pagi dan sore. Pemberian
konsentrat atau dedak 2-3 kg/ekor/hari dilakukan pagi hari 2 jam sebelum
pemberian jerami fermentasi.
Pakan dibagi menjadi 4 jenis yaitu, A (Perlakuan jerami segar dengan
tambahan konsentrat komersil), B (Perlakuan jerami segar dengan tambahan
dedak padi, C (Perlakuan jerami fermentasi dengan tambahan konsentrat
komersil), D (Perlakuan jerami fermentasi dengan tambahan dedak padi).

3
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsumsi Bahan Kering, Protein Kasar dan Total Digestible Nutrient


Tabel 1. Rataan konsumsi zat makanan konsentrat/dedak padi dan jerami padi
berdasarkan bahan kering

Konsumsi (kg/ekor/hari)
Perlakuan
pakan

BK PK TDN

A 9,29 b 0,76 c 2,54 a

B 11,50 a 1,067 b 2,91 a

C 9,80 ab 1,026 b 2,52 a

D 11,24 a 1,27 a 2,70 a

Sumber : Data Primer diolah 2011

Keterangan : BK = Bahan Kering, PK = Protein Kasar, TDN = Total Digestible Nutrient

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kadar BK tertinggi yaitu


perlakuan B dan terendah perlakuan A. Kadar PK tertinggi yaitu perlakuan D
dan terendah perlakuan C. Sedangkan nilai TDN yang tertinngi yaitu perlakuan
B dilanjutkan dengan perlakuan D. Penelitian ini sendiri diperuntukkan untuk
pengamatan perlakuan D. TDN yang diperoleh dari perlakuan d tinggi namun
masih tinggi pelakuan B. Disisi lain harga bahan pakan selisih cukup tinggi
sehingga lebih menguntungkan perlakuan D.

Komposisi nutrisi bahan pakan yang perlu menjadi pertimbangan dalam


memproduksi pakan tambahan untuk ternak sapi potong adalah 12% protein
kasar, 60–75% karbohidrat, 3-5% lemak kasar, serta mineral dan vitamin
(Hendri et al., 2010). Berdasarkan hasil analisis bahan pakan menunjukkan

4
5

bahwa dedak padi mempunyai kandungan protein lebih tinggi dibandingkan


dengan konsentrat komersil masing-masing sebesar 13,98% dan 10,44%.
Namun masi dibutuhkan tambahan vitamin dan mineral. Suplementasi vitamin
dan mineral pada bahan pakan ternak berperan dalam proses metabolisme
yang dibutuhkan oleh mikroba rumen terutama dalam aktivitasnya mencerna
selulosa dan pertumbuhan hewan inang (Parakkasi, 1999).

Hasil dari penelitian menunjukkan keserasian dengan Hendri et al., 2010


yaitu memilih dedak padi dan jerami fermentasi sebagai pakan yang diberikan
untuk meningkatkan produktivitas sapi potong. Tetapi belum sesuai dengan
Parakkasi, 1999 yaitu belum memberikan suplementasi vitamin dan mineral
secara intensif atau lebih diperhatikan. Dedak padi dan jerami fermentasi
sendiri kurang mengandung vitamin dan mineral.

Grafik 1. Rata-rata pertambahan bobot badan harian ternak sapi potong

Pada usaha penggemukan sapi potong pertambahan bobot badan


merupakan salah satu tujuan penting yang ingin dicapai. Bobot hidup akhir
sangat dipengaruhi oleh jenis, jumlah dan mutu pakan yang diberikan. Jum-lah
dan kualitas pakan yang baik akan mem-bantu ternak untuk tumbuh dan
berproduksi (Wardani et al.,1997). Pertambahan bobot badan harian
merupakan salah satu peubah yang dapat digunakan untuk menilai kualitas
pakan ternak. Pertumbuhan ternak ditandai dengan peningkatan ukuran, bobot,

5
6

dan adanya perkembangan. Pengukuran bobot badan ber-guna untuk


penentuan tingkat konsumsi, efisiensi pakan dan harga (Parakkasi, 1999).

Pemberian jerami padi sebagai pakan tunggal tidak akan pernah mampu
menyediakan nutrien yang cukup bagi kebutuhan ruminansia. Pada dasarnya,
kunci untuk meningkatkan nilai nutrien pada limbah tanaman seperti jerami
padi adalah mengatasi hambatan utama pada proses fermentasi oleh mikroba
rumen. Hasil penelitian Amin et al. (2015) menunjukkan bahwa fermentasi
jerami selama 30 jam mampu meningkatkan kadar PK (9,31%), kecernaan
bahan kering (38,40%), dan bahan organik (42,93%), serta menurunkan NDF
(73,45%), ADF (55,45%), selulosa (13,81%), hemiselulosa (18,00%) dan
lignin (16,77%). Penurunan kandungan NDF jerami padi hasil fermentasi
kemungkinan diakibatkan oleh aktifitas enzim selulase yang dihasilkan oleh
mikroba. Enzim tersebut mendegradasi, merombak, melonggarkan serta
memutuskan ikatan lignosellulosa dan lignohemisellulosa (Jeya, et al., 2009).

faktor pakan sangat menentukan pertumbuhan, bila kualitasnya dan


diberikan dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhannya akan menjadi
cepat demikian pula sebaliknya. Rata-rata pertambahan bobot badan harian
(PBBH) untuk masing-masing perlakuan D, B, C dan A dapat dilihat. Hasil
yang dicapai dalam pengkajian ini lebih tinggi dibanding dengan hasil
pengamatan yang dilaporkan pada penelitian sebelumnya.

Hasil menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan jerami fermentasi


dengan tambahan dedak padi meningkatkan petambahan bobot badan harian
bagi sapi potong. Kandungan nutrien yang mencukupi tersebutlah yang
menunjang keberhasilan dari tujuan yang diharapkan. Dengan pemberian
pakan tambahan tersebut pertumbuhan ternak akan lebih baik dibandingkan
dengan kebiasa-an petani yang hanya diberikan hijauan pakan. Hal ini sesuai
pendapat Soeparno (2005), yang menyatakan bahwa makin baik kualitas ran-
sum yang dikonsumsi, maka akan diikuti de-ngan pertambahan bobot badan
yang lebih tinggi dan makin efisien penggunaan ransum-nya. Hal ini karena
konsumsi protein dan energi yang lebih tinggi akan menghasilkan laju
pertumbuhan yang lebih cepat

6
7

Penambahan bahan pakan yang memiliki kualitas tinggi seperti


konsentrat dapat dilakukan untuk mengatasi penggunaan jerami padi jika
digunakan sebagai pakan basal sehingga diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas ternak. Kenyataan tersebut menunjukkan masih diperlukannya
penelitian yang lebih mendalam mengenai metode pemrosesan untuk lebih
meningkatkan nilai nutrisi jerami padi.

B. Kelayakan Usaha Ternak


Tabel 3. Analisis usahaternak perlakuan pakan pada usaha penggemukan sapi
potong
Uraian Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan

A B C D

A. Input Produksi (Rp)

Input Tetap :

Bakalan 4.600.000 5.300.000 4.730.000 5.580.000

Input Variabel :

Hijauan Pakan Ternak 360.000 360.000 297.000 297.000

Konsentrat 432.000 432.000

Dedak 0 360.000 0 360.000

Mineral 9.000 9.000 9.000 9.000

B. Jumlah Input Variabel


(Rp) 801.000 729.000 738.000 666.000

C. Output Produksi (Rp)

Pendapatan (PBBH X
harga bobot hidup 1.350.000 1.890.000 1.809.000 2.106.000

7
8

ternak)/periode
penggemukan

D. Keuntungan (C-B) 549.000 1.161.000 1.080.000 1.440.000

E. B/C 0,68 1,59 1,46 2,16

F. MBCR terhadap
perlakuan A 0,91 0,78 1,48

Sumber : Data Primer diolah, 2011


Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui dengan perlakuan pemberian
hijauan jerami fermentasi dapat menghemat biaya pengadaan pakan, hal ini
disebabkan dengan pemberian hijauan jerami fermentasi seluruh bagian pakan
dapat dikonsumsi oleh ternak, sedangkan dengan pemberian jerami segar
sebagian besar jerami terbuang karena sulit dicerna. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya jerami segar yang terbuang di sekitar tempat pemberian pakan.
Oleh karena itu pemberian jerami fermentasi selain menghemat konsumsi
jerami juga menghemat waktu dalam pengadaan pakan.

Berdasarkan tabel 23 dapat diperoleh nilai MBCR 3 perlakuan (B, C dan


D) terhadap cara petani (A) diperoleh nilai terbesar pada perlakuan D, yaitu
pemberian jerami fermentasi dan dedak padi. Hal ini disebabkan selain lebih
efisiennya biaya pakan juga diperoleh pertambahan berat badan harian yang
lebih besar. Pemberian dedak padi sebagai pengganti konsentrat komersil
memberikan tambahan keuntungan karena harga dedak yang relatif lebih
murah daripada konsentrat komersil, sedangkan kandungan nilai protein
kasarnya lebih tinggi (Tabel 1) sehingga memberikan dua keuntungan.

8
9

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pemanfaatan dedak padi dan jerami fermentasi memberikan pertambahan
bobot badan tertinggi dan secara ekonomi memberikan keuntungan
tertinggi.
2. Pemanfaatan limbah pertanian jerami padi dan dedak padi diperlukan dalam
program penggemukan sapi
B. Saran
Menghadapi musim yang susah untuk mendapatkan hijauan bisa digantikan
dengan pemberian jerami fermentasi tetapi perlu peningkatan kualitas pakan
tersebut. Selain dapat meningkatkan performa bagi sapi juga biaya yang
dikeluarkan lebih hemat. Metode fermentasi jerami padi juga harus diteliti dan
dievaluasi lebih mendalam untuk mendapatkan produk yang bebas dari bahan
toksik seperti aflatoksin.

9
10

DAFTAR PUSTAKA

Hendri, Y., P.Yufdy dan Azwir, K. 2010. Beternak Sapi dengan Pakan Lokal. Ba-
lai Pengkajian Teknologi Pertanian Su-matera Barat. Hal.51.
Jeya, M., Y.W. Zhang, I.W. Kim and J.K. Lee. 2009. Enhancedsaccharification of
alkalitreated rice straw by cellulasefrom Trametes hirsuta and statistical
optimization of hydrolysis conditions by RSM. Bioresour. Technol.100
(21): 5155-5161. https://doi.org/10.1016/j.biortech.2009. 05.040.
Kuswandi, C., Talib, A. R., Siregar dan T. Sugiarti. 2002. Performans Sapi Dara
Calon Induk Terseleksi Pen-garuh Kandungan Dedak Padi dalam
Konsentrat. Journal Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner.

Martawidjaja, M. 2003. Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Pengganti Rumput


untuk Ternak Ruminansia Kecil.WARTAZOA 13 (3): 119-127.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu nutrisi dan makanan ternak ruminan. Penerbit
Universitas In-donesia, Jakarta.
Setiarto, R.H.B. 2013. Prospek dan potensi pemanfaatan lignoselulosa jerami padi
menjadi kompos, silase dan biogas melalui fermentasi mikroba. Jurnal
Selulosa. 3 (2): 51 – 66.
Soeparno, 2005. Ilmu dan teknologi daging. Cet. Ke IV. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.

Sugama, I.N.dan N.G. Budiari. 2012.Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Pakan


Alternatifuntuk Sapi Bali Dara. Majalah Ilmiah Peternakan. 15 (1): 21-25

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawiroku-sumo, dan S.


Lebdosoekojo. 1984. Ilmu Makanan Ter-nak Dasar. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.

10
11

LAMPIRAN

11
12

12
Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2014 Vol. 16 (3)
ISSN 1907-1760

Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami Fermentasi pada Usaha Penggemukan Sapi Potong
di Jawa Barat

Using Rice Bran and Fermented Rice Straw for Fattening Beef Cattle in West Java

S.L. Mulijanti, S. Tedy, Nurnayetti


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat
Jl. Kayu Ambon No. 80 Lembang
E-Mail : liamulijanti@yahoo.com
(Diterima : 13 Agustus 2014, Disetujui : 3 Juni 2014)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan pakan dari limbah padi
terhadap pertambahan bobot badan dan nilai ekonomi usaha ternak sapi potong. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juli – Desember 2011 di kelompok ternak Metal Sangkan Hurip Desa
Sukajaya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 8 ulangan, dengan
perlakuan sebagai berikut: A (jerami segar+konsentrat komersil), B (jerami segar+dedak padi), C
(jerami fermentasi+konsentrat komersil), D (jerami fermentasi+dedak padi). Untuk mengetahui
perlakuan pemberian pakan yang paling ekonomis dilakukan uji analisis losses and gain dengan
membandingkan perlakukan A dengan perlakuan B, C dan D yang diperoleh dari nilai marginal
benefit cost ratio (MBCR). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa rata-rata PPBH ternak yang
diberi perlakuan jerami fermentasi+dedak padi hasilnya lebih tinggi yaitu sebesar 0,78 kg, jerami
segar+dedak padi 0,70 kg, jerami fermentasi+konsentrat komersial 0,67 kg dan jerami
segar+konsentrat komersial 0,55 kg. Sedangkan dari hasil analisa imbangan pendapatan atas biaya
(B/C) 1,41 diperoleh hasil inovasi teknologi pakan jerami fermentasi+dedak padi, 1,37 untuk
jerami segar+dedak padi, nilai yang sama dengan perlakuan jerami fermentasi+konsentrat
komersil, dan 1,25 untuk jerami segar+konsentrat komersil. Pemanfaatan jerami fermentasi dan
dedak padi memberikan pertambahan bobot badan tertinggi dan secara ekonomi memberikan
keuntungan tertinggi.
Kata Kunci : jerami fermentasi, dedak padi, sapi potong, pertambahan berat badan harian

ABSTRACT
The study aimed at understanding the effect of using rice straw on body weight gained and
economic value of beef cattle business. Study was conducted in July-December 2011 at the Metal
Sangkan Hurip farmer group at Sukajaya Village, South Sumedang, in Sumedang District. A
randomized group design was applied with 4 treatments and 8 replications for 32 PO cattle
consisting of following treatment category; A (fresh straw with commercial concentrates), B (fresh
straw with rice bran), C (fermented straw with the addition of commercial concentrates), and D
(fermented straw with rice bran). To know the treatments that had economic value was used loss
and gain analysis from MBCR value of each treatments. The results showed that average daily
gain of beef cattle treated by fermented rice straw+rice bran was the highest at 0.78 kg; fresh rice
straw+rice bran was 0.70 kg; fermented rice straw+commercial concentrate was 0.67 kg and fresh
rice straw+ commercial concentrate was 0.55 kg. B/C ratio analysis showed a number of 1.41 for
(fermented rice straw+rice bran); 1,37 for (fresh rice straw+ rice bran) and ( fermented rice
straw+commercial concentrate) and 1,25 for (fresh rice straw+commercial concentrate).
Fermented straw with rice bran was the best feed for the beef cattle.
Keywords : fermented rice straw, rice bran, beef cattle, average daily gain

Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami...( Mulijanti et al.) 179


Vol. 16 (3)

PENDAHULUAN Hal-hal yang berkaitan dengan pem-


berian pakan ternak adalah kebutuhan nutrisi
Usaha penggemukan ternak di Jawa
ternak, komposisi nutrisi bahan pakan penyu-
Barat dilakukan dengan 2 pola pemeliharaan,
sun ransum dan bagaimana beberapa bahan
yaitu sistem kereman dan diangon. Pemeli-
dapat dikombinasikan (penyusunan ransum
haraan ternak sistem kereman umumnya dila-
standar) untuk mencukupi kebutuhan ternak
kukan karena keterbatasan lahan dan kurang-
(Subandriyo et al., 2000). Kualitas dedak padi
nya lahan pengangonan sehingga pemberian
sebagai sumber pakan mempunyai tingkat
pakan rumput lapang dengan cara cut and
protein cukup tinggi, hanya penggunaanya
carry. Kondisi ini memerlukan ketersediaan
belum maksimal karena keterbatasan penge-
hijauan pakan yang umumnya terkendala teru-
tahuan dan modal.
tama pada musim kemarau. Oleh karena itu
Berkaitan dengan berbagai permasala-
peternak sering memanfaatkan limbah perta-
han tersebut maka pemanfaatan bahan pakan
nian yang umumnya tersedia sepanjang tahun.
lokal perlu dioptimalkan sehingga dapat
Ketersediaan jerami padi sepanjang tahun
menekan biaya pakan tanpa mengganggu
telah dimanfaatkan peternak sebagai sumber
produktivitas ternak. Salah satu upaya yang
pakan, tanpa melihat kualitas jerami yang
dapat ditempuh adalah memelihara ternak
sebagian besar terdiri atas serat kasar dan
secara terintegrasi dengan tanaman pangan.
rendah protein.
Dengan upaya tersebut diharapkan keterba-
Ketersediaan jerami padi dan dedak padi
tasan pakan yang selama ini menjadi faktor
tersedia hampir sepanjang tahun sehingga
pembatas dapat diatasi dengan memanfaatkan
dapat digunakan sebagai sumber pakan ternak,
limbah pertanian, antara lain jerami padi dan
khususnya pada musim kemarau. Untuk me-
dedak padi sehingga produktivitas tanaman
nyediakan pakan ternak secara kontinyu, di-
pangan dan ternak menjadi lebih baik
perlukan suatu teknologi pengawetan sehingga
(Kariyasa 2005; Gordeyase et al. 2006;
pada saat bahan pakan melimpah dapat disim-
Suryana 2007). Hambatan lain yang sering
pan tanpa mengurangi kandungan nutriennya.
ditemui dalam penerapan model ini dian-
Salah satu bentuk pengawetan yang sesuai
taranya adalah penggunaan limbah pertanian
dengan karakteristik jerami padi adalah
untuk pakan belum optimal karena umumnya
dengan pembuatan fermentasi jerami, karena
petani belum mengetahui teknologi peman-
proses pembuatannya relatif mudah serta
faatannya secara baik dan benar sesuai ke-
bersifat palatable sehingga lebih mudah
butuhan gizi ternak.
pemberiannya untuk ternak ruminansia.
Jawa Barat dengan luas panen padi
Fermentasi jerami perlu dilakukan untuk
sawah 5 juta Ha dan 11 ribu Ha padi ladang
meningkatkan nilai gizinya. Jerami fermentasi
(BPS, 2012), mampu menyediakan sekitar 7,5
dapat meningkatkan kandungan protein kasar
juta ton jerami padi dan 81 ribu ton dedak
sebesar 4,88% dari 4,01% menjadi 9,09%, ser-
padi. Ini merupakan potensi yang besar
ta menurunkan serat kasar 6,32% dari 24,76%
sebagai penyedia pakan ternak khususunya
menjadi 18,44% (Basuni et al,. 2010). Proses
sapi potong. Oleh karena itu perlu dilakukan
fermentasi jerami padi dilakukan guna pe-
kajian penggunaan jerami padi dan dedak padi
ningkatan nilai nutrisinya,menyebabkan disu-
sebagai pakan sapi potong guna menghasilkan
kai ternak (Syamsu, 2006). Peningkatan pro-
inovasi teknologi pakan yang cocok untuk
tein dan penurunan serat kasar jerami fermen-
kondisi petani. Tujuan pengkajian ini untuk
tasi sangat mendukung dalam pemanfaatannya
mengetahui tingkat pertambahan bobot badan
sebagai pakan ternak, karena umumnya yang
sapi potong dan nilai ekonomi usahaternak
menjadi pembatas dalam pemanfaatan limbah
dengan penggunaan pakan dari dedak dan
pertanian sebagai pakan ternak adalah ren-
jerami fermentasi.
dahnya kandungan nutrien dan tingginya serat
kasar.

180 Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami...( Mulijanti et al.)


Vol. 16 (3)

METODE dedak padi, sedangkan jerami fermentasi atau


jerami segar sebanyak 8-9 kg/ekor/hari di-
Rancangan Pengkajian
berikan 2 kali pagi dan sore. Pemberian kon-
Pengkajian ini dilakukan di kelompok
sentrat atau dedak 2-3 kg/ekor/hari dilakukan
ternak Metal Sangkan Hurip, Desa Sukajaya,
pagi hari 2 jam sebelum pemberian jerami
Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Su-
fermentasi, hal ini sesuai pendapat (Siregar,
medang, Provinsi Jawa Barat dari bulan Juni–
1996) yang mengatakan bahwa pemberian
September tahun 2011. Sebanyak 32 ekor Sa-
konsentrat 2 jam sebelum pemberian jerami,
pi jantan Peranakan Ongol berumur antara 12-
akan meningkatkan kecernaan bahan kering
18 bulan yang dipelihara 13 peternak dibagi
dan bahan organik ransum.
dalam 4 kelompok dengan perlakuan sebagai
berikut: A (Perlakuan jerami segar dengan Parameter Yang diukur
tambahan konsentrat komersil), B (Perlakuan 1) Konsumsi
jerami segar dengan tambahan dedak padi, C Tingkat konsumsi pakan dinyatakan da-
(Perlakuan jerami fermentasi dengan tam- lam persentase terhadap jumlah pakan
bahan konsentrat komersil), D (Perlakuan yang dikonsumsi dibandingkan dengan
jerami fermentasi dengan tambahan dedak sisa pakan. Pengamatan konsumsi dengan
padi). cara menimbang jumlah pakan yang dibe-
Rancangan percobaan yang digunakan rikan yaitu pagi dan sore hari, kemudian
pada penelitian ini adalah Rancangan Acak menimbang sisa pakan pada keesokan ha-
Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 8 rinya. Pengukuran konsumsi ini pakan
ulangan. Analisis data untuk percobaan ini berdasarkan konsumsi bahan kering (BK),
menggunakan ANOVA (sidik ragam) dan jika yaitu selisih antara BK yang diberikan de-
berbeda nyata akan diuji dengan uji jarak ngan BK sisa. Pengukuran BK diperoleh
Duncan. dari 100% dikurangi kadar air bahan
pakan. Pengukuran Kadar Air dilakukan
Pembuatan Jerami Fermentasi
di Laboratorium Pasca Panen BPTP Jawa
Bahan pembuatan jerami fermentasi ter-
Barat. Konsumsi Nutrien (Protein dan
diri atas 2,5 kg probiotik dan 0,25 kg urea di-
Total Digestible Nutirent/TDN) diperoleh
campur sebagai bahan fermentasi. Sebanyak
dengan mengalikan konsumsi BK dengan
100 kg jerami kadar air 10% ditebar seluas
kandungan nurtrien pakan.
3x3 meter disusun setebal 50 cm kemudian di-
Rumus perhitungan konsumsi pakan
taburi dengan 3 genggam probiotok, kemudian
adalah sebagai berikut :
disusun jerami setebal 50 cm dan ditaburi pro-
Konsumsi Pakan BK :
biotik kembali hingga seluruh jerami habis.
BK pemberian (kg) – BK sisa (kg)
Tutup permukaan susunan jerami dengan ter-
Konsumsi Protein Kasar (kg) :
pal plastik dan biarkan selama 3 minggu. Sete-
Konsumsi BK x % Kandungan Protein
lah 3 minggu jerami fermentasi siap dipanen,
Pakan
dengan membuka tutup terpal kemudian
Konsumsi TDN (kg) :
angin-anginkan jerami fermentasi untuk
Konsumsi BK x % Kandungan TDN
menghilangkan uap sisa proses fermentasi. Se-
Pakan
belum diberikan kepada ternak jerami fermen-
2) Pertambahan Bobot Badan Harian (PB-
tasi dicacah terlebih dahulu untuk me-
BH)
ningkatkan palatabilitas dan memudahkan da-
Sebelum dilakukan perlakuan, sapi di-
lam mengkonsumsi jerami, setelah dicacah je-
biasakan dengan kondisi pakan perlakuan
rami kemudian dimasukkan ke dalam karung
selama adaptasi 1 minggu, kemudian sapi
sehingga mudah untuk disimpan.
diukur berat badannya pada minggu ke 3
Cara Pemberian Pakan dan diulang setiap 2 minggu selama 3
Pemberian pakan dilakukan sehari 2 bulan. Respon pertumbuhan ternak pada
kali, pada pagi hari diberi konsentrat atau setiap kelompok diukur dengan :

Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami...( Mulijanti et al.) 181


Vol. 16 (3)

Bobot Akhir Pengamatan (kg) – Bobot Awal Pengamatan (kg)


PBBH (kg) = ---------------------------------------------------------------------------------
Lama pengamatan (hari)
Rataan konsumsi bahan kering (BK) sela-
melakukan penimbangan berat badan ternak
ma penelitian adalah 9,29; 11,50; 9,80; 11,24
menggunakan lingkar badan dengan pita ukur
kg/ekor/hari berturut-turut untuk untuk perla-
ternak (Scroll) dilakukan setiap 2 minggu.
kuan A, B, C dan D seperti disajikan dalam
Pertambahan bobot badan dihitung dengan
Tabel 1. Hasil analisis statistik tingkat kon-
rumus sebagai berikut:
sumsi tertinggi adalah perlakuan B tidak ber-
Kelayakan Usahaternak beda nyata dengan perlakuan D dan perlakuan
Kelayakan usahaternak dihitung berda- C tetapi berbeda nyata dengan perlakuan A se-
sarkan output usahaternak yaitu nilai eko- dangkan perlakuan A tidak berbeda nyata de-
nomis dari pertambahan bobot badan harian ngan perlakuan C. Dengan demikian tiga per-
(PBBH), yaitu dengan mengalikan nilai per- lakuan B, C dan D memberikan kontribusi
tambahan bobot badan harian ternak dengan yang sama. Berarti antara pemberian jerami
nilai ekonomis yaitu harga jual berat hidup segar ditambah dedak padi memberikan
ternak per kg. Sehingga diperoleh harga pengaruh yang sama terhadap konsumsi
output usahaternak selama periode peng- bahan kering. Hal ini mungkin disebabkan
gemukan (90 hari). Output Usahaternak (Rp) pakan pada perlakuan jerami segar dan dedak
= PBBH (kg/hr) x (Rp/kg). padi cukup disukai ternak. Demikian juga
Untuk mengetahui perlakuan yang yang dikemukakan Wahyono et.al.(2003),
paling menguntungkan dibandingkan perla- bahwa palatabilitas berkaitan dengan faktor
kukan petani (perlakuan A), digunakan ana- kebiasaan ternak dalam mengkonsumsi pakan,
lisis Losses and Gain yang diperoleh dari nilai baik dalam keadaan kering, segar dan
marginal benefit cost ratio (MBCR). Tahapan comboran.
perhitungan terhadap masing-masing perlaku- Menurut Tillman et al.(1998), palatabi-
an adalah : litas pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor
1. Membandingkan hasil perlakuan A dan B diantaranya rasa, bentuk dan bau dari pakan
itu sendiri. Pada perlakuan tersebut pakan
yang diberikan pada ternak berupa dedak padi
2. Membandingkan hasil perlakuan A dan C dan konsentrat komersial masih dalam kondisi
baik dan tidak ada efek ketengikan sehingga
dapat meningkatkan konsumsi. Pemberian
3. Membandingkan hasil perlakuan A dan D pakan dengan campuran konsentrat baik
konsentrat komersial maupun dedak padi
dapat meningkatkan daya cerna pakan secara
Keterangan: keseluruhan, makin banyak konsentrat yang
Π = Profit (keuntungan); C = Cost (biaya) dapat dicerna, berarti arus pakan dalam
saluran pencernaan menjadi lebih cepat,
Semakin besar nilai MBCR, menunjukkan sehingga menyebabkan pengosongan rumen
setiap tambahan input dalam formula pakan meningkat dan menimbulkan rasa lapar pada
akan meningkatkan tambahan pendapatan ternak akibatnya memungkinkan ternak untuk
sebesar nilai MBCR. menambah konsumsi pakan. Sapi potong
mampu mengkonsumsi bahan kering (BK)
HASIL DAN PEMBAHASAN pakan sebanyak 3-3,50% dari berat badan
untuk setiap hari, sedangkan sapi potong berat
Konsumsi Bahan Kering, Protein Kasar
300 kg dengan PBBH 0,9 kg membutuhkan
dan Total Digestible Nutrient
pakan dengan PK 10% dan TDN 70%
(Tillman et al., 1998).

182 Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami...( Mulijanti et al.)


Vol. 16 (3)

Tabel 1. Rataan konsumsi zat makanan konsentrat/dedak padi dan jerami padi berdasarkan bahan
kering
Konsumsi (kg/ekor/hari)
Perlakuan pakan
BK PK TDN
A 9,29 b 0,76 c 2,54 a
B 11,50 a 1,067 b 2,91 a
C 9,80 ab 1,026 b 2,52 a
D 11,24 a 1,27 a 2,70 a
Sumber : Data Primer diolah 2011
Keterangan : BK = Bahan Kering, PK = Protein Kasar, TDN = Total Digestible Nutrient
Menurut Parakkasi (1998), kemampuan bahwa banyak sedikitnya konsumsi nutrisi
ternak untuk mengkonsumsi bahan kering tergantung pada jumlah BK pakan yang
berkaitan dengan kapasitas fisik lambung dan dikonsumsi ternak dan kandungan nutrisi
kondisi saluran pencernaan. Tinggi rendahnya dalam pakan yang diberikan.
konsumsi pakan pada ternak ruminansia Total Digestible Nutrient (TDN) yang
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan diperoleh dari empat perlakuan menunjukkan
kondisi ternak serta faktor pakan. Perbedaan hasil yang sama baik perlakuan A, B, C dan
jenis pakan yang menyusun ransum juga dapat D. Perbedaan yang tidak nyata ini diduga
menimbulkan perbedaan palatabilitas dan kan- karena kualitas pakan yang diberikan pada
dungan nutrisi yang pada akhirnya menye- perlakuan hampir sama (terutama TDN), na-
babkan perbedaan jumlah pakan yang dikon- mun demikian kualitas pakan yang diberikan
sumsi oleh ternak (Suwignyo, 2004). pada setiap perlakuan mempunyai kandungan
Faktor lain yang mempengaruhi kon- protein kasar dan serat kasar yang berbeda.
sumsi bahan kering (BK) pada ternak sapi po- Pemberian konsentrat baik berupa konsentrat
tong yang digemukan menurut Siregar (1984) komersial maupun dedak padi pada ternak
adalah besarnya tubuh, keaktifan dan kegiatan sapi potong yang digemukkan dapat mening-
pertumbuhan atau produktivitas lainnya yaitu katkan daya cerna karena konsentrat mampu
suhu dan kelembaban udara. Suhu udara yang merangsang pertumbuhan mikroba rumen se-
tinggi menyebabkan kurangnya konsumsi pa- hingga aktivitas pencernaan fermentatif lebih
kan karena konsumsi air minum yang tinggi meningkat, yang pada gilirannya makin ba-
berakibat pada penurunan konsumsi energi. nyak bahan kering ransum yang dapat dicerna.
Konsumsi juga sangat dipengaruhi oleh pala- Peningkatan daya cerna bahan kering ransum
tabilitas yang tergantung pada beberapa hal akibat bertambahnya jumlah pemberian kon-
yaitu penampilan dan bentuk makanan, bau, sentrat disebabkan karena konsentrat mem-
rasa, tekstur dan temperatur lingkungan. punyai nilai kecernaan yang tinggi dalam sa-
Rataan konsumsi Protein Kasar (PK) luran pencernaan ternak ruminansia.
yang menunjukkan bahwa tingkat konsumsi Komposisi nutrisi bahan pakan yang
PK lebih banyak diperoleh dari perlakuan D, perlu menjadi pertimbangan dalam mempro-
kemudian disusul perlakuan B dan C sedang- duksi pakan tambahan untuk ternak sapi po-
kan yang paling rendah adalah perlakuan A. tong adalah : 12% protein kasar, 60–75% kar-
Pakan yang diberikan pada perlakuan A beru- bohidrat, 3-5% lemak kasar, serta mineral dan
pa jerami segar dengan tingkat PK lebih vitamin (Hendri et al., 2010). Berdasarkan
rendah sehingga mengakibatkan konsumsi PK hasil analisis bahan pakan menunjukkan bah-
juga menjadi lebih rendah. Ini sesuai dengan wa dedak padi mempunyai kandungan protein
pendapat Purbowati et al. (2007) yang menya- lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat
takan bahwa faktor yang mempengaruhi kon- komersil masing-masing sebesar 13,98% dan
sumsi PK adalah konsumsi BK dan kan- 10,44%.
dungan PK pakan. Utomo (2001) menyatakan

Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami...( Mulijanti et al.) 183


Vol. 16 (3)

Tabel 2. Hasil analisis proksimat jerami padi segar, jerami padi fermentasi, konsentrat dan dedak
padi
Uraian Persentase
Air Abu PK SK LK Ca P
Jerami segar 32,31 19,06 6,44 29,16 1,13 0,03 0,48
Jerami fermentasi 12,92 32,55 10,48 16,74 0,08 0,05 0,34
Konsentrat 15,32 19,04 10,44 9,93 7,00 - -
Dedak padi 11,40 10,74 13,98 7,50 4,86 - -
Sumber : Laboratorium Pakan Ternak Cikole

Grafik 1. Laju pertambahan bobot badan harian sapi potong selama 12 minggu

Grafik 2. Rata-rata pertambahan bobot badan harian ternak sapi potong

184 Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami...( Mulijanti et al.)


Vol. 16 (3)

Demikian pula dengan jerami fermentasi masing-masing perlakuan D, B, C dan A


mengalami peningkatan dari 6,44% dengan dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil yang
proses pengolahan menjadi 10,48%. Dengan dicapai dalam pengkajian ini lebih tinggi di-
memperhatikan kebutuhan nutrisi pada sapi banding dengan hasil pengamatan yang dila-
potong pakan yang diberikan pada sapi per- porkan oleh Sugiharto (2003) dalam penga-
lakuan cukup memenuhi kebutuhan hidupnya. matannya terhadap sapi potong PO pada 4–12
Untuk lebih jelasnya hasil analisa proksimat bulan PPBH mencapai 0,34–0,40 kg.
jerami padi segar, jerami fermentasi, konsen- Demikian pula hasil pengamatan Pur-
trat dan dedak disajikan pada Tabel 2. Pertam- nomoadi et al. (2003) terhadap sapi PO yang
bahan bobot badan merupakan satu refleksi berumur 10 bulan dengan pemberian pakan
dari akumulasi konsumsi, fermentasi, metabo- jerami fermentasi dan konsentrat yang mampu
lisme dan penyerapan zat-zat makanan di meningkatkan PBBH sebesar 0,24. Peningka-
dalam tubuh. tan pertambahan bobot badan harian (PBBH)
Pada usaha penggemukan sapi potong yang dihasilkan pada semua perlakuan meng-
pertambahan bobot badan merupakan salah hasilkan pertambahan bobot badan di atas
satu tujuan penting yang ingin dicapai. Bobot 0,55kg/ekor/hari dikarenakan semua sapi
hidup akhir sangat dipengaruhi oleh jenis, penggemukkan diberi pakan tambahan berupa
jumlah dan mutu pakan yang diberikan. Jum- konsentrat komersial dan dedak padi yang
lah dan kualitas pakan yang baik akan mem- kandungan PK dari konsentrat komersial dan
bantu ternak untuk tumbuh dan berproduksi dedak padi di atas 10%. Dengan pemberian
(Wardani et al.,1997). Pertambahan bobot pakan tambahan tersebut pertumbuhan ternak
badan harian merupakan salah satu peubah akan lebih baik dibandingkan dengan kebiasa-
yang dapat digunakan untuk menilai kualitas an petani yang hanya diberikan hijauan pakan.
pakan ternak. Pertumbuhan ternak ditandai de- Hal ini sesuai pendapat Soeparno (2005), yang
ngan peningkatan ukuran, bobot, dan adanya menyatakan bahwa makin baik kualitas ran-
perkembangan. Pengukuran bobot badan ber- sum yang dikonsumsi, maka akan diikuti de-
guna untuk penentuan tingkat konsumsi, efi- ngan pertambahan bobot badan yang lebih
siensi pakan dan harga (Parakkasi, 1999). tinggi dan makin efisien penggunaan ransum-
Untuk lebih jelasnya pertambahan bobot ba- nya. Hal ini karena konsumsi protein dan
dan harian ternak pada setiap perlakuan dapat energi yang lebih tinggi akan menghasilkan
dilihat pada Grafik 1. laju pertumbuhan yang lebih cepat.
Berdasarkan gambar grafik 1 menun-
Kelayakan Usahaternak
jukkan bahwa sapi yang diberi jerami Pakan ternak merupakan komponen biaya
fermentasi ditambah dengan pemberian dedak produksi terbesar dalam suatu usaha pe-
padi sebanyak 3 kg (perlakuan D) menunjuk- ternakan. Oleh karena itu pengetahuan tentang
kan bahwa pertambahan bobot badan harian pakan dan pemberiannya perlu mendapat
(PBBH) lebih tinggi dibanding dengan ternak perhatian.
yang diberi perlakuan jerami segar dan kon- Tabel 3. Biaya input variabel usahaternak
sentrat komersial (A). Perbedaan peningkatan perlakuan pemberian pakan (Ribu
PBBH diduga bahwa pakan yang diberikan Rp)
dengan komposisi kimia yang cukup akan
menghasilkan pertambahan bobot badan yang Uraian Perlakuan
optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat A B C D
Tillman et al. (1998), faktor pakan sangat Jerami Segar 360 360 - -
menentukan pertumbuhan, bila kualitasnya Jerami - - 297 297
dan diberikan dalam jumlah yang cukup, Fermentasi
maka pertumbuhannya akan menjadi cepat Konsentrat 432 - 432 -
demikian pula sebaliknya. Rata-rata pertam- komersil
bahan bobot badan harian (PBBH) untuk Dedak Padi - 360 - 360

Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami...( Mulijanti et al.) 185


Vol. 16 (3)

Tabel 4. Analisis usahaternak perlakuan pakan pada usaha penggemukan sapi potong
Uraian Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan
A B C D
A. Input Produksi (Rp)
Input Tetap :
Bakalan 4.600.000 5.300.000 4.730.000 5.580.000
Input Variabel :
Hijauan Pakan Ternak 360.000 360.000 297.000 297.000
Konsentrat 432.000 432.000
Dedak 0 360.000 0 360.000
Mineral 9.000 9.000 9.000 9.000
B. Jumlah Input Variabel (Rp) 801.000 729.000 738.000 666.000
C. Output Produksi (Rp)
Pendapatan (PBBH X harga bobot hidup 1.350.000 1.890.000 1.809.000 2.106.000
ternak)/periode penggemukan
D. Keuntungan (C-B) 549.000 1.161.000 1.080.000 1.440.000
E. B/C 0,68 1,59 1,46 2,16
F. MBCR terhadap perlakuan A 0,91 0,78 1,48
Sumber : Data Primer diolah, 2011

Ransum yang diberikan kepada ternak sedangkan kandungan nilai protein kasarnya
harus diformulasikan dengan baik dan semua lebih tinggi (Tabel 2) sehingga memberikan
bahan pakan yang dipergunakan dalam dua keuntungan.
menyusun ransum harus mendukung produksi Berdasarkan tabel 4 dapat diperoleh
yang optimal dan efisien sehingga usaha yang nilai MBCR 3 perlakuan (B, C dan D) ter-
dilakukan dapat menjadi lebih ekonomis. hadap cara petani (A) diperoleh nilai terbesar
Untuk mengetahui perlakuan pemberian pakan pada perlakuan D, yaitu pemberian jerami fer-
yang lebih ekonomis dilakukan uji analisis mentasi dan dedak padi. Hal ini disebabkan
losses and gain dengan membandingkan selain lebih efisiennya biaya pakan juga
perlakuan (A) dengan perlakuan B, C dan D diperoleh pertambahan berat badan harian
yang diperoleh dari nilai marginal benefit cost yang lebih besar.
ratio (MBCR).
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui KESIMPULAN
dengan perlakuan pemberian hijauan jerami 1. Pemanfaatan dedak padi dan jerami fer-
fermentasi dapat menghemat biaya pengadaan mentasi memberikan pertambahan bobot
pakan, hal ini disebabkan dengan pemberian badan tertinggi dan secara ekonomi mem-
hijauan jerami fermentasi seluruh bagian pa- berikan keuntungan tertinggi.
kan dapat dikonsumsi oleh ternak, sedangkan 2. Pemanfaatan limbah pertanian jerami padi
dengan pemberian jerami segar sebagian besar dan dedak padi diperlukan dalam program
jerami terbuang karena sulit dicerna. Hal ini penggemukan sapi di Jawa Barat.
dapat dilihat dari banyaknya jerami segar yang
terbuang di sekitar tempat pemberian pakan.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh karena itu pemberian jerami fermentasi
selain menghemat konsumsi jerami juga Basuni, R. et al. 2010.Model sistem integrasi
menghemat waktu dalam pengadaan pakan. padi sapi potong di lahan sawah. Forum
Pemberian dedak padi sebagai pengganti Pasca Sarjana, Juli 2010, Vol. 33 : 177-
konsentrat komersil memberikan tambahan 190
keuntungan karena harga dedak yang relatif
lebih murah daripada konsentrat komersil,

186 Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami...( Mulijanti et al.)


Vol. 16 (3)

BPS,. 2012. Jawa Barat dalam angka., BPS Soeparno, 2005. Ilmu dan teknologi daging.
Propinsi Jawa Barat Cet. Ke IV. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Gordeyase, I.K.M., R. Hartanto, dan W.D.
Pratiwi. 2006. Proyeksi daya dukung pa- Subandriyo et al. 2000. Pendugaan kualitas
kan limbah tanaman pangan untuk bahan pakan untuk teroak ruminansia.
ternak ruminansia di Jawa Tengah. J. Fakultas Peternakan Institut Pertanian
Indon. Trop. Anim.Agric. 32(4): Bogor. http ://www.fapet-ipb.ac.id/files
285−292. /edu Diakses 28 Agustus 2012
Hendri, Y., P.Yufdy dan Azwir, K. 2010. Suryana. 2007. Pengembangan integrasi ter-
Beternak Sapi dengan Pakan Lokal. Ba- nak ruminansia pada perkebunan kelapa
lai Pengkajian Teknologi Pertanian Su- sawit. Jurnal Penelitian dan Pengem-
matera Barat. Hal.51. bangan Pertanian 26(1): 35−40.
Kariyasa, K. 2005. Sistem integrasi tanaman Suwignyo, B. 2004. Sektor peternakan
ternak dalam perspektif reorientasi kebi- komoditi utama penggerak pereko-
jakan subsidi pupuk dan peningkatan nomian. Cyber News. Suara Merdeka.
pendapatan petani. Jurnal Analisis Kebi- Yogyakarta
jakan Pertanian 3(1): 68−80. Suryana. 2007. Pengembangan integrasi
Malian, AH. 2004. Analisis ekonomi ternak ruminansia pada perkebunan kela-
usahatani dan kelayakan finansial tek- pa sawit. Jurnal Penelitian dan Pengem-
nologi pada skala pengkajian. Makalah bangan Pertanian 26(1): 35−40.
disajikan dalam Pelatihan Analisis Fi- Syamsu, J.A.2006. Kajian penggunaan starter
nansial dan Ekonomi bagi Pengem- mikroba dalam fermentasi jerami padi
bangan Sistem Usahatani Agribisnis sebagai sumber pakan pada peternakan
Wilayah. Bogor rakyat di Sulawesi Tenggara. Disam-
Parakkasi, A. 1999. Ilmu nutrisi dan makanan paikan dalam Seminar Nasional Biotek-
ternak ruminan. Penerbit Universitas In- nologi. Puslit Bioteknologi LIPI, Bogor
donesia, Jakarta. Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksoha-
Purbowati, E., C.I. Sutrisno, E. Baliarti, S.P.S. diprodjo, S. Prawirokusumo dan S.
Budhi, dan W. Lestariana. 2007. Penga- Lebdosoekojo. 1998. Ilmu makanan
ruh pakan komplit dengan kadar protein ternak dasar. Cetakan Keempat. Gadjah
dan energi yang berbeda pada peng- Mada University Press, Yogyakarta.
gemukan domba lokal jantan secara Utomo, R. 2001. Penggunaan jerami padi
feedlot terhadap konversi pakan. sebagai pakan basal : suplementasi sum-
Siregal, 1996. Penggemukan sapi potong. ber energi dan protein terhadap transit
Penebar Swadaya, Jakarta partikel pakan, sintesis protein mikroba,
kecernaan dan kinerja sapi potong. Di-
Swastika, D.K.S. 2004. Beberapa teknis
sertasi. Program Pascasarjana. Univer-
analisis dalam penelitian dan pengkajian
sitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
teknologi pertanian. Jurnal Pengkajian
dan Pengembangan Teknologi Perta-
nian. 10 (2)

Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami...( Mulijanti et al.) 187

Anda mungkin juga menyukai