Sapi Potong”
Disusun oleh :
H0517113
FAKULTAS PERTANIAN
SURAKARTA
2020
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................... .. i
DAFTAR ISI............................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 2
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................ 2
D. Materi dan Metode......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 4
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Teknologi Feedlot.
1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah-Nya kepada kita semua.
2. Dosen Pengampu mata kuliah Teknologi Feedlot Ir. Susi Dwi Widyawati, M.S.,
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Demikian yang
dapat penulis sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Penulis
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha penggemukan ternak dilakukan dengan 2 pola pemeliharaan, yaitu
sistem kereman dan diangon. Pemeliharaan ternak sistem kereman umumnya
dilakukan karena keterbatasan lahan dan kurangnya lahan pengangonan
sehingga pemberian pakan rumput lapang dengan cara cut and carry. Kondisi
ini memerlukan ketersediaan hijauan pakan yang umumnya terkendala
terutama pada musim kemarau. Oleh karena itu peternak sering memanfaatkan
limbah pertanian yang umumnya tersedia sepanjang tahun. Ketersediaan jerami
padi sepanjang tahun telah dimanfaatkan peternak sebagai sumber pakan, tanpa
melihat kualitas jerami yang sebagian besar terdiri atas serat kasar dan rendah
protein.
Ketersediaan jerami padi dan dedak padi tersedia hampir sepanjang tahun
sehingga dapat digunakan sebagai sumber pakan ternak, khususnya pada
musim kemarau. Untuk menyediakan pakan ternak secara kontinyu, diperlukan
suatu teknologi pengawetan sehingga pada saat bahan pakan melimpah dapat
disimpan tanpa mengurangi kandungan nutriennya. Salah satu bentuk
pengawetan yang sesuai dengan karakteristik jerami padi adalah dengan
pembuatan fermentasi jerami, karena proses pembuatannya relatif mudah serta
bersifat palatable sehingga lebih mudah pemberiannya untuk ternak
ruminansia.
Hal-hal yang berkaitan dengan pemberian pakan ternak adalah kebutuhan
nutrisi ternak, komposisi nutrisi bahan pakan penyusun ransum dan bagaimana
beberapa bahan dapat dikombinasikan (penyusunan ransum standar) untuk
mencukupi kebutuhan ternak (Subandriyo et al., 2000). Kualitas dedak padi
sebagai sumber pakan mempunyai tingkat protein cukup tinggi, hanya
penggunaanya belum maksimal karena keterbatasan pengetahuan dan modal.
Berkaitan dengan berbagai permasalahan tersebut maka pemanfaatan
bahan pakan lokal perlu dioptimalkan sehingga dapat menekan biaya pakan
1
2
tanpa mengganggu produktivitas ternak. Salah satu upaya yang dapat ditempuh
adalah memelihara ternak secara terintegrasi dengan tanaman pangan. Dengan
upaya tersebut diharapkan keterbatasan pakan yang selama ini menjadi faktor
pembatas dapat diatasi dengan memanfaatkan limbah pertanian, antara lain
jerami padi dan dedak padi sehingga produktivitas tanaman pangan dan ternak
menjadi lebih baik (Kariyasa 2005; Gordeyase et al. 2006; Suryana 2007).
Hambatan lain yang sering ditemui dalam penerapan model ini diantaranya
adalah penggunaan limbah pertanian untuk pakan belum optimal karena
umumnya petani belum mengetahui teknologi pemanfaatannya secara baik dan
benar sesuai kebutuhan gizi ternak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kualitas nutrisi dedak padi dan jerami fermentasi?
2. Bagaimana efek pemberian pakan berupa dedak padi dan jerami fermentasi?
3. Bagaimana manfaat pemberian dedak padi dan jerami fermentasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kualitas nutrisi dedak padi dan jerami fermentasi
2. Untuk mengetahui efek pemberian pakan berupa dedak padi dan jerami
fermentasi
3. Untuk mengetahui manfaat pemberian dedak padi dan jerami fermentasi
D. Materi dan Metode
1. Materi
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa dedak padi
dan jerami fermentasi serta bahan pakan lain sebagai pembanding
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang, tempat
pakan, dan tempat minum
2. Metode
Bahan pembuatan jerami fermentasi terdiri atas 2,5 kg probiotik dan
0,25 kg urea dicampur sebagai bahan fermentasi. Sebanyak 100 kg jerami
kadar air 10% ditebar seluas 3x3 meter disusun setebal 50 cm kemudian
ditaburi dengan 3 genggam probiotok, kemudian disusun jerami setebal 50
cm dan ditaburi probiotik kembali hingga seluruh jerami habis. Tutup
permukaan susunan jerami dengan terpal plastik dan biarkan selama 3
2
3
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
Konsumsi (kg/ekor/hari)
Perlakuan
pakan
BK PK TDN
4
5
5
6
Pemberian jerami padi sebagai pakan tunggal tidak akan pernah mampu
menyediakan nutrien yang cukup bagi kebutuhan ruminansia. Pada dasarnya,
kunci untuk meningkatkan nilai nutrien pada limbah tanaman seperti jerami
padi adalah mengatasi hambatan utama pada proses fermentasi oleh mikroba
rumen. Hasil penelitian Amin et al. (2015) menunjukkan bahwa fermentasi
jerami selama 30 jam mampu meningkatkan kadar PK (9,31%), kecernaan
bahan kering (38,40%), dan bahan organik (42,93%), serta menurunkan NDF
(73,45%), ADF (55,45%), selulosa (13,81%), hemiselulosa (18,00%) dan
lignin (16,77%). Penurunan kandungan NDF jerami padi hasil fermentasi
kemungkinan diakibatkan oleh aktifitas enzim selulase yang dihasilkan oleh
mikroba. Enzim tersebut mendegradasi, merombak, melonggarkan serta
memutuskan ikatan lignosellulosa dan lignohemisellulosa (Jeya, et al., 2009).
6
7
A B C D
Input Tetap :
Input Variabel :
Pendapatan (PBBH X
harga bobot hidup 1.350.000 1.890.000 1.809.000 2.106.000
7
8
ternak)/periode
penggemukan
F. MBCR terhadap
perlakuan A 0,91 0,78 1,48
8
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pemanfaatan dedak padi dan jerami fermentasi memberikan pertambahan
bobot badan tertinggi dan secara ekonomi memberikan keuntungan
tertinggi.
2. Pemanfaatan limbah pertanian jerami padi dan dedak padi diperlukan dalam
program penggemukan sapi
B. Saran
Menghadapi musim yang susah untuk mendapatkan hijauan bisa digantikan
dengan pemberian jerami fermentasi tetapi perlu peningkatan kualitas pakan
tersebut. Selain dapat meningkatkan performa bagi sapi juga biaya yang
dikeluarkan lebih hemat. Metode fermentasi jerami padi juga harus diteliti dan
dievaluasi lebih mendalam untuk mendapatkan produk yang bebas dari bahan
toksik seperti aflatoksin.
9
10
DAFTAR PUSTAKA
Hendri, Y., P.Yufdy dan Azwir, K. 2010. Beternak Sapi dengan Pakan Lokal. Ba-
lai Pengkajian Teknologi Pertanian Su-matera Barat. Hal.51.
Jeya, M., Y.W. Zhang, I.W. Kim and J.K. Lee. 2009. Enhancedsaccharification of
alkalitreated rice straw by cellulasefrom Trametes hirsuta and statistical
optimization of hydrolysis conditions by RSM. Bioresour. Technol.100
(21): 5155-5161. https://doi.org/10.1016/j.biortech.2009. 05.040.
Kuswandi, C., Talib, A. R., Siregar dan T. Sugiarti. 2002. Performans Sapi Dara
Calon Induk Terseleksi Pen-garuh Kandungan Dedak Padi dalam
Konsentrat. Journal Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner.
10
11
LAMPIRAN
11
12
12
Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2014 Vol. 16 (3)
ISSN 1907-1760
Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami Fermentasi pada Usaha Penggemukan Sapi Potong
di Jawa Barat
Using Rice Bran and Fermented Rice Straw for Fattening Beef Cattle in West Java
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan pakan dari limbah padi
terhadap pertambahan bobot badan dan nilai ekonomi usaha ternak sapi potong. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juli – Desember 2011 di kelompok ternak Metal Sangkan Hurip Desa
Sukajaya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 8 ulangan, dengan
perlakuan sebagai berikut: A (jerami segar+konsentrat komersil), B (jerami segar+dedak padi), C
(jerami fermentasi+konsentrat komersil), D (jerami fermentasi+dedak padi). Untuk mengetahui
perlakuan pemberian pakan yang paling ekonomis dilakukan uji analisis losses and gain dengan
membandingkan perlakukan A dengan perlakuan B, C dan D yang diperoleh dari nilai marginal
benefit cost ratio (MBCR). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa rata-rata PPBH ternak yang
diberi perlakuan jerami fermentasi+dedak padi hasilnya lebih tinggi yaitu sebesar 0,78 kg, jerami
segar+dedak padi 0,70 kg, jerami fermentasi+konsentrat komersial 0,67 kg dan jerami
segar+konsentrat komersial 0,55 kg. Sedangkan dari hasil analisa imbangan pendapatan atas biaya
(B/C) 1,41 diperoleh hasil inovasi teknologi pakan jerami fermentasi+dedak padi, 1,37 untuk
jerami segar+dedak padi, nilai yang sama dengan perlakuan jerami fermentasi+konsentrat
komersil, dan 1,25 untuk jerami segar+konsentrat komersil. Pemanfaatan jerami fermentasi dan
dedak padi memberikan pertambahan bobot badan tertinggi dan secara ekonomi memberikan
keuntungan tertinggi.
Kata Kunci : jerami fermentasi, dedak padi, sapi potong, pertambahan berat badan harian
ABSTRACT
The study aimed at understanding the effect of using rice straw on body weight gained and
economic value of beef cattle business. Study was conducted in July-December 2011 at the Metal
Sangkan Hurip farmer group at Sukajaya Village, South Sumedang, in Sumedang District. A
randomized group design was applied with 4 treatments and 8 replications for 32 PO cattle
consisting of following treatment category; A (fresh straw with commercial concentrates), B (fresh
straw with rice bran), C (fermented straw with the addition of commercial concentrates), and D
(fermented straw with rice bran). To know the treatments that had economic value was used loss
and gain analysis from MBCR value of each treatments. The results showed that average daily
gain of beef cattle treated by fermented rice straw+rice bran was the highest at 0.78 kg; fresh rice
straw+rice bran was 0.70 kg; fermented rice straw+commercial concentrate was 0.67 kg and fresh
rice straw+ commercial concentrate was 0.55 kg. B/C ratio analysis showed a number of 1.41 for
(fermented rice straw+rice bran); 1,37 for (fresh rice straw+ rice bran) and ( fermented rice
straw+commercial concentrate) and 1,25 for (fresh rice straw+commercial concentrate).
Fermented straw with rice bran was the best feed for the beef cattle.
Keywords : fermented rice straw, rice bran, beef cattle, average daily gain
Tabel 1. Rataan konsumsi zat makanan konsentrat/dedak padi dan jerami padi berdasarkan bahan
kering
Konsumsi (kg/ekor/hari)
Perlakuan pakan
BK PK TDN
A 9,29 b 0,76 c 2,54 a
B 11,50 a 1,067 b 2,91 a
C 9,80 ab 1,026 b 2,52 a
D 11,24 a 1,27 a 2,70 a
Sumber : Data Primer diolah 2011
Keterangan : BK = Bahan Kering, PK = Protein Kasar, TDN = Total Digestible Nutrient
Menurut Parakkasi (1998), kemampuan bahwa banyak sedikitnya konsumsi nutrisi
ternak untuk mengkonsumsi bahan kering tergantung pada jumlah BK pakan yang
berkaitan dengan kapasitas fisik lambung dan dikonsumsi ternak dan kandungan nutrisi
kondisi saluran pencernaan. Tinggi rendahnya dalam pakan yang diberikan.
konsumsi pakan pada ternak ruminansia Total Digestible Nutrient (TDN) yang
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan diperoleh dari empat perlakuan menunjukkan
kondisi ternak serta faktor pakan. Perbedaan hasil yang sama baik perlakuan A, B, C dan
jenis pakan yang menyusun ransum juga dapat D. Perbedaan yang tidak nyata ini diduga
menimbulkan perbedaan palatabilitas dan kan- karena kualitas pakan yang diberikan pada
dungan nutrisi yang pada akhirnya menye- perlakuan hampir sama (terutama TDN), na-
babkan perbedaan jumlah pakan yang dikon- mun demikian kualitas pakan yang diberikan
sumsi oleh ternak (Suwignyo, 2004). pada setiap perlakuan mempunyai kandungan
Faktor lain yang mempengaruhi kon- protein kasar dan serat kasar yang berbeda.
sumsi bahan kering (BK) pada ternak sapi po- Pemberian konsentrat baik berupa konsentrat
tong yang digemukan menurut Siregar (1984) komersial maupun dedak padi pada ternak
adalah besarnya tubuh, keaktifan dan kegiatan sapi potong yang digemukkan dapat mening-
pertumbuhan atau produktivitas lainnya yaitu katkan daya cerna karena konsentrat mampu
suhu dan kelembaban udara. Suhu udara yang merangsang pertumbuhan mikroba rumen se-
tinggi menyebabkan kurangnya konsumsi pa- hingga aktivitas pencernaan fermentatif lebih
kan karena konsumsi air minum yang tinggi meningkat, yang pada gilirannya makin ba-
berakibat pada penurunan konsumsi energi. nyak bahan kering ransum yang dapat dicerna.
Konsumsi juga sangat dipengaruhi oleh pala- Peningkatan daya cerna bahan kering ransum
tabilitas yang tergantung pada beberapa hal akibat bertambahnya jumlah pemberian kon-
yaitu penampilan dan bentuk makanan, bau, sentrat disebabkan karena konsentrat mem-
rasa, tekstur dan temperatur lingkungan. punyai nilai kecernaan yang tinggi dalam sa-
Rataan konsumsi Protein Kasar (PK) luran pencernaan ternak ruminansia.
yang menunjukkan bahwa tingkat konsumsi Komposisi nutrisi bahan pakan yang
PK lebih banyak diperoleh dari perlakuan D, perlu menjadi pertimbangan dalam mempro-
kemudian disusul perlakuan B dan C sedang- duksi pakan tambahan untuk ternak sapi po-
kan yang paling rendah adalah perlakuan A. tong adalah : 12% protein kasar, 60–75% kar-
Pakan yang diberikan pada perlakuan A beru- bohidrat, 3-5% lemak kasar, serta mineral dan
pa jerami segar dengan tingkat PK lebih vitamin (Hendri et al., 2010). Berdasarkan
rendah sehingga mengakibatkan konsumsi PK hasil analisis bahan pakan menunjukkan bah-
juga menjadi lebih rendah. Ini sesuai dengan wa dedak padi mempunyai kandungan protein
pendapat Purbowati et al. (2007) yang menya- lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat
takan bahwa faktor yang mempengaruhi kon- komersil masing-masing sebesar 13,98% dan
sumsi PK adalah konsumsi BK dan kan- 10,44%.
dungan PK pakan. Utomo (2001) menyatakan
Tabel 2. Hasil analisis proksimat jerami padi segar, jerami padi fermentasi, konsentrat dan dedak
padi
Uraian Persentase
Air Abu PK SK LK Ca P
Jerami segar 32,31 19,06 6,44 29,16 1,13 0,03 0,48
Jerami fermentasi 12,92 32,55 10,48 16,74 0,08 0,05 0,34
Konsentrat 15,32 19,04 10,44 9,93 7,00 - -
Dedak padi 11,40 10,74 13,98 7,50 4,86 - -
Sumber : Laboratorium Pakan Ternak Cikole
Grafik 1. Laju pertambahan bobot badan harian sapi potong selama 12 minggu
Tabel 4. Analisis usahaternak perlakuan pakan pada usaha penggemukan sapi potong
Uraian Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan
A B C D
A. Input Produksi (Rp)
Input Tetap :
Bakalan 4.600.000 5.300.000 4.730.000 5.580.000
Input Variabel :
Hijauan Pakan Ternak 360.000 360.000 297.000 297.000
Konsentrat 432.000 432.000
Dedak 0 360.000 0 360.000
Mineral 9.000 9.000 9.000 9.000
B. Jumlah Input Variabel (Rp) 801.000 729.000 738.000 666.000
C. Output Produksi (Rp)
Pendapatan (PBBH X harga bobot hidup 1.350.000 1.890.000 1.809.000 2.106.000
ternak)/periode penggemukan
D. Keuntungan (C-B) 549.000 1.161.000 1.080.000 1.440.000
E. B/C 0,68 1,59 1,46 2,16
F. MBCR terhadap perlakuan A 0,91 0,78 1,48
Sumber : Data Primer diolah, 2011
Ransum yang diberikan kepada ternak sedangkan kandungan nilai protein kasarnya
harus diformulasikan dengan baik dan semua lebih tinggi (Tabel 2) sehingga memberikan
bahan pakan yang dipergunakan dalam dua keuntungan.
menyusun ransum harus mendukung produksi Berdasarkan tabel 4 dapat diperoleh
yang optimal dan efisien sehingga usaha yang nilai MBCR 3 perlakuan (B, C dan D) ter-
dilakukan dapat menjadi lebih ekonomis. hadap cara petani (A) diperoleh nilai terbesar
Untuk mengetahui perlakuan pemberian pakan pada perlakuan D, yaitu pemberian jerami fer-
yang lebih ekonomis dilakukan uji analisis mentasi dan dedak padi. Hal ini disebabkan
losses and gain dengan membandingkan selain lebih efisiennya biaya pakan juga
perlakuan (A) dengan perlakuan B, C dan D diperoleh pertambahan berat badan harian
yang diperoleh dari nilai marginal benefit cost yang lebih besar.
ratio (MBCR).
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui KESIMPULAN
dengan perlakuan pemberian hijauan jerami 1. Pemanfaatan dedak padi dan jerami fer-
fermentasi dapat menghemat biaya pengadaan mentasi memberikan pertambahan bobot
pakan, hal ini disebabkan dengan pemberian badan tertinggi dan secara ekonomi mem-
hijauan jerami fermentasi seluruh bagian pa- berikan keuntungan tertinggi.
kan dapat dikonsumsi oleh ternak, sedangkan 2. Pemanfaatan limbah pertanian jerami padi
dengan pemberian jerami segar sebagian besar dan dedak padi diperlukan dalam program
jerami terbuang karena sulit dicerna. Hal ini penggemukan sapi di Jawa Barat.
dapat dilihat dari banyaknya jerami segar yang
terbuang di sekitar tempat pemberian pakan.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh karena itu pemberian jerami fermentasi
selain menghemat konsumsi jerami juga Basuni, R. et al. 2010.Model sistem integrasi
menghemat waktu dalam pengadaan pakan. padi sapi potong di lahan sawah. Forum
Pemberian dedak padi sebagai pengganti Pasca Sarjana, Juli 2010, Vol. 33 : 177-
konsentrat komersil memberikan tambahan 190
keuntungan karena harga dedak yang relatif
lebih murah daripada konsentrat komersil,
BPS,. 2012. Jawa Barat dalam angka., BPS Soeparno, 2005. Ilmu dan teknologi daging.
Propinsi Jawa Barat Cet. Ke IV. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Gordeyase, I.K.M., R. Hartanto, dan W.D.
Pratiwi. 2006. Proyeksi daya dukung pa- Subandriyo et al. 2000. Pendugaan kualitas
kan limbah tanaman pangan untuk bahan pakan untuk teroak ruminansia.
ternak ruminansia di Jawa Tengah. J. Fakultas Peternakan Institut Pertanian
Indon. Trop. Anim.Agric. 32(4): Bogor. http ://www.fapet-ipb.ac.id/files
285−292. /edu Diakses 28 Agustus 2012
Hendri, Y., P.Yufdy dan Azwir, K. 2010. Suryana. 2007. Pengembangan integrasi ter-
Beternak Sapi dengan Pakan Lokal. Ba- nak ruminansia pada perkebunan kelapa
lai Pengkajian Teknologi Pertanian Su- sawit. Jurnal Penelitian dan Pengem-
matera Barat. Hal.51. bangan Pertanian 26(1): 35−40.
Kariyasa, K. 2005. Sistem integrasi tanaman Suwignyo, B. 2004. Sektor peternakan
ternak dalam perspektif reorientasi kebi- komoditi utama penggerak pereko-
jakan subsidi pupuk dan peningkatan nomian. Cyber News. Suara Merdeka.
pendapatan petani. Jurnal Analisis Kebi- Yogyakarta
jakan Pertanian 3(1): 68−80. Suryana. 2007. Pengembangan integrasi
Malian, AH. 2004. Analisis ekonomi ternak ruminansia pada perkebunan kela-
usahatani dan kelayakan finansial tek- pa sawit. Jurnal Penelitian dan Pengem-
nologi pada skala pengkajian. Makalah bangan Pertanian 26(1): 35−40.
disajikan dalam Pelatihan Analisis Fi- Syamsu, J.A.2006. Kajian penggunaan starter
nansial dan Ekonomi bagi Pengem- mikroba dalam fermentasi jerami padi
bangan Sistem Usahatani Agribisnis sebagai sumber pakan pada peternakan
Wilayah. Bogor rakyat di Sulawesi Tenggara. Disam-
Parakkasi, A. 1999. Ilmu nutrisi dan makanan paikan dalam Seminar Nasional Biotek-
ternak ruminan. Penerbit Universitas In- nologi. Puslit Bioteknologi LIPI, Bogor
donesia, Jakarta. Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksoha-
Purbowati, E., C.I. Sutrisno, E. Baliarti, S.P.S. diprodjo, S. Prawirokusumo dan S.
Budhi, dan W. Lestariana. 2007. Penga- Lebdosoekojo. 1998. Ilmu makanan
ruh pakan komplit dengan kadar protein ternak dasar. Cetakan Keempat. Gadjah
dan energi yang berbeda pada peng- Mada University Press, Yogyakarta.
gemukan domba lokal jantan secara Utomo, R. 2001. Penggunaan jerami padi
feedlot terhadap konversi pakan. sebagai pakan basal : suplementasi sum-
Siregal, 1996. Penggemukan sapi potong. ber energi dan protein terhadap transit
Penebar Swadaya, Jakarta partikel pakan, sintesis protein mikroba,
kecernaan dan kinerja sapi potong. Di-
Swastika, D.K.S. 2004. Beberapa teknis
sertasi. Program Pascasarjana. Univer-
analisis dalam penelitian dan pengkajian
sitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
teknologi pertanian. Jurnal Pengkajian
dan Pengembangan Teknologi Perta-
nian. 10 (2)