PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Titrasi bromometri dan bromatometri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan
pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebihbanyak digunakan dalam analisa jika
dibandingkan dengan metode lain.Alasan dipilihnya metode ini karena perbandingan
stoikometri yang sederhana pelaksanannya praktis dan tidak banyak masalah dan mudah.
Bromatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengandasar reaksi oksidasi
dari ion Bromat (BrO3). Metode Titrasi langsung dantidak langsung dalam bromometri dan
bromatometri terutama digunakanuntuk menetapkan senyawa organic aromatis seperti
misalnya, fenol-fenol, asam salisilat, resorsinol, perakklorfenol, dan sebagainya
denganmembentuk tribrom sustitusi.
Metode ini juga digunakan untuk senyawa arsen, dan stibiumdalam bentuk trivalen
walaupun bercampur dengan stanium valensi empat.
Dalam bidang farmasi metode penetapan kadar dengan titrasibromometri-
bromatometri sangat penting karena senyawa-senyawa obatatau sediaan farmasi lain
khususnya yang mengandung senyawa organikaromatis perlu diketahui kadarnya agar dapat
diperoleh mutu dan kualitasdari sediaan farmasi tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bromatometri ?
2.Bagaimana Skema Titrasi Bromatometri?
A. BROMATOMETRI
Bromatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengan dasar reaksi dari ion bromat
(BrO3). Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari sistem ini menunjukkan bahwa kalium
bromat adalah oksidator kuat. Hanya saja kecepatan reaksinya tidak cukup tinggi. Untuk
menaikkan kecepatan ini titrasi dilakukan dalam keadaan panas dan dalam lingkungan asam kuat.
Adanya sedikit kelebihan kalium bromat dalam larutan akan menyebabkan ion bromida bereaksi dengan ion
bromat, dan bromin yang dibebaskan akan merubah larutan menjadi warna kuning pucat, warna ini sangat
lemah sehingga tidak mudah untuk menetapkan titik akhir. Bromin yang dibebaskan ini tidak
stabil, karena mempunyai tekanan uap yang tinggi dan mudah menguap, karena itu penetapan harus
dilakukan pada suhu terendah mungkin, serta labu yang dipakai untuk titrasi harus ditutup.
Metode bromatometri ini terutama digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa organik
aromatis dengan membentuk tribrom substitusi. Metode ini dapat juga digunakan untuk menetapkan
senyawa arsen dan stibium dalam bentuk trivalent walaupun tercampur dengan stanum valensi
empat.
Pada percobaan misalnya digunakan bedak rodeca sebanyak 0,5 gram dan asam
salisilat sebanyak 40 mg. Kedua sampel tersebut dikerjakan sendiri-sendiri. Sampel
kemudian dilarutkan dengan kalium bromat sebanyak 15 ml sebagai oksidatornya.
Selanjutnya, larutan ditambahkan dengan asam klorida pekat kira-kira sebanyak 3 pipet.
Penambahan asam klorida pekat bertujuan untuk memberikan suasana asam agar bromin dapat
terbebas. Ketika asam klorida pekat ditambahkan, maka brom akan dibebaskan. Setelah dicampur, larutan
tersebut kemudian ditutup kurang lebih selama 3 menit. Hal tersebut ditujukan agar penguapan
brom dapat dihindarkan. Setelah waktu penutupan cukup, larutan ditambahkan larutan kalium iodida
sebanyak 5 ml dan dilanjutkan dengan penambahan kloroform sebanyak 5 ml. Penambahan kalium iodida
bertujuan untuk mengubah brom menjadi iodium sesuai dengan reaksi: Br2 + 2KI → I2 + 2KBr .
Sementara itu, penambahan kloroform bertujuan untuk melarutkan endapan yang terjadi. Iodium yang
terbentuk inilah yang selanjutnya akan dititrasi dengan baku natrium tiosulfat.
Setelah dilakukan titrasi, maka dapat diperoleh volume natrium tiosulfat yang
digunakan hingga tercapainya titik akhir titrasi. Pada sampel bedak rodeca, digunakan baku
natrium tiosulfat sebanyak 10 ml, sedangkan pada sampel asam salisilat, digunakan baku natrium
tiosulfat sebanyak 4 ml. Titik akhir titrasi dapat diketahui dengan adanya perubahan warna sebagai
tanda berakhirnya titrasi, dan dalam praktikum yang dilakukan terjadi perubahan warna dari kuning menjadi
hijau. Perubahan warna ini dapat terjadi dengan menambahkan indikator. Indikator yang biasa digunakan
dalam percobaan bromatometri atau dalam titrasi tidak langsung adalah indikator kanji. Indikator amilum
dipakai untuk titrasi redoks yang melibatkan iodine. Amilum dengan iodine membentuk senyawa kompleks
amilum-iodin yang bewarna biru tua. Pembentukan warna ini sangat sensitive dan terjadi walaupun I2 yang
ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit.
Percobaan yang telah dilakukan ini merupakan salah satu jenis dari titrasi tidak
langsung, sebab larutan tidak dapat langsung dititrasi dengan natrium tiosulfat. Titrasi dapat
dilakukan dengan adanya brom berlebih. Adanya brom tidak langsung dititrasi dengan natrium
tiosulfat dikarenakan perbedaan potensialnya yang sangat besar, akibatnya jika brom langsung dititrasi
dengan natrium tiosulfat maka yang dihasilkan tidak hanya tetraionat (S4O62-) tetapi juga
sulfat (SO42-) bahkan mungkin sulfida yang berupa endapan kuning.
2.
3.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bromatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengan dasar reaksi dari
ion bromat (BrO3). Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari sistem ini menunjukkan
bahwa kalium bromat adalah oksidator kuat. Hanya saja kecepatan reaksinya tidak cukup tinggi.
Untuk menaikkan kecepatan ini titrasi dilakukan dalam keadaan panas dan dalam
lingkungan asam kuat. Adanya sedikit kelebihan kalium bromat dalam larutan akan menyebabkan ion
bromida bereaksi dengan ion bromat, dan bromin yang dibebaskan akan merubah larutan menjadi warna
kuning pucat, warna ini sangat lemah sehingga tidak mudah untuk menetapkan titik akhir. Bromin
yang dibebaskan ini tidak stabil, karena mempunyai tekanan uap yang tinggi dan mudah menguap,
karena itu penetapan harus dilakukan pada suhu terendah mungkin, serta labu yang dipakai
untuk titrasi harus ditutup.
DAFTAR PUSTAKA
Wunas, J., Said, S., (1986), “ Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif ”< UNHAS, Makassar, 122-
123.
Underwood, A.L., day, RA., (1993), “ Analisa Kimia Kuantitatif ”, Edisi VI, Alih Bahasa : S.
Iis, Erlangga, Surabaya, 302-304.
Dirjen POM, (1994), “Farmakope Indonesia”, edisi IV, Depatemen Kesehatan RI., Jakarta,
649.
http://punyaastrid.blogspot.com/2011/07/laporan-titrasi-bromatometri.html