LerengCitraland3920 7409 1 SM
LerengCitraland3920 7409 1 SM
LerengCitraland3920 7409 1 SM
net/publication/307167547
CITATIONS READS
5 9,752
4 authors, including:
Berty Sompie
Sam Ratulangi University
19 PUBLICATIONS 11 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Rapid consolidation, Secondary compression and application design and analysis on embankment View project
micro tablet of nacre layer in the shell of freshwater bivalve View project
All content following this page was uploaded by Berty Sompie on 28 August 2016.
ABSTRAK
Longsor dapat terjadi pada hampir setiap kasus lereng alami atau lereng buatan secara
pelan atau tiba-tiba dengan atau tanpa adanya tanda-tanda sebelumnya. Penyebab utama
terjadinya keruntuhan lereng adalah meningkatnya tegangan geser, menurunnya kuat geser
pada bidang longsor atau keduanya secara simultan.
Analisis kestabilan lereng dilakukan untuk menentukan faktor aman dari bidang longsor yang
potensial, yaitu dengan menghitung besarnya kekuatan geser untuk mempertahankan
kestabilan lereng dan menghitung kekuatan geser yang menyebabkan kelongsoran kemudian
keduanya dibandingkan. Dari perbandingan yang ada didapat nilai Faktor Keamanan yang
merupakan nilai kestabilan lereng yang dinyatakan dalam angka.
Dari analisis yang dilakukan di Kawasan Citraland Manado didapat nilai Faktor Keamanan
yaitu 0,193 yang menunjukkan bahwa keadaan lereng tersebut tidak stabil. Kemudian
dilakukan perbaikan dengan menggunakan soil nail. Soil nail adalah salah satu cara
perbaikan lereng dengan cara memperkecil gaya penggerak atau momen penyebab longsor.
Sehingga dapat diperoleh nilai Faktor Keamanan 1,926 yang menunjukkan kondisi lereng
dalam keadaan stabil.
Kata kunci: kestabilan, lereng, keruntuhan, faktor keamanan, kuat geser
37
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
38
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
lereng adalah meningkatnya tegangan geser, dan gerakannya melalui suatu bidang pada
menurunnya kuat geser pada bidang longsor lereng, baik berupa bidang miring ataupun
atau keduanya secara simultan. lengkung, maka proses pergerakan tersebut
Suatu beban yang dikerjakan pada suatu disebut sebagai longsoran tanah. Analisis
massa tanah akan selalu menghasilkan stabilitas tanah pada permukaan tanah ini
tegangan-tegangan dengan intensitas yang disebut dengan analisis stabilitas lereng.
berbeda-beda di dalam zona berbentuk bola Analisis stabilitas lereng meliputi konsep
lampu (bulb) di bawah beban tersebut. Hal kemantapan lereng yaitu penerapan penge-
yang pertama yang harus dilakukan adalah tahuan mengenai kekuatan geser tanah.
meninjau kekuatan tanah. Ini dikarenakan Keruntuhan geser pada tanah dapat terjadi
beban yang bekerja pada massa tanah akibat gerak relatif antar butirnya. Karena itu
memerlukan dua pertimbangan (Das, 1994): kekuatannya tergantung pada gaya yang
1. Besarnya penurunan total bekerja antar butirnya, sehingga dapat
2. Kemungkinan keruntuhan tanah. Ini dapat disimpulkan bahwa kekuatan geser terdiri
berupa suatu gerakan rotasi tanah di atas:
bawah areal yang mengalami 1. Bagian yang bersifat kohesif, tergantung
pembebanan atau kadang-kadang berupa pada macam tanah dan ikatan butirnya.
suatu “keruntuhan pons” (punching 2. Bagian yang bersifat gesekan, yang se-
failure). Yang belakangan ini biasanya banding dengan tegangan efektif yang
merupakan gerakan yang terbatas; bekerja pada bidang geser. (DAS, 1994)
walaupun demikian, besarnya mungkin
cukup untuk menyebabkan gangguan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
struktural yang cukup berarti pada Kestabilan Lereng
struktur atas. Keruntuhan pada lereng alami atau buatan
disebabkan karena adanya perubahan antara
Pengujian Tanah untuk Menentukan lain topografi, seismik, aliran air tanah,
Parameter Kuat Geser kehilangan kekuatan, perubahan tegangan,
Pengujian tanah yang biasa dipakai untuk dan musim/iklim/cuaca.
mendapatkan parameter-parameter kekuatan Akibat adanya gaya-gaya luar yang
antara lain adalah : bekerja pada material pembentuk lereng
1. Uji tekan tak terkekang (unconfined menyebabkan material pembentuk lereng
compression) atau uji qu. Kekuatan tekan mempunyai kecende-rungan untuk
yang didapat dari pengujian ini selalu menggelincir. Kecenderungan menggelincir
diidentifikasikan sebagai qu. Pengujian ini ini ditahan oleh kekuatan geser material
juga disebut uji tak terkonsolidasi-tak sendiri. Meskipun suatu lereng telah stabil
terdrainase (unconsolidated-undrained) dalam jangka waktu yang lama, lereng
atau uji UU. Kuat geser tak terdrainase tersebut dapat menjadi tidak stabil karena
biasanya diidentifikasikan sebagai su. beberapa faktor seperti :
2. Uji geser langsung (direct shear) dan uji 1. Jenis dan keadaan lapisan tanah / batuan
geser sederhana langsung (direct simple pembentuk lereng
shear, DSS) 2. Bentuk geometris penampang lereng
3. Uji tekan terkekang (confined com- (misalnya tinggi dan kemiringan lereng)
pression) atau uji triaksial. 3. Penambahan kadar air pada tanah
(misalnya terdapat rembesan air atau
Konsep Kestabilan Lereng infiltrasi hujan)
Gerakan tanah merupakan suatu gerakan 4. Berat dan distribusi beban
menuruni lereng oleh massa tanah dan atau 5. Getaran atau gempa
bantuan penyusun lereng akibat tergang- Faktor-faktor yang mempengaruhi
gunya kestabilan tanah atau bantuan kestabilan lereng dapat menghasilkan
penyusun lereng tersebut. Definisi diatas tegangan geser pada seluruh massa tanah,
menunjukkan bahwa massa yang bergerak dan suatu gerakan akan terjadi kecuali
dapat berupa massa tanah, massa batuan atau tahanan geser pada setiap permukaan runtuh
pencampuran antara massa tanah dan batuan yang mungkin terjadi lebih besar dari
penyusun lereng. Apabila massa yang tegangan geser yang bekerja. (Bowles, 1991)
bergerak ini didominasi oleh massa tanah
39
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
40
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
Prinsip Dasar Metode Fellenius komponen gaya-gaya yang timbul dari berat
Metode Fellenius (Ordinary Method of massa tanah tersebut, yang terdiri dari gaya-
Slice) diperkenalkan pertama oleh Fellenius gaya antar irisan yang bekerja di samping
(1927,1936) berdasarkan bahwa gaya kanan irisan (Er dan Xt). Pada bagian alas
memiliki sudut kemiringan paralel dengan irisan, gaya berat (W) diuraikan menjadi
dasar irisan FK dihitung dengan gaya reaksi normal Pw yang bekerja tegak
keseimbangan momen. Fellenius mengemu- lurus alas irisan dan gaya tangensial Tw yang
kakan metodenya dengan menyatakan bekerja sejajar irisan. Besarnya lengan gaya
asumsi bahwa keruntuhan terjadi melalui (W) adalah x = R sin α, dimana R adalah
rotasi dari suatu blok tanah pada permukaan jari-jari lingkaran longsor dan sudut α adalah
longsor berbentuk lingkaran (sirkuler) sudut pada titik O yang dibentuk antara garis
dengan titik O sebagai titik pusat rotasi. vertikal dengan jari-jari lingkaran longsor.
Metode ini juga menganggap bahwa gaya Dengan menggunakan prinsip dasar serta
normal P bekerja ditengah-tengah slice. asumsi-asumsi yang telah dikemukakan di
Diasumsikan juga bahwa resultan gaya-gaya atas, maka selanjutnya dapat diuraikan
antar irisan pada tiap irisan adalah sama analisis Faktor Keamanannya sebagai
dengan nol, atau dengan kata lain bahwa berikut:
resultan gaya-gaya antar irisan diabaikan. Kriteria Keruntuhan Mohr–Coulomb:
Jadi total asumsi yang dibuat oleh metode s = c’ + σ’ tan Ø’ (1)
ini adalah: dengan:
Posisi gaya normal P terletak di tengah s = Kuat geser tanah
alas irisan : n c’ = Kohesi tanah efektif
Resultan gaya antar irisan sama dengan σ’ = Tegangan normal efektif
nol :n–1 Ø’ = sudut geser dalam tanah efektif
Total : 2n – 1 Tegangan Normal Efektif dinyatakan
Dengan anggapan-anggapan ini maka dapat sebagai:
diuji persamaan keseimbangan momen untuk σ’ = σ - u (2)
seluruh irisan terhadap titik pusat rotasi dan dengan:
diperoleh suatu nilai Faktor Keamanan. σ = Tegangan normal total
u = Tekanan air pori
Kemudian tegangan normal total yang
bekerja pada bidang longsor dinyatakan
sebagai:
σ (3)
dengan:
= Gaya normal akibat berat sendiri tanah
l = lebar alas irisan
1 = satu satuan lebar bidang longsor
Substitusi persamaan (2) ke dalam
persamaan (1) menghasilkan :
s = c’ + (σ – u) tan Ø’ (4)
s = c’ + ( – u ) tan Ø (5)
41
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
42
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
Nilai Faktor Keamanan ini adalah sama 4. Kekuatan geser tanah meliputi:
dengan perbandingan antara seluruh Percobaan triaksial, geser langsung,
komponen momen penahan longsor dengan tekan bebas dan cyclic loading
momen penyebab longsor untuk seluruh terutama menggunakan peralatan
irisan yang dapat dinyatakan sebagai berikut: percobaan triaksial.
FMw = (29)
PEMBAHASAN
(Anderson dan Richard, 1987)
Hasil Pengujian Karakteristik Tanah
Program Komputer Dari hasil percobaan di laboratorium
Dalam analisis kestabilan lereng akan dapat diperoleh data karakteristik tanah.
dilakukan perhitungan yang cukup panjang Hasil Analisa Ukuran Butiran
dan berulang-ulang, sehingga apabila Berdasarkan distribusi ukuran butiran
dilakukan perhitungan secara manual akan pada lampiran, diketahui nilai D10 = 0,11;
membutuhkan waktu yang cukup lama; maka D30 = 0,16; D60 = 0,35. Jadi nilai Cu dan Cc
untuk memudahkan perhitungan tersebut dapat diperoleh, yaitu
digunakan alat bantu berupa komputer.
Program komputer dibuat dengan
menggunakan Slide 6.
Slide 6 adalah suatu program stabilitas ( )( )
lereng 2 dimensi untuk menganalisis
stabilitas lereng yang berbentuk lingkaran Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sistem
atau bukan lingkaran pada lereng tanah atau Klasifikasi ASTM
lereng berbatu. Slide menganalisis stabilitas Berdasarkan data dari analisa saringan
lereng menggunakan metode irisan vertikal dan indeks plastisnya dapat disimpulkan
keseimbangan batas. Bidang longsor dapat bahwa tanah percobaan adalah berupa tanah
dianalisa atau dicari dengan metode yang pasir berlanau dengan gradasi buruk. Ini
dapat digunakan untuk menentukan bidang dilihat dari % pasir yang lebih dari % kerikil
longsor kritis untuk sebuah lereng. dengan nilai PI = 3.87; Cu = 3.182 dan Cc =
0.665
43
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
44
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
45
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, M.G., Richard K.S., 1987. Slope Stability, Geotechnical Engineering and
Geomorphology, John Wiley and Sons.
Bowles, Joseph E., Hainim Johan K., 1991. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika
Tanah), Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta,
Das Bradja M., Endah Noor. 1985. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis),
Jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Das, Bradja M., Endah Noor., 1994. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis),
Jilid 2. Penerbit Erlangga, Jakarta.
46