Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN AGREGAT PADA ANAK

Dosen pengampu : Ns. Isra Nur Utari Syachnara Potabuga, M.Kep

DISUSUN OLEH :

Adik Galuh Vita Viana (S17001)


Afny Lutfi Hidayah (S17002)
Alfin Wahyu Putranto (S17003)
Anita Yuliastuti (S17004)
Annisa Rahmawati (S17005)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan
batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga
(Sumijatun dkk, 2006).
Keperawatan komunitas di bagi berdasarkan kelompok usia diantaranya adalah
kelompok usia anak sekolah. Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia
6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-
anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan
dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 mulai masuk sekolah
merupakan hal penting bagi tahap perkembangan anak. Banyak masalah kesehatan
terjadi pada anak usia sekolah, seperti misalnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan
menggunakan sabun, karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan
dan masalah gizi. Pelayanan kesehatan pada anak termasuk pula intervensi pada anak
usia sekolah. (Profil Kesehatan Indonesia, 2014)
Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program
kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan sasaran yang
mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini
diutamakan untuk siswa SD/sederajat kelas satu. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan bersama tenaga lainnya yang terlatih (guru UKS/UKSG dan
dokter kecil). Tenaga kesehatan yang dimaksud yaitu tenaga medis, tenaga keperawatan
atau petugas puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS.
Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai pembina
UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader
kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang
telah mendapatkan pelatihan dokter kecil. (Profil Kesehatan Indonesia, 2015)
Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tentang kebersihan dan kesehatan gigi
bisa dilaksanakan sedini mungkin. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada
khususnya dan kesehatan tubuh serta lingkungan pada umumnya. (Profil Kesehatan
Indonesia, 2015)
Upaya kesehatan pada kelompok ini yang dilakukan melalui penjaringan
kesehatan terhadap murid SD/MI kelas satu juga menjadi salah satu indikator yang
dievaluasi keberhasilannya melalui Renstra Kementerian Kesehatan. Kegiatan
penjaringan kesehatan selain untuk mengetahui secara dini masalah-masalah kesehatan
anak sekolah sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan
yang lebih buruk, juga untuk memperoleh data atau informasi dalam menilai
perkembangan kesehatan anak sekolah, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam
menyusun perencanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS). (Profil Kesehatan Indonesia, 2015)
Masalah-masalah kesehatan pada anak usia sekolah yang muncul biasanya
berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan. Sehingga isu yang lebih
menonjol adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti cara menggosok gigi
yang benar, cuci tangan pakai sabun, dan kebersihan diri lainnya. Berdasarkan hasil
Riskesdas 2007, menunjukkan bahwa kurang dari 10% orang-orang Indonesia yang
menggosok gigi dengan benar.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan komunitas
pada anak usia sekolah?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar serta asuhan keperawatan komunitas
pada agregat anak usia sekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keperawatan komunitas
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan fungsi keperawatan komunitas
c. Mahasiswa mampu menjelaskan strategi intervensi keperawatan komunitas
d. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep asuhan keperawatan komunitas
e. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep keperawatan kesehatan masyarakat
(Community Health Nursing)
f. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian anak usia sekolah
g. Mahasiswa mampu menjelaskan upaya kesehatan anak usia sekolah
h. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan komunitas pada agregat
anak usia sekolah

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan makalah ini dapat membantu dan mempermudah mahasiswa
dalam memahami dan membentuk kerangka berpikir secara sistematis tentang asuhan
keperawatan komunitas pada agregat anak usia sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan komunitas pada kelompok
khusus yaitu agregat anak usia sekolah.
b. Masyarakat khususnya anak usia sekolah serta orang tua dan masyarakat mampu
memahami dan menerapkan prinsip hidup bersih dan sehat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan deskripsi Komunitas


1. Definisi Komunitas
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan
sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga,
kelompok/agregat dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah
kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok berisiko (at risk)
terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat.
Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai
definisi tentang anak usia sekolah yaitu:

a. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang berusia

antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun.

b. Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun

2. Deskripsi wilayah Komunitas


Sebagai komunitas yang dikaji adalah komunitas agregat anak usia sekolah di SDN IV

Wonokromo Surabaya pada tanggal 12 November s.d 26 November 2012. Luas wilayah

komunitas 700 m2 dengan batas wilayah sebelah utara rumah penduduk RT.5 Kel.

Wonokromo, sebelah selatan rumah penduduk RT.4 Kel. Wonokromo, sebelah Barat

Masjid Qomarudin Wonokromo dan sebelah timur rumah penduduk RT.4 Kel.

Wonokromo.

3. Besarnya Komunitas

Komunitas agregat anak usia sekolah yang menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia

sekolah SD dengan umur 6 – 12 tahun berjumlah 123 (Data SDN IV Wonokromo

Surabaya, November 2012).

B. Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko

Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk

di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya.

Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang dihubungkan

dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal ini tidak berarti bahwa

jika faktor risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat

potensial terjadinya sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari

populasi. Anak usia sekolah merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:

 Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah

 Aktivitas fisik anak semakin meningkat

 Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya

 Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan


C. Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan

pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan

sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan

dengan 8 (delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik,

pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan

pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam

Ervin, 2002).

Delapan subsistem yang dikaji seperti berikut:

I. Pengkajian

A. Data inti komunitas, terdiri dari:

1. Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia sekolah

menurut jenis kelamin, golongan umur.

2. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.

3. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh anak usia

sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang ada,

adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh

anak usia sekolah.

B. Data subsystem

Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :

1. Lingkungan Fisik

Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan, aktifitas

anak usia sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan

winshield survey dan observasi.


Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari guru kelas,

kader UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi

perkembangan anak usia sekolah.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk pelayanan kesehatan

bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara.

3. Ekonomi

Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa, jumlah uang jajan

para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff tata usaha sekolah.

4. Keamanan dan transportasi.

a. Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.

b. Transportasi

Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah, adanya bis sekolah untuk

layanan antar jemput siswa

5. Politik dan pemerintahan

Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah yang harus

dipatuhi seluruh siswa.

6. Komunikasi
a. Komunikasi formal

Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh informasi

pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.

b. Komunikasi informal

Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan orang tua,

peran guru dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah,

keterlibatan guru dan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak

usia sekolah.

7. Pendidikan

Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan sekolah, dan

tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.

8. Rekreasi

Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat anak

usia sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan.

D. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah

1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.

Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan

keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil tanggung

jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Fokus utama


upaya CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan mempertahankan

kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada keseluruhan populasi

dengan penekanan pada kesehatan kelompok populasi daripada individu dan

keluarga.

2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah

Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak usia sekolah

antara lain :

a. Kolaborator

Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam

membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah anak

sekolah. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat,

tokoh agama, keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter,LSM, dan sebagainya.

b. Koordinator

Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak sekolah,

menetapkan penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.

c. Case finder

Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat anak usia

sekolah, menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus

penyakit dan risiko pada anak usia sekolah.

d. Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana perawatan untuk

memenuhi kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi pelaksanaan pelayanan dan

mengevaluasi dampak pelayanan.

e. Pendidik

Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak usia sekolah di

masyarakat dan anak usia sekolah di institusi formal, memberikan pendidikan

kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan kesehatan.

f. Konselor

Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi,

membantu anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.

g. Peneliti

Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset pada anak usia

sekolah, mendesiminasikan hasil riset.

h. Care giver

Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan diagnosa

keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana tindakan

dan mengevaluasi hasil intervensi.

i. Pembela

Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah, menentukan

kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus anak usia sekolah terhadap pengambil

keputusan, mempersiapkan anak usia sekolah untuk mandiri.

Anda mungkin juga menyukai