Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
 
1.LATAR BELAKANG

Komunikasi adalah instrumen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk
melakukan kontak dengan orang lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang setiap hari baik
disadari maupun tidak. Di dunia kesehatan, terutama pada saat menghadapi klien, seorang
perawat juga harus mengadakan suatu komunikasi agar informasi yang ada dapat tersampaikan
dengan baik. Terutama informasi yang berkenaan dengan kebutuhan klien akan asuhan
keperawatan yang akan diberikan. Oleh karena itu, komunikasi adalah faktor yang paling penting ,
yang digunakan untuk menetapkan hubungan antara perawat dengan klien.

Namun, seringkali informasi yang seharusnya sampai kepada orang yang membutuhkan, ternyata
terputus di tengah jalan akibat tidak efektifnya suatu komunikasi yang dilakukan. Pada komunikasi
terapeutik antara perawat dengan klien, hal tersebut dapat mungkin terjadi karena disebabkan
oleh berbagai hal. Hal –hal tersebut tidak hanya berasal dari klien saja, tetapi juga dapat
disebabkan oleh pola komunikasi yang salah yang dilakukan oleh perawat. Komunikasi yang tidak
efektif juga dapat disebabkan kegagalan pada proses komunikasi itu sendiri. Kegagalan itu dapat
terjadi pada saat pengiriman pesan, penerimaan pesan, serta pada kejelasan pesan itu sendiri
(Edelman, 2002).

 
2.TUJUAN

Dari latar belakang seperti itu penulis berinisiatif untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi
komunikasi dan ambatan dalam komunikasi agar semua kalangan dapat mengetahui apa saja faktor
yang mempengaruhi komunikasi dan hambatan dalam komunikasi.

 
 

BAB II
PEMBAHASAN
 
A.FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
1. Manusia

Manusia, baik sebagai komunikator maupun komunikan dapat mempengaruhi proses komunikasi.
Berikut ini factor manusia yang dapat mempengaruhi komunikasi adalah:

1. a.      Tingkat Pengetahuan
 Pengetahuan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengirimkan pesan, misalnya untuk
memilih kata-kata (diksi), menentukan saat pesan harus disampaikan, serta mengembangkan
berbagai teknik komunikasi verbal dan non verbal.
  Bagi seorang penerima informasi (komunikan), pengetahuan penting untuk
menginterpretasikan pesan yang disampaikan oleh komunikator, sekaligus untuk memberi umpan
bailk kepada pemberi pesan.
1. b.      Perkembangan
 Perkembangan manusia mempengaruhi bentuk komunikasi dalam dua aspek, yaitu tingkat
perkembangan tubuh mempengaruhi kemampuan untuk menggunakan tehnik komunikasi
tertentu dan untuk mempersepsikan pesan yang disampaikan.
 Keterampilan penguasaan bahasa bergantung pada perkembangan neurology dan kognitif. Bayi
berkomunikasi melalui tangisan. Kita tidak mungkin menerangkan tentang penyakit secara
kompleks dan detil kepada anak, karena ia memang masih sulit menangkap pesan dari situasi
non verbal.
1. c.       Sosiokultural
 Posisi individu secaara sosiokultural mempengaruhi perilaku komunikasi antar individu karena
status sosiokultural membentuk tatacara komunikasi.
 Pada budaya Jawa, dalam berkomunikasi dengan orang yang dihormati atau yang lebih tua,
digunakan bahasa yang halus.
 Komunikasi dengan seorang raja di keraton, dilakukan dengan tata cara yang berbeda dengan
cara yang digunakan dalam komunikasi dengan teman sejawat dan sebagainya.
1. d.      Jenis Kelamin
 Laki-laki dan perempuan menunjukkan gaya komunikasi yang berbeda dan memiliki interpretasi
yang berbeda terhadap suatu percakapan.
 Tannen (1990) menyatakan bahwa kaum perempuan menggunakan teknik komunikasi untuk
mencari konfirmasi, meminimalkan perbedaan, dan meningkatkan keintiman, sementara kaum
laki-laki lebih menunjukkan independensi dan status dalam kelompoknya.
1. e.       Peran dan Tanggungjawab
 Peran dan tanggung jawab memengaruhi komunikasi yang dilakukan individu, baik teknik
maupun isi komunikasi.
 Petugas kesehatan lebih sering menggunakan formal dan membicarakan kondisi klien karena
tanggungjawabnya serta membuat banyak tulisan dalam berkomunikasi sebagai bentuk
tanggunggugatnya.
 Sementara dalam pergaulan individu membicarakan tentang rumahtangganya, anak-anaknya,
atau cita-citanya.
 Komunikasi seperti ini tidak memerlukan media tulisan. Perbedaan peran dan tanggung jawab
menimbulkan perbedaan teknik dan isi komunikasi.
1. f.       Atensi–
 Atensi memengaruhi kemampuan individu untuk berintaraksi.
 Atensi terhadap suatu hal dapat menyebabkan kemampuan fungsi indra menurun dan bahkan
berkurang sehingga kadang kala seseorang yang sedang asyik bekerja tidak mennyahut panggilan
rekan kerjanya.
 Sedangkan perbedaan atensi dapat menimbulkan perbedaan perbedaan persepsi dan distorsi
pesan.
 Seorang montir dapat mempersepsikan kata “tank” menjadi tang”. Hal ini terjadi karena atensi
yang berbeda pada masing-masing individu.
 
1. g.      Sikap
 Sikap individu dalam komunikasi dapat menghambat proses komunikasi itu sendiri. Sikap yang
hangat, bersahabat, ramah, dan terbuka akan memungkinkan proses komunikasi yang terbuka
dipertahankan.
 Sebaliknya, sikap kurang menghargai orang lain, tertutup, dingin, dan curiga dapat
membuatproses komunikasi terhambat.
1. h.      Persepsi

Persepsi individu ketika berada dalam suatu proses komunikasi dapat memengaruhi, menghambat,
atau bahkan memutus komunikasi yang sedang dilakukan.

Berikut adalah contoh kesalahan persepsi:

Andi : ”Ana, Saya dengar kamu mau menikah?”

Anna : ”Ya, pasti pasti saya mau menikah.”

Andi : ”Kapan kamu mau menikah?”

Anna : ”Wah saya belum tahu, karena saya belum punya calon suami.”

Andi : ”Lho…..Tadi katanya mau menikah?”

Anna : ”Tentu saja……Masa saya tidak mau menikah!”Pada contoh komunikasi diatas, ada
perbedaan persepsi antara Andi dan Anna. Andi mempersepsikan kata ”mau” sebagai ”akan”
sementara Anna mempersepsikan kata ”mau” sebagai ”ingin”. Situasi di atas menimbulkan distorsi
dalam komunikasi.
1. i.        Hubungan
Hubungan yang erat antar individu pada suaut proses komunikasi dapat mempengaruhi teknik dan
materi komunikasi.Pada komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang belum saling kenal,
umumnya setting komunikasi terjadi pada situasi formal. Sebagai contoh, hubungan antara
pengacara dan kliennya, dokter dan pasien, pedagang dan pelanggan.

Sedangkan pada komunikasi antara individu yang saling kenal, komunikasi cenderung berlangsung
dalam konteks nonformal, lebih terbuka, dan menggunakan tehnik komunikasi yang lebih beragam.

 
2. Pesan
1. a.      Isi Pesan

Isi pesan yang ingin disampaikan dapat mempengaruhi tehnik komunikasi yang digunakan individu.
Isi pesan yang menggembirakan biasanya disampaikan dengan wajah berseri dan suara lantang.

Isi pesan yang yang bersifat informasi disampaikan dengan suara yang relatif datar dan pelan,
sedangkan isi pesan yang bersifat rahasia disampaikan dengan berbisik atau menggunakan secarik
kertas kecil atau dgn bahasa isyarat ttt.

Isi pesan mempengaruhi perilaku penyampaian pesan dan perlu tidaknya pesan yang disampaikan
diberi umpan balik.

Selain hal-hal diatas, jumlah pesan juga mempengaruhi proses penerimaan pesan dari komunikator
kepada komunikan. Pesan yang terlalu banyak (overloaded) dapat menimbulkankebingungan atau
kejenuhan pada penerima pesan.

1. b.      Penyampaian Pesan
 Proses penyampaian pesan mempengaruhi komunikasi karena beberapa penggunaan pola
penyampaian pesan yang kurang tepat mengakibatkan distorsi pesan dan bahkan tidak terjadi
kontinuitas.
 Penyampaian pesan secara berapi-api pada saat kampanye dan demonstrasi, penyampaian
pesan dengan suara keras dan relatif bersemangat selama proses belajar-mengajar, merupakan
hal-hal yang dapat memperkuat makna pesan dan memungkinkan pesan lebih dimengerti oleh
komunikan.
 Penyampaian pesan dengan berbagai metode, misalnya secara lisan, dengan menggunakan
gambar, demonstrasi dan gerakan tertentu membuat pesan diterima secara bermakna oleh orang
lain.
3. Lingkungan
1)      Stimulus Eksternal

–         Stimulus eksternal, misalnya suara bising, gaduh, atau perhatian yang tiba-tiba teralih,
dapat menyebabkan penurunan kemampuan untuk menangkap pesan atau konsentrasi untuk
mencerna pesan yang disampaikan.

–         Bising dari luar dapat membuat pesan mengalami bias dan distorsi atau bahkan tidak dapat
disampaikan baik secara parsial maupun total.

2)      Nilai dan Budaya/Adat

–         Berbagai nilai dan budaya dalam masyarakat menjadi rambu-rambu bagi penyelenggaraan
komunikasi.

–         Budaya mengatur bahasa yang digunakan sebagai salah satu alat komunikasi sekaligus
mengatur penggunaan tehnik nonformal dalam komunikasi.

–         Adat dan nilai mengatur hubungan individu ketika melakukan komunikasi.

–         Berkomunikasi dalam jarak yang terlalu dekat dengan lawan jenis yang bukan suami/istri
dipandang kurang baik oelh sebagian besar bangsa Indonesia.

–         Memegang janggut ketika terlibat suatu perbincangan merupakan bentuk penghormatan
bagi orang Arab.

–         Membungkukkan badan sebelum berbicara kepada orang Jepang menunjukkan rasa hormat.

3)      Jarak dan Teritori

–         Jarak antara komunikator dan komunikan mempengaruhi komunikais yang dilakukan.
Komunikasi antar individu dalam jarak dekat dapat dilakukan secara lisan, tulisanataupun non
verbal.

–         Sedangkan jarak yang cukup jauh, komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan media
tulisan.

–          Jarak yang jauh ini juga menyebabkan penggunaan media cetak dan media elektronik
untuk menyampaikan pesan, misalnya, menggunakan telepon, televisi, radio dan sebagainya.

 
B. HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA

Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-Zain, 1994:489),
Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik), Gangguan ini masih
termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45), Efektivitas komunikasi salah satunya
akan sangat tergantung kepada seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi.

Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai berbagai
hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan mempengaruhi
efektivitas proses komunikasi tersebut. Karena pada pada komunikasi massa jenis hambatannya
relatif lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi massa. Dan perlu
diketahui juga, bahwa komunikan harus bersifat heterogen.

Oleh karena itu, komunikator perlu memahami setiap hambatan komunikasi, agar ia dapat
mengantisipasi hambatan tersebut.

1. 1.      HAMBATAN PSIKOLIGIS

Hambatan psikologis yakni hambatan-hambatan yang merupakan unsur-unsur dari kegiatan psikis
manusia.sedangkan yang termasuk dalam hambatan komunikasi psikologis yakni:

1. a.      Hambatan Psikologis Kepentingan (Interest)


1. Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati
pesan.
2. Sebagaimana telah diketahui bahwa komunikan dalam komunikasi massa sangat
heterogen (usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dll). Hal ini memungkinkan setiap
individu komunikan memiliki kepentingan yang berbeda
3. Atas dasar kepentingan yang berbeda, maka setiap individu komunikan akan melakukan
seleksi terhadap pesan yang diinginkannya (manfaat/kegunaan).
4. b.      Hambatan Psikologis Prasangka (Prejudice)
1. Prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang atau sekelompok
orang lain, dan sikap serta perilakunya terhadap mereka.
2. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
3. Persepsi ditentukan oleh faktor personal (fungsional): kebutuhan, pengalaman
masa lalu, peran dan status.
4. Persepsi ditentukan oleh faktor situasional (struktural): Jika kita ingin
memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat menilai fakta-fakta yang terpisah; kita
harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan
5. Apabila suatu proses komunikasi sudah diawali oleh kecurigaan (prasangka)
maka tidak akan efektif.
6. c.       Hambatan Psikologis Stereotif (Stereotype)
1. Prasangka sosial bergandengan dengan stereotif yang merupakan
gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan watak pribadi
orang atau golongan lain yang bercorak negatif.
2. Stereotif misalnya tercermiun pada: orang Batak itu berwatak keras,
orang Sunda manja, dll.
3. Apabila dalam proses komunikasi massa ada komunikan yang memiliki
stereotif tertentu pada komunikatornya, maka dapat dipastikan pesan
apapun tidak akan bisa diterima oleh komunikan.

                   
2.HAMBATAN SOSIOKULTURAL

1. a.      Hambatan Sosiokultural Aneka Etnik


1. Untuk kasus Indonesia, terdapat ribuan pula dari Sabang sampai Merauke.
2. Satu sisi kenyataan tersebut menjadi kekayaan yang tak terhingga nilainya. Namun di
sisi lain realitas tersebut menjadi salah satu faktor penghambat dalam kegiatan
komunikasi massa.
3. b.       Hambatan Sosiokultural Perbedaan Norma Sosial
1. Perbedaan budaya sekaligus juga menimbulkan perbedaan norma sosial yang
berlaku di masyarakat.
2. Pada konteks seperti itu, komunikator komunikasi massa harus bersikap hati-
hati, terutama dalam menyusun pesan. Dalam arti apakah pesan yang akan
disampaikan tidak akan melanggar norma sosial tertentu.
3. Komunikator perlu membekali dirinya dengan beragam pengetahuan mengenai
norma sosial yang berlaku di masyarakat luas.
4. c.       Hambatan Sosiokultural Kurang Mampu Berbahasa Indonesia
1. Keragaman etnik menyebabkan keragaman bahasa yang digunakan
dalam pergaulan sehari-hari.
2. Pada gilirannya dapat menyulitkan penyebarluasan kebijakan program-
program pemerintah yang dikomunikasikan melalui media massa.
3. d.      Hambatan Sosiokultural Faktor Semantik
1. Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna
kata yang sebenarnya. Hambatan semantik adalah hambatan mengani
bahasa.
2. Hambatan semantik dapat diakibatkan oleh tiga hal:
komunikator terlalu cepat dalam berbicara, adanya perbedaan makna
kata, dan adanya pengertian yang konotatif.
3. e.       Hambatan Sosiokultural Faktor Pendidikan
1. Khalayak dalam komunikasi massa bersifat heterogen,
salah satunya pada aspek pendidikan.
2. Masalah akan timbul manakala komuniian yang
berpendidikan rendah tidak dapat mencerna pesan komunikasi
massa secara benar karena keterbatasan daya nalar dan daya
tangkapnya.
 
1. f.       Hambatan Sosiokultural Faktor Mekanis
1. Faktor mekanis merujuk kepada berbagai hambatan pada komunikasi massa yang
disebabkan oleh terganggunya peralatan.
2. Pada TV misalnya, antena kurang dapat menangkap sinyal gelombang elektromagnetik,
warna tidak jelas, layar banyak “semutnya”, dll.
3. Pada radio, misalnya suara yangtidak jelas (putus-putus, dll).
4. Pada surat kabar dan majalah, misalnya huruf tidak jelas, salah pemotongan kata,
sambungan berita yang tidak akurat, dll.

           
 HAMBATAN INTERAKSI VERBAL
1. a.      Hambatan Interaksi Verbal Polarisasi
1. Polarization adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan
menguraikannya dalam bentuk ekstrem, seperti baik atau buruk, positif atau negatif,
sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dll.
2. Kita mempunyai kecendeungan kuat untuk melihat titik-tritik ekstrem dan
mengelompokkan manusia, objek, dan kejadian dalam bentuk lawan kata yang ekstrem.
Sementara banyak juga orang-orang berada pada titik tengah-tengah dari keekstriman
tersebut.
3. Seandainya komunikator maupun komunikan melihat seperti itu maka sudah dapat
dipastikan di antara keduanya selalu akan terjadi sikap apriori. Padahal pada konteks
tersebut dibutuhkan komunikator dan komunikan harus bersikap netral.
4. b.      Hambatan Interaksi Verbal Orientasi Intensional
1. Intensional orientation mengacu kepada kecenderungan kita untuk melihat
manusia, objek dan kejadian sesuai dengan ciri yang melekat pada mereka.
2. Intensional orientation terjadi bila kita bertindak seakan-akan label adalah
lebih penting daripada orangnya sendiri.
3. Dalam proses komunikasi massa, orientasi intensional biasanya dilakukan oleh
komunikan terhadap komunikator, bukan sebaliknya.
4. Misalnya, seorang presenter yang berbicara di layar tv, dan kebetulan wajah
presenter tersebut kurang menarik, maka biasanya komunikan akan intensional
menilainya sebagai tidak menarik sebelum mendengar apa yang dikatakannya.
5. Cara mengatasinya yaitu dengan cara ekstensionalisasi, yaitu dengan
memberikan perhatian utama kita pada manusia, benda atau kejadian-kejadian di
dunia ini sesuai dengan apa yang kita lihat.
6. c.       Hambatan Interaksi Verbal Evaluasi Statis
1. Pada suatu ketika kita melihat seorang komunikator X berbicara melalui
pesawat tv. Menurut persepsi kita, cara berkomunikasi dan materinya tidak
baik, sehingga kita membat abstraksi tentang komunikator tersebut tidak
baik.
2. Evaluasi kita tentang komunikator tersebut bersifat statis (tidak
berubah). Akibatnya, mungkin selamanya kita tidak akan mau menonton
atau mendengar komunikator tersebut. Padahal sangat mungkin gaya
komunikator tersebut berubah menjadi lebih baik dan menarik.
3. d.      Hambatan Interaksi Verbal Indiskriminasi
1. Indiscrimination terjadi bila komunikan memusatkan perhatian
kepada kelompok orang, benda atau kejadian dan tidak mampu
melihat bahwa masing-masing bersifat unik atau khas dan perlu
diamati secara individual.
2. Indiscrimination merupakan bagian dari stereotif (sikap
generalisasi).
3. Dalam indiskriminasi, jika komunikan dihadapkan dengan
seorang komunikator, reaksi pertama komunikan itu adalah
memasukan komunikator ke dalam kategori tertentu, mungkin
menurut suku, agama, dll. Misalnya orang Batak cenderung berwatak
keras.
4. Cara untuk menghilangkan indiskriminasi yaitu dengan cara
memandang seseorang secara individual.

 HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA ANTARA INDIVIDU DAN ORGANISASI

Dalam masalah hambatan komunikasi massa, juga bisa terjadi diantara individu (antarmanusia)
maupun di dalam organisasi.

1.Hambatan komunikasi antarmanusia dapat berupa:


1. Perbedaan Persepsi dan Bahasa Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal.
Definisi seseorang mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain.
2. Pendekatan yang buruk Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata
menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau lelah memikirkan
masalah lain, seseorang cenderung kehilangan minat mendengarnya.
3. Gangguan Emosional, dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang akan merasa
kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara praktis, tidak mungkin
menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan emosi. Kesalahpahaman sering terjadi
akibat gangguan emosional.
4. Perbedaan Budaya Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat dihindari,
terlebih lagi zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan yang paling sulit
diatasi.
5. Gangguan Fisik Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang bersifat fisik
seperti akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca, cahaya yang redup, atau masalah
kesehatan. Gangguan fisik bisa mengganggu konsentrasi dalam berkomunikasi. Setiap
komunikator selalu mengharapkan agar komunikasi yang dilaksanakannya dapat mencapai tujuan
dengan apa yang telah diharapakannya

2. Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih rumit, jumlahnya banyak,
dan kontroversial. Hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi, meliputi:

1. Kelebihan Beban Informasi dan Pesan Yang Bersaing Perkembangan teknologi telah
menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi meningkat tanjam hingga kecepatan yang
semakin tinggi. Pesan melalui surat-surat dari pos, email dan telephon dari berbagai sumber
telah membanjiri organisasi dan masing-masing bersaing untuk memperoleh perhatian lebih
awal. Hal itu bisa berakibat pada adanya pesan yang tidak ditanggapi, pesan yang dianggap tidak
penting, atau pemberian respons yang tidak akurat.
2. Penyaringan Yang Tidak Tepat Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain dalam
organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau menyingkat
pesan. Pesan dalam organisasi dikirim melalui berbagai saringan. Misalnya melewati penjaga
pintu terlebih dahulu, karyawan kantor depan, sekretaris, baru kemudian sampai kepada
pimpinan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak sampai sebagian atau bahkan seluruhnya karena
telah dipotong atau dibuang.
3. Iklan Komunikasi Tertutup atau Tidak Memadai Pertukaran informasi yang bebas dan terbuka
merupakan salah satu ciri komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat terkait dengan gaya
kepemimpinan. Gaya manajemen yang tertutup cenderung menghambat pertukaran informasi.
Demikian pula saluran yang terlalu banyak bisa mengubah pesan ketika bergerak vertikal atau
horisontal dalam sebuah organisasi. Permasalahan komunikasi biasanya merupakan suatu gejala
bahwa ada sesuatu yang tidak sesuai. Permasalahan dalam komunikasi menunjukkan adanya
masalah yang terpendam. Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator),
transmisi, maupun penerima (komunikan). Organisasi
 HAMBATAN KOMUNIKAS MASSA PADA PEMASARAN
1. a.  Hambatan pada sumber
Hambatan komunikasi pada sumber umumnya berupa perumusan tujuan yang kurang jelas.
Hal ini sering terjadi karena kurangnya fokuspada benefit produk.kegagalan dalam tahap ini
bisa berdampak pada perumusan pesan iklan yang tidak jelas kaitannya dengan kebutuhan
konsumen.
2.b.  Hambatan dalam sistem Encoding
Sumber kegagalan komunikasi pemasaran bisa juga ada pada proses
encoding.Misalnya, copy writer dan perancang iklan lebih terobsesi memebuat iklan kreatif yang
orisinil dari pada focus pada penyampaian benefit produk. Iklan yang menyesatkan (deceptive
advertising) juga bisa digolongkan sebagai hambatan dalam proses encoding karena sejak awal
berusaha menyesatkan konsumen dari kondisi sebenarnya benefit produk.
3.c.       Hambatan dalam Transmisi Pesan
Pemilihan media yang tidak cocok bisa membuat pemasang iklan gagal menjangkau kelompok
sasaran. Untuk menjangkau audiens yang tepat , pemasang iklan mesti menyesuaikan ciri-ciri
demografis konsumen sasaran dengan profil demografis pembaca majalah, pemirsa TV atau
pendengar radio. Dalam tahap pengiriman pesan, hambatan yang umumnya ditemui komunikator
adalah competitveclutter, kekeusutan yang terjadi karena kebanyakan iklan, jumlah iklan yang
makin banyak disebabkan karena:
Pertama, banyak produk baru yang muncul membuat permintaan waktu melonjak
Kedua, persaingan ketat mendorong pertumbuhan belanja iklan lebih cepat daripada penjualan.
Ketiga, iklan TV makin pendek, yaitu dari 30 menjadi 15 detik.
Apa yang dapat dilakukan pemasar untuk mengatasi kekusutan yang ditimbulkan competitive
clutter? Cara yang mudah adalah frekuensi iklan digencarkan agar kesan tertancap lebih lama. Hal
ini dibenarkan kalau pesan betul-betul berkaitan dengan kebutuhan konsumen (artinya, pesan tak
punya masalah hambatan sumber ataupun hambatan encoding).

1. d.      Hambatan dalam Proses Decoding


Konsumen umunya mengabaikan pesan yang tidak menarik minat mereka. Konsumen juga akan
menolak pesan apabila sumber pesan dianggap tidak kredibel. Hambatan pada decoding juga
mungkin terjadi karena kurangnya perhatian pada pesan. Competitive clutter selain merupakan
hambatan dalam transmisi, juga mengganggu proses decoding karena bisa membuat pemirsa makin
cuek. Iklan yang ditayangkan terus juga merupakan penyebab pengabian inattantion.
advertising wearout bisa terjadi; yaitu turunnya efektifitas iklan karena kebosenan pemirsa dan
konsumen yang sudah merasa familiar dengan kampanye iklan tersebut.

 
 

BAB III

PENUTUP
 
KESIMPULAN
            Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi adalah manusia, pesan dan lingkungan.
Dimana faktor di dalam manusia yang mempengaruhi komunikasi ialah tingkat pengetahuan,
perkembangan, sosialkultural, jenis kelamin, peran tanggung jawab, atensi, hubungan, persepsi,
sikap. Sedangkan faktor di dalam pesan meliputi isi pesan dan penyampaian, dan di dalam konteks
lingkungan hal yang mempengaruhi komunikasi meliputi stimulus eksternal, nilai dan budaya/adat,
jarak dan teritori

Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-Zain, 1994:489),
Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik), Gangguan ini masih
termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45), Efektivitas komunikasi salah satunya
akan sangat tergantung kepada seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi.

Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai berbagai
hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan mempengaruhi
efektivitas proses komunikasi tersebut. Karena pada pada komunikasi massa jenis hambatannya
relatif lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi massa. Dan perlu
diketahui juga, bahwa komunikan harus bersifat heterogen.
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
www.google.com/social-sciencess/faktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi komunikasi.
www.bing.com/komunikasid3keperawatan/2011/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-komunikasi
http://www.bing.com/andysmar/2012/05/makalah-hambatan-dalam-komunikasi

Ardianto Elvinaro, dan Komala lukiati. 2005. Komuniksi Massa., Bandung Simbiosa Rekatama Media
http://purebohttp://id.shvoong.com/business-management/2100726-hambatan-komunikasi-
antarmanusia 
http://purebonline.blogspot.com/2010/04/pertemuan-6-hambatan-dalam-komunikasi

htmlhttp://purebonline.blogspot.comkamis, 23 juli 2009 Senin 5 April 2011 I

Anda mungkin juga menyukai