0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan4 halaman
Xhfhdhsyf v hdjdjjdjdjddj di dufjfjf dhfjfkckvk dufjfkfkckckfkogkgkvk fjfjfkskfkdwckck dhfjfkckvk fjfjfkskfkdwckck fjfjfkskfkdwckck for gk fjfjfkskfkdwckck
Xhfhdhsyf v hdjdjjdjdjddj di dufjfjf dhfjfkckvk dufjfkfkckckfkogkgkvk fjfjfkskfkdwckck dhfjfkckvk fjfjfkskfkdwckck fjfjfkskfkdwckck for gk fjfjfkskfkdwckck
Xhfhdhsyf v hdjdjjdjdjddj di dufjfjf dhfjfkckvk dufjfkfkckckfkogkgkvk fjfjfkskfkdwckck dhfjfkckvk fjfjfkskfkdwckck fjfjfkskfkdwckck for gk fjfjfkskfkdwckck
oor,
6
PENGURUS PUSAT
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
( Indonesian Pediatric Society )
“Committed im Improving The Health of Indonesian Children"
Himbauan Ikatan Dokter Anak Indonesia Untuk Dokter Spesialis Anak
Pneumonia novel Coronavirus Tahun 2019 (2019-nCoV)
1. Tyjuan
a. Mengidentifikasi pasien yang dicurigai mengelami pneumonia akibat virus Coronavirus baru
‘yang dildentifikasi di Wuhan, China, pada akhir tahun 2019 ini (2029 novel Coronavirus atau
2019-nCoV)
b. Mengidentifikasi langkah-langkah yang harus dilakukan ketika menghadapi pasien yang
dicurigal mengalami pneumonia akibat 2019-nCov.
2. Latar belakang
Sejak 8 Desember 2019 hingga pertengahan Januari 2020, ditemukan kasus yang
berhubungan dengan jenis coronavirus yang baru diidentifikasi. Virus penyebab pneumonia
baru ini berasal dari kelompok yang sama dengan SARS-CoV dan MERS-Cov, diketahui dari
sekuens genetik yang dilakukan pada spesimen saluran respiratori pasien-pasien tersebut.
Coronavirus dapat menyebabkan infeksi respiratori dan gastrointestinal. Infeksi di sepanjang.
saluran napas (conducting zone) dengan gejala batuk, pilek, dan demam seperti gejala
common cold oleh virus respiratori lain. Pada sebagian kasus, infeksi menyebar hingga ke
respiratory zone sehingga menyebabkan pneumonia dengan gejala napas cepat dan napas
sesak akibat hipoksemia
Sejauh ini dilaporkan gejala penyakit karena virus ini lebih ringan dibandingkan SARS-CoV
dan MERS-CoV.
Pada pemeriksaan radiologis toraks dijumpal infiltrat pada paru yang umumnya terjadi
bilateral
Kebanyakan kasus diketahui berhubungan dengan pasar hewan laut yang menjual hidangan
taut dan hewan hidup yang ada di China,
Hingga 24 Januari 2020, data WHO untuk total kasus terkonfirmasi sebanyak 846 kasus,
830 kasus dilaporkan berasal dari China dan kasus lainnya berasal dari Thailand, Jepang,
Korea Selatan, Amerika Serikat, Vietnam, dan Singapura
Kasus terkonfirmasi yang terjadi di luar China terjadi pada pasien dengan riwayat berpergian
ke Wuhan, China, Satu kasus terkonfirmasi di Vietnam tanpa riwayat berpergian ke Wuhan,
namun memiliki anggota keluarga yang terkonfirmasi kasus dan memiliki riwayat berpergian
ke Wuhan. Hal ini mengindikasikan risiko penyebaran antara orang-ke-orang,
Dari 830 kasus terkonfirmasi di China, 177 kondisi berat, sementara 25 kasus meninggal
kasus meninggal umumnya kasus geriatrik atau pasien dengan komorbid. Sejauh ini belum
ada pasien anak,
Hingga 22 Januari 2020, 16 tenage kesehatan dinyatakan terinfeksi nCoV.
Indonesia, sebagai negara di Asia Tenggara, dan terletak di jalur internasional yang dilalui
untuk perjalanan ke wilayah China, memilikirisiko untuk menjadi wilayah penyebaran virus
Sekretariat: J Salemiba | No. 5, Jakarta Pusat - 10430
Telp.; (021) 3148610, Fax: (021) 391 3962. E-mail: ppidai@idci.or.id, website: www.idai.oridPENGURUS PUSAT : *%
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA a
( Indonesian Pediatric Society )
"Comentted in Improving The Heattlol Imdlercrian Children”
Ce eC
Distribusi sebaran kasus nCoV sampal dengan 24 Januari 2020
3. Kelompok yang dicurigai untuk evaluasi lebih lanjut:
Curigai anak atau orangtua yang memiliki keluhan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut:
‘a. Pasien yang awalnya mengalami common cold, kemudian bertambah dengan gejala
napas cepat dan napas sesak,
DAN
Dalam waktu 14 hari sebelum munculnya gejala terdapat riwayat berpergian ke Wuhan
atau negara lain yang sudah memiliki insidens kasus,
ATAU
Dalam waktu 14 hari sebelum munculnya gejala memiliki kontak dekat dengan orang
‘yang sedang dalam investigasi untuk 2019-nCoV saat orang tersebut sedang sakit,
ATAU
Dalam 14 hari dalam kontak dekat dengan pasien 2019-nCoV yang terkonfirmasi
bakteriologi
Pada pasien-pasien yang dicurigai tersebut perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
4, Langkah yang dilakukan ketika menemukan kasus terduga tersebut:
‘a. Pasien terduga pneumonia nCOV harus dirawat isolasi dengan ruangan bertekanan negatif.
b. Lakukan pengambilan spesimen dari saluran respiratori, baik berupa:
D_Usap nasofaring, atau
O_ Usap orofaring, atau
Sekretariat: J Salemba | No. 5, Jakarta Pusat - 10430
Telp.: 021) 314 8610, Fax: (021) 391 3982. E-mail: ppidai@idai.or.id, website: www idkPENGURUS PUSAT aN
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
( Indonesian Pediatric Society )
“Committed in Improving The Health of Indonesian Ckildren
Aspirat dari tube endotrakeal, atau
Dahak atau
Bilasan bronkoalveolar
Pemeriksaan serologi.
Hubungl dinas kesehatan setempat dan Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC)
Kemenkes RI untuk pelaporan dan koordinas! pengiriman sampel
5. Langkah pencegahan yang harus dilakukan:
._ Untuk APD tenaga kesehatan pakai seperti pada MERS-CoV.
b. Ketika mengambil spesimen atau berkontak dengan terduga kasus:
J Menggunakan masker N-95 atau yang menyediakan proteksi lebih tinggi. Pastikan
masker menutup baik dan hati-hati adanya Janggut atau kumis yang menganggu
lekatnya masker pada wajah,
1 Proteksi mata, misalnya kaca mata atau face shield.
Apron atau baju luar lengan panjang yang tidak tembus air
) Melakukan prosedur di ruangan yang terventilas! balk, atau ruangan dengan tekanan
negatif
1D Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, terpapar
lingkungan pasien, dan cairan tubuh pasien.
1 Batasi jumiah orang yang berada di ruangan tersebut.
. Pasien:
D_Pakai masker medis untuk pasien suspek nCovV.
(D. Melakukan pencegahan penyebaran droplet dengan menutup hidung dan mulut saat
batuk atau bersin dengan tisu atau lengan baju.
1 Menjaga kebersihan tangan terutama setelah kontak dengan sekret respirator
dd. Pastikan manajemen pengelolaan limbah, kebersihan lingkungan, dan sterilisasi pada
peralatan pasien serta linen dijaga dengan baik.
6. Travel advice:
‘a. Jka tidak ada keperluan yang sangat mendesak sebaiknya tidak merencanakan bepergian
ke Wuhan atau negara lain yang sudah memiliki insidens kasus, apalagi jika membawa
anak-anak.
. Langkah pencegahan yang harus dilakukan oleh orangtua yang akan membawa anak balita
yang akan ke Wuhan atau negara lain yang sudah memiliki insidens kasus:
Menghindari kontak dengan hewan (balk hidup maupun mati), pasar hewan, dan
produk yang berasal dari hewan (sernisal daging yang tidak matang).
Menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
Sering mencuci tangan dengan air dan sabun selama minimal 20 detik. Jika tidak
tersedia sabun dan air, gunakan cairan sanitasi yang berbahan dasar alkohol.
Melengkapi status imunisasi terutama vaksin terkait pneumonia (DPT, HiB, Campak,
PCV dan Influenza),
Sekretariat: JI, Sclemba | No. 5, Jakarta Pusat - 10430
Telp.; (021) 3148610, Fax: (021) 391 3962. E-mail: ppidai@idai.orid, website: www.idai.oridPENGURUS PUSAT “o
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
( Indonesian Pediatric Society )
"Committed im lmproving The Healthof Indoneaien Children”
esa,
c.Langkah yang harus dilakukan untuk wisatawan yang berpergian ke Wuhan atau negara
lain yang sudah memiliki insidens kasus, dan memiliki gejala demam, batuk, sesak:
Tidak berpergian keluar rumah, kecuali untuk mencari pertolongan medis. Mencegah
kontak dengan orang lain.
‘Segera mencari pertolongan medis. Sebelum datang ke rumah sakit, telepon dahult
Untuk menginformasikan gejala dan riwayat berpergian.
bat untuk mengatast gejala seperti parasetamol untuk mengatasi demam dapat
diberikan, pastikan hidrasi yang cukup.
Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau lengan baju (tidak dengan tangan) ketika
batuk atau bersin, Tisu yang digunakan dibuang ke tempat sampah dan cuci tangan
setelahnya.
Sering mencuci tangan dengan air dan sabun selama minimal 20 detik. Jika tidak
tersedia sabun dan air, gunakan cairan sanitasi yang berbahan dasar alkohol
Dengan demikian, kami harapkan anggota IDA\ tidak panik dalam mengatasi kondisi ini dan selalu
berkerjasama untuk mengidentifikasi dan melaporkan kasus serta memperhatikan informasi yang
disampaikan Dinas Kesehatan setempat dan Kementerian Kesehatan RI. Jika menemui kasus dengan
kecurigaan pneumonia nCaV, mohon dapat berkoordinasi dengan PHEOC Kemenkes RI pada nomor
WA 462 878-0678-3906 (24 jam).
Referensi:
1. World Health Organization. Laboratory testing for 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) in
suspected human cases. 2020.
2. World Health Organization. Novel Coronavirus (2019-nCoV) situation report- 2 22 January 2020.
2020
3. World Health Organization. Novel Coronavirus (2019-nCoV) situation report- 4 24 January 2020.
2020
4, 2013 n-CoV situation summary. Diakses dari: _hnttps://www.ede.gov/coron:
‘neov/summary.htm
5. Novel coronavirus in China. Diakses dari: https://wwwne.cde.gov/travel /notices/watch/novel-
coronavirus-china
6. Interim guidance for healthcare professional. Diakses dari: https://www.
2019-nCoV/clinical-criteria. htm
rus/201:
ede.gow/coronavirus/
Jakarta, 25Januari 2020
*
R. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), Dr. Hikari Ambara Sjakti, Sp.A(K)
FAAP, FRCPI(Hon) pencuRUS (S8éFetaris Umum — NPA. 01 02094 2006 | |
Ketua Umum NPA. 01 01192 1996 1 |
Sekretariat: J). Salemba | No. 5, Jakarta Pusat - 10430
Tolp.: (021) 3148610, Fax: [021] 391 3982. E-mail: ppidai@idai.or.id, website: www.idai.or.id