Anda di halaman 1dari 4

Nama : Thoiffatul Khusnun Nisa’

Kelas/NIM : 2019U/19030174023

PKN BAB XI
Pendidikan Anti Korupsi

1. Jelaskan makna korupsi menurut anda dan beri contoh yang anda temui di
masyarakat?
Jawaban :
Korupsi adalah tindakan tidak jujur yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang
sifatnya merugikan pihak lain dan dilakukan karena seseorang atau sekelompok orang
tersebut memperoleh kesempatan dan memiliki wewenang terhadap pihak lain.
Mereka menyiderai rasa percaya pihak lain dengan korupsi yang ia lakukan dan ia
akan kesulitan untuk memperoleh kepercayaan kembali dari pihak-pihak yang telah ia
rugikan. Contoh korupsi dalam kehidupan masyarakat adalah:
a. Guru yang meninggalkan jam mengajarnya tanpa izin terlebih dahulu kepada
siswa.
b. Ketua RT yang tidak menyampaikan bantuan sembako kepada masyarakat dan
malah ia pakai pribadi.
c. Lurah yang tidak menyalurkan Bantuan Langsung Tunai kepada masyarakat dan
memakainya secara pribadi.
2. Mengapa korupsi disebut sebagai kejahatan extra ordinary crime ?
Jawaban :
Korupsi bukan lagi sebuah kejahatan yang biasa, dalam perkembangannya korupsi
telah terjadi secara sistematis dan meluas. Menimbulkan efek kerugian negara dan
dapat menyengsarakan rakyat. Karena itulah korupsi kini dianggap sebagai kejahatan
luar biasa (extra ordinary crime). Kejahatan korupsi telah disejajarkan dengan
tindakan terorisme. Korupsi memberikan dampak negatif terhadap demokrasi, bidang
ekonomi, dan kesejahteraan umum negara.
a. Dampak negatif terhadap demokrasi korupsi mempersulit demokrasi dan tata
pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses
formal. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah,
karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau
dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi
mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan
toleransi.
b. Dampak negatif terhadap bidang ekonomi, korupsi juga mempersulit
pembangunan ekonomi karena ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor
private, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran
ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan risiko
pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan.
c. Dampak negatif terhadap kesejahteraan umum, Korupsi politis ada di banyak
negara, dan memberikan ancaman besar bagi warga negaranya. Korupsi politis
berarti kebijaksanaan pemerintah sering menguntungkan pemberi sogok,
bukannya rakyat luas.
3. Sebutkan beberapa hambatan dalam memberantas korupsi dan sebutkan juga
bagaimana cara memutus mata rantai korupsi dari satu generasi ke generasi
selanjutnya ?
Jawaban :
Berikut ini adalah beberapa hambatan yang menyulitkan pemberantasan korupsi:
a. Aspek Individu
• Sifat tamak manusia yang sulit dirubah karena sudah menjadi
kebiasaan.
• Penghasilan tidak mampu menutupi kebutuhan sehari-hari sesuai gaya
hidup yang ia jalani.
• Ajaran-ajaran agama kurang dijiwai oleh masyarakat dalam kehidupan
sehari-hai.
b. Aspek Organisasi
• Kultur Organisasi yang telah melazimkan adanya tindakan korupsi.
• Kurang memadainya sistem akuntabilitas di instansi pemerintahan.
• Managemen internal organisasi yang justru menutupi adanya tindakan
korupsi.
• Tidak adanya sanksi yang menimbulkan kejeraan bagi para pelaku
korupsi.
• Sudah terstrukturnya jaringan pelaku tindakan korupsi dalam suatu
organisasi.

Dan berikut ini adalah beberapa cara memutus mata rantai korupsi dari satu generasi
ke generasi selanjutnya:

• Pemberian pendidikan karakter tentang pentingnya bersikap anti


korupsi sejak dini ketika mengemban suatu amanah.
• Pemberian pendidikan nasionalisme dan wawasan kebangsaan kepada
generasi muda agar mereka sadar bahwa tugas mereka adalah menjaga
bangsa dan negara mereka melalui amanah yang mereka dapat.
• Pembiasaan menerapkan pendidikan karakter dan nasionalisme yang
telah mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
• Memberi pendidikan agama dan ahklah tentang pentingnya jujur dan
amanah kepada generasi muda dan mengajak mereka untuk
melaksanakan dan mematuhinya
• Mempertegas sanksi bagi pelaku korupsi sehingga dapat menjerakan
generasi-generasi berikutnya jika ingin melakukan korupsi.
4. Jelaskan terkait keberadaan KPK dengan UU No. 30 tahun 2002 yang anda ketahui ?
Jawaban :
UU No 30 tahun 2002 adalah UU yang berkaitan tentang komisi pemberantasan
tindak pidana korupsi. Dalam UU ini dijelaskan bahwa untuk menciptakan
pemerintahan yang bebas dari segala macam bentuk korupsi, diperlukan suatu komisi
pemberantasan tindak pidana korupsi yang selanjutnya disebut sebagai Komisi
Pemberantas Korupsi (KPK) yang bersifat independen dan bebas dari pengaruh
kekuasaan manapun. KPK menjalankan tugas dan wewenangnya dengan berazas pada
kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, proporsionalitas
dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan
tindak pidana korupsi.
5. Bagaimana peran kejaksaan dengan UU no 16 tahun2004 dalam pemberantasan
korupsi ?
Jawaban :
Dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, Pasal 2 ayat (1)
ditegaskan bahwa “Kejaksaan R.I. adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan
kekuasaan negara dalam bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan
undang-undang”. Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara (Dominus Litis),
mempunyai kedudukan sentral dalam penegakan hukum, karena hanya institusi
Kejaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan
atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana. Disamping
sebagai penyandang Dominus Litis, Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi
pelaksana putusan pidana (executive ambtenaar). Berdasarkan penjabaran dari UU di
atas peran kejaksaan dalam pemberantasan korupsi ialah :
• Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan cepat sehingga para pelaku
korupsi segera mendapat sanksi dan tidak memiliki kesempatan untuk
membuat strategi baru terkait kasus yang mereka alami.
• Menjadi lembaga yang benar-benar independen dan tidak menerima sogokan
dari pihak-pihak yang tidak menginginkan sanksi bagi para koruptor
dilaksanakan.
• Memastikan setiap pelaku korupsi mendapat sanksi yang dapat membuat
mereka benar-benar jera sehingga tidak mengulangi kembali kesalahan yang
sudah mereka lakukan sebelumnya.
• Melakukan sosialisasi melalui media sosial berkaitan apa itu korupsi, apa saja
dampaknya, apa saja sanksinya dan lain sebagainya, sebagai tindakan
pencegahan adanya tindak pidana korupsi.

Anda mungkin juga menyukai