Anda di halaman 1dari 5

Pendidikan Agama Islam

KONSEPSI HIJAB DAN AHKLAK SEORANG MUSLIMAH


By : Thoiffatul Khusnun Nisa (023); Ulinnuha Aisyah Putri (052)
Mahasiswa Jurusan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Surabaya

Latar Belakang Masalah

”Saya belum bisa memperbaiki perilaku saya, saya belum siap pakai jilbab jadi saya
nanti aja pakai jilbabnya.”,”Saya sebenarnya pengen mamakai jilbab, tetapi masih belum
siap.”,”Saya sebenarnya pengen mamakai jilbab, tetapi malu belum terbiasa.” Mungkin kita
sering mendengar perkataan-perkataan seperti di atas atau yang sejenisnya. Dimana
pernyataan atau pandangan-pandangan seperti di atas menjadikan seorang akhwat tidak atau
menunda untuk berjilbab. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada di antara para muslimah yang
sudah memakai jilbab ada yang masih melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak
mencerminkan moral atau akhlak islam. Hal inilah yang kemudian memunculkan banyak
pandangan-pandangan di masyarakat yang berpendapat seperti di atas. Mereka bersikap sinis
dan pesimis terhadap jilbab. Salah satu pandangan yang banyak kita jumpai di masyarakat
adalah adanya pandangan yang mengatakan bahwa ”Lebih baik kalau belum siap tidak usah
pakai jilbab dulu, daripada berjilbab tetapi masih melakukan perbuatan-perbuatan maksiat
atau berakhlak buruk”. Pandangan inilah yang juga sering mengecoh para muslimah sehingga
menolak atau menunda melaksanakan kewajibannya dalam mengenakan jilbab.

Kata Kunci : Hijab, Muslimah, Ahlak, Pandangan Masyarakat

A. Pembahasan
Kita perlu meluruskan relasi antara ahklak dan hijab bagi seorang muslimah, sehingga tidak
terdapat pandangan-pandangan yang salah dalam menilai keduanya. Untuk itu kita perlu tau
apa itu hijab dan mengapa hijab wajib dikenakan oleh serang mulimah. Setelah itu kita pelu
tau apa itu definisi ahklak dan bagaimanakah ahklak yang baik itu.
a. Makna Hijab
Kata jalaabiib dalam bentuk plural dari mufrod atau kata tunggalnya yakni jilbab yang
merupakan cara berpakaian wanita muslimah mempunyai arti sebagai berikut:
1. Kerudung berukuran besar yang menutupi seluruh bagian anggota badan
seperti yang sudah dijelaskan Imam Al Qurthubi [Tafsir Al Qurthubi 14/232]

thoiffatul19023.mhs@gmail.com Page 1
2. Pakaian yang menurupi seluruh bagian badan wanita seperti yang dikatakan
Ibnu Mas’ud, Ubaidah, Hasan Basri, Qotadah, Said bin Jubar, Atho’
alkhurasani dan An Nakhroi.
3. Selimut yang menutupi area wajah wanita dan seluruh anggota badan saat
akan pergi keluar seperti yang dikatakan Ibnu Sirin.
4. Pakaian yang menutupi dari bagian atas kepala sampai bawah seperti yang
dikatakan Ibnu Abbas.
5. Selendang besar yang menutupi kerudung seperti yang dikatakan Ibnu
Mas’ud oleh Ibnu Abbas dan juga Ibnu Mas’ud.
6. Pakaian sejenis kerudung ukuran besar yang menutupi seluruh badan seperti
yang dikatakan Ibnu Abbas dan juga Ibnu Mas’ud.
Dari beberapa keterangan tentang arti hijab diatas, maka bisa disimpulkan jika hijab
bukanlah sebuah kerudung yang hanya dikenakan atau digantungkan pada bagian leher saja
dan bukan juga merupakan kerudung yang tipis sehingga masih terlihat rambutnya ataupun
kerudung yang hanya menutupi sebagian rambut belakang, bukan juga merupakan kerudung
seperti kopyah yang terlihat bagian lehernya serta bukan selendang ukuran kecil yang hanya
dikalungkan pada bagian pundak kanan.
b. Dalil Al Quran Tentang Kewajiban Memakai Hijab
Para ulama sudah bersepakat jika hijab merupakan kewajiban wanita dalam Islam dan
hukumnya adalah wajib berdasarkan Al Quran dan juga Sunnah.
1. Surat A1-Ahzab: 59 “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak
perempuan dan istri-istri orang Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka
mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah
Maha pengampun lagi Maha Penyayang.”
2. Surat An-Nur: 31 “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak
yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang
aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui

thoiffatul19023.mhs@gmail.com Page 2
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
3. Surat A1-Ahzab: 33 “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah
kamu berhias dan bertingkah lakuseperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.”
4. Surat Al-A’raf: 26 “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk indah
untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian
itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka selalu ingat.”
c. Hadist Tentang Hijab
Selain dalil yang sudah tertulis dalam Al Quran, terdapat pula dalil dalil dari sunnah yang
berkaitan dengan hukum berhijab.
1. HR. Muslim 3971 Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua kelompok termasuk
ahli neraka, aku belum pernah melihatnya: Suatu kaum yang memiliki
cambuk seperti ekor sapl, mereka memukul manusia dengan cambuknya, dan
wanita yang kasiyat (berpakain tapi telanjang baik karena tipis, atau pendek
yang tidak menutup semua auratnya), Mailat mumilat (bergaya ketika
berjalan, ingin diperhatikan orang) kepala mereka seperti punuk onta yang
berpunuk dua. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya
padahal bau surga itu akan didapati dari sekian dan sekian (perjalanan 500
th). Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid berkata jika hadits ini
memperlihatkan jika tabarruj atau bersolek kaum wanita adalah dosa besar.
2. Shahih. HR Tirmidzi 1093 Rasulullah SAW bersabda, “Wanita itu adalah
aurat, apabila dia keluar akan dibuat indah oleh syetan.”
3. HR. Tirmidzi 653 Ummu Salamah berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana
wanita berbuat dengan pakaiannya yang menjulur ke bawah? Beliau
rbersabda: Hendaklah mereka memanjangkan satu jengkäl, lalu ia bertanya
lagi: Bagaimana bila masih terbuka kakinya? Beliau menjawab: “Hendaknya
menambah satu hasta, dan tidak boleh lebih”.
4. HR. Bukhari No. 318 Terdapat kisah dimana wanita yang akan berangkat
untuk menunaikan shalat ied dan tidak memakai hijab, maka Rasulullah
SAW memerintah tersebut, “Hendaknya Saudarinya meminjaminya Jilbab
untuknya “.
d. Definisi Ahklak
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu khuluk yang artinya watak, kelakuan,
tabiat, perangai, budi pekerti, dan tingkah laku atau kebiasaan. Akhlak dalam Islam
diartikan sebagai perangai atau tingkah laku yang ada dalam diri seseorang yang telah

thoiffatul19023.mhs@gmail.com Page 3
melekat dan dilakukan serta dipertahankan secara terus menerus. Akhlak merupakan
perilaku yang tampak ( terlihat ) dengan jelas, baik dalam kata-kata maupun perbuatan
yang memotivasi oleh dorongan karena Allah. Namun demikian, banyak pula aspek yang
berkaitan dengan sikap batin ataupun pikiran, seperti akhlak diniyah yang berkaitan
dengan berbagai aspek, yaitu pola perilaku kepada Allah, sesama manusia, dan pola
perilaku kepada alam.
Akhlak islam dapat dikatakan sebagai aklak yang islami adalah akhlak yang
bersumber pada ajaran Allah dan Rasulullah. Akhlak islami ini merupakan amal
perbuatan yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah
seorang muslim yang baik atau buruk. Akhlak ini merupakan buah dari akidah dan
syariah yang benar. Secara mendasar, akhlak ini erat kaitannya dengan kejadian manusia
yaitu khaliq ( pencipta ) dan makhluq ( yang diciptakan ). Rasulullah diutus untuk
menyempurnakan akhlak manusia yaitu untuk memperbaiki hubungan makhluq (
manusia) dengan khaliq ( Allah Ta’ala ) dan hubungan baik antara makhluq dengan
makhluq. Kata “menyempurnakan ” berarti akhlak itu bertingkat, sehingga perlu
disempurnakan. Hal ini menunjukan bahwa akhlak bermacam-macam, dari akhlak sangat
buruk, buruk, sedang, baik, baik sekali hingga sempurna.
Rasulullah sebelum bertugas menyempurnakan akhlak, beliau sendiri sudah
berakhlak sempurna. Perhatikan firman Allah Swt dalam Surah Al-Qalam [68]: 4 :
Artinya :“ Dan sesungguhnya engkau ( Muhammad ) benar-benar berbudi pekerti yang
agung ”
e. Ahklak yang Baik Menurut Islam
Bagi Nabi Muhammad Saw, Al-Qur’an sebagai cerminan berakhlak. Orang yang
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, maka
sudah termasuk meneladani akhlak Rasulullah. Oleh karena itu setiap mukmin hendaknya
selalu membaca Al-Qur’an kapan ada waktunya sebagai pedoman dan menjadi tuntunan
yang baik dalam berperilaku sehari-hari, insya Allah akan terbina akhlak yang mulia bagi
dirinya.
Adapun hal-hal yang perlu dibiasakan sebagai akhlak yang terpuji dalam islam, antara
lain :
a. Berani dalam kebaikan, berkata benar serta menciptakan manfaat, baik
bagi diri maupun orang lain.
b. Adil dalam memutuskan hukum tanpa membedakan kedudukan, status
sosial ekonomi, maupun kekerabatan.
c. Arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
d. Pemurah dan suka menafkahkan rezeki baik ketika lapang maupun
sempit.

thoiffatul19023.mhs@gmail.com Page 4
e. Ikhlas dalam beramal semata-mata demi meraih ridha Allah.
f. Cepat bertobat kepada Allah ketika berdosa
g. Jujur dan amanah.
h. Tidak berkeluh kesah dalam menghadapi masalah hidup.
i. Penuh kasih sayang.
j. Lapang hati dan tidak balas dendam
k. Malu melakukan perbuatan yang tidak baik.
l. Rela berkorban untuk kepentingan umat dan dalam membela agama
Allah.
B. Kesimpulan
Hijab dan Ahklak merupakan dua hal yang berlainan. Hijab merupakan kewajiban
bagi seorang muslimah sedangkan ahklak adalah kepribadian yang sifatnya relatif dan dapat
berubah seiring waktu dan kondisi. Ketika seorang muslimah telah baligh atau dewasa maka
wajib baginya untuk berjilbab. Adapun masalah moral atau akhlak itu adalah perkara yang
lain dimana ada hukum tersendiri yang mengaturnya. Mungkin yang harus kita imani terlebih
dahulu adalah bahwasanya berjilbab adalah kewajiban yang mutlak bagi seorang muslimah
yang sudah baligh. Bagi saudari-saudariku yang masih menunda-nunda berjilbab hendaklah
menyadari bahwasanya umur dan ajal bisa datang kapan saja. Kita tidak tahu kapan malaikat
maut mencabut nyawa kita. Apa tahun depan? Bulan depan? Besok? Atau mungkin satu jam
lagi. Ingatlah kematian saudariku yang datangnya tiba-tiba. Hendaknya kita segera bertaubat
dan mulailah kenakan jilbab dengan benar. Allah tidak akan menerima taubat seseorang
ketika tiba ajalnya, dan ajal itu tidak akan dapat diundurkan atau dimajukan.

thoiffatul19023.mhs@gmail.com Page 5

Anda mungkin juga menyukai