DARING KE - 3
Kelas : XI MIPA 1
Perjanjian Linggarjati, Perjanjian yang terjadi pada 10 November 1946. Salah satu
kesepakatan perjanjian ini berhasil membagi wilayah Indonesia menjadi hanya
terdiri dari Jawa, Sumatera dan Madura.
Perjanjian Renville, Perjanjian ini terjadi antara tanggal 8 Desember 1947 – 17
Januari 1948. Salah satu isi perjanjian ini adalah Belanda mengusulkan Indonesia
akan menjadi sebuah negara federal.
Konferensi Meja Bundar, Konferensi ini terjadi antara tanggal pada 23 Agustus
1949 – 2 November 1949. Konferensi ini telah menyebabkan berubahnya sistem
pemerintahan Indonesia menjadi negara serikat.
Latar Belakang:
Pemerintah Inggris selaku penanggung jawab berupaya menyelesaikan konflik politik dan
militer di Asia. Pada akhirnya diplomat Inggris bernama Sir Archibald Clark Kerr
mengundang Indonesia dan Belanda untuk melakukan perundingan di Hooge Veluwe.
Pada akhir Agutus 1946, pemerintah Inggris mengirimkan Lord Killearn ke Indonesia
dalam menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Pada tanggal 7
Oktober 1946 bertempat di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta, dibukalah perundingan
antara Indonesia dan Belanda yang dipimpin oleh Lord Killearn.
Dalam perundingan awal ini akhirnya menghasilkan persetujuan untuk gencatan senjata
pada 14 Oktober dan rencana untuk mengadakan perundingan lebih lanjut, yakni
Perundingan Linggarjati yang akan dilaksanakan mulai tanggal 11 November 1946.
Isi Perjanjian:
1. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera
dan Madura
3. Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk negara Republik Indonesia Serikat
(RIS) yang terdiri dari wilayah Indonesia, Kalimantan dan Timur Besar sebelum tanggal 1
Januari 1949
Perjanjian Renville
Latar Belakang:
Sejarah Perjanjian Renville berawal dari perintah Dewan Keamanan PBB untuk melakukan
persetujuan gencatan senjata antara Belanda dan Indonesia pada tanggal 1 Agustus 1947.
Tanggal 5 Agustus, Gubernur Jendral van Mook dari Belanda melakukan gencatan senjata.
Pada tanggal 25 Agustus, Dewan Keamanan mengeluarkan resolusi yang diajukan
Amerika Serikat. Dewan Keamanan PBB akan menyelesaikan konflik Indonesia dan
Belanda secara damai dengan membentuk Komisi Tiga Negara. Belgia dipilih oleh
Belanda, sedangkan Indonesia memilih Australia. Amerika Serikat sebagai negara yang
dipilih oleh pihak kedua.
Pada 29 Agustus 1947, Belanda menyetujui garis Van Mook yang menyetujui wilayah
Indonesia dan Belanda. Republik Indonesia hanya tersisa sepertiga Pulau Jawa dan
sebagian besar di Pulau Sumatra, tetapi Indonesia tidak mendapat wilayah penghasil
makanan utama. Blokade oleh pihak Belanda juga mencegah masuknya persenjataan,
makanan, dan pakaian menuju wilayah Indonesia.
Isi Perjanjian:
1. Belanda hanya menerima Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian dari wilayah
Republik Indonesia.
2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang ditempatkan di antara wilayah Indonesia dan daerah
pendudukan Belanda.
3.Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah
pendudukan Belanda di Jawa Timur dan Jawa Barat.
Latar Belakang:
Perjanjian Roem Royen diselenggarakan mulai dari 14 April hingga 7 mei 1948 pihak
Indonesia di wakili oleh Moh. Roem beberapa anggota seperti Ali Sastro Amijoyo, Dr.
Leimena. Ir. Juanda, Prof. Supomo dan Latuharhary. Dan untuk pihak Belanda di wakili
oleh Dr.J.H Van Royen dengan anggotanya seperti Blom, Jacob, dr. Van, dr Gede,
Dr.P.J.Koets, Van Hoogstratendan dan Dr. Gieben.
Dengan adanya Agresi Militer Belanda II yang dilancarkan Belanda mendapat kecaman
dan reaksi dari Amerika Serikat dan Inggris, serta Dewan PBB. Melihat reaksi militer
Belanda sehingga PBB membuat kewenangan KTN.
Yang sejak itu KTN berubah menjandi UNCI “United Nations Commission For Indonesia”,
UNCI sendiri dipimpin oleh Merle Cochran dari Amerika Serikat dan juga dibantu Critchley
Australia dan juga Harrenmans dari Belgia.
Pada tanggal 23 Maret 1949 pihak DK-PBB perintahkan UNCI agar membantu
perundingan antara pihak Republik Indonesia dengan Belanda. Pada tanggal 17 April 1949
perundingan Roem Royen dimulai dan bertempat di Jakarta, UNCI sebagai penengah dan
diketuai oleh Merle Cochran dari Amerika Serikat wakil UNCI. Perundingan berikutnya
Indonesia diperkuat dengan hadirnya Drs Moh Hatta dan juga Sri Sultan
Hamengkubuwono IX.
Pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Perjanjian Roem Royen mulai
ditandatangani dan nama perjanjian ini dimabil dari kedua pemimpian delegasi,
Mohammad Roem dan Herman van Royen. Perjanjian yang sangat alot sehingga perlunya
diperkuat oleh Drs Moh Hatta yang datang dari pengasingan di Bangka, serta Sri Sultan
Hamengkubuwono IX dari Yogyakarta. Kedatangan Sri Sultan HB IX untuk mempertegas
pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta.
Isi Perjanjian:
Isi perjanjian Roem Royen di Hotel Des Indes di Jakarta, antara lain yaitu:
1.Tentara beresenjata Republik Indonesia harus menghentikan aktivitas gerilya.
2. Pemerintah Republik Indonesia turut serta dalam Konferensi Meja Bundar “KMB”.
6. Dengan menyetujui adanya Republik Indonesia yang bagian dari Negara Indonesia
Serikat.
Latar Belakang:
Indonesia masuk menjadi bagian dari Konferensi Meja Bundar yang akan
dilaksanakan pertemuan antara Indonesia dan negara boneka bentukan Belanda,
Rasa simpati negara BFO atau negara boneka Belanda pada Indonesia, yang
terkena dampak dari Agresi Militer 2, yang juga membebaskan pemimpin
Indonesia dari tahanan Belanda.
Isi Perjanjian:
Pada tanggal 19 - 22 juli 1949 diadakan konferensi Inter Indonesia pertama yang dipimpin
oleh Drs. Mohammad Hatta (Bung Hatta). Adapun hasil konferensi yang pertama yaitu
meliputi:
Setelah negara Federal RIS (Republik Indonesia Serikat) ditetapkan, kemudian terdapat
keputusan untuk melakukan konferensi Inter Indonesia yang kedua. Konferensi kedua
dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 1949 dengan tujuan yakni menciptakan panitia yang
berperan serta di Den Haag Belanda dalam Perjanjian Konferensi Meja Bundar dan
menciptakan atribut negara. Di bawah ini terdapat hasil konferensi Inter Indonesia yang
kedua yaitu meliputi:
Republik Indonesia Serikat (RIS) memiliki bendera yang berupa sang saka merah
putih.
RIS memiliki lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya.
Republik Indonesia memiliki bahasa Nasional (resmi) yaitu Bahasa Indonesia.
Negara cuilan BFO dan Republik Indonesia menentukan pemilihan Presiden.
Menyusun sebuah panitia yang tugasnya berada dalam KMB (Konferensi Meja
Bundar).
Negara cuilan menentukan anggota Majelis Permusyawaratan Sementara (MPRS)
sebanyak 16 negara.
Latar Belakang:
Hal yang melatarbelakangi terjadinya KMB adalah kegagalan Belanda untuk meredam
kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan karena adanya kecaman dari dunia
internasional.
Usai dilaksanakannya perjanjian Roem Royen pada tanggal 6 Juli, rencananya akan
diadakan lagi konferensi yang akan diikuti oleh para tokoh yang masih diasingkan di
Bangka. Sebelumnya diadakan terlebih dahulu Konferensi Inter-Indonesia di Yogyakarta
antara tanggal 31 Juli sampai 2 Agustus 1949.
Konferensi Inter-Indonesia dihadiri semua otoritas bagian dari Republik Indonesia Serikat
yang akan dibentuk. Para partisipan setuju mengenai prinsip dan kerangka dasar untuk
konstitusinya. Pada tanggal 11 Agustus 1949, dibentuk perwakilan Republik Indonesia
untuk menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.
Isi Perjanjian:
1. Agresi Belanda menafsirkan isi dari perjanjian Pada 3 Juli 1947, Agresi
Mi Linggar Jati berasarkan pidato Ratu Militer Belanda 1 untuk pertama
lit Wihelmina pada 7 Desember 1942, yang kalinya masuk pada agenda
er pada intinya menginginkan bangsa sidang Dewan Keamanan PBB.
B Indonesia menjadi anggota
Hal ini terjadi lantaran dorongan
el Commonwealth dan akan dibentuk dari pemerintah Australia dan
menjadi negara federasi, lantas Belanda
a India yang termasuk anggota
yang akan mengatur hubungan luar
n PBB. Dari sidang tersebut
negeri bangsa Indonesia. 15 Juli 1947,
d dihasilkan sebuah Resolusi No. 27
van Mook sebagai Gubernur Jendral
a Belanda di Indonesia mengultimatum tanggal 1 Agustus 1947 yang
I berisikan seruan pada kedua
bangsa Indonesia agar menarik
belah pihak agar menghentikan
pasukannya untuk mundur dari garis
batas demarkasi sejauh 10 km, yang konflik bersenjata tersebut.
tentu saja ditolak dengan tegas oleh para
Secara de fact pemerintah RI
pemimpin bangsa Indonesia waktu itu.
diakui oleh Dewan Keamanan
Belanda memiliki tujuan saat PBB, dan ini dibuktikan dengan
melancarkan agresi militer terhadap penggunaan nama Indonesia
bangsa Indonesia, yakni ingin menguasai pada resolusi tersebut, bukan lagi
secara penuh wilayah-wilayah Indonesia nama Netherland Indies.
yang memiliki potensi kekayaan alam,
Dewan Keamanan PBB
hasil perkebunan berupa rempah-
menamai konflik yang terjadi
rempah dan juga minyak. Untuk
antara Republik Indonesia dengan
menghalalkan aksinya tersebut dimata
Belanda tersebut The Indonesian
dunia Internasional Belanda menyatakan
Question. Nah berikut adalah
bahwa agresi militer tersebut
resolusi yang didalamnya
hanyalahaksi polosional dan merupakan
membahas tentang konflik antara
urusan dalam negeri.
Belanda dengan Indonesia.
Berikut ini tujuan utama Pihak Belanda
1. Resolusi No. 27 tanggal 1
melancarkan Agresi Militernya terhadap
Agustus 1947
bangsa Indonesia :
2. Resolusi No. 30 dan 32 tanggal
Militer : Belanda menggunakan agresi
25 Agustus 1947
militer demi memusnahkan TNI sebagai
ujung tombak pertahanan bangsa dengan 3. Resolusi No. 36 tanggal 1
begitu Indonesia akan lemah dan mudah November 1947
dikendalikan.
4. Tesolusi No. 67 tanggal 28
Politis : dengan agresi militer yang Januari 1947.
dilancarkan pihak Belanda terutama
Dengan desakan yang
mengepung titik-titik strategis seperti ibu
dilancarkan oleh Dewan
kota negara secara tidak langsung akan
Keamanan PBB, akhirnya Belanda
menghapuskan kedaulatan bangsa
mengakhiri agresi militernya
Indonesia.
dengan alasan demi resolusi yang
Ekonomis : wilayah Indonesia yang telah dikeluarkan oleh Dewan
terkenal akan hasil rempahnya yang Keamanan PBB.
berkualitas dan memiliki nilai jual yang
Mulai dari diterimanya resolusi
tinggi membuat Belanda enggan
yang diberikan Dewan Keamanan
melepaskan dan melihat bangsa Indonesia
PBB tersebut, tepat pada 17
merdeka.
Agustus 1947 pihak Belanda dan
Melalui radio van Mook menyampaikan pemerintah Republik Indonesia
sebuah pidato yang menyatakan, jikalau melakukan gencatan senjata.
Belanda sudah tidak terikat lagi dengan
Setelah gencatan senjata
perjanjian Linggarjati. Dan pada waktu itu
dilakukan, kemudian pada 25
tentara Belanda berjumlah sedikitnya
Agustus 1947 Dewan Keamanan
lebih dari 100.000 tentara bersenjata PBB pun membentuk sebuah
lengkap, dan dilengkapi dengan peralatan komite yang nantinya akan
tempur yang modern temasuk senjata berfungsi sebagai penghubung
berat yang diperoleh dari tentara Inggris serta penengah konflik antara
dan tentara Australia. Belanda dan Indonesia.