Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH INDONESIA ( KELAS XI )

DARING KE - 3

Hari :Jumat,17 April 2020 ( Jam : 10.00 — 11.30 WIB )

Materi: Strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya


mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda

Nama : Actrisha Fenosa S

Kelas : XI MIPA 1

Hari/Tgl : Jumat, 17 April 2020

Kerjakan soal dibawah ini dengan jelas dan benar !

1. Bagaimana strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam


rangka mempertahankan Kemerdekaan Indonesia ? coba jelaskan !

Indonesia melakukan perjuangan untuk mempertahankan Kemerdekaannya melalui dua


cara yaitu:

1. Strategi dalam bentuk bersenjata

 Indonesia membentuk sebuah badan militer untuk mejaga kedamaian dan


ketentraman di Indonesia. Badan Militer tersebut dinamakan Tentara Keamanan
Rakyat.
 Warga Negara Indonesia menolak perintah menyerah tanpa syarat atau ultimatum
yang dikeluarkan oleh negara Sekutu yaitu Inggris dan Belanda. Penolakan ini
menyebabkan bentrokan antara warga negara Indonesia dengan pasukan
bersenjata sekutu. Perisitiwa ini dinamakan Pertempuran Surabaya.
 Tentara Keamanan Rakyat melakukan perlawanan dengan pasukan sekutu. Hal ini
dikarenakan Pasukan Sekutu memberikan senjata kepada tawanan yang mereka
bebaskan. Peristiwa ini dinamakan Pertempuran Ambarawa.
 Warga Negara Indonesia beserta dengan Tentara Keamanan Rakyat membakar
kota sebelum dikuasai seutuhnya oleh pasukan sekutu. Peristiwa ini dikenal
dengan nama Bandung Lautan Api.
 Perpindahan Ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta. Hal ini dilakukan pemerintah
Indonesia karena Belanda dan Sekutu telah berhasil menguasai Jakarta.
 Pemerintah sempat mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di
Bukittinggi. Hal ini dilakukan karena Pemerintah Belanda berhasil menangkap
presiden dan wakil presiden Indonesia.
2. Strategi Diplomasi

Selain melakukan perjuangan bersenjata, Pemerintah Indonesia juga sering sekali


melakukan diplomasi dengan pemerintahan Belanda dihadapan negara-negara lain.
Adapun bentuk diplomasi tersebut adalah:

 Perjanjian Linggarjati, Perjanjian yang terjadi pada 10 November 1946. Salah satu
kesepakatan perjanjian ini berhasil membagi wilayah Indonesia menjadi hanya
terdiri dari Jawa, Sumatera dan Madura.
 Perjanjian Renville, Perjanjian ini terjadi antara tanggal 8 Desember 1947 – 17
Januari 1948. Salah satu isi perjanjian ini adalah Belanda mengusulkan Indonesia
akan menjadi sebuah negara federal.
 Konferensi Meja Bundar, Konferensi ini terjadi antara tanggal pada 23 Agustus
1949 – 2 November 1949. Konferensi ini telah menyebabkan berubahnya sistem
pemerintahan Indonesia menjadi negara serikat.

2. Coba kalian jelaskan perjanjian — perjanjian dibawah ini !


Mengenai latar belakang dan isi perjanjian :
 Perjanjian Linggarjati

Latar Belakang:

Diadakannya perundingan Linggarjati dilatarbleknagi oleh masuknya AFNEI yang


diboncengi NICA ke Indonesia. Hal ini karena Jepang menetapkan ‘status quo’ di
Indonesia menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda seperti
peristiwa 10 November di Surabaya.

Pemerintah Inggris selaku penanggung jawab berupaya menyelesaikan konflik politik dan
militer di Asia. Pada akhirnya diplomat Inggris bernama Sir Archibald Clark Kerr
mengundang Indonesia dan Belanda untuk melakukan perundingan di Hooge Veluwe.

Para pemimpin negara menyadari bahwa untuk menyelesaikan konflik dengan


peperangan hanya akan menimbulkan korban dari kedua belah pihak.

Namun perundingan yang direncanakan tersebut gagal karena Indonesia meminta


Belanda mengakui kedaulatannya atas pulau Jawa, pulau Sumatera dan pulau Madura,
sedangkan Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja.

Pada akhir Agutus 1946, pemerintah Inggris mengirimkan Lord Killearn ke Indonesia
dalam menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Pada tanggal 7
Oktober 1946 bertempat di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta, dibukalah perundingan
antara Indonesia dan Belanda yang dipimpin oleh Lord Killearn.

Dalam perundingan awal ini akhirnya menghasilkan persetujuan untuk gencatan senjata
pada 14 Oktober dan rencana untuk mengadakan perundingan lebih lanjut, yakni
Perundingan Linggarjati yang akan dilaksanakan mulai tanggal 11 November 1946.
Isi Perjanjian:

Penandatanganan perjanjian Linggarjati dilakukan pada 25 Maret 1947 antara kedua


belah pihak. Hasil perundingan Linggarjati menghasilkan beberapa poin dan pasal sebagai
berikut:

1. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera
dan Madura

2. Belanda harus meninggalkan wilayah Republik Indonesia paling lambat tanggal 1


Januari 1949

3. Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk negara Republik Indonesia Serikat
(RIS) yang terdiri dari wilayah Indonesia, Kalimantan dan Timur Besar sebelum tanggal 1
Januari 1949

4. Dalam bentuk Republik Indonesia Serikat, pemerintah Indonesia harus tergabung


dalam Commonwealth atau Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda
sebagai kepalanya.

 Perjanjian Renville

Latar Belakang:

Sejarah Perjanjian Renville berawal dari perintah Dewan Keamanan PBB untuk melakukan
persetujuan gencatan senjata antara Belanda dan Indonesia pada tanggal 1 Agustus 1947.
Tanggal 5 Agustus, Gubernur Jendral van Mook dari Belanda melakukan gencatan senjata.
Pada tanggal 25 Agustus, Dewan Keamanan mengeluarkan resolusi yang diajukan
Amerika Serikat. Dewan Keamanan PBB akan menyelesaikan konflik Indonesia dan
Belanda secara damai dengan membentuk Komisi Tiga Negara. Belgia dipilih oleh
Belanda, sedangkan Indonesia memilih Australia. Amerika Serikat sebagai negara yang
dipilih oleh pihak kedua.

Pada 29 Agustus 1947, Belanda menyetujui garis Van Mook yang menyetujui wilayah
Indonesia dan Belanda. Republik Indonesia hanya tersisa sepertiga Pulau Jawa dan
sebagian besar di Pulau Sumatra, tetapi Indonesia tidak mendapat wilayah penghasil
makanan utama. Blokade oleh pihak Belanda juga mencegah masuknya persenjataan,
makanan, dan pakaian menuju wilayah Indonesia.

Isi Perjanjian:

Pada dasarnya inti Perjanjian Renville adalah sebagai berikut:

1. Belanda hanya menerima Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian dari wilayah
Republik Indonesia.
2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang ditempatkan di antara wilayah Indonesia dan daerah
pendudukan Belanda.

3.Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah
pendudukan Belanda di Jawa Timur dan Jawa Barat.

 Perjanjian Roem — Royen

Latar Belakang:

Diadakannya perjanjian Roem Royen karena adanya serangan tentara Belanda ke


Yogyakarta dan adanya penahanan pemimpin RI, serta mendapatkan kecaman dari dunia
Internasional. Dalam Agresi militer II, Belanda memproganda TNI telah hancur, disini
Belanda mendapat kecaman di dunia Internasional terutama Amerika Serikat.

Perjanjian Roem Royen diselenggarakan mulai dari 14 April hingga 7 mei 1948 pihak
Indonesia di wakili oleh Moh. Roem beberapa anggota seperti Ali Sastro Amijoyo, Dr.
Leimena. Ir. Juanda, Prof. Supomo dan Latuharhary. Dan untuk pihak Belanda di wakili
oleh Dr.J.H Van Royen dengan anggotanya seperti Blom, Jacob, dr. Van, dr Gede,
Dr.P.J.Koets, Van Hoogstratendan dan Dr. Gieben.

Dengan adanya Agresi Militer Belanda II yang dilancarkan Belanda mendapat kecaman
dan reaksi dari Amerika Serikat dan Inggris, serta Dewan PBB. Melihat reaksi militer
Belanda sehingga PBB membuat kewenangan KTN.

Yang sejak itu KTN berubah menjandi UNCI “United Nations Commission For Indonesia”,
UNCI sendiri dipimpin oleh Merle Cochran dari Amerika Serikat dan juga dibantu Critchley
Australia dan juga Harrenmans dari Belgia.

Pada tanggal 23 Maret 1949 pihak DK-PBB perintahkan UNCI agar membantu
perundingan antara pihak Republik Indonesia dengan Belanda. Pada tanggal 17 April 1949
perundingan Roem Royen dimulai dan bertempat di Jakarta, UNCI sebagai penengah dan
diketuai oleh Merle Cochran dari Amerika Serikat wakil UNCI. Perundingan berikutnya
Indonesia diperkuat dengan hadirnya Drs Moh Hatta dan juga Sri Sultan
Hamengkubuwono IX.

Pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Perjanjian Roem Royen mulai
ditandatangani dan nama perjanjian ini dimabil dari kedua pemimpian delegasi,
Mohammad Roem dan Herman van Royen. Perjanjian yang sangat alot sehingga perlunya
diperkuat oleh Drs Moh Hatta yang datang dari pengasingan di Bangka, serta Sri Sultan
Hamengkubuwono IX dari Yogyakarta. Kedatangan Sri Sultan HB IX untuk mempertegas
pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta.

Isi Perjanjian:

Isi perjanjian Roem Royen di Hotel Des Indes di Jakarta, antara lain yaitu:
1.Tentara beresenjata Republik Indonesia harus menghentikan aktivitas gerilya.

2. Pemerintah Republik Indonesia turut serta dalam Konferensi Meja Bundar “KMB”.

3. Kembalinya pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta.

4. Tentara bersenjata Belanda harus menghentikan operasi militer dan pembebasan


semua tahanan politik.

5. Kedaulatan RI diserahkan secara utuh tanpa syarat.

6. Dengan menyetujui adanya Republik Indonesia yang bagian dari Negara Indonesia
Serikat.

7. Belanda memberikan hak, kekuasaan dan kewajiban kepada pihak Indonesia.

 Konferensi Inter Indonesia

Latar Belakang:

Latar belakang dilaksanakannya konferensi inter-indonesia adalah:

 Indonesia masuk menjadi bagian dari Konferensi Meja Bundar yang akan
dilaksanakan pertemuan antara Indonesia dan negara boneka bentukan Belanda,
 Rasa simpati negara BFO atau negara boneka Belanda pada Indonesia, yang
terkena dampak dari Agresi Militer 2, yang juga membebaskan pemimpin
Indonesia dari tahanan Belanda.

Isi Perjanjian:

Pada tanggal 19 - 22 juli 1949 diadakan konferensi Inter Indonesia pertama yang dipimpin
oleh Drs. Mohammad Hatta (Bung Hatta). Adapun hasil konferensi yang pertama yaitu
meliputi:

 Pertahanan negara yang merupakan hak dalam pemerintah Republik Indonesia


Serikat (RIS).
 Angkatan perang Nasional atau RIS.
 Republik Indonesia Serikat akan memperoleh kedaulatan yang berasal dari
pemerintah Republik Indonesia dan kerajaan Belanda.
 Negara cuilan Republik Indonesia dan BFO memilih pemimpin RIS yaitu Presiden.
 Negara Federal memiliki nama yaitu RIS atau Republik Indonesia Serikat.

Setelah negara Federal RIS (Republik Indonesia Serikat) ditetapkan, kemudian terdapat
keputusan untuk melakukan konferensi Inter Indonesia yang kedua. Konferensi kedua
dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 1949 dengan tujuan yakni menciptakan panitia yang
berperan serta di Den Haag Belanda dalam Perjanjian Konferensi Meja Bundar dan
menciptakan atribut negara. Di bawah ini terdapat hasil konferensi Inter Indonesia yang
kedua yaitu meliputi:

 Republik Indonesia Serikat (RIS) memiliki bendera yang berupa sang saka merah
putih.
 RIS memiliki lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya.
 Republik Indonesia memiliki bahasa Nasional (resmi) yaitu Bahasa Indonesia.
 Negara cuilan BFO dan Republik Indonesia menentukan pemilihan Presiden.
 Menyusun sebuah panitia yang tugasnya berada dalam KMB (Konferensi Meja
Bundar).
 Negara cuilan menentukan anggota Majelis Permusyawaratan Sementara (MPRS)
sebanyak 16 negara.

 Konferensi Meja Bundar ( KMB )

Latar Belakang:

Hal yang melatarbelakangi terjadinya KMB adalah kegagalan Belanda untuk meredam
kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan karena adanya kecaman dari dunia
internasional.

Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan beberapa pertemuan untuk melakukan


penyelsaian secara diplomasi. Sebelumnya telah terjadi beberapa perundingan antara
pihak Belanda dan Indonesia lewat perjanjian Linggarjati dan perjanjian Renville.

Pada 28 Januari 1949, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


mengeluarkan resolusi yang mengecam serangan militer Belanda terhadap tentara
Indonesia. Dewan Keamanan PBB juga menyerukan diadakannya perundingan untuk
menemukan penyelesaian damai antara dua pihak.

Usai dilaksanakannya perjanjian Roem Royen pada tanggal 6 Juli, rencananya akan
diadakan lagi konferensi yang akan diikuti oleh para tokoh yang masih diasingkan di
Bangka. Sebelumnya diadakan terlebih dahulu Konferensi Inter-Indonesia di Yogyakarta
antara tanggal 31 Juli sampai 2 Agustus 1949.

Konferensi Inter-Indonesia dihadiri semua otoritas bagian dari Republik Indonesia Serikat
yang akan dibentuk. Para partisipan setuju mengenai prinsip dan kerangka dasar untuk
konstitusinya. Pada tanggal 11 Agustus 1949, dibentuk perwakilan Republik Indonesia
untuk menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.

Isi Perjanjian:

Berikut merupakan isi dan hasil Konferensi Meja Bundar

 Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai sebuah


negara yang merdeka.
 Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
 Status Provinsi Irian Barat diselesaikan paling lama dalam waktu setahun setelah
pengakuan kedaulatan.
 Dibentuknya Uni Indonesia-Belanda untuk mengadakan kerjasama antara RIS dan
Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
 Republik Indonesia Serikat akan mengembalikan hak milik Belanda dan
memberikan hak-hak konsesi serta izin baru untuk perusahaan-perusahaan
Belanda.
 Republik indonesia Serikat harus membayar semua utang Belanda sejak tahun
1942.
 Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa
korvet akan diserahkan kepada RIS.
 Tentara Kerajaan Belanda akan ditarik mundur, sedangkan Tentara Kerajaan Hindia
Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa anggotanya yang
diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.

3. Coba kalian analisa peristiwa dalam tabel dibawah ini !

( Kerjakan dengan menggunakan tabel )

No Peri Latar belakang Akhir Peristiwa


stiw
a

1. Agresi Belanda menafsirkan isi dari perjanjian Pada 3 Juli 1947, Agresi
Mi Linggar Jati berasarkan pidato Ratu Militer Belanda 1 untuk pertama
lit Wihelmina pada 7 Desember 1942, yang kalinya masuk pada agenda
er pada intinya menginginkan bangsa sidang Dewan Keamanan PBB.
B Indonesia menjadi anggota
Hal ini terjadi lantaran dorongan
el Commonwealth dan akan dibentuk dari pemerintah Australia dan
menjadi negara federasi, lantas Belanda
a India yang termasuk anggota
yang akan mengatur hubungan luar
n PBB. Dari sidang tersebut
negeri bangsa Indonesia. 15 Juli 1947,
d dihasilkan sebuah Resolusi No. 27
van Mook sebagai Gubernur Jendral
a Belanda di Indonesia mengultimatum tanggal 1 Agustus 1947 yang
I berisikan seruan pada kedua
bangsa Indonesia agar menarik
belah pihak agar menghentikan
pasukannya untuk mundur dari garis
batas demarkasi sejauh 10 km, yang konflik bersenjata tersebut.
tentu saja ditolak dengan tegas oleh para
Secara de fact pemerintah RI
pemimpin bangsa Indonesia waktu itu.
diakui oleh Dewan Keamanan
Belanda memiliki tujuan saat PBB, dan ini dibuktikan dengan
melancarkan agresi militer terhadap penggunaan nama Indonesia
bangsa Indonesia, yakni ingin menguasai pada resolusi tersebut, bukan lagi
secara penuh wilayah-wilayah Indonesia nama Netherland Indies.
yang memiliki potensi kekayaan alam,
Dewan Keamanan PBB
hasil perkebunan berupa rempah-
menamai konflik yang terjadi
rempah dan juga minyak. Untuk
antara Republik Indonesia dengan
menghalalkan aksinya tersebut dimata
Belanda tersebut The Indonesian
dunia Internasional Belanda menyatakan
Question. Nah berikut adalah
bahwa agresi militer tersebut
resolusi yang didalamnya
hanyalahaksi polosional dan merupakan
membahas tentang konflik antara
urusan dalam negeri.
Belanda dengan Indonesia.
Berikut ini tujuan utama Pihak Belanda
1. Resolusi No. 27 tanggal 1
melancarkan Agresi Militernya terhadap
Agustus 1947
bangsa Indonesia :
2. Resolusi No. 30 dan 32 tanggal
Militer : Belanda menggunakan agresi
25 Agustus 1947
militer demi memusnahkan TNI sebagai
ujung tombak pertahanan bangsa dengan 3. Resolusi No. 36 tanggal 1
begitu Indonesia akan lemah dan mudah November 1947
dikendalikan.
4. Tesolusi No. 67 tanggal 28
Politis : dengan agresi militer yang Januari 1947.
dilancarkan pihak Belanda terutama
Dengan desakan yang
mengepung titik-titik strategis seperti ibu
dilancarkan oleh Dewan
kota negara secara tidak langsung akan
Keamanan PBB, akhirnya Belanda
menghapuskan kedaulatan bangsa
mengakhiri agresi militernya
Indonesia.
dengan alasan demi resolusi yang
Ekonomis : wilayah Indonesia yang telah dikeluarkan oleh Dewan
terkenal akan hasil rempahnya yang Keamanan PBB.
berkualitas dan memiliki nilai jual yang
Mulai dari diterimanya resolusi
tinggi membuat Belanda enggan
yang diberikan Dewan Keamanan
melepaskan dan melihat bangsa Indonesia
PBB tersebut, tepat pada 17
merdeka.
Agustus 1947 pihak Belanda dan
Melalui radio van Mook menyampaikan pemerintah Republik Indonesia
sebuah pidato yang menyatakan, jikalau melakukan gencatan senjata.
Belanda sudah tidak terikat lagi dengan
Setelah gencatan senjata
perjanjian Linggarjati. Dan pada waktu itu
dilakukan, kemudian pada 25
tentara Belanda berjumlah sedikitnya
Agustus 1947 Dewan Keamanan
lebih dari 100.000 tentara bersenjata PBB pun membentuk sebuah
lengkap, dan dilengkapi dengan peralatan komite yang nantinya akan
tempur yang modern temasuk senjata berfungsi sebagai penghubung
berat yang diperoleh dari tentara Inggris serta penengah konflik antara
dan tentara Australia. Belanda dan Indonesia.

Awalnya komiter tersebut hanya


berfungsi sebagai Committee of
Good Officer for Indonesia
(Komite Jasa Baik Untuk
Indonesia), namun kemudian
lebih sering dikenal dengan nama
Komisi Tiga Negara (KTN).

Penamaan ini dikarenakan


anggota dari komite tersebut
hanya 3 negara, yakni Australia
(ditunjuk oleh Indonesia) yang
diwakilkan oleh Richard C. Kirby,
Belgia (ditunjuk oleh Belanda)
yang diwakili oleh Paul van
Zeeland dan Amerika (ditunjuk
sebagai pihak netral) yang
diwakili oleh Dr. Frank Graham.

2. Agresi Dalam kehadiran sebuah Agresi militer Resolusi DK PBB tanggal 28


MiBelanda 2, yang telah mendukung dalam Januari 1949 memuat beberapa
lit mempertahankan mereka di wilayah poin penting untuk mendamaikan
er Indonesia, yaitu dapat mendukung Indonesia dan Belanda. Yang
II mencari alasan dan kelalaian sebagai paling penting tentu saja adalah
tantangan yang telah disepakati. bahwa Belanda wajib segera
menghentikan semua aksi
Saat Perjanjian Linggarjati ditandatangani,
militernya di Indonesia.
Belanda menolaknya dengan meluncurkan
Sebaliknya, Indonesia harus
agresi militer pertama melawan rakyat
berhenti pula melakukan
Indonesia. Kemudian Dewan Keamanan
perlawanan terhadap Belanda.
PBB datang melalui KTN (Komisi Tiga
Negara) dan kemudian menyelesaikan Selain itu, DK PBB
kesepakatan di wilayah pelabuhan Jakarta memerintahkan kepada Belanda
pada kapal Amerika dari USS Renville. untuk membebaskan semua
tawanan politik, termasuk para
petinggi pemerintahan RI, dan
membebaskan mereka dalam
untuk kembali menjalankan
tugasnya.
Poin penting ketiga yang
termaktub dalam Resolusi 67 DK
PBB adalah dibentuknya United
Nations Commission for
Indonesia (UNCI). Komisi
bentukan PBB pengganti KTN ini
diberi wewenang yang lebih luas
untuk menghasilkan perdamaian
antara Belanda dan Indonesia.

UNCI bertugas membantu


memperlancar perundingan,
mengawasi penyelenggaraan
pemilihan umum dan
penyusunan Undang-Undang
Dasar, juga mendesak Belanda
agar segera melakukan
penyerahan kedaulatan kepada
Indonesia selambat-lambatnya
tanggal 1 Juli 1949

Meskipun agresi militer akhirnya


dihentikan, namun Belanda
sempat menolak sebagian besar
isi resolusi itu, terutama datang
dari Dr. Louis Beel selaku pejabat
tertinggi Belanda di Indonesia
sekaligus Wakil Agung Kerajaan
Belanda. Inilah yang
menyebabkan terjadinya
Serangan Umum 1 Maret 1949.

Desakan dari dunia internasional


yang kian kuat, dukungan PBB
untuk Indonesia, ditambah
pukulan telak dengan
berkobarnya Serangan Umum 1
Maret 1949, membuat Belanda
terpaksa membuka peluang
digelarnya perundingan lanjutan,
termasuk membahas
kemungkinan dilakukannya
penyerahan kedaulatan.

Belanda rupanya tidak berniat


melawan dunia, juga ingin
menghindari masalah yang lebih
pelik dengan PBB. Maka, Kerajaan
Belanda bersedia menggelar
perundingan yang nantinya
dikenal dengan nama Konferensi
Meja Bundar atau KMB.

Bermula dari dukungan dunia


internasional yang menghasilkan
Resolusi DK PBB hingga rangkaian
kejadian penting lainnya yang
berpuncak dengan digelarnya
KMB, Belanda akhirnya resmi
menyerahkan kedaulatan kepada
Indonesia secara penuh pada 27
Desember 1949.

Anda mungkin juga menyukai