Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
manusia yang percaya diri untuk bersaing dan bersanding dengan bangsa lain.
mengajar tidak bisa lepas dari faktor pendidik, peserta didik, sarana prasarana,
didik dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan belajar. Interaksi dan komunikasi timbal balik antara guru dan
peserta didik merupakan ciri dan syarat utama berlangsungnya proses belajar
mengajar.
Akan tetapi, belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan
segala hasil proses belajar yang dapat ditunjukan dengan berbagai bentuk,
1
Dalam dunia pendidikan kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu
unsur yang sangat penting dan harus ada di dalamnya. Proses pendidikan
Oleh sebab itu, belajar adalah proses aktif, belajar adalah proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah
laku seseorang.
depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran
matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah
2
Melihat pada apa yang dipaparkan diatas betapa pentingnya mata
pelajaran matematika untuk diajarkan kepada peserta didik, hal ini lantaran
berkenaan dengan agar terciptanya generasi penerus yang cerdas, kritis dan
konsep logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
masalah serta dapat menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah dan memiliki sikap menghargai
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
sejak dini. Selama ini didalam dunia pendidikan kita, khususnya dalam proses
pembelajaran yang lebih dominan oleh seorang guru dan peserta didik kurang
3
potensi diri yang ada pada peserta didik kurang dapat diaktualisasikan secara
optimal. Hal ini kurang menghormati kebebasan yang ada pada peserta didik
mengejar pencapaian kurikulum, maka guru akan memilih jalan yang mudah
ditentukan oleh peran guru dan peserta didik sebagai individu-individu yang
sebagai subjek yang aktif, sedangkan peserta didik merupakan objek yang
informasi dan peserta didik sebagai penerima informasi. Cara mengajar yang
paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan adalah
pembelajaran berlangsung peserta didik sering mengalami rasa jenuh dan suka
bermain sendiri. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa hal diantaranya
4
berkaitan dengan gambar, peserta didik kurang bisa membaca dan memahami
gambar yang ada pada buku pelajaran. Hal ini disebabkan karena belum ada
metode khusus yang bisa diterapkan oleh guru untuk lebih meningkatkan
memuaskan yang ditandai masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai
menjadikan peserta didik sebagai objek yang aktif. Atas dasar inilah penulis
Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Pola Bilangan
B. Identifikasi masalah
5
6. Pembelajaran masih berpusat di guru
C. Batasan Masalah
session
D. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini yaiut apakah model pembelajaran tipe Poster
E. Tujuan Penelitian
6
F . Manfaat Penelitian
antara lain:
poster session.
matematika.
4. Bagi peneliti
pelajaran matematika.
7
BAB II
A. Landasan Teori
sekolah. Kedua kegiatan ini saling menunjang satu sama lain. Kegiatan belajar
8
Dalam kegiatan belajar dan mengajar, peserta didik adalah subjek dan objek
dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, makna dari proses pengajaran adalah
kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan
pengajaran akan dicapai apabila peserta didik tidak hanya dituntut dari segi fisik,
tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya dari segi fisik saja yang aktif dan
mentalnya tidak aktif, maka tujuan dari pembelajaran belum tercapai. Hal ini sama
saja dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
laku pada invidu-individu yang belajar. Perubahan ini tidak hanya berkaitan
watak, penyesuaian diri. Jadi dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian
9
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur,
bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar. Peran dari guru
didik. Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah ‘’perubahan’’. Maka hakikat
pembelajaran adalah’’pengaturan’’.
terjadi, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan. Interaksi ini berakar dari pihak
penddik (guru) dan kegiatan belajar secara pedagosis pada diri peserta didik,
tertentu. Dalam pembelajaran, peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
pembelajaran adalah aspek kegiatan yang kompleks dan tidak dapat dijelaskan
10
dari seorang guru untuk membelajarakan peserta didik didiknya ( mengarahkan
interaksi peserta didik dengan ersumber belajar yang lain) dengan maksud agar
tujuannya dapat tercapai. Dari uraiannya tersebut, maka terlihat jelas bahwa
pembelajaran itu adalah interaksi dua arah dari pendidik dan peserta didik,
diantara keduanya terjadi komunikasi yang terarah menuju kepada target yang
telah ditetapkan.
Pola pembelajaran yang terjasi saat ini seringkali masih bersifat transmitif,
yaitu siswa secara pasif menyerap struktur pengetahuan yang diberikan guru atau
yang ada pada buku pembelajaran saja. Adapun Menurut Hudojo, menyatakan
a. Siswa terlibat aktif dalam belajar, siswa belajar materi secara bermaksna
dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan
perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut
seseorang agar dapat belajar dengan baik sehingga kegiatan pembelajaran ini
11
karena itu, makna pembelajaran merupakan tindakan eksternal dari belajar,
sebagai ilmu yang tidak terbatas pada angka saja, tetapi keahlian dalam
persoalan lain. Saat guru memberika soal cerita kepada siswa yang sederhana dan
menyelesaikan masalah.
belajar dalam kelompok- kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang
12
Pengelompokkan siswa dalam pembelajaran kooperaif yaitu secara
atas 3 sampai 5 orang siswa dan mareka harus bertanggung jawab atas
mereka, dan mengundang pertukaran ide di antara mereka. Teknik ini juga
merupakan sebuah cara cerita dan grafik yang memungkinkan peserta didik
Strategi pembelajaran poster session ini hanya bisa digunakan untuk materi
1. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 5-6
anggota.
2. Sarankan bahwa salah satu cara untuk kelebihan yang dimiliki kelas adalah
3. Bagikan kepada setiap kelompok kertas plano (kertas buram ukuran koran) dan
13
4. Mengkondisikan kelas dengan suasana yang hangat agar peserta didik tetap
fokus.
presentasikan.
8. Lima belas menit sebelum selesai, berundinglah dengan seluruh kelas dan
1. Peserta didik menjadi siap memulai pelajaran, karena peserta didik belajar
terlebih dahulu.
4. Kecerdasan peserta didik diasah pada saat peserta didik mencari informasi
1. Peserta didik yang jarang memperhatikan atau bosan jika bahasan dalam
14
2. Pelaksanaan Strategi harus dilakukan oleh pendidik yang kreatif,
sekarang ini pada umumnya guru masih mendominasi kelas, peserta didik pasif
(datang, duduk, nonton, berlatih, dan lupa). Guru memberitahu konsep, peserta
siap terlebih dahulu dengan minimal membaca bahan yang akan dipelajari, peserta
didik datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong. Lebih
parah lagi, peserta didik tidak menyadari tujuan belajar yang sebenarnya, tidak
belajar sebagai suatu kewajiban yang dipikul atas perintah orang tua, guru,dan
dari kedua hal tersebut, peserta didik tidak merasakan nikmatnya belajar, belajar
keterpaksaan. Ditambah lagi materi matematika susah (abstrak) dan sering dibuat
banyak tugas, dan lain sebagainya. Begitu pula dengan kondisi di luar kelas,
15
suasana rumah tidak nyaman, fasilitas belajar kurang, lingkungan kehidupan tidak
yang dimulai dari konteks kehidupan nyata para peserta didik (daily life).
dengan tumbuh kembangnya matematika itu sendiri dan ilmu pengetahuan secara
tetapi melalui inkuiri, tanya jawab dan semacamnya yang dimulai dari
dengan aktivitas afektif dan fisik. Suatu proses akan berjalan secara alami melalui
tahap demi tahap menuju ke arah yang lebih baik, kesalahan adalah bagian
yang dilakukan oleh peserta didik suatu hal yang alami, tidak perlu disalahkan,
hal yang benar saja, apalagi selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan
membuka toleransi dan menghargai setiap usaha peserta didik dalam belajar,
peserta didik tidak akan takut berbuat salah, bahkan akan tumbuh semangat
16
untuk mencoba karena tidak takut lagi disalahkan. Karena belajar adalah
suatu proses, belajar bukan sekedar menghafal konsep yang sudah jadi, akan tetapi
B. Kerangka Pikir
memuaskan, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain strategi
terbatasnya sarana dan prasarana pendukung di sekolah dan kepribadian siswa itu
disediakan. Pembelajaran ini akan merangsang siswa untuk aktif dalam kegiatan
membantu siswa dalam memahami materi pola bilangan karena dalam proses
17
belajar ini siswa tidak hanya dituntut aktif dalam kelompoknya tetapi terlibat
langsung dalam menemukan rumus sehingga rumus yang ditemukan akan lebih
lama diingat.
c. Hipotesis Tindakan
aktivitas belajar dan pemahaman konsep siswa pada materi Pola Bilangan”.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
dikelas dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 3 BauBau pada semester ganjil
tahun ajaran 2019/2020, penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu penelitian
pemanataun sampai penilaian terhadap tindakan nyata didalam kelas yang berupa
19
Subjek Penelitan dan Objek Penelitian
dan seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri BauBau yang terdiri dari 1
kelas
B. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
20
a. Menyusun RPP sesuai materi pelaksaan pembelajaran yang
2. Pelaksanaan
direncanakan
3. Observasi
4. Refleksi
21
berikutnya. Jika siklus 1 mencapai indicator keberhasilan, maka
1.
1. Instrumen penelitian
a. Lembar Observasi
b. Tes
22
a. Observasi
dikelas.
b. Tes
digunakan untuk menganalisis data yang berupa angka yaitu skor dari hasil
pre test dan post test. Sedangkan analisis deskriptif kualitatif digunakan
23
Tes prestasi belajar siswa yang diperoleh pada akhir siklus dihitung
kemudian
persentase
∑X
x=
∑N
Keterangan:
x = Nilai rata-rata
∑N = Jumlah Siswa
24
tindakan kelas ini dapat dilihat dari dua segi proses dan hasil atau nilai
pembeajaran.
F. Jadwal Penelitian
table 2:
25
Table 2
Jadwal Penelitian
Bulan
Skripsi
2 Penyusunan Proposal
3 Bimbingan Proposal
4 Seminar proposal
5 Proses izin penelitian
6 Observasi lapangan
7 Penelitian
8 Menyusun Skripsi
9 Bimbingan Skripsi
10 Ujian Skripsi
26
DAFTAR PUSTAKA
Jawa melalui blog sebagai media pembelajaran pada siswa kelas XI SMA Negeri
YOGYAKARTA
pecahan sederhana melalui media kartu pecahan di kelas III SD Negeri Kyai Mojo
Yogyakarta.
27
Sahabuddin, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Skripsi, Makassar, Universitas
Negeri Makassar.
thesis, PGSD
Teacher Here untuk meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran IPS
28