Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN

“RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH”

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Maghdalena, SE,M.Si,Ak

Oleh:
Rezki Andika
1810247097

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN EKONOM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rencana Pendapatan dan Belanja Sekolah atau RAPBS adalah pilar managemen
sekolah dengan RAPBS inilah semua kegiatan sekolah direncanakan, tidak sekedar teknis
pelaksanaan tetapi juga non teknis. Dana yang didapatkan dari pemerintah dan masyarakat
serta dana bantuan lain yang mungkin didapatkan sekolah, diatur sedemikian rupa sehingga
penggunaannya jelas dan terbuka. Hal ini juga untuk membiasakan keterbukaan dalam
sistem managemen. Setiap kegiatan yang diselenggarakan sekolah sudah direncanakan
dalam RAPBS karena terkait dengan pembiayaan kegiatan tersebut. Kita selalu
membutuhkan pembiayaan, baik itu besar maupun kecil untuk itulah RAPBS disusun
sekolah dan stakeholder terkait.
Dengan dukungan pendanaan yang sesuai kebutuhan, kemungkinan ketercapaian
program sangat besar. Tetapi, jika program kegiatan tidak didukung pendanaan yang sesuai,
tentunya program-program tersebut hanyalah isapan jempol semata. Dan dalam RAPBS
itulah setiap kegiatan sekolah direncanakan secara utuh. Strategi secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai keputusan atau tindakan yang berusaha untuk mencapai sasaran
organisasi. Strategi itu sendiri dipengaruhi oleh misi organisasi atau lembaga (sekolah) dan
lingkungannya. Dalam hubungan ini penyusunan RAPBS memerlukan analisis masa lalu
dan lingkungan eksteren yang mencakup kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats).
Dunia pendidikan (sekolah) sangat terpengaruh oleh berbagai perubahan, baik dalam
aspek politik, sosial budaya, ekonom, teknologi, industri, maupun informasi. Pembaharuan
dalam aspek-aspek tersebut menuntut para pengambil keputusan kebijakan pendidikan
menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. dengan demikian, dalam penyusunan
RAPBS penting untuk diperhatikan berbagai peluang pembiayaan pendidikan. Strategi
pembiayaan pendidikan dalam penyusunan RAPBS dimulai dengan mengkaji perubahan-
perubahan peraturan perundang-undangan, tuntutan peningkatan mutu pendidikan yang
mungkin membuka peluang, dalam hubungan ini pemberian kewenangan kepada kepala
sekolah (otonomi) untuk mengelola keuangan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya
menjadi sangat strategis.

B. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian RAPBS
2. Untuk mengetahui fungsi RAPBS
3. Untuk mengetahui bentuk anggaran RAPBS
4. Untuk mengetahui prinsip RAPBS
5. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan RAPBS
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian RAPBS
Menurut Zahrudin dkk (2019) RAPBS merupakan sebuah rencana tahunan yang
setiap tahun wajib disusun oleh setiap sekolah. RAPBS merupakan bentuk rencana
pembiayaan yang digunakan sebagai pedoman dan pengendali di dalam
menghimpun keuangan dari berbagai sumber yang sah dan komponen-komponen
apa yang akan dibiayai dalam proses pendidikan disuatu sekolah (Budi Budaya,
2015).
RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) adalah anggaran
terpadu antara penerimaan dan penggunaan dana serta pengelolaannya dalam
memenuhi seluruh kebutuhan sekolah selama satu tahun pelajaran berjalan. Dimana
sumber dananya berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan
orangtua/wali peserta didik. Sumber dana perolehan dan pemakaian dana dipadukan
dengan kondisi objektif kepentingan sekolah dan penyandang dana (Abuddinata,
2003)
Menurut Nanang Fattah (2004) dasar hukum RAPBS (Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah) adalah:
1. Instruksi bersama Menteri Pemdidikan dan Kebudayaan dengan Menteri Dalam
negeri No. 29 tahun 1974/01 tentang pembentukan Badan Pembantu
Penyelenggara
2. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 293/102.F/0/1986, tentang
petunjuk pelaksanaan dan penggunaan sumbangan BP3
3. Surat edaran Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Barat
4. Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Barat No. 835/102/Kep/B/1994 tanggal 28 Oktober 1994.
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) harus
berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian dari
rencana operasional tahunan. RAPBS setidaknya meliputi penganggaran untuk
kegiatan pengajaran, materi kelas, pengembangan profesi guru, renovasi bangunan
sekolah, pemeliharaan, buku, meja dan kursi. Penyusunan RAPBS tersebut harus
melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah.
RAPBS perlu disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa
alokasi anggaran bisa memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal (Baharuddin dan
Makin, 2010)

B. Fungsi RAPBS
Secara garis besar, kegiatan RAPBS dilakukan agar rencana penerimaan dan
pengeluaran dana sekolah/madrasah dapat dikontrol dengan baik (Baharuddin dan
Makin, 2010). Menurut Suyobroto (2010) fungsi RAPBS sebagai berikut:
1. Pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya
2. Menggali dana secara kreatif dan maksimal
3. Menggunakan dana secara jujur dan terbuka
4. Mengembangkan dana secara produktif
5. Mempertanggung-jawabkan dana secara objektif

C. Bentuk RAPBS
1. Anggaran Pendapatan
Suyobroto (2010) mengatakan bahwa sumber keuangan atau pembiayaan pada suatu
sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi beberapa sumber, yaitu:
a. Dana dari Pemerintah
Baik dana dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun keduanya. Dan
dana tersebut diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan.
b. Dana dari Orang Tua Siswa
Pendanaan dari orang tua siswa ini dikenal dengan istilah iuran Komite.
Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa ditentukan
oleh rapat Komite sekolah. Pada umumnya dana Komite terdiri atas :
1) Dana tetap tiap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh orang
tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah
2) Dana insidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya
satu kali selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat diangsur).
3) Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa terterntu
yang dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara sukarela
tanpa suatu ikatan apapun.
c. Dana dari Masyarakat
Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari
anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh perhatian terhadap kegiatan
pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan sukarela yang diberikan tersebut
merupakan wujud dari kepeduliannya karena merasa terpanggil untuk turut
membantu kemajuan pendidikan. Dana ini ada yang diterima dari perorangan,
dari suatu organisasi, dari yayasan ataupun dari badan usaha baik milik
pemerintah maupun milik swasta.
d. Dana dari Alumni
Dana ini merupakan bantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan
mutu sekolah yang tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat
dan perlengkapan belajar). Namun dana yang dihimpun oleh sekolah dari para
alumni merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari mereka yang
merasa terpanggil untuk turut mendukung kelancaran kegiatankegiatan demi
kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima langsung dari
alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara reuni atau lustrum sekolah.
e. Dana dari Peserta Kegiatan
Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang menikmati
pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau ekstrakurikuler, seperti pelatihan
komputer, kursus bahasa Inggris atau keterampilan lainnya.
f. Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah
Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha untuk mendapatkan
dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan wirausaha sekolah
yang pengelolaannya dapatj dilakukan oleh staf sekolah atau para siswa
misalnya koperasi, kantin sekolah, bazaar tahunan, wartel, usaha fotokopi, dll.
2. Anggaran Belanja
Baharudin dan Makin (2010) menyebutkan bahwa pengeluaran dari suatu
sekolah/madrasah dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Pembiayaan rutin
Pembiayaan rutin adalah biaya (anggaran) yang harus dikeluarkan secara rutin
dan pasti dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru dan non-guru), biaya
operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas dan alat pengajaran.
b. Pembiayaan pembangunan
Pembiayaan pembangunan misalnya biaya pembelian atau pengembangan tanah,
pembangunan gedung, perbaikan gedung, penambahan furniture, dll.

D. Prinsip Penyusunan RAPBS


Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) harus
berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian dari
rencana operasional tahunan. RAPBS setidaknya meliputi penganggaran untuk
kegiatan pengajaran, materi kelas, pengembangan profesi guru, renovasi bangunan
sekolah, pemeliharaan, buku, meja dan kursi. Penyusunan RAPBS tersebut harus
melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah.
RAPBS perlu disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa
alokasi anggaran bisa memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal (Tim Dosen
Administrasi Pendidikan, 2012)
Prinsip-prinsip dalam penyusunan RAPBS menurut Baharudin dan Makin
(2010) sebagai berikut:
a. RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran murid secara
jujur, bertanggung jawab, dan transparan.
b. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan dipajang di
tempat terbuka di sekolah.
c. Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama memprioritaskan
pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan sekolah.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus
adanya pemenuhan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
sekolah/madrasah setiap tahunnya. RAPBS ini pun dituntut mencakup semua
anggaran kegiatan rutin dan biaya penting lainnya, agar kesemuanya itu dapat
dilaksanakan satu tahun (Arwildayanto dkk, 2017)

E. Penyusunan RAPBS
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus
menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan
pengeluaran harus berimbang diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan minus.
Dengan anggaran berimbang tersebut maka kehidupan sekolah akan menjadi solid
dan benar-benar kokoh dalam hal keuangan, maka sentralisasi pengelolaan
keuangan perlu difokuskan pada bendaharawan sekolah, dalam rangka untuk
mempermudah pertanggung jawaban keuangan (Nanang Fattah, 2004)
Penyusunan RAPBS menurut Budi Budaya (2015) mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan
2. Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya
3. Menentukan program kerja dan rincian program
4. Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
5. Menghitung dana yang dibutuhkan
6. Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana
RAPBS setelah dibahas dengan pengurus dan komite sekolah, maka selanjutnya
ditetapkan sebagai anggaran pendapatan dan belanja sekolah (APBS). Pada setiap
anggaran yang disusun perlu dijelaskan apakah rencana anggaran yang akan
dilaksanakan merupakan hal baru atau kelanjutan atas kegiatan yang telah
dilaksanakan dalam periode sebelumnya dengan menyebut sumber dana
sebelumnya (Arwildayanto dkk, 2017)
Dalam setiap anggaran yang disusun untuk kegiatan-kegiatan di lingkungan
sekolah, paling tidak harus memuat 6 hal atau informasi sebagai berikut:
1. Informasi rencana kegiatan: sasaran, uraian rencana kegiatan, penanggung jawab,
rsencana baru atau lanjutan.
2. Uraian kegiatan program, program kerja, rincian program
3. Informasi kebutuhan: barang/ jasa yang dibutuhkan, volume kebutuhan
4. Data kebutuhan harga satuan, jumlah biaya yang dibutuhkan untuk seluruh volume
kebutuhan
5. Jumlah anggaran: jumlah anggaran untuk masing-masing rincian program, program,
rencana kegiatan, dan total anggaran untuk seluruh rencana kegiatan
6. Sumber dana: total sumber dana, masing-masing sumber dana yang mendukung
pembiayaan program.

Menurut Nanang Fattah (2004) dalam pembuatan rencana anggaran pendapatan


belanja sekolah (RAPBS) melibakan beberapa unsur diantaranya:
1. Pihak sekolah
2. Orang tua murid dalam wadah Komite Sekolah
3. Dinas Pendidikan Kota
4. Pemerintah kota.
BAB III
KESIMPULAN

A. RAPBS merupakan bentuk rencana pembiayaan yang digunakan sebagai pedoman dan
pengendali di dalam menghimpun keuangan dari berbagai sumber yang sah dan
komponen-komponen apa yang akan dibiayai dalam proses pendidikan disuatu sekolah
B. Fungsi RAPBS
1. Pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya
2. Menggali dana secara kreatif dan maksimal
3. Menggunakan dana secara jujur dan terbuka\
4. Mengembangkan dana secara produktif
5. Mempertanggung-jawabkan dana secara objektif
C. Bentuk Anggaran RAPBS ada 2 yaitu anggaran pendapatan dan anggaran pengeluaran
D. Prinsip-prinsip dalam penyusunan RAPBS
1. RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran murid secara
jujur, bertanggung jawab, dan transparan.
2. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan dipajang di
tempat terbuka di sekolah.
3. Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama memprioritaskan
pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan sekolah.
E. Langkah-langkah penyusunan RAPBS
1. Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan
2. Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya
3. Menentukan program kerja dan rincian program
4. Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
5. Menghitung dana yang dibutuhkan
6. Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana
DAFTAR PUSTAKA

Abuddinata. 2003. Manajemen Pendidikan. Kencana. Bogor


Baharuddin dan Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam. UIN Maliki Press. Malang
Budaya, Budi. Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pada Sekolah Dasar Yang Efektif.
Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (LIKHITAPRAJNA) 18(1):
42-95. Universitas Wisnuwardhana . Malang
Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung
Suryobroto. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Manajemen
Pendidikan. Alfabeta. Bandung
Zahrudin dkk. 2019. Implementasi Penyususnan Rencana Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Sekolah. Jurnal Administarsi Pendidikan 26(1): 45-56. UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai