DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN:
KELOMPOK 1
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Swt. Karena atas berkat
Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata
Pada Pasien ARV” yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai
lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
Penulis
i
DAFTAR ISI
sampul
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 23
B. Saran 23
Daftar Pustaka24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
termasuk Indonesia tidak ada yang terbebas dari penyakit infeksi ini.
obat 90-95%, maka pasien diharapkan tidak lebih dari tiga kali lupa
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
ARV.
2
BAB II
PEMBAHASAN
usia harapan hidup penderita HIV/AIDS. Obat ARV terdiri atas golongan
Obat ARV terdiri atas beberapa golongan antara lain nucleoside reverse
3
a. Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)
perubahan RNA virus menjadi DNA (proses ini dikenal oleh virus HIV
agar bisa bereplikasi. Contoh dari obat ARV yang termasuk dalam
berfungsi.
memotong DNA yang dibentuk oleh virus dengan ukuran yang benar
4
indinavir (APV), dan nelvinavir (NFV), squinavir (SQV), ritonavir
20).
HIV dan risiko toksisitas obat. Sekitar 25% penderita tidak meminum
ARV
a. Diagnosa pertama
1) Pengkajian
N SUBJEKTIF OBJEKTIF
O
1. - mengeluh sulit tidur - (tidak tersedia)
- mengeluh sering terjaga
- mengeluh tidak puas tidur
- mengeluh pola tidur berubah
- mengeluh istirahat tidak
cukup
2. - mengeluh kemampuan - (tidak tersedia)
beraktivitas menurun
5
2) Diagnosis keperawatan
3) Intrevensi keperawatan
Dukungan tidur
Definisi
Tindakan
Observasi
6
Terapeutik
Edukasi
tidur
kerja)
lainnya
4) Luaran
7
Pola tidur
Diagnosa kedua
1) Pengkajian
N SUBJEKTIF OBJEKTIF
O
1. - merasa bingung - tampak gelisah
- merasa khawatir dengan - tampak tegang
akibat dari kondisi yang - sulit tidur
dihadapi
- sulit berkonsentrasi
8
2) Diagnosis keperawatan
3) Intervensi keperawatan
Reduksi Ansietas
Definisi
9
Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif
menghadapi ancaman
Tindakan
Observasi
stresor)
Terapeutik
datang
Edukasi
10
- Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,pengobatan dan
prognosis
kebutuhan
Kolaborasi
4) Luaran
Perilaku 1 2 3 4 5
tegang
Keluhan 1 2 3 4 5
pusing
Anoreksia 1 2 3 4 5
11
Palpitasi 1 2 3 4 5
diaforesis 1 2 3 4 5
Tremor 1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5
dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawatn maupun
dokter. Hal ini penting karena diharapkan akan lebih meningkatkan tingkat
12
dan dievaluasi secara teratur pada setiap kunjungan. Kegagalan terapi
ARV.
untuk mencapai tingkat supresi virus yang optimal, setidaknya 95% dari
semua dosis tidak boleh terlupakan. Resiko kegagalan terapi timbul jika
pasien sering lupa minum obat. Kerjasama yang baik antara tenaga
perilaku pasien dalam minum obat secara benar tentang dosis, frekuensi
minum obat atau tidak. Kepatuhan ini amat penting dalam penatalaksaan
ART, karena:
dan HAART sangat efektif bila diminum sesuai aturan. Hal ini
berkaitan dengan.
13
1. Resistensi obat. Semua obat antiretroviral diberikan dalam bentuk
kepatuhan:
14
pembiayaan kesehatan yang mahal, tidak jelas dan birokratik adalah
untuk mendapatkanARV.
15
infeksi oportunistik atau penyakit lain menyebabkan
dengan kebutuhanpasien
16
Petugas kesehatan perlu membantu klien untuk mengeksplorasi
menjaminkepatuhan berobat.
mengetahui statusnya.
minumobat?
kebiasaan sehari-hari?
17
Harus direncanakan mekanisme untuk mengingatkan klien
kondisi pasien.
keklinik
tidakterlewatkan
seumurhidupnya.
18
yaitu kalau dikatakan dua kali sehari berarti harus ditelan
setiap 12jam.
lupa minumobat.
19
dan aspek lain diluar pasien sebagai bagian dari prosedur tetap
postif dariARV
dengan gaya hidup sehari-hari pasien dan temukan cara yang dapat
pil yang harus diminum dan frekuensinya (dosis sekali sehari atau
sisa obat yang ada dan laporan dari keluarga atau pendamping yang
kunjungan dan dilakukan secara terus menerus dan berulang kali dan
4. Monitoring
20
Selain adanya kesadaran pasien untuk mematuhi peraturan ART,
setiap kunjungan.
viral load.
penyakit yang jelas dan dilakukan pemeriksaan klinis yang teratur. Berikut
klinis.
1) Follow up pertama setelah satu atau dua minggu. Lebih awal jika
21
c. Pemeriksaan laboratorium dasar
d. Monitoring efektivitas
1) Menurunnya/menghilangnya gejala.
4) Meningkatkan TLC.
BAB III
22
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pasien.
B. SARAN
kepada pasien dengan HIV harus berhati-hati dan sesuai dengan SOP agar
terhadap masalah psikologis dan social dari pasien. Oleh sebab itu, perlu
pengobatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
23
Arif Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapiuus.
DEPKES RI (2011). Pedoman nasional Tatalaksana klinis infeksi HIV dan
teravi antirotroviral. Kemetrian kesehatan republik indonesia.
DEPKES RI. 2003. Pedoman nasional perawatan, dukungan, dan pengobatan
bagi ODHA. Buku pedoman untuk petugas kesehatan dan petugas
lainnya. Jakarta: Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular
dan Penyehatan lingkungan Depkes RI.
IMAI. 2003. Perawatan kronis HIV dan pengobatan ARV. Surabaya; Integrated
Management of Adolescent and Adult ilness, WHO, Unair, RsU Dr.
Soetomo Surabaya.
Nurarif, Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA. Media Action Publishing: Yogyakarta
Nursalam, dkk. 2008. Asuhan keperawatan Pada Pasien Terinfeksi
HIV/AIDSJakarta : Salemba Medika
Stewart G. 1997, Managing HIV. Sydney: MJA Published.
https://id.scribd.com/document/366852151/ASKEP-ARV
24