Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluahan utama pasien, sehingga dapat ditegakkan
prioritas masalah keperawatan yang dapat muncul.
Apakah pasien pernah dirawat dengan penyakit yang sama atau penyakit lain yang berhubungan dengan
penyakit hati, sehingga menyebabkan penyakit Sirosis hepatis. Apakah pernah sebagai pengguna alkohol
dalam jangka waktu yang lama disamping asupan makanan dan perubahan dalam status jasmani serta
rohani pasien.
Adakah penyakit-penyakit yang dalam keluarga sehingga membawa dampak berat pada keadaan atau
yang menyebabkan Sirosis hepatis, seperti keadaan sakit DM, hipertensi, ginjal yang ada dalam keluarga.
Hal ini penting dilakukan bila ada gejala-gejala yang memang bawaan dari keluarga pasien.
Kelainan-kelainan fisik atau kematangan dari perkembangan dan pertumbuhan seseorang yang dapat
mempengaruhi keadaan penyakit, seperti ada riwayat pernah icterus saat lahir yang lama, atau lahir
premature, kelengkapan imunisasi, pada form yang tersedia tidak terdapat isian yang berkaitan dengan
riwayat tumbuh kembang.
Apakah pasien suka berkumpul dengan orang-orang sekitar yang pernah mengalami penyakit hepatitis,
berkumpul dengan orang-orang yang dampaknya mempengaruhi perilaku pasien yaitu peminum
alcohol, karena keadaan lingkungan sekitar yang tidak sehat.
f. Riwayat Psikologi
Bagaimana pasien menghadapi penyakitnya saat ini apakah pasien dapat menerima, ada tekanan
psikologis berhubungan dengan sakitnya. Kita kaji tingkah laku dan kepribadian, karena pada pasien
dengan sirosis hepatis dimungkinkan terjadi perubahan tingkah laku dan kepribadian, emosi labil,
menarik diri, dan depresi. Fatique dan letargi dapat muncul akibat perasaan pasien akan sakitnya. Dapat
juga terjadi gangguan body image akibat dari edema, gangguan integument, dan terpasangnya alat-alat
invasive (seperti infuse, kateter). Terjadinya perubahan gaya hidup, perubaha peran dan tanggungjawab
keluarga, dan perubahan status financial (Lewis, Heitkemper, & Dirksen, 2000).
i.Pengkajian Data
a. Istirahat/aktivitas
DS : Kelemahan, Fatique.
b. Sirkulasi :
DS : Riwayat ganggguan kongesti (CHF), Penyakit rematik, jantung, kanker (Malfungsi hati akibat gagl
hati).
DO : Hipertensi / hipotensi
c. Eliminasi :
DS : - Flatulensi
- Diare/konstipas
DO : Distensi abdominal.
Urin pekat
d. Makanan/minum
DS : Anoreksia
e. Neurosensori
DS : Depresi mental
Hepatik enchelopati.
f. Nyeri/kenyamanan
DS : Kembung, pruriyus
g. Respirasi
DS : Dyspnoe
DO : Tachypnoe
h. Sexualitas
DS : Gangguan menstruasi
i. Pengetahuan
Riwayat penyakit empedu, hepatitis, pemakaian obat yang merusak fungsi hati, dll.
ii.Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran dan keadaan umum pasien
b. Perlu dikaji tingkat kesadaran pasien dari sadar – tidak sadar (composmentis – coma) untuk
mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien, kekacuan fungsi dari hepar salah satunya
membawa dampak yang tidak langsung terhadap penurunan kesadaran, salah satunya dengan adanya
anemia menyebabkan pasokan O2 ke jaringan kurang termasuk pada otak.
TD, Nadi, Respirasi, Temperatur yang merupakan tolak ukur dari keadaan umum pasien / kondisi pasien
dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai kaki dan lebih focus pada pemeriksaan organ seperti hati,
abdomen, limpa dengan menggunakan prinsip-prinsip inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi), disamping
itu juga penimbangan BB dan pengukuran tinggi badan dan LLA untuk mengetahui adanya penambahan
BB karena retreksi cairan dalam tubuh disamping juga untuk menentukan tingakat gangguan nutrisi
yanag terjadi, sehingga dapat dihitung kebutuhan Nutrisi yang dibutuhkan.
1) Hati : perkiraan besar hati, bila ditemukan hati membesar tanda awal adanya cirosis hepatis, tapi
bila hati mengecil prognosis kurang baik, konsistensi biasanya kenyal / firm, pinggir hati tumpul dan ada
nyeri tekan pada perabaan hati. Sedangkan pada pasien Tn.MS ditemukan adanya pembesaran
walaupun minimal (USG hepar). Dan menunjukkan sirosis hati dengan hipertensi portal.
3) Pada abdomen dan ekstra abdomen dapat diperhatikan adanya vena kolateral dan acites,
manifestasi diluar perut: perhatikan adanya spinder nevi pada tubuh bagian atas, bahu, leher, dada,
pinggang, caput medussae dan tubuh bagian bawah, perlunya diperhatikan adanya eritema palmaris,
ginekomastia dan atropi testis pada pria, bias juga ditemukan hemoroid.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anorksia, gangguan metabolisme
protein,lemak,glukosa dan gangguan penyimpanan vitamin.
b. Perubahan volume cairan berhubungan dengan malnitrisi, kelebihan sodium/ intake cairan.
d. Resiko tinggi ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ascites, menurunya ekspansi paru.
e. Resiko tinggi gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan sirkulasi atau status
metabolic.
f. Resiko tinggi perdarahan yang berhubungan dengan riwayat darah yang abnormal, hipertensi
portal.
3. Intervensi Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anorksia, gangguan metabolisme
protein,lemak,glukosa dan gangguan penyimpanan Vitamin
ü Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama …x… jam, diharapkan pemasukan nutrisi
adekuat.
ü Kriteria hasil :
· Menunjukkan peningkatan berat badan progresif mencapai tujuan dengan nilai laboratorium
normal
Mandiri
1.Ukur masukan diet harian dengan jumlah kalori. 1.Memberikan informasi tentang kebutuhan
pemasukan/defisiensi
2. Timbang sesuai indikasi. Bandingkan
perubahan status cairan, riwayat berat badan, 2. Mungkin sulit untuk menggunakan berat badan
ukuran kulit trisep sbg indicator langsung status nutrisi karena ada
gambaran edema/ asites. Lipatan kulit trisep
3. Bantu dan dorong pasien untuk makan, berguna dalam mengkaji perubahan massa otot
jelaskan alasan tipe diet. Beri pasien makan bila dan simpanan lemak subkutan.
pasien mudah lelah dan biarkan orang terdekat
membantu. Pertimbangkan pilihan makanan yg 3. Diet yang tepat penting untuk penyembuhan.
disukai Pasien mungkin makan lebih baik bila keluarga
terlibat dan makanan yang disukai sebanyak
4. Berikan makan makan sedikit dan sering mungkin
5. Berikan tambahan garam bila diizinkan, hindari 4. Buruknya toleransi terhadap makan banyak
yang mengandung ammonium mungkin berhubungan dengan peningkatan
6. Batasi masukan kafein, makanan yang tekanan intra-abdomen/asites
menghasilkan gas atau berbumbu dan terlalu 5. Tambahan garam meningkatkan rasa makanan
panas atau terlalu dingin dan membantu meningkatkan selera makan.
7. Berikan makanan halus, hindari makanan kasar Amonia potensial resiko ensefalopati
sesuai indikasi 6. Membantu dalam menurunkan iritasi gaster/
8. Berikan perawatan mulut sering dan sebelum diare dan ketidaknyamanan abdomen yang dapat
makan mengganggu pemasukan oral/ pencernaan
9. Tingkatkan periode tidur tanpa 7. Pendarahan dari varises esophagus dapat terjadi
gangguan,khususnya sebelum makan pada sirosis berat
15.
B. Perubahan volume cairan berhubungan dengan malnitrisi, kelebihan sodium/ intake cairan.
ü Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama …x… jam diharapkan volume cairan kembali
normal.
ü Kriteria hasil :
5. Kaji derajat perifer/ edema dependen. 4. Mungkin disebabkan oleh GJK, penurunan
perfusi arteri koroner dan ketidakseimbangan
6. Ukur lingkar abdomen
elektrolit.
7. Dorong untuk tirah baring bila ada asites
5. Perpindahan cairan pada jaringan sebagai
8. Berikan perawatan mulut sering, kadang beri akibat retensi natrium dan air, penurunan albumin
es batu (bila puasa). dan penurunan ADH.
11. Batasi natrium dan cairan sesuai indikasi 8. Menurunkan rasa haus.
13.
ü Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam diharapkan terjadi peningkatan
energy dan partisipasi dalam aktivitas
ü Kriteria hasil:
· Melaporkan peningkatan kekuatan dan kesehatan pasien.
· Memperlihatkan asupan nutrien yang adekuat dan menghilangkan alcohol dari diet.
D. Resiko tinggi ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ascites, menurunya ekspansi paru.
ü Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam, diharapkan pola nafas kembali
efektif
ü Kriteria hasil:
· Bebas dispneu dan sianosis, dengan nilai GDA dan kavasitas vital dalam rentang normal
7. Awasi seri GDA, nadi oksimetri, ukur kapasitas 6. Menunjukkan timbulnya infeksi, contoh
vital, foto dada pneumonia
ü Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x… jam diharapkan terjadi perbaikan
integritas kulit
ü Kriteria hasil :
· Mengidentifikasi factor resiko dan menunjukkan prilaku/teknik untuk mencegah kerusakan kulit
F. Resiko tinggi perdarahan yang berhubungan dengan riwayat darah yang abnormal, hipertensi
portal.
ü Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam diharapkan terjadi penurunan risiko
pendarahan
ü Kriteria hasil:
4. Catat perubahan mental dan tingkat 3. Peningkatan nadi dengan penurunan TD dan
kesadaran CVP dapat menunjukkan kehilangan volume darah
sirkulasi, memerlukan evaluasi lanjut
5. Hindari pengukuran suhu rectal, hati- hati
memasukkan selang GI 4. Perubahan dapat menunjukkan penurunan
perfusi jaringan serebral sekunder terhadap
6. Dorong menggunakan sikat gigi halus ,
hipovolemia, hipoksemia
pencukur elekrik , hindari mengejan saat defekasi,
meniupkan hidung dengan kuat dan sebagainya 5. Rektal dan vena esophageal paling rentan
untuk robek
ü Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam diharapkan terjadi pemahaman
mengenai informasi penyakitnya
ü Kriteria hasil
4. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi