Anda di halaman 1dari 20

SISTEM INFORMASI DATA TAHANAN PADA LEMBAGA

PEMASYARAKATAN ANAK KUTOARJO


(Studi Kasus : Tahanan Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo)

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Wulan Martrika

09.12.4267

kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013
INFORMATION SYSTEM OF CUSTODIES DATA
AT KUTOARJO CHILDREN PRISON
(Case Study: Child Prisoners Prisons Kutoarjo)

SISTEM INFORMASI DATA TAHANAN PADA LEMBAGA


PEMASYARAKATAN ANAK KUTOARJO
(Studi Kasus : Tahanan Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo)

Wulan Martrika
Kusnawi
Jurusan Sistem Informasi
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

In a prison is necessary to have a system that can assist in managing the data
prisoners, such as collecting, storing and generating information to make it easier to know
the identity of prisoners who lived in the institution. One of the prison system is in need of
Child Penitentiary Kutoarjo which is under the Ministry of Law and Human Rights in
Central Java.
A system was made to ease the work of officers working. With the system,
allowing the needed information easier to find. So that officers do not bother to look at the
books one by one. In addition, the officer can set the time when the prisoners would
come out, because this system has a warning applications (alarm) as a reminder when
the detention period will come out (assimilation). The system can also print a notice
custody.
With the system in prison is expected Kutoarjo Child custody information required
by external parties and the parties will be easier to come by as well as save time officers
jobs.

Keywords: Prisoners, Prisoners of data, Penitentiary


1. PENDAHULUAN

Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo merupakan Lembaga Pemasyarakatan


yang terletak di Kutoarjo Kabupaten Purworejo (Jawa Tengah), yang sampai saat ini
dalam pengolahan data tahanan masih bersifat manual, yaitu dengan pencatatan
langsung pada buku. Dimana sistem manual masih mengutamakan ketelitian dan
pengamatan dengan tepat atau dapat diartikan pula sistem manual lebih
mengedepankan suatu subyek manusia sebagai tumpuan dalam proses pelaksanaanya.
Dengan demikian apabila manusia sebagai pelaksana mengalami kesalahan dalam satu
titik saja maka akan berakibat buruk, menimbulkan ketidak efektifan dalam pelaksanaan
kerja.

Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo fasilitas komputer sudah


tersedia, namun kurang bisa dimanfaatkan secara optimal oleh Lembaga guna
mendukung kinerja sistem pengolahan data yang sedang berjalan karna masih
menggunakan cara yang manual. Dengan berlatar belakang masalah tersebut diatas,
maka diperlukan solusi yang dapat membantu bagi para pelaksana. Dengan ini penulis
memberikan gambaran dengan adanya suatu sistem teknologi berbasis komputer yang
diharapkan dapat memberikan solusi memecahkan masalah, maka dari itu penulis
terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “Sistem Informasi Data Tahanan
Pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo”.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem

Suatu sistem dapat didefinisikan melalui dua cara pendekatan sistem. Yang
pertama pendekatan sistem yang menekankan pada prosedurnya. Menurut Jerry
FitzGerald, Arda F. FitzGerald da Warren D. Stalling, Jr.., sistem adalah suatu jaringan
kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

2.2 Konsep Dasar Informasi

Informasi merupakan sumber daya strategis yang perlu dikelola agar dapat
digunakan dengan cara yang lebih efektif, informasi bersumber dari data yang masih
bersifat mentah sehingga perlu dilakukan proses perubahan terhadapnya dengan
maksud untuk menjadikannya lebih berguna.

1
Selain itu informasi adalah hasil dari proses atau hasil dari pengolahan data yang
memberikan suatu arti dan dapat dipakai sebagai daftar yang objektif didalam mengambil
1
keputusan atau kebijakan .

Informasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Data yang telah diolah.


2. Menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima.
3. Menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata.

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang


mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
2
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan . Sedangkan Definisi umum sistem
informasi adalah sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian subsistem informasi terhadap
pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan
3
keputusan.

2.4 Perangkat Perancangan Sistem

Ada beberapa perangkat perancangan sistem yaitu flowchart, data flow diagram,
entity relationship diagram, normalisasi, diagram context.

2.4.1 Flowchart

Flowchart adalah diagram yang terdiri dari simbol-simbol geometris (sebagian


besar bersisi empat) bersama-sama dengan anak panah yang menghubungkan satu
4
simbol dengan simbol lainnya .

1
M.Suyanto, Pengenalan Data Elektronik, hal 10.
2
Robert A.Leitch/K. Roscoe Davis, Accounting Information Systems, (New Jersy; Prentice
Hall, 1983), hal.6.
3
Kusrini, Andri Koniyo, Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan
Visual Basic dan Microsoft SQL Server 2000, (Edisi Pertama; Yogyakarta: Andi,
2007),hal.9.
4
Martin M. Lipschutz dan Seymour Lischutz :Pengolahan Data, Jakarta: Erlangga, 1990,
hal.146.

2
1. Flowchart System

Yaitu bagan yang menggambarkan suatu prosedur dan proses suatu


file dalam suatu media menjadi file dalam media yang lain dalam suatu
sistem data.

2. Flowchart Program

Yaitu bagan yang menggambarkan urutan logika dari suatu procedure


pemecahan masalah.

2.4.2 Data Flow Diagram (DFD)

DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk
menggambarkan asal data dan tujuan data yang keluar dari sistem, tempat penyimpanan
data, proses apa yang menghasilkan data tersebut, serta interkasi antara data yang
5
tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut .

Pengembangan DFD biasanya menggunakan cara berjenjang. Dimulai dari


contex diagram, DFD level 0, DFD level 1, DFD level 2, dan seterusnya sesuai dengan
kompleksitas dari sistem yang akan dikembangkan.

a) Contex Diagram

DFD pertama dalam proses bisnis, menunjukkan konteks dimana proses


bisnis berada, menunjukkan semua proses bisnis dalam satu proses tunggal
(proses 0), dan juga menunjukkan semua entitas luar yang menerima informasi
dari atau memberikan informasi ke sistem.

b) DFD Level 0

Menunjukkan semua proses utama yang menyusun keseluruhan sistem.


Level ini juga menunjukkan komponen internal dari proses 0 dan menunjukkan
bagaimana proses-proses utama direalisasikan menggunakan data flow. Pada
level ini juga dilakukan penambahan data store.

5
Kusrini, M.Kom, Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, hal. 41.

3
c) DFD Level 1

Umumnya diagram level diciptakan dari setiap proses utama dari level 0.
Level ini menunjukkan bagaimana informasi berpindah dari satu proses ke
proses lainya.

d) DFD Level 2

Menunjukkan semua proses yang menyusun semua proses pada level


1. Bisa saja penyusunan DFD tidak mencapai level 2 ini atau mungkin harus
dilanjutkan ke level berikutnya (level 3, level 4, dan seterusnya).

6
2.4.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

Perancangan basis data dengan menggunakan model entity relationship adalah


dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). Terdapat tiga notasi dasar
yang bekerja pada model E-R yaitu : entity sets, relationship sets, dan attributes.
Sebuah entity adalah sebuah “benda” (thing) atau “objek” (object) di dunia nyata yang
dapat dibedakan dari semua objek lainnya. Entity sets adalah sekumpulan entity yang
mempunyai tipe yang sama.

2.4.4 Normalisasi

Normalisasi adalah teknik perancangan yang banyak digunakan sebagai


pemandu dalam merancang basis data relasional. Pada dasarnya, normalisasi adalah
proses dua langkah yang meletakkan data dalam bentuk tabulasi dengan menghilangkan
bentuk berulang dari tabel relasional. Normalisasi adalah bagian perancangan basis
data. Tanpa normalisasi, sistem basis data menjadi tidak akurat, lambat, tidak efisien,
serta tidak memberikan data yang diharapkan.

3. ANALISIS

3.1 Tinjauan Umum

Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo merupakan Lembaga Pemasyarakatan


di bawah Wilayah Departemen Hukum dan HAM Jawa Tengah. Memiliki fungsi dan tugas
untuk menampung, merawat dan membina Anak Didik Pemasyarakatan dari seluruh
wilayah Propinsi Jawa Tengah dan DIY, disamping juga sebagai Rumah Tahanan Anak
Purworejo.

6
Kusrini, M.Kom, Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis data, hal.21.

4
3.2 Analisis Sistem

Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system


planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisis merupakan
tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan
7
menyebabkan juga kesalahan pada tahap selanjutnya.

Menurut Hanif Al Fatta dalam bukunya Analisis dan Perancangan Sistem


Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern, analisis
sistem adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen
dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.

Dalam analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan


antara lain :

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understanding, yaitu memahami cara kerja sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis masalah.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

3.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada Lembaga


Pemasyarakatan Anak Kutoarjo, diidentifikasikan bahwa sistem kerja yang dijalankan
masih kurang maksimal. Hal ini dapat terlihat dari:

a) Proses penyimpanan data yang masih menggunakan buku register, sehingga


dalam proses pencarian data tahanan memakan waktu cukup lama, yaitu sekitar
10 menit atau mungkin bisa lebih serta memungkinkan rusak karena lapuk/sudah
lama.

b) Tulisan dalam buku register berbeda-beda dan beberapa ada yang tidak dapat
terbaca.

c) Adanya papan sebagai tempat pencatatan tanggal pembuatan surat 10 hari dan
3 hari.

7
Ibid

5
3.2.2 Analisis Kelemahan Sistem

3.2.2.1 Analisis Kerja Sistem (Performance)

Tabel 3.1 Analisis Kinerja (Performance)

Parameter Analisis
Througput Waktu yang dibutuhkan dalam proses pencarian data tahanan yaitu
dalam 1 kali pencarian memerlukan 2 kali pekerjaan.
Respons Time Proses pencarian memerlukan waktu 10 menit untuk satu pencarian
data.

3.2.2.2 Analisis Informasi (Information Analysis)

Tabel 3.2 Analisis Informasi (Information Analysis)

Parameter Analisis
Akurat Tidak akurat karna proses pengisian data menggunakan buku
register, sehingga ada beberapa tulisan yang tidak terbaca dan
terdapat coretan-coretan.
Tepat Waktu Tidak tepat waktu karna harus mencari data halaman per halaman.
Relevan Tidak relevan karna informasi yang disajikan tidak sesuai dengan
keinginan karna adanya kesalahan data yang terdapat pada buku.

3.2.2.3 Analisis Ekonomi (Economy Analysis)

Tabel 3.3Analisis Ekonomi (Economy Analysis)

Parameter Analisis
Biaya Biaya yang dikeluarkan akan semakin meningkat seiring dengan
banyaknya tahanan yang masuk, karna memerlukan buku register baru
dan rak-rak baru untuk menyimpan buku register.

6
3.2.2.4 Analisis Pengendalian (Control Analysis)

Tabel 3.4 Analisis Pengendalian (Control Analysis)

Parameter Analisis
Hak Akses Arsip disimpan di lemari yang dapat dibuka oleh siapa saja,
sehingga menimbulkan kekhawatiran ada pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab yang memanfaatkan data-data tersebut.

3.2.2.5 Analisis Efisiensi (Efficiency Analysis)

Tabel 3.5 Analisis Efisiensi (Efficiency Analysis)

Parameter Analisis
SDM yang ada Sistem manual kurang efisien karna perlu melakukan
dokumentasi ulang dalam pembuatan laporan data.

3.2.2.6 Analisis Pelayanan (Service Analysis)

Tabel 3.6 Analisis Pelayanan (Service Analysis)

Parameter Analisis
Pelayanan Dalam proses pencarian data terhitung lama, karna pencarian data
yang diminta dilakukan dengan pengecekan satu per satu pada
setiap halaman.

3.3 Perancangan Sistem

3.3.1 Perancangan Model

a) Flowchart

Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan


dan hubungan antar proses beserta instruksinya. Gambar flowchart yang
diusulkan adalah :

7
Gambar 3.1 Flowchart Sistem

b) Data Flow Diagram

Data Flow Diagram merupakan gambaran sistem logika yang


menunjukkan arus pengolahan data secara keseluruhan. Gambar Data Flow
Diagram yang diusulkan adalah:

Gambar 3.2 DFD Level 0

8
Gambar 3.3 DFD Level 1

3.3.2 Perancangan Database

a. Normalisasi

Tujuan dari pembuatan normalisasi adalah melakukan restruktur


perancangan basis data sehingga dapat menghindari terjadinya masalah pada
perancangan basis data.

Bentuk normalisasinya adalah:

Tabel 3.1 Normalisasi Bentuk Pertama

9
Tabel 3.2 Normalisasi Bentuk Kedua

Tabel 3.3 Normalisasi Bentuk Ketiga

b. Relasi Antar Tabel

Hubungan antar tabel berfungsi untuk menunjukkan relasi antar tabel


sehingga membentuk suatu jaringan data.

10
Bentuk relasi antar tebel adalah :

Tabel 3.4 Relasi Antar Tabel

4. IMPLEMENTASI

4.1 Pengertian Implementasi Sistem

Tahap implementasi sistem (System Implementasion) adalah tahap dimana


sistem informasi telah digunakan oleh pengguna. Sebelum benar-benar bisa digunakan
dengan baik oleh pengguna, sistem harus melalui tahap pengujian terlebih dahulu untuk
menjamin tidak ada kendala fatal yang muncul pada saat pengguna memanfaatkan
sistemnya

4.1.1 Rencana Implementasi

Supaya kegiatan implementasi nantinya dapat beroperasi sesuai dengan yang


diharapkan, maka suatu rencana implementasi perlu direncanakan secara matang.
Dengan demikian, rencana implementasi merupakan kegiatan awal dari tahap
implementasi sistem. Rencana implementasi dimaksudkan untuk mengatur biaya dan
waktu yang dibutuhkan.

11
4.1.2 Kegiatan Implementasi

Kegiatan implementasi dilakukan dengan dasar kegiatan yang sudah


direncanakan dalam rencana implementasi. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan
implementasi adalah:

a. Pemilihan dan pelatihan personil.


b. Pemilihan tempat dan instalasi hardware dan software.
c. Pemrograman dan pengujian program.
d. Pengujian sistem.
e. Konversi sistem.
f. Pemeliharaan sistem.

4.1.3 Tindak Lanjut Implementasi

Melakukan tindak lanjut implementasi adalah melakukan pengetesan penerimaan


sistem (system acceptance test). Pengetesan ini berbeda dengan pengetesan sistem
yang telah dilakukan sebelumnya. Jika pada pengetesan sistem sebelumnya digunakan
data test dan dilakukan oleh programmer, maka pada pengetesan ini dilakukan dengan
menggunakan data sesungguhnya dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan bersama-
sama user.

4.2 Pembuatan Program

Pemrograman (programing) merupakan kegiatan menulis kode program yang


akan dieksekusi oleh komputer. Hasil program yang sesuai dengan desainnya akan
menghasilkan program yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pemakai sistem.

4.2.1 Pembuatan Database

Database adalah kumpulan data yang saling berelasi. Data sendiri merupakan
fakta mengenai obyek, orang, dan lain-lain. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan
8
karakter, atau symbol) . Pembuatan database diawali dengan perancangan tabel
kemudian dilanjutkan dengan pembuatan tabel.

4.2.2 Pembuatan Form dan Coding Program

Setelah pembuatan database selesai langkah selanjutnya adalah pembuatan


form dan coding program. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :

8
Kusrini. M.Kom, Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data, 2006, hal.2

12
1. Membuat semua form yang diperlukan.
2. Membuat coding pada form.
3. Membuat modul koneksi.
4. Membuat laporan.

4.3 Uji Coba Program

Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas dari kesalahan-


kesalahan. Oleh sebab itu program harus diuji untuk menemukan kesalahan-kesalahan
yang mungkin dapat terjadi. Program diuji untuk tiap-tiap modul dan dilanjutkan dengan
pengujian untuk semua modul yang telah dirangkai. Adapun jenis-jenis pengujian yang
dilakukan, diantaranya :

4.3.1 Kesalahan sewaktu proses (run time error)

Merupakan kesalahan yang terjadi sewaktu execute program dijalankan.


Kesalahan ini akan menyebabkan proses program berhenti sebelum selesai pada
saatnya karena compiler menemukan kondisi-kondisi yang belum terpenuhi yang tidak
bisa dikerjakan. Kesalahan ini relative mudah karena ditunjukkan letak kesalahan serta
sebab kesalahan.

4.3.2 Kesalahan bahasa (Language error)

Biasanya disebut kesalahan penulisan (syntax error) atau kesalahan tata bahasa
(grammatical error) adalah kesalahan di dalam penulisan source program yang tidak
sesuai dengan yang telah diisyaratkan. Kesalahan ini relative mudah karena ditunjukkan
letak kesalahan sewaktu program dikompilasi.

4.3.3 Kesalahan Logika (Logicalerror)

Merupakan kesalahan yang berasal dari logika program yang dibuat. Kesalahan
seperti ini sulit ditemukan karena tidak ada pemberitahuan mengenai kesalahannya dan
tetap akan didapatkan hasil dari proses program, tetapi hasilnya salah. Kesalahan seperti
ini merupakan kesalahan yang berbahaya, karena bila tidak disadari dan tidak ditemukan
hasil yang salah dapat menyesatkan bagi yang menggunakannya. Cara mencari
kesalahan logika dapat dilakukan dengan test data, yaitu dengan menjalankan program
dengan menggunakan data tertentu dan membandingkan hasil pengolahannya dengan
hasil yang sudah diketahui.

13
4.4 Pemilihan Tempat dan Instalasi Hardware dan Software

Jika peralatan baru akan dimiliki, maka tempat atau ruangan untuk peralatan ini
perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Keamanan fisik dari tempat ini perlu juga
dipertimbangkan. Sistem komputer yang besar membutuhkan tempat dengan lingkungan
yang lebih harus diperhitungkan. Persiapan fisik ini meliputi AC, penerangan yang cukup,
pendeteksi kebakaran, UPS, telepon dan lain sebagainya. Langkah selanjutnya setelah
persiapan fisik tempat adalah menginstalasi perangkat keras yang sudah dikirim dan
menginstal perangkat lunak yang sudah ada. Perangkat keras dan perangkat lunak
biasanya dipasang oleh penjual dan di tes antara penjual bersama-sama pembeli.

Software yang diinstal dalam hal ini adalah program hasil pengkodean yang
merupakan sebuah sistem yang baru yaitu Sistem Informasi Data Tahanan pada
Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo yang ditempatkan pada sistem komputer
dengan menggunakan CD yang telah diisi dengan program tersebut. Cara instalasinya
adalah :

1. Masukkan CD software kedalam CD ROM pada komputer yang akan di install


program atau perangkat lunak,

2. Jalankan file setup.exe yang ada pada CD,

3. Ikuti semua petunjuk dan langkah-langkah yang ditampilkan selama proses


instalasi, tunggu sampai proses instalasi selesai.

4.5 Pemilihan dan Pelatihan Personil

Manusia merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam sistem informasi.


Jika sistem informasi ingin sukses, maka personil-personil yang terlibat harus diberi
pengertian dan pengetahuan yang cukup tentang sistem informasi dan posisi serta tugas
mereka. Personil-personil ini perlu dipilih dahulu.

4.6 Uji Coba Sistem

Pengujian sistem biasanya dilakukan setelah pengujian program. Pengujian


sistem dilakukan untuk memeriksa kekompakan antar komponen sistem yang
diimplementasikan. Tujuan utama dari pengujian sistem ini adalah untuk memastikan
bahwa elemen-elemen atau komponen-komponen dari sistem telah berfungsi sesuai
dengan yang diharapkan. Pengujian perlu dilakukan untuk mencari kesalahan-kesalahan
atau kelemahan-kelemahan yang mungkin masih terjadi. Pengujian sistem juga termasuk
pengujian program secara menyeluruh.

14
4.6.1 White Box Testing

White Box adalah metode pengujian desain test case yang menggunakan
strucktur control desain secara procedural untuk memperoleh testcase. Dengan
menggunakan metode pengujian white box pembuat sistem dapat melakukan test case
yang memberikan jaminan bahwa semua jalur independent pada suatu modul telah
digunakan paling tidak satu kali, menggunakan pada sisi false dan true, mengeksekusi
semua loop pada batasan mereka dan pada batas operasional mereka, dan
menggunakan struktural data internal untuk menjaga validitasnya.
Test ini ditujukan untuk meramalkan cara kerja perangkat lunak secara detail.
Karenanya jalur logikal perangkat lunak akan ditest dengan menyediakan test case yang
akan mengerjakan kumpulan kondisi dan atau pengulangan secara fisik.
Selain berfungsi sebagaimana dijabarkan di atas, pengujian white box juga
dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang tidak bisa diatasi oleh sistem
ataupun keanehan-keanehan pada hasil/output dari suatu proses dalam program.
Kesalahan atau keanehan tersebut bisa disebabkan oleh kesalahan dalam logika
program, syntax, dan code program dimana kesalahan tersebut hanya pembuat program
saja yang bisa memecahkan masalah tersebut. User hanya mengetahui output yang
berbeda dengan apa yang diharapkan. Contoh dari white box testing diantaranya : hasil
laporan yang tidak sesuai dengan database dan alarm yang berbunyi bukan pada waktu
yang ditentukan.

4.6.2 Black Box Testing


Yaitu dengan mengidentifikasi kesalahan yang berhubungan dengan kesalahan
fungsional perangkat lunak yang tampak dalam kesalahan output. Pengujian yang
mengabaikan mekanisme internal sistem atau komponen dan fokus semata-mata hanya
pada output yang dihasilkan yang merespon input yang dipilih dan kondisi eksekusi.
Pengujian yang dilakukan antar muka perangkat lunak, dilakukan untuk memperlihatkan
bahwa fungsi-fungsi bekerja dengan baik dalam arti masukan yang diterima dengan
benar dan keluaran yang dihasilkan benar-benar cepat.
Contoh pengujian black box testing ini merupakan peringatan ketika user
menginputkan password yang salah, untuk kesalahan semacam ini sistem akan
memberikan suatu informasi kepada user mengenai kesalahan yang dilakukan, berikut
informasi yang muncul saat user melakukan kesalahan karena salah menginputkan
password pada menu login program.

15
Gambar 3.4 Kesalahan Login

5. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian dan menyelesaikan


program aplikasi sistem informasi data tahanan ini, antara lain :

a. Untuk mengetahui permasalahan yang ada maka harus dilakukan penelitian


terlebih dahulu tentang sistem apa saja yang berjalan selama ini.

b. Melakukan wawancara untuk mengetahui sistem apa yang saat ini diperlukan
untuk perkembangan instansi.

c. Membuat aplikasi sederhana yang mudah dipelajari oleh semua kalangan agar
mudah diterima untuk melakukan perkembangan.

d. Konsultasi setiap ada perkembangan baru yang dibuat pada program aplikasi
agar dapat diterima oleh instansi.

e. Melakukan implementasi untuk menguji program aplikasi.

f. Menyerahkan laporan skripsi kepada instansi yang terkait.

16
DAFTAR PUSTAKA

Al Fatta, Hanif. 2007. Analisisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta:


ANDI Offset.

Budi, Ronald. 2010. Programming With Microsoft Visual Basic 6. Yogyakarta:


Skripta Media Creative.

Heryanto, Imam. 2012. Membuat Database dengan Microsoft Acces. Bandung:


Informatika.

Jogiyanto, HM. 1989. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan


Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI Offset.

Kusrini. 2007. Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta:


ANDI Offset.

Mahyuzir, Tavri D. 1989. Analisis dan Perancangan Sistem Pengolahan Data.


Jakarta: Elex Media Komputindo.

Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: ANDI Offset.

Pressman, Roger S. 1997. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi


(Buku Satu). Yogyakarta: ANDI Offset.

Sunyoto, Andi. 2007. Pemrograman Database dengan Visual Basic dan Microsoft
SQL. Yogyakarta: ANDI Offset.

17

Anda mungkin juga menyukai