Anda di halaman 1dari 7

Studi Kelayakan Pengembangan Bandara

Maimun Saleh Sabang


Sebagai Terminal Cargo Perikanan

3.3 RENCANA PENGEMBANGAN WILAYAH


3.3.1 Wilayah Provinsi Aceh
Kebijakan dan strategi dalam penataan ruang berdasarkan Qanun No. 19 Tahun 2013 tentang
Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW) Provinsi Aceh Tahun 2013 – 2033, yaitu :

1) Kebijakan dan Strategi Struktur Ruang


a) Pengembangan struktur ruang untuk peningkatan fungsi dan akses pelayanan pada pusat
kegiatan, mencakup :
- mengembangkan dan meningkatkan fasilitas dan/atau sarana pelayanan pusat
kegiatan;
- mengembangkan fungsi kegiatan baru pada pusat kegiatan yang dapat
meningkatkan kualitas
- pelayanannya dalam rangka mendorong pertumbuhan wilayah yang dilayaninya;
- menjaga dan meningkatkan keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan; dan
- mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan
lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya

b) Pengembangan struktur ruang untuk peningkatan akses dari dan ke luar wilayah Aceh,
baik dalam lingkup nasional maupun internasional meliputi:
- Mengembangkan Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Aceh Utara, Lhokseumawe,
Takengon, Langsa, Meulaboh, Blangpidie dan Singkil sebagai pintu gerbang utama
Pulau Sumatera, dalam hubungan ekonomi, kebudayaan, pendidikan, pariwisata,
transportasi, ITC (Information Technology Center) dan Aceh digital;
- Mengembangkan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Banda Aceh
Darussalam serta Kawasan Sabang, sehingga dapat berperan sebagai pintu gerbang
utama Pulau Sumatera dalam hubungan ekonomi secara internasional; dan
- Meningkatkan kapasitas dan intensitas pusat-pusat kegiatan yang mewadahi
aktivitas perdagangan, jasa, industri dan pariwisata berskala regional, nasional dan
internasional dengan melengkapi sarana dan prasarana pendukung

c) Pengembangan struktur ruang untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan


jaringan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi dan informatika, pengelolaan
sumber daya air dan air minum, serta mitigasi dan adaptasi bencana di seluruh wilayah
Aceh meliputi:
- Meningkatkan jaringan prasarana transportasi terpadu (darat, laut, dan udara) yang
berskala regional, nasional dan Internasional;
- Meningkatkan jaringan energi listrik secara optimal dan menjamin pasokan energi
untuk sektor sektor strategis serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan
tenaga listrik;
- Mendorong peningkatan sistem jaringan telekomunikasi dan informatika yang lebih
efektif untuk peningkatan daya saing Aceh dan yang dapat menjangkau seluruh
wilayah Aceh;

III - 17
Studi Kelayakan Pengembangan Bandara
Maimun Saleh Sabang
Sebagai Terminal Cargo Perikanan

- Mengembangkan jaringan prasarana untuk mendukung upaya mitigasi dan adaptasi


bencana

2) Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang


a) Pengembangan kawasan lindung untuk pemeliharaan dan peningkatan kualitas kawasan
lindung, meliputi:
- Memelihara dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun fungsi
perlindungannya dalam rangka memelihara keseimbangan ekosistem wilayah;
- Meningkatkan kualitas kawasan hutan yang berfungsi sebagai kawasan lindung,
yaitu kawasan hutan lindung dan kawasan hutan konservasi; dan
- Memperkuat status kawasan lindung yang dianggap penting dan strategis oleh
masyarakat

b) Pengembangan kawasan lindung untuk pencegahan dampak negatif kegiataan/manusia


yang dapat menimbulkan kerusakan kawasan lindung, meliputi:
- Mengelola sumber daya alam tidak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya
secara bijaksana;
- Mengelola sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan
ketersediaannya;
- Mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berada dalam kawasan lindung yang tidak
sesuai dengan fungsi perlindungannya.
- Membatasi pengembangan kegiatan budidaya di kawasan rawan bencana;
- Meningkatkan peranan masyarakat termasuk kearifan lokal dan hukum adat dalam
pengelolaan kawasan lindung; dan
- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan lindung

c) Pengembangan kawasan budidaya dengan pemanfaatan kawasan budidaya secara efektif,


efisien dan berkelanjutan, meliputi:
- Meningkatkan produktivitas kawasan budidaya pertanian dengan intensifikasi dan
diversifikasi pertanian yang sesuai dengan perkembangan teknologi, kondisi lahan
dan agroklimat;
- Membatasi alih fungsi lahan pertanian kepada peruntukan fungsi lainnya; dan
- Memanfaatkan kawasan budidaya non pertanian sesuai dengan karakteristik
kawasan.

d) Pengembangan kawasan budidaya untuk peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar


kegiatan budidaya, meliputi:
- Mengembangkan kawasan budidaya unggulan beserta sarana dan prasarana
pendukungnya sesuai dengan standar yang berlaku secara sinergis untuk
mendorong pengembangan ekonomi;

III - 18
Studi Kelayakan Pengembangan Bandara
Maimun Saleh Sabang
Sebagai Terminal Cargo Perikanan

- Mewujudkan pengembangan kawasan pembangunan dan pelayanan terpadu yang


multi fungsi (mixed use) dalam satu kawasan dan antar kawasan;
- Mengembangkan kawasan budidaya pertanian pangan terpadu untuk mendukung
ketahanan pangan;
- Mengembangkan wilayah perbatasan, daerah terpencil, wilayah pesisir, pulau-pulau
kecil dan pulau-pulau terdepan yang potensial dengan pendekatan gugus pulau,
untuk meningkatkan daya saing; dan
- Mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan yang bernilai
ekonomi tinggi di wilayah laut kewenangan Aceh.

e) Pengembangan kawasan budidaya untuk pengendalian perkembangan kegiatan budidaya


agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan meliputi:
- Membatasi perkembangan kegiatan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan;
- Menerapkan pengembangan berbasis mitigasi bencana pada kawasan budidaya
rawan bencana;
- Mengembangkan kawasan perkotaan dengan bangunan bertingkat terutama untuk
fungsi komersial/bernilai ekonomi tinggi guna penghematan ruang dan penyediaan
ruang terbuka; dan
- Mengendalikan perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan untuk
meningkatkan dan/atau mempertahankan pelayanan prasarana dan sarana kawasan
perkotaan serta mengoptimalkan fungsi kawasan Gampong atau nama lain di
sekitarnya.

Tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan, ditetapkan berdasarkan


ketentuan yang berlaku secara nasional maupun internasional, terdiri atas:
a. Bandar udara umum berdasarkan penggunaannya terdiri atas:
- Bandar Udara Internasional yaitu Bandar Udara Sultan Iskandar Muda – Aceh Besar,
Maimun Saleh - Sabang dan Malikussaleh – Aceh Utara.
- Bandar udara domestik adalah bandar udara umum harus dilengkapi dengan sarana
dan prasarana pendukung yang disesuaikan dengan kapasitas penggunaan, rencana
pengembangan dan prioritas penanganan bencana.

b. Bandar udara khusus dikembangkan untuk menunjang pengembangan kegiatan tertentu


dengan berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan di bidang kebandarudaraan.

Dalam kebijakan dan arahan peraturan zonasi kawasan perikanan darat meliputi:
- pemanfaatan ruang mempertimbangkan karakteristik teknis, biologi, ekologi dan daya
dukung lingkungan;
- pelestarian jenis ikan endemik Aceh;
- pengembangan jenis ikan dari luar daerah dibawah izin dan pengawasan yang ketat dari
pemerintah;

III - 19
Studi Kelayakan Pengembangan Bandara
Maimun Saleh Sabang
Sebagai Terminal Cargo Perikanan

- pemanfaatan ruang perairan untuk kawasan pemijahan dan/atau kawasan sabuk hijau;
- pengendalian secara ketat terhadap aktivitas yang berpotensi menurunkan kualitas
lingkungan dan sumber daya ikan;
- pemanfaatan ruang secara terbatas untuk permukiman nelayan/petambak dengan
kepadatan rendah yang didukung oleh prasarana dan fasilitas penunjangnya; dan
- pelarangan kegiatan yang dapat merubah alih fungsi ekosistem bakau, vegetasi pantai
dan tempat perkembangan biota laut.

Sedangkan arahan peraturan zonasi kawasan perikanan laut meliputi:


- pemanfaatan ruang mempertimbangkan karakteristik teknis, biologi, ekologi dan daya
dukung lingkungan;
- pengendalian secara ketat terhadap aktivitas yang berpotensi menurunkan kualitas
lingkungan dan sumber daya ikan;
- pelarangan alat tangkap yang berpotensi merusak lingkungan dan menurunkan sumber
daya ikan;
- pengaturan perizinan kapal penangkapan ikan, wilayah tangkapan ikan, jenis alat tangkap
dan rumpon; dan
- mengoptimalkan peranserta masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumber
daya laut.

3.3.2 Kota Sabang


Arahan dan Kebijakan Qanun No. 6 Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Sabang Tahun 2012 –
2032, yaitu :

1) Kebijakan dan Strategi Strukur Ruang


Penataan ruang wilayah Kota bertujuan untuk mewujudkan Kota yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan serta menjamin keterpaduan pengembangan Kota sebagai
Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas.

a) Kebijakan dan strategi penataan ruang Kota Sabang, meliputi:


- pengembangan Sistem Pusat-Pusat Pelayanan yang diarahkan pada harmonisasi
perkembangan kegiatan dan pelayanan yang berjenjang, skala internasional, wilayah
kota, sub wilayah kota dan skala lingkungan wilayah kota sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW), Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan Pusat Kegiatan Strategis
Nasional (PKSN) untuk mendukung investasi Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas;
- pemantapan kawasan lindung untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan;
- pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung kegiatan ekonomi yang
produktif;
- pengendalian pemanfaatan ruang yang optimal; dan
- pemantapan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan.

III - 20
Studi Kelayakan Pengembangan Bandara
Maimun Saleh Sabang
Sebagai Terminal Cargo Perikanan

b) Strategi untuk mewujudkan kebijakan penataan ruang dalam pengembangan Sistem


Pusat Pelayanan yang diarahkan pada pada harmonisasi perkembangan kegiatan dan
pelayanan yang berjenjang, skala internasional, wilayah kota, sub wilayah kota dan skala
lingkungan wilayah kota sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Kawasan Strategis
Nasional (KSN) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) untuk mendukung investasi
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas meliputi:
- menetapkan dan mengembangkan pusat pelayanan utama Kota;
- menetapkan dan mengembangkan bagian wilayah Kota menjadi 3 (tiga) subpusat
pelayanan kota dan 3 (tiga) pusat lingkungan;
- menghubungkan antar subpusat kota dan masingmasing subpusat kota dengan pusat
kota melalui jaringan jalan berjenjang dengan pola pergerakan merata.
- mengembangkan dan mengoptimalkan sistem jaringan transportasi secara terpadu
antara transportasi darat, laut, dan udara;
- mengembangkan sistem jaringan prasarana energi/kelistrikan;
- mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi;
- pengembangan sistem jaringan sumber daya air dan sistem jaringan prasarana air
baku;
- mengembangkan sistem jaringan infrastruktur perkotaan yang meliputi sistem air
limbah, persampahan, drainase, pejalan kaki; dan
- menyiapkan dan mengoptimalkan jalur evakuasi bencana.

c) Strategi untuk mewujudkan kebijakan penataan pemantapan kawasan lindung untuk


menjamin pembangunan yang berkelanjutan meliputi:
- mempertahankan dan meningkatkan nilai konservasi pada kawasan lindung;
- merehabilitasi kawasan lindung yang telah berubah fungsi;
- meningkatkan peran masyarakat dalam kelestarian kawasan lindung;
- menyediakan ruang terbuka hijau untuk kepentingan masyarakat;dan
- menyediakan sarana dan prasarana untuk pemantapan kawasan lindung.

d) Strategi untuk mewujudkan kebijakan penataan dalam pengembangan kawasan


budidaya untuk mendukung kegiatan ekonomi yang produktif meliputi:
- mengembangkan kawasan budidaya yang memiliki peluang ekonomi tinggi;
- menetapkan dan mengembangkan kawasan budidaya dengan memperhatikan daya
dukung dan daya tampung lingkungan; dan
- menyediakan ruang untuk sektor informal untuk mendukung usaha industri rumah
tangga/kecil.

e) Strategi untuk mewujudkan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang meliputi:


- mengatur, menata dan mengendalikan pengembangan kawasan budidaya agar
sesuai peruntukan;

III - 21
Studi Kelayakan Pengembangan Bandara
Maimun Saleh Sabang
Sebagai Terminal Cargo Perikanan

- mengendalikan perkembangan kawasan terbangun pada wilayah yang


berkepadatan tinggi; dan
- membangun kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif dalam
menciptakan ruang Kota yang nyaman.

2) Kebijakan dan Strategi Pola Ruang Wilayah


a) Kawasan hutan lindung seluas 3.405,35 hektar meliputi:
- Kecamatan Sukajaya seluas lebih kurang 1.609,35 hektar, terdapat di Gampong
Anoe Itam, Gampong Balohan, Gampong Cot Abeuk, Gampong Beurawang, Gampong
Cot Ba’U, Gampong Jaboi, Gampong Keuneukai, Gampong Paya, dan Gampong
Ujoeng Kareung;
- Kecamatan Sukakarya seluas lebih kurang 1.796,00 hektar, terdapat di Gampong
Aneuk Laot, Gampong Batee Shok, Gampong Iboih, Gampong Krueng Raya,
Gampong Kuta Timu, Gampong Paya Seunara.

b) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya berupa kawasan


resapan air seluas lebih kurang 1.591,34 hektar meliputi:
- Kecamatan Sukajaya seluas lebih kurang 733,33 hektar meliputi Gampong Balohan,
Gampong Beurawang, Gampong Cot Ba’U, Gampong Jaboi, Gampong Keuneukai dan
Gampong Paya, dan
- Kecamatan Sukakarya seluas lebih kurang 858,01 hektar meliputi Gampong Aneuk
Laot, Gampong Batee Shok, Gampong Iboih, Gampong Krueng Raya, Gampong Kuta
Timu, dan Gampong Paya Seunara.

c) Kawasan industri besar memiliki luas lebih kurang 724,13 hektar di Gampong Balohan,
Gampong Jaboi dan Gampong Anoe Itam yang meliputi :
- rencana pengembangan kawasan industri untuk mendukung kawasan pelabuhan
bebas Sabang maupun pelabuhan Balohan seluas lebih kurang Gampong 189,95
hektar;
- rencana pengembangan industri untuk meningkatkan ekspor komoditas unggulan
Kota di Gampong Anoe Itam seluas lebih kurang 462,75 hektar;
- kawasan industri Gampong Jaboi seluas lebih kurang 61,94 hektar; dan
- rencana industri perikanan yaitu berupa kawasan potensi perikanan tangkap yang
didukung prasarana dengan luas lebih kurang 9,49 hektar yang terdiri atas:
 kawasan industri perikanan yang terletak di Gampong Paya Seunara di Gampong
Aneuk Laot; dan
 prasarana perikanan berupa Pangkalan Pendaratan Ikan yang terdapat di
Gampong Krueng Raya, Gampong Paya Seunara, Gampong Ie Meulee dan
Gampong Jaboi.
 Kawasan perikanan berupa perikanan tangkap meliputi area Wilayah Laut
Kewenangan (WLK) Kota seluas lebih kurang 74.736,2 hektar

III - 22
Studi Kelayakan Pengembangan Bandara
Maimun Saleh Sabang
Sebagai Terminal Cargo Perikanan

d) Kawasan kebandarudaraan yaitu Bandar udara Maimun Saleh sebagai bandar udara
umum yang berfungsi sebagai bandar udara pengumpan dengan status penggunaan
internasional di Gampong Cot Ba’U Kecamatan Sukajaya, ruang udara untuk penerbangan
meliputi :
- ruang udara diatas bandar udara yang digunakan langsung untuk kegiatan bandar
udara;
- ruang udara disekitar bandar udara yang digunakan untuk operasi penerbangan dan
penetapan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan meliputi:
 kawasan pendekatan dan lepas landas;
 kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan;
 kawasan di bawah permukaan horizontal;
 kawasan di bawah permukaan horizontal luar;
 kawasan di bawah permukaan kerucut;
 kawasan di bawah permukaan transisi;
 kawasan di sekitar penempatan alat bantu navigasi udara.
 ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan; dan
 ruang udara diatur lebih lanjut dalam rencana induk bandar udara.

Untuk lebih jelasnya Peta Struktur dan Pola Ruang Kota Sabang dapat dilihat pada Lampiran
Gambar-3.6 dan 3.7 berikut ini.

III - 23

Anda mungkin juga menyukai