Skripsi Bab I-V Ni Putu Arsita
Skripsi Bab I-V Ni Putu Arsita
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
14
15
kotoran, urine manusia dan juga pada makanan dan minuman yang
oleh klinisi hingga saat ini. Nilai diagnostik tes Widal adalah
hasil positif palsu yaitu interpretasi hasil uji widal tunggal di daerah
2013).
RS. dr. M Djamil Padang. Titer antibodi demam thypoid tidak hanya
individu sehat bisa saja terdeteksi , selain itu faktor sanitasi juga
rujukan dan memperkaya teori secara ilmiah, hal ini sangat penting
Berbagai Kasus.
18
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
sehat
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Akademik
3. Bagi Masyarakat
A. Kerangka Teoritis
1. Salmonella typhi
a. Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Divisio : Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Familia : Enterobactertaceae
Genus : Salmonella
b. Morfologi
Bakteri ini tahan hidup dalam air yang membeku untuk waktu
20
21
negatif tersebut.
22
c. Struktur Antigen
(Tumbeleka, 2003).
dan fimbria (pili) dari kuman. Flagel ini terdiri dari badan
alkohol pada suhu 60°C, Selain itu flagel juga terdiri dari
d. Patogenesis
fagositik .(Brooks,2007)
25
2. Demam Thypoid
a. Definisi
termasuk S. typhi.
b. Epidemiologi
c. Manifestasi Klinis
2003).
mual , diare dan dan pada tahap lanjut terjadi konstipasi dan
Sumber : Zulkoni,2011
Gambar 2.3 Skema Perjalanan Penyakit
30
3) Pemeriksaan ELISA
4) Pemeriksaan Dipstik
2003).
5) Pemeriksaan Tubex
2007).
6) Pemeriksaan Typhidot
2. Sanitasi Lingkungan
Daryanto, 2015).
mencakup:
kimia
Daryanto, 2015).
35
a) Syarat fisik
b) Syarat kimia
kesehatan.
c) Syarat bakteriologis
d) Zat radioaktif
tanah.(Dinkes, 2014).
5) Sanitasi Makanan
(Sumantri, 2013).
39
6) Higine Perorangan
Titer Widal
2016)
2004 ).
0,1%
menjadi 12%.
formalin 0,1.
Sumber : Wordpress.com,2013
44
Hanif, 2016).
Sumber : Laboratoryinfo,2013
Gambar 2.4 Interpretasi aglutinasi pemeriksaan widal
47
B. Kerangka Konsep
Kasus dengan
Pemeriksaan titer
antibodi Salmonella
typhi
Titer Antibody
Salmonella Typhi
Metode widal slide
Keterangan :
: : Variabel Diteliti
: Bagian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu Penelitian
1. Waktu penelitian
B. Jenis Penelitian
(Sugiyono,2009).
C. Pendekatan Penelitian
48
49
E. Sumber Data
Data Sekunder
Salmonella typhi.
berikut :
a. Mengorganisasikan data
jawaban
data
A. Hasil Penelitian
51
52
Keterangan :
O : Titer antibodi S.typhi O
H : Titer agntibodi S. typhi H
AO : Titer antibodi S. paratyphi AO
AH : Titer antibodi S. paratyphi AH
BO : Titer antibodi S. paratyphi BO
BH : Titer antibody S. paratyphi BH
4.3.
S.thypi A O
Positif (>1/80) 24 (26,7) 33 (36,7) 0,149 0,628
Negatif (<atau= 66 (73,3) 57 (63,3) 0,333-1,18
1/80)
S.thypi B O
Positif (>1/80) 30 (33,3) 30 (33,3) 1,000 1,000
Negatif (<atau= 60 (66,7) 60 (66,7) 0,538-1,85
1/80)
S.thypi C O
Positif (>1/80) 15 (16,7) 32 (35,6) 0,004 0,363
Negatif (<atau= 75 (83,3) 58 (64,4) 0,180-0,73
1/80)
S.thypi H
Positif (>1/80) 44 (48,9) 20 (22,2) <0,001 3,348
Negatif (<atau= 46 (51,1) 70 (77,8) 1,754-6,39
1/80)
S.thypi A H
Positif (>1/80) 20 (22,2) 15 (16,7) 0,346 1,429
54
S.thypi B H
Positif (>1/80) 23 (25,6) 13 (14,4) 0,062 2,033
Negatif (<atau= 67 (74,4) 77 (85,6) 0,956-4,32
1/80)
S.thypi C H
Positif (>1/80) 21 (23,3) 16 (17,8) 0,356 1,408
Negatif (<atau= 69 (76,7) 74 (82,2) 1,679-2,91
1/80)
Keterangan :
Ρ : Probabilitas
titer widal individu sehat pada lingkungan sanitasi baik dan sanitasi
buruk di Kecamatan Langsa Barat dapat dilihat pada tabel 4.4 dan
4.5.
55
Tabel 4.4 Persentase Titer Widal Individu Sehat Pada Lingkungan Sanitasi Baik di
Kota Langsa.
Sanitasi Baik (n=90)
Aglutinin
1/80 1/160 1/320
S. typhi O, n (%) 30 18 42
(33,3) (20) (46,7)
S. paratyphi AO, n (%) 57 22 11
(63,3) (24,4) (12,2)
S. paratyphi BO, n (%) 60 20 10
(66,7) (22,2) (11,1)
S. paratyphi CO, n (%) 58 19 13
(64,4) (21,1) (14,4)
S. typhi H, n (%) 70 8 12
(77,8) (8,9) (13,3)
S. paratyphi AH, n (%) 75 10 5
(83,3) (11,1) (5,6)
S. paratyphi BH, n (%) 77 8 5
(85,6) (8,9) (5,6)
S. paratyphi CH, n (%) 74 11 5
(82,2) (12,2) (5,6)
Tabel 4.5 Persentase Titer Widal Individu Sehat Pada Lingkungan Sanitasi Buruk
di Kota Langsa
Sanitasi Buruk (n=90)
S. typhi O, n(%) 35 34 21
(38,9) (37,8) (23,3)
S. paratyphi A O, n(%) 66 18 6
(73,3) (20) (6,7)
S. paratyphi B O, n(%) 60 25 5
(66,7) (27,8) (5,6)
S. paratyphi CO, n(%) 75 12 3
(83,3) (13,3) (3,3)
S. typhi H, n(%) 46 24 20
(51,1) (26,7) (22,2)
S. paratyphi A H, n(%) 70 9 11
(77,8) (10) (12,2)
S. paratyphi B H, n(%) 67 15 8
(74,4) (16,7) (8,9)
S. paratyphiC H, n(%) 69 11 10
(76,7) (12,2) (11,1)
56
Tabel 4.6 . Distribusi frekuensi hasil uji Widal Typhi O berdasarkan lama
demam
Lama Demam n titer (%)
(Hari) 1:80 1:160 1:320 1:640
3 – 5 0 (0,00) 3 ( 6,52) 2 (4,34) 0 (0,00)
18
6 – 8 1 (2,17) (39,13) 3 (6,52) 0 (0,00)
9 – 11 0 (0,00) 5 (10,86) 1 (2,17) 0 (0,00)
12 – 14 2 (4,34) 6 (13,04) 1 (2,17) 0 (0,00)
15 – 17 0 (0,00) 2 (4,34) 1 (2,17) 0 (0,00)
>17 0 (0,00) 0 (0,00) 1 (2,17) 0 (0,00)
34
3 (73,89) 9
Jumlah (6,51) (19,54) 0 (0,00)
adalah titer 1:160 dan nilai titer antibodi tertinggi yakni 1:320 lebih
hasil uji Widal untuk antigen H Salmonella typhi yang terbanyak adalah
titer 1:160 dan nilai titer antibodi tertinggi yakni 1:640 ditemukan pada
15 – 17 1:160 1:160 1
1:160 1:320 1
1:320 1:320 1
>17 1:320 1:160 1
B. Pembahasan
sama.
Salah satu hasil false positive yaitu interpretasi hasil uji widal
juga pernah kontak atau terinfeksi, dan menunjukkan hasil uji widal
positif.
frekuensi nilai titer terbanyak ada pada titer 1/40. Antigen H dalam
disebut endotoksin dan terletak pada lapisan luar dari tubuh kuman.
100°C selama 2-5 jam dan tahan alkohol 96 % serta etanol 96%
sehat yang diteliti adalah Widal positif (titer >1/80), hal ini menjadi
pemeriksaan.
karena :
tifoid
yang selalu timbul pada semua penderita demam tifoid tetapi bukan
kesadaran.
Pada hasil uji Widal untuk antigen H juga ditemukan titer 1:160
titer 1:320 (45,63%) dan hanya 1 orang yang mencapai titer 1:640
(2,17%).
dengan H 1:640 dan pada lama demam dengan rentang 12–14 hari
1:320.
63
keempat, dan tetap tinggi selama beberapa minggu. Pada fase akut
bulan.
A. Kesimpulan
1/320.
35 sampel (38,9%).
sampel (73,89 %)
1:320
64
65
B. Saran
1. Hasil Penelitian ini dapat menjadi landasan penelitian bagi
pembanding.
66
67
68