Anda di halaman 1dari 13

NOTULENSI

FORUM DISKUSI ONLINE WITH IBGKPP

Hari/ Tanggal : Sabtu/ 02 Mei 2020


Pukul : 15.40 - 17.30 WIB
Tempat : Whatsapp Grup FBO 2020
Moderator : Dina Anggraini
Notulen : Tasya Sasti Ayunda
Narasumber : 1. Melisa Kurnia Asfitri (Mahasiswa Magister Psikologi Profesi
UII. D.I. Yogyakarta)
2. Verel Amartya Elbaroma (Juara III Duta Genre Indonesia Tahun 2018)

Forum Bincang Online (FBO) with IBGKPP telah dilaksanakan pada Sabtu 02 Mei
2020, pukul 15.40-17.30 WIB dengan via online berupa whatsapp grup FBO 2020.
Forum Bincang Online ini membahas mengenai” Dampak Psikologi Masyarakat di
tengah Pandemi Covid 19 serta Peran Pemuda Produktif walau tetap #dirumahaja “.
Pada Kegiatan ini terdapat 2 narasumber dan …. peserta.

Uraian Pelaksanaan Forum Bincang Online (FBO)


1. Diskusi dibuka oleh Moderator yaitu, Saudari Dina Anggraini
2. Kata sambutan dari Ketua Umum Ikatan Bujang Gadis Kampus Poltekes
Palembang Saudara Agung Setiawan.
3. Penyampaian Materi oleh Narasumber I mengenai “Dampak Psikologis
Masyarakat di tengah Pandemi Covid 19 “.
 Tidak dipungkiri pandemi Covid-19 yang melanda hampir 214 negara saat ini
termasuk Indonesia pasti akan mengguncang mental banyak orang. Perasaan awal
yang dirasa terkejut, heran, bingung, penolakan, juga stres karena menghadapi
sesuatu yang baru, namun bingung bagaimana menghadapinya. Ada beberapa
contoh gangguan yg mungkin dirasakan sebagian besar orang perasaan cemas,
khawatir, bosan, stres, tertekan wajar apabila dirasakan, namun apabila dirasa itu
berlebihan sampai membuat sakit fisik, maka hal itu harus segera ditangani. Sakit
fisik bisa timbul karena adanya gangguan / tekanan pada mental seseorang.
Contoh kecil saja orang yang stres memiliki banyak permasalahan akan berujung
pada psikosomatis seperti sakit kepala. Bagi yang cemas terkadang akan
merasakan sesak di dada, tidak dipungkiri juga ketika sedang sangat gugup tiba-
tiba akan merasa sakit perut. Di masa pandemi seperti sekarang, penting bagi kita
untuk tetap menjaga hubungan baik atau komunikasi dengan orang-orang
terdekat, melakukan aktivitas-aktivitas positif untuk menghilangkan kejenuhan,
juga yang terpenting untuk mau membagikan perasaan yang sedang dialami ke
orang-orang terdekat. Setiap beban atau masalah yang dirasakan jangan pernah
sekalipun dipendam. Karena itu merupakan sampah yang apabila ditumpuk akan
berakibat banyak hal ibaratnya sampah yg ditumpuk akan menjadi bau, berulat,
dan membuat lingkungan kotor. Begitu juga apabila kita menyimpan semua
beban sendiri, lambat laun akan berdampak pada fisik dan psikis kita. Ketakutan,
kecemasan atau kejenuhan dan sebagainya yang dirasakan selama masa pandemi
ini silahkan di ceritakan kepada orang-orang yang dipercaya dan membuat kita
merasa lebih tenang.
4. Penyampaian materi dari Narsumber II mengenai “ Peran Pemuda
Produktif walau tetap #dirumahaja” :
 Situasi Pandemi Covid 19 di dunia sudah terdapat 3,4 juta kasus yang
terkonfirmasi dengan angka kematian sebanyak 239.376 orang dan 1 juta orang
telah dinyatakan sembuh. Di Indonesia sendiri terdapat 10.551 kasus positif
Covid 19 dengan 800 orang meninggal dunia. Tentu ini semua bukanlah hal yang
kita harapkan dan ini semua terjadi karena kecerobohan kita sendiri sebagai
manusia. Coronavirus itu sendiri sempat membuat Indonesi kacau, banyak
kegiatan kepemudaan, sosial, kesenia, rencana pembangunan pemerintah, rencana
pernikahan, pesta, buka bersama dan lain-lain tidak hanya ditunda tetapi
dibatalkan. Selain itu juga terdapat praktek penimbunan masker, handsanitizer,
adanya kepanikan sosial yang membuat masyarakat menimbun bahan pangan
untuk kepentingan pribadi, sepinya jalanan yang berdampak pada menurunnya
ekonomi pada masyarakat menengah kebawah. Tidak hanya itu saja, ada juga
ribuan pekerja yang di PHK atau dirumahkan, perusahaan yang tidak sanggup
untuk membayar gaji karyawan sehingga harus tutup dan pada akhirnya hal ini
dapat memicu meningkatnya kriminalitas yang dapat terjadi. Selain itu ada
permasalahan sosial yang terjadi, adanya ketakutan yang terjadi ditengah
masyarakat saat ini, seperti contohnya di Semarang atau Sumatera Utara dan
beberapa daerah lain terjadi penolakan jenazah orang yang meninggal akibat
Covid 19. Bahkan di beberapa tempat ada perawat yang diusir atau diasingkan
dari kostannya karena menangangi pasien yang postif Covid 19, dari hal itu
masyarakat saling curiga dan saling mawas diri ada ketakutan yang berlebihan.
Jika ditelaah lebih lanjut mengenai apa penyebab dari ketakutan pada masyarakat,
jika disebabkan oleh menurunnya penjualan hal tersebut sudah jelas bahwa
masyarakat tidak berani untuk keluar tetapi jika penyebab dari ketakutan ini
menurut saya adalah karena pemberitaan dari media yang berlebihan, ditambah
dengan berita hoaks yang bertebaran dan informasi-informasi yang tidak berhenti
mengenai Covid 19 melalui TV, Facebook, Instagram dan lain - lain. Menurut
saya, kita sebagai pemuda memiliki peran untuk merendam dan menjadi penawar
serta mereduksi hal-hal tersebut dengan ikut menyebarkan konten-konten positif
karena itu disini saya mengajak teman-teman dari Bujang Gadis Poltekes dan
Organisasi Internal yang ada di Poltekes untuk terus membagikan konten-konten
yang bisa mengalihkan perhatian masyarakat dari virus corona ini agar tidak
tercipta kepanikan yang berlebih di masyarakat. Tentunya situasi seperti ini
sangatlah tidak kita inginkan untuk terjadi. Selain itu, kita semua juga harus
mampu meredam ego dengan situasi seperti ini, seperti acara dan rencana besar
yang akan kita laksanakan harus ditunda terlebih dahulu, ini bukan soal larangan
pemerintah tetapi ini merupakan kontribusi kita untuk meredam penularan Covid
19 ini.
 Terkait dengan perekonomian untuk teman-teman yang kuliah sambil kerja saya
rasa kita masih bisa bertahan asalkan mampu untuk menyusun skala prioritas dan
mencari sumber pemasukan lain, seperti jualan masker, jualan makanan ringan,
jasa design dan lain-lain. Yang paling pasti adalah di situasi seperti ini kita harus
saling menguatkan bukan mementingan kepentingan diri masing-masing,
maksudnya adalah seperti kasus penolakan jenazah, pengasingan perawat
merupakan tindakan yang tidak manusiawi wajar saja jika ancamannya berupa
penjara. Menurut pandangan saya di situasi seperti ini merupakan perang
kemerdekaan, para pemuda laki-laki adalah garda terdepan untuk melawan
penjajah sedangkan wanita, orang tua dan anak-anak yang tidak bisa bertempur
adalah menyuplai logistik, menyiapkan dapur umum dan pengobatan darurat. Di
hari ini ketika tenaga medis bertempur di garis terdepan pemerintah melakukan
tugas-tugas besar, masyarakat berinisiatif membuat gerakan donasi, gerakan
kemanusiaan, muncul relawan covid dan lain-lain. Hal ini menunjukan kesamaan
yaitu, gotong royong. Jika dahulu dengan gotong royong kita mampu mengusir
penjajah makan saat ini kita juga mampu bersama menuntaskan Covid 19.
 Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Covid 19 : 400 triliun lebih yang telah
dikeluarkan pemerintah untuk penanganan Covid 19 yang terbagi menjadi 75
triliun untuk belanja kesehatan, 110 triliun untuk perlindungan sosial, 70,1 triliun
untuk perpajakan dan kredit usaha rakyat dan 150 triliun untuk ekonomi. Selain
itu juga pemerintah memberlakukan PSBB di beberapa wilayah. Banyak
masyarakat yang berpikir bahwa pemrintah seharusnya sudah melaksanakan
lockdown. Menurut saya, hal tersebut justru tidak tepat karena mengingat kondisi
ekonomi kita yang sebenarnya sangat rapuh, anggaran belanja negara juga
terbatas jika dibandingkan dengan kebutuhan negara kita yang besar. Ketika
Indonesia memutuskan untuk lockdown maka estimasi biaya yang dikeluarkan
adalah 6 triliun/hari dikarenakan ketika lockdwon maka pemerintah wajib
menanggung biaya hidup warganya. Menurut saya upaya yang paling tepat ialah
PSBB, menurut UU No. 6 Tahun 2018 pasal 1 angka 11 dijelaskan bahwa PSBB
adalah pembatasan kegiatan tertentu dan spesifik, pada pasal 59 ayat 3 huruf a-c
bahwa yang dibatasi adalah peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan
kegiatan keagamaan dan atau pembatasan kegiatan di tempat umum. Pemerintah
juga sedikit bervariasi dengan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan
bantuan sosial kepada warga yang memang membutuhkan. Pemerintah sudah
berusaha maksimal untuk tetap menjaga kepentingan ekonomi agar tetap aman
dan juga disisi lain penyebaran virus bisa diredam dengan segala sumber daya
yang terbatas. Oleh karena itu menurut saya, di situasi seperti ini bukan saatnya
kita memperdebatkan kebijakan pemerintah, saya rasa semua yang ada di
pemerintahan telah memiliki kualifikasi dan pendidikan serta pengalaman yang
jaub lebih banyak daripada kita karena itulah kita harus percaya pada setiap
kebijakan yang diambil pemerintah terkait virus ini memang pemerintah tidak
luput dari kesalahan tapi bukankah pemerintah juga ingin pandemi ini dapat
segera berakhir sama seperti kita. Pada situasi saat ini semangat kebangsaan kita
benar-benar diuji, kita sebagai pemuda dan sebagai insan akademis harus ambil
peran dalam ikutserta memberikan informasi yang baik untuk masyarakat serta
ikut dalam mensukseskan program kebijakan pemerintah selanjutnya.
 Peran pemuda tetap produktif walau tetap #dirumahaja dan efektifitas kegiatan
pemuda di tengah situasi ini. Ditengah kondisi seperti ini kita masih bisa tetap
produktif, justru dengan banyaknya waktu luang yang kita miliki, kita dapat
menata kegiatan kita dengan sangat luanh hal ini bukan alasan untuk kita menjadi
malas-malasan. Kalau dari saya pribadi, justru memandang dengan #dirumahaja
ini kita punya banyak waktu untuk self improvement melakukan pengembangan
diri. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk self improvement dirumah. Kalau
dari saya pribadi, dalam sehari pasti ada buku yang saya baca minimal selembar
atau dua lembar baik itu novel, buku motivasi dan lain-lain. Dalam sehari kita
bisa tetap produktif dengan membaca buku karena buku merupakan jembatan
ilmu tetapi yang jelas buku itu suatu hal yang baik dan jika kita baca itu makan
kita mendapatkan kebaikan. Selain itu saya juga sekarang lagi hobi belajar di
dapur dan juga membuat podcast untuk menuangkan isi pemikiran dan mungkin
kalau untuk perempuan bisa merawat diri selama #dirumahaja. Banyak yang bisa
dilakukan, misalnya kita tertarik dengan design grafis, mulai bisa belajar karena
di youtube sudah banyak tutorial terkait cara untuk membuat berbagai design
minimal bisa membuat design powerpoint. Selain itu jika ada yang tertarik
dengan memasak bisa buat belajar masak, membuat makanan ringan yang
mungkin bisa dijual juga, bisa juga ikut diskusi grup untuk melatih public
speaking secara online, bisa belajar megenai teknik-teknik dasarnya, cara
mengatur emosi, pemilihan kata yang tepat seperti apa bisa belajar lewat youtube
atau melalui seminar online di grup whatsapp. Apalagi sekarang ini ditekankan
pada WFH (Work From Home),Study from Home satu yang pasti di situasi seperti
ini kita tidak boleh lupa dengan tanggung jawab sosial dengan mengabdi kepada
masyarakat, jangan sungkan jika diajak untuk ikut berpartisipasi dalam donasi
atau minimal ikut berdonasi jika berlebih. Selain itu, kita harus bisa membagi
informasi positif di instagram karena sudah terlalu bosan tentang info corona jadi
kita ambil peran juga terkait tentang konten-konten di media sosial. Untuk
kegiatan efektifitas pemuda, menurut saya masih efektif karena semua bisa
dilakukan via online tetapi memang pelaksanaannya yang harus ditunda dan
mencari sponsorship sedikit sulit karena perusahaan juga mengalami kondisi yang
tidak stabil pada keuangannya dan semuanya bisa dilakukan via online. Satu yang
pasti semua kegiatan kepemudaan yang akan kita laksanakan harus tetap berjalan
karena semua itu bisa asalkan ada kemauan, jika ingin melaksanakan kegiatan
yang pasti saat ini merupakan persiapan yang dilakukan secara online dan jangan
lepas komunikasi, rancang kegiatan secara matang, perhatikan aspek kondusifnya
jangan sampai kegiatan yang akan kita laksanakan justru menjadi pemicu
penyebaran Covid 19. Seperti pemabagian sembako justru memancing orang
untuk berkumpul akibatnya yang membagikan itu ditangkap petugas keamanan.
Jadi benar-benar harus dipikirkan matang jika ingin mengadakan kegiatan di
situasi seperti ini, bagi saya pemuda itu magif ia bisa mempunyai ilmu sihir yang
bisa mengubah permasalahan menjadi suatu hal yang luar biasa.
5. Sesi Tanya Jawab dari Narasumber I
Pertayaan 1 :
Venny Atmara Agustini dari Jurusan Keperawatan Palembang Poltekkes
Palembang. Seperti yang kita ketahui sekarang di tengah pandemi Covid-19 ini
pemerintah telah melarang masyarakatnya untuk beraktifitas diluar rumah bahkan
kita untuk sekarang dalam suasana bulan suci Ramadhan pemerintah melarang
kita untuk sholat jamaah d masjid untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-
19. Tetapi Masih banyak masjid di desa-desa yang melakukan sholat tarawih
berjamaah dengan saf nya itu renggang kak berjarak seperti itu.. Sedangkan kak
hadist telah menjelaskan “Luruskanlah shaf-shaf kalian, karena lurusnya shaf adalah
kesempurnaan shalat”(HR. Bukhari no.690, Muslim no.433). Memang ada
sebagian masyarakat yang mengikuti aturan pemerintah dgn menjalankan ibadah di
rumahMenurut saya kalau ibadah dari rumah kan kita juga bisa berjamaah bersama
keluarga kita Daripada kita harus merenggangkan saf kita dan membuat sholat kita
tidak sempurna. Yang saya mau tanyakan Apakah presepsi masyarakat yang
berfikiran berbeda ini termasuk gangguan psikologi ditengah maraknya pandemi
covid -19 tolong berikan pendapat anda mengenai hal ini?
Jawaban :
Terkait spritualitas atau religiulitas itu tentu sangat meimbulkan banyak polemi di
kalangan masyarakat karena religiulitas itu sangat sensitif sehingga pasti banyak
sekalai pandangan dari berbagai orang dan berbagai kalangan. Jika ditanya
mengenai pandangan saya terkait shalat di masjid ada berbagai macam
pandangan, di satu sisi seperti ini : anjuran pemerintah untuk beribadah di rumah
dan ada juga orang yang berkeyakinan untuk tetap beribadah di masjid hanya saja
itu berjarak. Jadi menurut saya, sebenarnya semua hal itu pasti akan ada positif
dan negatifnya, berdasarkan persepsi saya, saya setuju dengan semua hal itu.
Pemikiran yang pertama, tetap shalat di masjid adalah ada suatu pemikiran
masyarakat untuk tetap menjadikan masjid sebagai tempat beribadah karena
masjid merupakan tempat yang suci dan mengapa berjarak karena untuk
meminimalisir ketakutan dan kecemasan orang lain serta untuk menjaga agar
penyebaran covid 19 tidak berkembang luas. Saya rasa yang memunculkan
persepsi menjaga jarak itu pasti ada alasan di balik itu dan itu pasti dibuat
berdasarkan dari berbagai sumber. Untuk shalat dirumah, saya rasa itu
diperbolehkan. Shalat jumat pun meski tidak dilakukan tiga kali berturut-turut di
masjid itu boleh dilakukan karena adanya pertimbangan. Ada hadist dan ustadz
yang mengakatan bahwa shalat jumat diperbolehkan dilakukan tiga kali berturut-
turut tidak di masjid dengan catatan bahwa orang tersebut takut atau khawatir
dirinya akan merugikan/menyebarkan suatu hal ke orang lain terkait dengan
pandemi covid 19 atau dirinya akan tertular oleh orang lain hal tersebut
diperbolehkan apabila ingin dilaksanakan dirumah. Terkait dengan hadist al-
bukhari untuk meluruskan shaf-shaf karena merupakan kesempurnaan shalat tetapi
kembali lagi dengan pertimbangan-pertimbangan orang yang sangat berkompeten
di bidangnya. Selain itu, terkait tutupnya mekkah pasti banyak polemik yang
terjadi tetapi saya percaya semua hal yang terjadi sekarang terutama mengenai
religiulitas itu pasti sudah banyak pertimbangan dibalik hal tersebut. Intinya
semua amal ibadah langsung berurusan dengan allah,
amal ibadah itu urusan allah asalkan niatnya hanya kepada allah.

Pertanyaan 2 :
Iryuansyah Putra_Alumni Poltekkes Palembang
Izin bertanya ke kak Aca. Seperti yang tadi disampaikan melalui powerpoint,
bahwa tekanan yang berlangsung selama pandemi Covid-19 dapat menimbulkan
dampak berupa gangguan mental. Dan dari beberapa gangguan mental tersebut.
Salah satu yang mungkin paling signifikan dirasakan, terutama bagi kita para
anak-anak muda ialah perubahan pola makan dan pola tidur. Dimana biasanya
ketika siang hari kita disibukkan dengan aktivitas masing2, tetapi semenjak
Pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia dan dengan beberapa kebijakan-kebijakan
dari pemerintah untuk menyikapi kasus ini, justru malah menjadi sebaliknya. Kita
menjadi terbiasa tidur di siang hari, sehingga fisik menjadi menyiapkan
amunisinya untuk bisa begadang di malam hari (ada yang terpaksa begadang, ada
pula yang memang disengaja). Dan tentunya pola tidur yang kurang baik, akan
berimbas kepada pola makan yang kurang baik juga (makan tengah malam, dsb)
dan tentu bisa berdampak buruk pula bagi kesehatan (obesitas, dsb). Apakah
kakak punya tips and trick khusus terkait perubahan signifikan yang dirasakan
banyak orang ini ?
Jawaban :
Terkait perubahan pola makan dan pola tidur, telah saya sampaikan di ppt bahwa
pandemi ini membuat orang merasakan kaget, penolakan, stress dan lain-lain.
Perubahan pola tidur dan pola makan ini juga merupakan salah satu dari kaget itu,
kalau kita biasanya di siang hari sibuk banyak kerjaan, ada yang bekerja dan ada
yang kuliah dan tiba-tiba itu terhenti karena pandemi ini, tentu kita merasa ada hal
yang hilang atau ada sesuatu yang berbeda sehingga ada rutinitas lain yang
dikerjakan seperti, tidur siang yang mungkin biasanya kita tidak melakukan itu
dan dimalam hari bergadang untuk nonton film atau hal lainnya. Sebenarnya kalau
menurut saya itu tidak apa-apa dilakukan selagi masih dalam taraf wajar. Mungkin
ada beberapa orang yang waktu itu merasa senang “akhirnya aku bisa tidur siang
dari sekian hari-hari kemarin yang aku jarang tidur siang”. Jika bergadang masih
dalam taraf wajar masih tidak apa-apa tetapi jika hal tersebut terjadi dalam
intensitas waktu yang lama, artinya itu sudah menjadi gangguan. Tips dan trik
untuk mengubah hal itu adalah:
1. Niat, niat dalam hati kalau malam ini tidak akan melakukan hal apapun atau
kalaupun memang ada film favorit yang akan ditonton maka selesaikanlah film
itu agar tidak menjadi penasaran untuk menonton film sampai habis. Jadi menurut
saya, manfaatkanlah waktu sengang, tontonlah film tersebut sesegera mungkin
jangan berpikir di malam hari kita da kegiatan lain selain beristirahat. Sekitar
pukul 10.00 sudah harus istirahat.
2. Membaca buku
3. Minum susu
4. Berolahraga ringan
Kalau ingin tidur siang agar di malam hari tidak begadang, tidur siangnya tidak terlalu
lama 1-2 jam saja atau mungkin setengah jam. Jadi tidak memakan waktu selama 2
jam lebih, bisa dengan membuat alarm.

Pertanyaan 3 :
Moch Chandra Bara_UniversitasPadjajaran_menarik jika melihat dari persentasi
mbak melisa terkait dampak psikologis yang mungkin terpapar kepada masyarakat
selama pandemik ini berlangsung. Saya sangat sependapat dengan apa yang
disampaikan narasumber mengenai aspek kecemasan dan rasa takut yang umum
dialami ketika kita menghadapi stressor dalam jenis apapun , dan kali ini stressor yang
kita dapatkan kali ini dalam skala yang amat besar dalam artian stressor kali ini bukan
lagi menyerang individu secara secara umum tetapi juga sudah menyerang komunitas
secara luas. Nah ketika ini sudah jadi wilayah stressor komunitas maka kemudian
muncullah stigma stigma dalam masyarat yang kemudian menyebar menjadi suatu
ketakutan baru dan juga menjadi stressor baru bagi korban stigma itu sendiri. Dalam
hal ini yang perlu saya tanyakan dan gali informasi dari teman teman di forum secara
umum maupun mbak melisa secara khusus, bagaimana cara konkret kita dalam
mencerdaskan masyarakat untuk setidaknya mengurangi ataupun menghentikan
proses stigma yang secara langsung maupun tidak langsung akan berimbas kepada
totalitas pelayanan kesehatan dalam menjalani covid 19 ini, karena setelah stigma ini
meluas secara umum teman teman saya yang notabene Nakes secara klinis mulai
berkurang keikut sertaan dalam menjadi relawan baik itu relawan gugus ataupun
relawan sektoral yang turun langsung terpapar ke pasien yang menderita covid. Jika
stigma ini terus menerus meluas dan malah kita sendiri memberikan stigma itu secara
langsung maupun tidak langsung dengan sangat jelas menjaga jarak maupun
mengeluarkan statement yang menyudutkan kawan kawan kita yang menjadi tenaga
kesehatan lambat laun jumlah tenaga kesehatan akan berkurang drastis dengan 2
kriteria :
1. Takut untuk terlibat langsung menjadi garda terakhir covid
2. Jatuh sakit kemudian imuntubuh menjadi lemah dan rentan terkena covid karena
stress dengan stigma yang berkembang.

Jawaban :
Upaya mencegah stigma negatif ke orang lain adalah :
1. Niatkan dalam diri untuk memulai hal itu dari diri sendiri dengan menyaring
informasi yang terpercaya sebelum mengedukasi orang lain karena apapun yang kita
sebarkan kepada orang lain tentunya akan berdampak pada kondisi psikologis mereka.
2. Penting unk tidak melakukan penilaian secara cepat kepada apapun yang terjadi di
masa pandemi ini. Contohnya, orang yang pulang kampung merupakan orang yang
egois dan tidak memikirkan orang lain hal itu tidak bisa karena kita tidak mengetahui
alasan dibalik itu dan ketika kita mengetahui akan ada hal-hal menyedihkan di balik
itu seperti kurangnya sokongan dana untuk kebutuhan, menjalani kehidupan dengan
sendirian dan hal lainnya. Juga relawan covid yang mundur karena banyaknya stigma
negatif tentang mereka, disini penting bagi semua orang untuk terbuka mindsetnya,
tim medis dan relawan covid yang rela membantu pasien covid ini pasti sudah
menjalani prosedur yang ada dengan sangat disiplin, mereka tentunya juga akan
menjaga diri mereka, menjaga keamanan mereka agar tidak terpapar virus itu dan
yakinlah bahwa semua dari mereka tentunya tahu apa saja yang boleh dan tidak boleh
dilakukan saat membantu orang lain. Jadi menurut saya, stop untuk memberikan
penilaian yang kita tidak tahu apa alasan dibalik itu karena itu bisa menganggu
ketenangan pribadi lain, dengan perkataan yang keluar dari mulut kita akan
menyebabkan sesuatu yang luar biasa pada mental orang lain.
Tentunya ketakutan pasti semuanya merasakan mulai dari kalangan lansia bahkan
garda terdepan seperti tim medis. Oleh karena itu mari kita sama sama menjaga
perasaan dan mental orang lain dengan menjaga perkataan yang keluar dari mulut kita
karena kita harus lebih dewasa dan lebih terbuka untuk mampu menyampaikan segala
hal berdasarkan kebenaran dan juga berdasarkan hal-hal yang benar adanya serta tidak
menelan informasi dengan mentah, artinya kita harus mencari sumbernya apakah itu
benar atau tidak. Setiap perkataan kita yang akan kita sampaikan kepada orang lain,
kita tidak pernah tau bahwan hal itu akan berdampak pada mental orang lain.

6. Sesi Tanya Jawab dari Narsumber II


Pertanyaan 1 :
Angga Kurniawan_BinaDarma
Ditengah situasi adanya covid-19 ini. Banyak sekalai perusahan- perusahaan yang
mengalami bangkrut. ekonomi semakain menurun,juga banyak sekali karyawan
buruh bangunan, pegawai swasta yang menjadi korban PHK gara gara adanya
covid-19 ini. Sedangkan kebutuhan keluarga mereka tiap hari kian terus
menerus, meraka tidak ada cara lain .selain mengharapkan pekerjaa yang
sebelum mereka lakukan,kemudian mereka sudah kehilangan pekerjaan.
Bagaimana kebijakan dari pemerintah dalan mengahadapi mereka ini?
Jawaban :
Jika kita mengkaji lebih jauh dan melihat realita yang terjadi di masyarakat
apakah sudah ada dampaknya atau belum ke masyarkat maka saya pun hari ini
belum bisa mendapatkan jawaban konkrit akan tetapi jika kita cari lagi
sebenarnya langkah pemerintah itu ada hanya saja mungkin dampaknya yang
belum terlalu terasa atau juga mungkin distribusi dari langkah tersebut yang
masih macet dan semacamanya. Pertama, yang saya lihat adalah program kartu
Prakerja tentunya kita semua tahu yaitu para pekerja yang di PHK diutamakan
dan mendapatkan insentif sebesar Rp. 3.550.000 untuk biaya pelatihan dan juga
dari pemerintah untuk memberikan langsung. Selanjutnya, Bantuan Langsung
Tunai atau yang diberikan langsung kepada mereka yang benar - benar dirasa pas
untuk menerima hal tersebut. Ada juga program keluarga harapan untuk mereka
yang memang kurang mampu selain itu pemerintah juga memberikan bantuan
pangan, bantuan sembako kepada masyarakat yang dirasa membutuhkan.
Mengapa masyarakat belum merasakan adanya bantuan ini alasannya karena
memang bantuan dari pemerintah pusat itu kebanyakan adalah langsung kepada
warganya sehingga ini tidak melibatkan pemerintah daerah untuk menyasar
warga-warga yang diberi bantuan. Berdasarkan cerita dari teman saya bantuan
dari pemerintah pusat itu dirasa kurang tepat sasaran, diberikan kepada mereka
yang sudah mampu sehingga menjadi dilema, ketika pemerintah pusat
memberikan bantuan tersebut kepada peemrintah daerah terlebih dahulu ada
kemungkinan bantuan tersebut dipotong oleh pemerintah daerah tetapi ketika
kementerian langsung menyalurkan ada kemungkinan tidak tepat sasaran karena
yang tau daerah tersebut hanyalah kementerian jadi ini masih menjadi dilema.
Masalah tersebut tidak hanya dirasakan oleh para pekerja buruh saja tetapi semua
elemen saya rasa merasakan ini dan semua memang sedang dalam situasi yang
sulit.

Pertanyaan 2 :
YoufyaAdps_UAD Yogyakarta
Izin bertanya kak Ketika adanya wabah virus corona ini, beberapa daerah
menerapkan PSBB.Akibatnya banyak dari pabrik di daerah tersebut yang
mengalami kerugian hingga bisa mengalami kebangkrutan. Kemudian banyak
buruh yang kehilangan pekerjaan. Apakah pemerintah bisa menjamin untuk setiap
buruh yang kehilangan pekerjaan bisa mendapat tunjangan yang sesuai?

Jawaban :
Pihak pabrik wajib membayar hak - hak yang dimiliki oleh buruh apabila
memang hal tersebut tidka dibayarkan makan buruh bisa mengajukan gugatan
perkara kepada hubungan industrial jadi memang pengadilan khusus buruh
dengan pihak pabrik. Indonesia dengan segala keterbatasan ekonomi akan sulit
untuk menjamin hajat hidup buruh seluruh Indonesia karena jumlah buruh sangat
banyak dan Indonesia belum menjadi negara maju. Jadi, pemerintah akan sulit
untuk menjaminnya. Solusinya adalah sekarang setiap orang dituntut untuk
berkreasi menghasilkan barang untuk menghidupi dirinya dan ini tidak kita
harapakan, pihak pabrik pun bisa rugi sehingga bisa menutup operasionalnya.
Jadi, kedua pihak sama-sama rugi dan kaitannya dengan pemerintah adalah
pemerintah akan sulit untuk menjamin hajat hidup para buruh ini.

Pertanyaan 3 :
M.Taupik Hidayat dari Institut Teknologi Sumatera (ITERA)
Izin bertanya kak verrel yg ingin saya tanyakan bagaimana cara kita
memanajemen waktu agar lebih produktif ketika dirumah ,karena di kampus saya
menerapkan kuliah daring/online jadi setiap pertemuan ada tugas yg tujuannya
untuk memantau untuk selalu belajar meskipun lagi dirumah , tapi kebanyakan
mahasiswa mengerjakan deadline jadi gimana solusinya ?
Jawaban :
Menurut saya, buat skala prioritas tetapi tetap tempatkan belajar dan tugas
sebagau prioritas utama karena kita adalah mahasiswa yang kewajibannya belajar.
Yang kedua mungkin bisa dengan self improvement, organisasi dan lain - lain
dapat diatur sebaik mungkin dan sedemikian rupa. Caranya pertama, tempatkan
belajar diposisi pertama, selanjunta baru organisasi dan pekerjaan lain. Ketika
ingin mengerjakan deadlilen organisasi harus dihitung terlebih dahulu, contohnya
membuat surat atau membuat proposal kira-kira ini memakan waktu tiga jam
berarti siapkan dan cari jadwal kita dalam satu minggu itu mana yang ada free 3
jam, jadi semua itu harus benar-benar direncanakan dan dihitung secara matang.
Saran dari saya agar lebih efektif terapka sistem maksimal, misal kita
mengerjakan tugas tetapi deadlinenya besok dan di waktu yang sama kita juga ada
kegiatan lain maka terapakan sistem maksimal. Artinya hari ini saya mengerjakan
tugas maksimal 1 jam saja besok disambung lagi sampai selesai karena hari ini
saya mau mengerjakan hal lain karena kita tidak bisa menetapkan diri kita untuk
bekerja dalam waktu yang lama jadi terapkan saja sistem maksimal. Jadi,
terapkan sistem maksimal, susuan skala prioritas dan hitung secara matang.

7. Closing Statement Narasumber I


Saran saya Teman-teman mulai mengurangi intensitas untuk membaca /
mendengar segala pemberitaan yg bersifat negatif tentang Covid-19 ini. Carilah
info terkait bagaimana upaya penanggulangan covid-19 ini ya Mulai dari
sekarang belajar untuk mampu memfilter berita-berita sebelum disebarkan ke
yang lain, belajar menjaga setiap perkataan / penilaian yang akan disampaikan
kepada orang lain, apakah redaksi kata yang kita pilih akan menyakiti perasaan
orang lain. Bersama- sama saling mendukung dan memberikan penguatan bahwa
kita menghadapi covid-19 ini bersama-sama sehingga akan banyak uluran tangan
yg bersedia membantu. Jaga kesehatan dan kebersihan. Istirahat yg cukup dan
jaga pola makan. Menambahkan jawaban pertanyaan kedua tadi apabila teman-
teman merasa insomnia, boleh mulai membuat jadwal jam tidur karena tidur dan
bangun adalah siklus yg dapat diatur. Apabila sesekali bergadang untuk melakukan
sesuatu yang menyenangkan dapat menghibur teman-teman tidak apa-apa asal
masih dalam tahap wajar, apabila intensitasnya sudah membuat teman-teman merasa
terganggu maka secepat mungkin cari cara untuk mengatasi itu. Membuat jadwal,
tidur siang dengan waktu yang cukup, dan hal lainnya untuk membuat teman-teman
bisa beristirahat. Terakhir Selalu merasa bahagia dan bersyukur atas segala yang
terjadi. Jangan pernah ada kata menyerah dan kalah dari setiap musibah. Akan ada
hikmah dibalik setiap peristiwa. Selalu berfikir positif ya teman-teman.

8. Closing Statement Narasumber II


Terakhir dari aku nih,ada milyaran manusia di muka bumi, semuanya terus
bergerak maju, mengembangkan diri mereja menjadi luar biasa. Kamu adalah
salah satu manusia itu. Tertinggal sedetik saja, dan kamu akan menjadi manusia
tertinggal. Jadi, jangan sia siakan waktu, #dirumahaja ga berarti kamu gabisa
ngapa ngapain, kamu tetep bisa keren dan produktif walaupun #dirumahaja

9. Forum Diskuso Online (FBO) ditutup oleh Moderator

Anda mungkin juga menyukai