Aismuh 1
Aismuh 1
Dosen Pembimbing:
Disusun oleh
Muharni SR172110049
Arnanda SR1721100
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan berkat, rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang membahas tentang“Muamalah”.
Sholawat serta salam semoga senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, para sahabat dan para pengikutnya sampai di harikiamat. Tentunya dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dari forumdiskusi ini.Semoga dengan
adanya kritik dan saran tersebut dapat bermanfaat dan menjadi pedoman bagi penulis dalam
penyusunan makalah ini pada khususnya dan para pembaca pada umumnya, segala kelebihan
hanyamilik Allah dan segala kekurangan milikhambanya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Pengertian Muamalah...............................................................................................................5
B. Macam-macam Jual Beli............................................................................................................6
C. Rukun Dan Syarat Jual Beli.........................................................................................................7
D. Syarat Sah Jual Beli....................................................................................................................7
E. Hal-Hal Dalam Melakukan Transaksi..........................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, masing-
masing berhajat kepada yang lain,saling tolong-menolong, tukar menukar keperluan
dalam urusan kepentingan hidup baik dengan cara jual beli, sewa menyewa, pinjam
meminjam atau suatu usaha yang lain, baik bersifat pribadi maupun untuk kemaslahatan
umat. Dengan demikian akan terjadi suatu kehidupan yang teratur dan menjadi ajang
silaturrahmi yang erat. Agar hak masing-masing tidak sia-sia dan guna menjaga
kemaslahatan umat, maka agar semuanya dapat berjalan dengan lancar dan teratur,
agama Islam memberikan peraturan yang sebaik-baiknya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu:
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Muamalah
Menurut fiqhi, muamalah ialah tukar menukar barang atau sesuatu yang memberi
manfaat dengan cara yang ditentukan. Yang termasuk dalam hal muamalah adalah jual
beli, pinjam meminjam, sewa menyewa dan kerjasama dagang.
1. Jual Beli
Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan cara yang
tertentu (akad). Firman Allah SWT:
Ariyah adalah memberikan manfaat sesuatu yang halal kepada orang lain untuk
diambil manfaatnya dengan tidak merusak zatnya agar dapat dikembalikan zat barang
itu. Dalam hal ariyah terdapat rukun dan hukumnya yaitu sebagai berikut:
1) Rukun Ariyah
a. Orang yang meminjamkan syaratnya berhak berbuat kebaikan sekehendaknya,
manfaat barang yang dipinjam dimiliki oleh yang meminjamkan
b. Orang yang meminjam berhak menerima kebaikan
c. Barang yang dipinjam syaratnya barang tersebut bermanfaat, sewaktu diambil
manfaatnya zatnya tetap atau tidak rusak.
Orang yang meminjam boleh mengambil manfaat dari barang yang
dipinjamnya hanya sekedar menurut izin dari yang punya dan apabila barang
yang dipinjam hilang, atau rusak sebab pemakaian yang diizinkan, yang
meminjam tidak menggantinya. Tetapi jikalau sebab lain, dia wajib
mengganti.
5
2) Hukum Ariyah
Asal hukum meminjamkan sesuatu adalah sunat. Akan tetapi kadang hukumnya
wajib dan kadang-kadang juga haram. Hukumnya wajib contohnya yaitu
meminjamkan pisau untuk menyembelih hewan yang hampir mati. Dan hukumnya
haram contohnya sesuatu yang dipinjam untuk sesuatu yang haram.
3. Sewa Menyewa
Sewa menyewa adalah suatu perjanjian atau kesepakatan dimana penyewa harus
membayarkan atau memberikan imbalan atau manfaat dari benda atau barang yang
dimiliki oleh pemili barang yang di pinjamkan. Hukum dari sewa menyewa ini mubah
atau diperbolehkan.
Dalam istilah syariah, kerja sama bisnis sering disebut sebagai syirkah, syirkah
termasuk salah satu bentuk kerjasama dagang dengan syarat dan rukun tertentu. Kata
syirkah dalam bahasa Arab berasal dari kata syarika (fi’il mâdhi), yasyraku (fi’il
mudhâri‘), syarikan/syirkatan/syarikatan (mashdar/kata dasar); artinya menjadi sekutu
atau serikat. Menurut arti asli bahasa Arab (makna etimologis), syirkah berarti
mencampurkan dua bagian atau lebih sedemikian rupa sehingga tidak dapat lagi
dibedakan satu bagian dengan bagian lainnya. Adapun menurut makna syariat,
syirkah adalah suatu akad antara dua pihak atau lebih, yang bersepakat untuk
melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan.
1. Jual beli yang sah dan tidak terlarang yaitu jual beli yang diizinkan oleh agama
artinya, jual beli yang memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya.
2. Jual beli yang terlarang dan tidak sah yaitu jual beli yang tidak diizinkan oleh agama,
artinya jual beli yang tidak memenuhi syarat dan rukunnya jual beli, contohnya jual
beli barang najis, Jual beli anak hewan yang masih berada dalam perut induknya, jual
beli yang ada unsur kecurangan dan jual beli sperma hewan.
3. Jual beli yang sah tapi terlarang yaitu jual belinya sah, tidak membatalkan akad dalam
jual beli tapi dilarang dalam agama Islam karena menyakiti si penjual, si pembeli atau
orang lain; menyempitkan gerakan pasaran dan merusak ketentraman umum,
contohnya membeli barang dengan harga mahal yang tujuannya supaya orang lain
tidak dapat membeli barang tersebut.
6
1. Al-‘Aqid (penjual dan pembeli) haruslah seorang yang merdeka, berakal (tidak gila),
dan baligh atau mumayyiz (sudah dapat membedakan baik/buruk atau najis/suci,
mengerti hitungan harga).
2. Al-‘Aqdu (transaksi/ijab-qabul) dari penjual dan pembeli. Ijab (penawaran) yaitu si
penjual mengatakan, “saya jual barang ini dengan harga sekian”. Dan Qabul
(penerimaan) yaitu si pembeli mengatakan, “saya terima atau saya beli”.
3. Al-Ma’qud ‘Alaihi ( objek transaksi mencakup barang dan uang ).
7
4. Riba : Pelarangan riba telah dinyatakan dalam beberapa ayat Al Quran. Ayat-ayat
mengenai pelarangan riba diturunkan secara bertahap. Tahapan-tahapan turunnya
ayat dimulai dari peringatan secara halus hingga peringatan secara keras.
5. Bathil : Dalam melakukan transaksi, prinsip yang harus dijunjung adalah tidak ada
kedzhaliman yang dirasa pihak-pihak yang terlibat. Semuanya harus sama-sama
rela dan adil sesuai takarannya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembahasan makalah ini, kelompok VII dapat menyimpulkan bahwa muamalah
ialah tukar menukar barang atau sesuatu yang meberi manfaat dengan cara yang
ditentukan. Hal yang termasuk muamalah yaitu:
1. Jual beli yaitu penukaran harta atas dasar saling rela. Hukum jual beli adalah mubah,
artinya hal tersebut diperbolehkan sepanjang suka sama suka.
2. Menghindari riba.
Dalam pelaksanaan jual beli juga ada rukun jual beli yaitu:
B. Saran
Kita sebagai umat muslim agar memperhatikan hukum muamalah dan tata cara jual beli
yang sah menurut agama islam. Dan kita juga harus memperhatikan riba yang
terkandung didalam hal jual beli tersebut, karena terdapat hadist yang mengharamkan
riba dalam islam.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://www.emakalah.com/2013/01/makalah muamalah.html#ixzz2igypXLKA
DR. Ahmad Hatta, MA. Tafsir Qur’an perkata, 2009. Magfirah Pustaka
10