Anda di halaman 1dari 3

Bahasa bersama menurut Sissela Bok adalah nilai minimalis dan nilai maksimalis.

1. Nilai minimalis: nilai yang paling dasar yang menjadi tuntuan untuk bisa hidup bersama.
 Nilai ini biasa dirumuskan secara negatif.
 Contohnya: jangan membunuh, jangan mencuri, jangan berbohong, jangan
mengkhianati.
 Nilai ini sudah diterima secara umum dalam masyarakat. Jika orang tidak
mengikuti nilai ini, orang tersebut tidak bisa hidup bersama dalam masyarakat.
2. Nilai maksimalis: nilai yang merupakan abstraksi dari nilai-nilai minimalis tersebut.
 Abstraksi: tindakan menarik keluar inti sarinya.
 Contoh:
o Kejujuran (maks) >< jangan berbohong (min)
o Cinta (maks) >< jangan membunuh (min)
o Keadilan (maks) >< jangan mencuri (min)
o Kesetiaan (maks) >< jangan mengkhianati (min)
 Nilai maksimalis merupakan merupakan nilai mendasar yang dituntut untuk bisa
hidup bersama.
3. Intinya: nilai minimalis dan maksimalis merangkum semua nilai yang kita anut secara
universal dan karena itu bisa menjadi bahasa bersama bagi semua manusia yang beraneka
ragam dan multiidentitas.

Persoalan Bersama

Selain nilai-nilai yang telah dijelaskan sebelumnya, yang bisa menjadi bahasa bersama kita
adalah persoalan bersama. Persoalan bersama ini harus kita selesaikan dan hadapi bersama.
Persoalan bersama ini harusnya menjadi bahasa bersama kita sehingga kita bisa berwacana
bersama dan bisa menyelesaikan persoalan tersebut secara bersama. Berikut beberapa contoh
persoalan bersama di Indonesia:

1. Persoalan tentang kemiskinan harus menjadi bahasa bersama kita, kita harus bekerja
sama untuk menurunkan angka kemiskinan. Pada data September 2018, angka
kemiskinan kita sudah mencapai 9.66% dan target tahun ini 9%. Pemerintah sudah
melakukan banyak cara, seperti Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Bagi
masyarakat yang rentan miskin itu diperkuat akses permodalan mikro dan ada penciptaan
lapangan kerja.
2. Persoalan mengenai korupsi juga menjadi persoalan bersama yang menuntut
kebersamaan kita untuk menyelesaikannya. Cara paling mudah yang bisa kita lakukan
adalah kita menanamkan pada diri sendiri bahwa korupsi itu tidak boleh dilakukan, atau
istilahnya disini sebenarnya kita sedang diuji mengenai nilai moral kita.
3. Persoalan mengenai kerusakan lingkungan. Disini dituntut juga kebersamaan kita untuk
menyelesaikannya. Jika hutan kita dirusak, kita harus siap jika akan terjadi kekeringan
mata air. Ketika permukaan tanah ditutupi aspal, kita harus siap jika terjadi banjir. Salah
satu cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga lingkungan kita adalah mengurangi
penggunaan plastik karena plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.

Tokoh Mohammad Yamin

Dikenal sebagai salah satu sastrawan Indonesia, Beliau dilahirkan di Sawahlunto, Sumatera Barat, pada
tanggal 23 Agustus 1903

Yamin termasuk segelintir orang yang beruntung karena dapat menikmati pendidikan menengah
dan tinggi. Lewat pendidikan itulah, Yamin sempat menyerap kesusastraan asing, khususnya
kesusastraan Belanda.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tradisi sastra Belanda diserap Yamin sebagai seorang
intelektual sehingga ia tidak menyerap mentah-mentah apa yang didapatnya itu. Dia menerima
konsep sastra Barat, dan memadukannya dengan gagasan budaya yang nasionalis.

Sebelum tamat dari pendidikan tinggi, Yamin telah aktif berkecimpung dalam perjuangan kemerdekaan.
Berbagai organisaasi yang berdiri dalam rangka mencapai Indonesia merdeka yang pernah dipimpin
Yamin, antara lain, adalah, Yong Sumatramen Bond ‘Organisasi Pemuda Sumatera’ (1926–1928). Dalam
Kongres Pemuda II (28 Oktober 1928) secara bersama disepakati penggunaan bahasa Indonesia.
Organisasi lain adalah Partindo (1932–1938).
Pada mulanya, butir ketiga dalam Sumpah Pemuda tidak mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan. Dalam Kongres Pemuda Pertama yang berlangsung 30 April–2 Mei 1926, Muhammad Yamin,
yang nantinya menjadi Sekretaris Panitia Kongres Pemuda Kedua pada 28 Oktober 1928, membahas
tentang masa depan bahasa-bahasa Indonesia dan kesusastraannya.

Mohammad Yamin adalah tokoh terpenting dalam perumusan Sumpah Pemuda. Ikrar yang disusunnya
telah mengilhami perjuangan bangsa selanjutnya, bahkan tetap menjadi perekat persatuan sampai saat
ini.

Ketika kemudian setelah Indonesia merdeka muncul ide agar bahasa Jawa dijadikan bahasa nasional,
Yamin menolaknya. Baginya bahasa adalah landasan utama dari eksistensi "bangsa". Sebuah kalimat
"Tiada bahasa, bangsa pun hilang" terdapat dalam sajaknya yang ditulis tahun 1921.

Anda mungkin juga menyukai