PROSES PENUAAN
DOSEN PEMBIMBING :
Sri Anik Rustini., S.H., S Kep. Ns., M Kes
Disusun oleh :
Eka Yudha Febriantika Putri (1820012)
Lulu Antika (1820027)
Nur Aini Setiyawati (1820040)
Prasetya Eka Tresna Nifira (1820045)
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan atas karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang
telah memberikan bantuan dalam menyusun makalah mengenai Proses Penuaan.
Diantaranya adalah orang tua,dosen pembimbing mata kuliah Patofisiologi
Ibu Sri Anik Rustini., S.H., S Kep. Ns., M Kes. dan lain-lain. Dengan adanya
penyusunan makalah tentang Perkembangan Manusia, kita dapat mengetahui
tentang bagaimana proses penuaan.
Penulis menyadari mungkin dalam penyusunan makalah ini belum
sepenuhnya sempurna oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
4.1 Kesimpulan......................................................................................................18
4.2 Saran................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana proses menua terjadi pada manusia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
akan membelah akan terlihat sedikit. (Spence & Masson dalam
Waton, 1992). Hal ini akan memberikan beberapa pengertian
terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa
pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan
dan perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur.
Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem
muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam
sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak
atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko mengalami
proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau
tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyata
sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita cenderung
mangalami kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan
konsekuensi yang buruk karena sistem sel tidak dapat diganti.
4
tindakan-tindakan tertentu.Usia harapan hidup tertinggi di dunia
terdapat dijepang yaitu pria76 tahun dan wanita 82 tahun (WHO,
1995)
Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam tingkat
seluler, mengenai hal ini Hayflck (1980) melakukan penelitian
melalaui kultur sel ini vitro yang menunjukkan bahwa ada
hubungan antara kamampuan membelah sel dalam kultur dengan
umur spesies.
Untuk membuktikan apakan yang mengontrol replikasi
tersebut nukleus atau sitoplasma, maka dilakukan trasplantasi
silang dari nukleus.Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa
nukleuslah yang menentukan jumla replikasi, kemudian menua,
dan mati, bukan sitoplasmanya (Suhana, 1994)
c. Sintesis Protein (Kolagen Dan Elastin)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan
elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan elastisitas ini
dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen
perotein dalam jaringan tersebut. Pada lansia beberapa protein
(kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh
dengan bentuk dan struktrur yang berbeda dari protein yang lebih
muda.
Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada
klulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal,
seiring dengan bertambahnya usia. (Tortora & anagnostakos, 1990)
hal ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan perubahan
permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan cenderung
berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada
sistem muskuloskeletal.
d. Keracunan Oksigen
Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel
didalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang
5
mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme
pertahan diri tertentu.
Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut
membuat struktur membran sel mangalami perubahan dari rigid,
serta terjadi kesalahan genetik. (Tortora & anagnostakos, 1990)
Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi
sel dalam berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga
mengontrol proses pengambilan nutrien dengan proses ekskresi zat
toksik didalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel
yang sangat penting bagi proses diatas, dipengaruhi oleh rigiditas
membran tersebut. Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah
adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan
jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini
akan menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh.
e. Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada
masa penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kamampuan
sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah
putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses
penuaan.
Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca
translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kamampuan sistem
imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika
mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen
permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun
tubuh menganggap sel yang megalami perubahan tersebut sebagi
sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi
dasar terjadinya peristiwa autoimun (Goldstein, 1989)
Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang
luas mengenai jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi
akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak
jaringan.
6
Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya
prevalensi auto antibodi bermacam-macam pada orang lanjut usia
(Brocklehurst, 1987)
Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya
mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya
terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa
membelah-belah. Inilah yang menyebabkan kanker yang
meningkat sesuai dengan meningkatnya umur (Suhana, 1994)
Teori atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis
dan hasil akhir penuaan, dalam pengertian biologis yang murni
adalah benar. Terdapat perubahan yang progresif dalam
kemampuan tubuh untuk merespons secara adaptif (homeostatis),
untuk beradaptasi terhadap stres biologis. Macam-macam stres
dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan proses penyakit. (kronik
dan akut)
2. Teori Psikologis
a) Teori Pelepasan
Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa
penyesuaian diri lansia merupakan suatu proses yang secara
berangsur-angsur sengaja dilaku kan oleh mereka, untuk
melepaskan diri dari masyarakat.
b) Teori Aktivitas
Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti
terbebas dari aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi
waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai
kompensasi dan penyusuaian.
7
Penelitian tentang kemampuan aspek kognitif dan kemampuan memori
pada lansia dalam kelompok dan kemampuan mereka untuk memcahkan masalah,
ternyata tidak mendukung gambaran diatas. Adalah benar bahwa banyak lansia
mempunyai cara berbeda dalam memecahkan masalah, bahkan mereka dapat
melakukannya dengan baik walaupun kondisinya menurun. Akan tetapi, juga
terdapat bukti bahwa lansia mengalami kemunduran mental yang substansil atau
luas.
8
B. Menurut Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad
Membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut:
0 tahun = masa bayi
1-6 tahun = masa prasekolah
6-10 tahun = masa sekolah
10-20 tahun = masa pubertas
40-65 tahun = masa setengah umur (prasenium)
65 tahun keatas = masa lanjut usia ( senium)
C. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikolog Ui)
Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat
dibagi menjadi empat bagian :
Fase iuventus, antara 25 sampai 40 tahun
Fase vertilitas, antara 40 sampai 50 tahun
Fase prasenium, antara 55 sampai 65 tahun
Fase senium, 65 tahun hingga tutup usia
D. Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro
Pengelompokan lanjut usia sebagai berikut;
Usia dewasa muda (elderly adulhood), 18 atau 29-25 tahun.
Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25-60 tahun atau
65 tahun
Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun
70-75 tahun (yaoung old)
75-80 tahun (old)
Lebih dari 80 (very old)
E. Menurut UU No. 4 Tahun 1965
Dalam pasal 1 dinyatakan sebagai berikut : seorang dapat dikatakan
sebagai jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55
tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (sekarang
tidak relevan lagi) Menurut UU No. 13/Th.1998 tentang kesejahteraan lanjut usia
yang berbunyi sebagai berikut
9
BAB 1 Pasal 1 Ayat 2 yang berbunyi: Lanjut usia adalah seseorang
yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.
F. Birren and Jenner (1997) membedakan usia menjadi tiga;
Usia biologis;
Yang menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya
berada dalam keadaan hidup dan mati
Usia psikologis
Yang menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan
penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.
Usia sosial
Yang menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan atau
diberikan masyarakat kepada seseorang sebungan dengan usianya.
10
Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa,
lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan
ketahanan terhadap dingin.
Kurang sensitif terhadap sentuhan
3. Sistem pendengaran
Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya
kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama
terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak
jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60
tahun
Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan
otosklerosis.
Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena
menginkatnya keratin.
Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan jiwa/stres.
4. Sistem penglihatan
Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon
terhadap sinar.
Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak,
jelas menyebabkan gangguan penglihatan.
Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi
terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya
gelap
Hilangnya daya akomodasi
Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas
pandangannya.
Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau
pada skala.
11
5. Sistem kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta menurun
Katup jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap
tahun sesudah berumut 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari
tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah
menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak)
Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya
resistensi dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg,
diastolis normal 90 mmHg.
6. Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja
sebagai suatu termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran
terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara
lain;
Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara
fisiologik X 35o ini akibat metabolisme yang menurun
Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat
memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya
aktivitas otot.
7. Sistem respirasi
Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi
kaku
Menurunnya aktivitas dari silia
Paru-paru kehilangan aktivitas : kapasitas residu
meningkat, menarik nafas menjadi berat, kapasitas pernafasan
maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun
Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya
berkurang
12
O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
CO2 pada arteri tidak berganti
Kemampuan untuk batuk berkurang
Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot
pernapasan akan menurun seiring degan bertambahnya usia.
8. Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental
disease yang bisa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain
meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari
selaput lendir, atropi indera pengecap (80%), hilangnya
sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang rasa
asin, asam, dan pahit.
Eofagus melebar
Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun),
asam labung menurun, waktu mengosongkan menurun.
Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu)
Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
9. Sistem reproduksi
Menciutnya ovari dan uterus
Atrofi payudara
Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi
spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara beransur-ansur.
Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun
(asal kondisi keksehatan baik), yaitu;
Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa
lanjut usia
Hubungan seksual secara teratur membantu
mempertahankan kemampuan seksual
13
Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan
alami
Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus,
sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan
terjadi perubahan-perubahan warna.
10. Sistem genito urinaria
Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa
metabolisme tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal,
disaring oleh satuan unit terkecil dari ginjal yang disebut nefron
(tepatnya di glumerulus, kemudia mengecil dan nefron menjadi
atrofi. Aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus
berkurang akibatnya; kurang kemapuan mengkonsentrasi urine,
berat jenis urine menurun, proten uria.
Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi
lemah, kapasitasnya menurun sampai 200ml atau menyebabkan
frekuensi buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah
dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine.
Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia
di atas 65 tahun
Atrofi vulva
11. Sistem endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah
tetapi rendah dan hanya dalam pembuluh darah, berkurangnya
produksi dari ACTH, TSH, FSH, LH.
Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.
12. Sistem kulit
Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan
lemak
Kulit kasar dan bersisik,
Mekanisme proteksi kulit menurun
14
Produksi serum menurun
Gangguan pigmentasi kulit
Kulit kepala dan rambut menipis
Kelenjar keringat berkurang jumlahnya
13. Sistem muskuloskeletal
Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
Kifosis
Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
Persendian membesar dan menjadi pendek
Tendon mengerut dan mengalami skelrosis
B. Perubahan mental
Faktor yang mempengaruhi perubahan mental
1. Perubahan fisik, organ perasa
2. Kesehatan umum
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan
5. Lingkungan
15
Faktor internal ini biasanya disebabkan oleh adanya gangguan dari dalam
tubuh. Misalnya sakit yang berkepanjangan, serta kurangnya asupan gizi.
Sedangkan faktor eksternal bisa terjadi karena sinar matahari, polusi, asap rokok,
makanan yang tidak sehat dan lain sebagainya.
16
Sedangkan proses 'photo aging' adalah proses yang menyangkut
berkurangnya kolagen serta serat elastin kulit akibat dari paparan sinar UV
matahari. Paparan sinar sinar UV yang berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan
kulit akibat munculnya enzim proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk. Enzim
ini selanjutnya memecahkan kolagen serta jaringan penghubung di bawah kulit
dermis.
Sehingga dari pengetahuan kita mengenai fakta dan proses penuaan kulit
yang merupakan penyebab penuaan dini, kita perlu melakukan tindakan yang
tepat untuk menangani penuaan dini. Salah satu tindakan yang tepat untuk
menangani penuaan dini adalah memakai produk antiaging yang tepat.
Serum vitamin C adalah produk perawatan kulit yang tepat, berguna
memperlambat proses penuaan dini dan menyamarkan keriput (atau kerutan) kulit
wajah.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik.
Teori-teori biologik sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan
mendukung berbagai definisi mengenai proses menua.
Dan pendekatan multi disiplin mengenai teori penuaan, perawat harus
memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan
menerapkannya secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk
aspek fisik, mental/emosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian
pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan suatu
asuhan keperawatan berkualitas pada klien lansia.
3.2 Saran
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap
manusia, untuk menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang
yang dapat menghindarinya dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda.
Berbagai proses harus dilewati, namun beberapa orang ada yang dapat
melalui prosesnya dengan baik, namun ada pula yang tidak cukup lancar. Ditinjau
dari berbagai aspek dan sudut pandang, dari segi fisik dan kejiwaan.
Maka, perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada
berbagai tingkatan usia harus dan wajib tahu bagaimana konidisi fisiologis
pasiennya. Termasuk pada usia lanjut. Semoga makalah ini dapat menjadi salah
satu referensinya. Baik sebagai acuan dalam pembelajaran, ataupun sebagai
pedoman dalam tindakan asuhan keperawatan pada klien usia lanjut
18
DAFTAR PUSTAKA
Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta. Sagung
Seto.
Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Dep
Kes R.I.