SYOK
DOSEN PEMBIMBING :
Sri Anik Rustini., S.H., S Kep. Ns., M Kes
Disusun Oleh :
Puji syukur saya ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan anugrahnya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyusun
Makalah yang berjudul “Syok” dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat bertujuan
untuk memberikan laporan kepada dosen yang bersangkutan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Definisi............................................................................................................4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan......................................................................................................12
4.2 Saran................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
metabolisme anaerob. Jalur metabolisme anaerob akan dihasilkan 2 molekul
Adenosine Triphosphate (ATP) per molekul glukosa dan asam laktat.
Tanpa adanya energi yang cukup, fungsi sel normal tidak dapat
dipertahankan, akibatnya akan terjadi ketidakseimbangan pompa potasium
sodium. Sel membengkak dan permeabilitas membran sel meningkat.
Aktivitas mitokondria menjadi turun dan membran lisosom menjadi rusak,
sel akan rusak dan selanjutnya terjadi kematian sel. Kematian seluler akan
meluas di seluruh tubuh sehingga terjadi nekrosis jaringan yang
memengaruhi fungsi organ. Akhirnya terjadi kerusakan di semua sistem
organ dan kematian pada pasien syok. (Barkman dan Pooler, 2009; Guyton
dan Hall, 2010; Schwarz et al., 2014).
2
1.3 Manfaat Penulisan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
.1. Definisi
Syok merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk
mempertahankan perfusi yang adekuat organ-organ vital. Syok merupakan
suatu kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan tindakan segera dan
intensif untuk menyelamatkan jiwa klien (BPPPKMN, 2010).Syok adalah
suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah kedalam jaringan
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan
tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme (Sarwono, 2012).
Syok adalah sindroma yang ditandai dengan keadaan umum yang
lemah, pucat, kulit yang dingin dan basah, denyut nadi meningkat, vena
perifer yang tak tampak, tekanan darah menurun, produksi urine menurun
dan kesadaran menurun. Tekanan darah sistolik lazimnya kurang dari 90
mmHg atau menurun dari 50 mmHg dibawah tekanan darah semula.
Masalah utama adalah penurunan perfusi (aliran darah) yang efektif dan
gangguan penyampaian oksigen ke jaringan. Keadaan syok menandakan
bahwa mekanisme hemodinamik dan transport oksigen lumpuh. Jaringan
menjadi rusak karena tidak mendapat oksigen yang cukup untuk metabolism
aerobic. Jika sel melakukan metabolism aerobic maka akan dihasilkan asam
laktat yang merugikan. Makin tinggi kadar asam laktat makin tinggi risiko
mati.
Syok yang berlangsung lama akan mengganggu oksigenasi
miokard sehingga menyebabkan syok kardiogenik sekunder. Pada tahap
lanjut, terjadi gagal fungsi ginjal, hati, paru, otak dan jantung. Angka
kematian meningkat seiring dengan jumlah organ yang mengalami gagal
fungsi (MOF – Multiple Organ Failure). Kematian pada gagal 2 organ
adalah > 60%, pada 3 organ mencapai > 90%.
4
.2. Penilaian Awal Syok
Syok merupakan keadaan kekurangan suplai oksigen dan nutrisi
Keadaan ini disebabkan oleh menurunnya oksigenasi jaringan. Kekurangan
oksigen akan berhubungan dengan Asidosis Lactate Acid, dimana kadar
lactat tubuh merupakan indikator dari tingkat berat-ringannya syok.
Terjadinya hambatan di dalam peredaran darah perifer menyebabkan perfusi
jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan
membuang sisa metabolisme
Langkah pertama dalam pengelolaan penderita syok adalah dengan
mengenali adanya syok itu sendiri melalui gejala syok atau tanda-tanda
klinis terjadinya syok, Tidak ada tes laboratorium yang bisa mendiagnosa
syok dengan segera. Diagnosa dibuat berdasarkan pemahaman klinik tidak
adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan. Diagnosis awal di
dasarkan pada adanya gangguan perfusi organ dan oksigenasi jaringan.
Langkah kedua adalah menentukan sebab dari syok. Pada penderita
trauma, semua jenis syok mungkin ditemukan. Kebanyakan penderitadalam
hemoragik syok, namun kardiogenik syok atau syok karena tension
pneumotoraks harus dipertimbangkan pada perlukaan diatas diafragma.
Syok neurogenic dapat diakibatkan perlukaan luas pada SSP atau medulla
spinalis. Pada umumnya trauma kapitis tidak menyebabkan syok. Penderita
dengan trauma medulla spinalis pada keadaan awal dapat dalam keadaan
syok baik karena vasodilatasi (neurogenic) maupun karena hemoragik.Syok
septik jarang ditemukan, namun harus dipertimbangkan pada penderita yang
datang pada keadaan lebih lanjut.Dengan demikian langkah awal yang harus
dilakukan adalah melakukan penilaian terhadap penderita sehingga dengan
cepat syok dapat diketahui. Terapi syok dimulai sambil mencari sebab syok.
Respon terhadap terapi awal, digabung dengan penemuan klinis biasanya
memberikan cukup informasi untuk dapat menentukan penyebab syok.
Perdarahan adalah sebab tersering dari syok pada penderita trauma. Setiap
keadaan syok pada penderita trauma memerlukan konsultasi bedah.Syok
5
lanjut yang ditandai oleh perfusi yang kurang ke kulit, ginjal dan SSP yang
dengan mudah di kenal.
Katergantungan pada tekanan darah sebagai satu-satunya indicator
syok akan menyebabkan terlambatnya diagnosis syok. INGAT : mekanisme
kompensasi dapat menjaga tekanan darah sampai penderita kehilangan 30%
volume darah. Perhatian harus di arahkan pada nadi, laju pernafasan,
sirkulasi kulit, dan tekanan nadi (perbedaan antara tekanan sistolik dan
diastolic).Gejala paling dini adalah tachikardia dan vaso-kontriksi perifer.
Dengan demikian setiap penderita trauma yang dalam keadaan tachikardia
dan kulit dingin dianggap dalam keadaan syok.
Pemeriksaan hematocrit atau kadar Hb tidak dapat dipakai untuk
mengukur kehilangan darah ataupun diagnosis syok. Kadar hematokirt yang
rendah menunjukkan kehilangan darah dalam jumlah cukup besar (anemia
yang sebelum trauma sudah ada), sedangkan hematocrit normal dapat saja
terjadi walaupun sudah ada kehilangan darah cukup banyak. (Theodore
1993).
.3. Patofisiologi
Menurut patofisiologinya, syok terbagi atas 3 fase yaitu (Komite Medik,
2000):
6
menaikkan curah jantung dan peningkatan respirasi untuk
memperbaiki ventilasi alveolar. Walau aliran darah ke ginjal
menurun, tetapi karena ginjal mempunyai cara regulasi sendiri untuk
mempertahankan filtrasi glomeruler. Akan tetapi jika tekanan darah
menurun, maka filtrasi glomeruler juga menurun.
7
peningkatan asam laktat ekstraseluler dan timbunan asam karbonat
di jaringan.
BAB III
8
PEMBAHASAN
Penyebab
Antara lain: Trauma medula spinalis dengan quadriplegia
atau paraplegia (syok spinal), rangsangan hebat yang kurang
menyenangkan seperti rasa nyeri hebat pada fraktur tulang,
rangsangan pada medula spinalis seperti penggunaan obat anestesi
spinal/lumbal, trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat
otonom), suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut.
9
3.1.3 Syok Sepsis
Syok septik adalah bentuk paling umum syok distributuf
dan disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas. Insiden syok
septik dapat dikurangi dengan melakukan praktik pengendalian
infeksi, melakukan teknik aseptik yang cermat, melakukan debriden
luka ntuk membuang jarinan nekrotik, pemeliharaan dan
pembersihan peralatan secara tepat dan mencuci tangan secara
menyeluruh.
Penyebab
Mikroorganisme penyebab syok septik adalah bakteri gram
negatif. Ketika mikroorganisme menyerang jaringan tubuh, pasien
akan menunjukkan suatu respon imun. Respon imun ini
membangkitkan aktivasi berbagai mediator kimiawi yang
mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok. Peningkatan
permeabilitas kapiler,pada perembesan cairan dari kapiler dan
vasodilatasi adalah dua efek tersebut.
Tanda dan Gejala :
Sepsis merupakan respon sistemik terhadap bakteriemia.
Pada saat bakteriemia menyebabkan perubahan dalam sirkulasi
menimbulkan penurunan perfusi jaringan dan terjadi shock sepsis.
Sekitar 40% pasien sepsis disebabkan oleh mikroorganisme gram-
positive dan 60% disebabkan mikroorganisme gram-negative. Pada
orang dewasa infeksi saluran kencing merupakan sumber utama
terjadinya infeksi. Di rumah sakit kemungkinan sumber infeksi
adalah luka dan kateter atau kateter intravena. Organisme yang
paling sering menyebabkan sepsis adalah staphylococcus aureus dan
pseudomonas . Pasien dengan sepsis dan shock sepsis merupakan
penyakit akut. Pengkajian dan pengobatan sangat diperlukan. Pasien
dapat meninggal karena sepsis. Gejala umum adalah:
a. Demam
b. Berkeringat
c. Sakit kepala
10
d. Nyeri otot
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dengan mempelajari materi ini mahasiswa keperawatan yang akan
menjadi seorang perawat mampu mengenali tanda dan gejala syok ketika
menemukan klien yang mengalami syok sehingga dapat melakukan
pertolongan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Zmerman J L, Taylor R W, Dellinger R P, Farmer J C. 1997. Diagnosis and
Management of Shock, dalam buku: Fundamental Critical Support.
Society of Critical
https://www.academia.edu/9746397/Syok.
syifana.aqullia.2010.laporanpendahuluan syok.
http://www.riyawan.com/p/bab-ii-tinjauan-teori syok-a.html