121 232 1 SM PDF
121 232 1 SM PDF
Lies Ernawati
liesernawati@rocketmail.com
STIE Widya Dharma Malang
Unti Ludigdo
Ari Kamayanti
Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
ABSTRACT
The aims of this study is understand the meaning of murabahah financing by the BMT practitioners and
scholars through intensionalisme hermeneutics. Intensionalisme hermeneutics used by practitioners and scholars
to analyse how cultural and historical aspect of practitioners and scholars will murabaha interpretation. There
were two informants from BMT Managemen, three informants from BMT customers, and four informants from
scholars. The result shows, that scholars perceive murabahah as sale of mutual trust. The managements BMT
perceive murabahah as a fair sale credit, mutually beneficial and have social aims. The BMT customers perceive
murabahah as sale with recurring payments, easy and also has social objectives.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memahami pemaknaan murabahah oleh praktisi pembiayaan
murabahah pada BMT dan ulama melalui hermeneutika intensionalisme. Hermeneutika intensio-
nalisme digunakan agar peneliti dapat memahami bagaimana aspek kultur dan historis praktisi dan
ulama menginterpretasikan murabahah. Terdapat dua informan dari pihak manajemen BMT, tiga
informan dari nasabah BMT dan empat informan dari ulama. Dari hasil wawancara dengan informan
makna Murabahah yang diberikan ulama adalah jual beli amanah yang saling menguntungkan.
Menurut manajemen BMT makna murabahah adalah jual beli kredit yang adil, saling meng-
untungkan dan bertujuan sosial. Menurut nasabah BMT makna murabahah adalah jual beli kredit
yang murah, mudah serta bertujuan sosial.
433
434 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012: 433 - 456
dilarang, karena dianggap riba (Yulianti, berdasarkan hukum Islam antara lembaga
2007). keuangan dengan pihak lain untuk me-
Beberapa sumber hukum yang me- nyimpan dana dan atau pembiayaan ke-
larang adanya riba antara lain: Al-Qur’an giatan usaha, atau kegiatan lainnya sesuai
Surat Al-Baqarah[2] ayat 275 sampai 281, dengan syariah (Luqman, 2008). Ketika
yaitu melarang keras orang yang meng- bunga dilarang, Setiawan (2006) berpen-
ambil riba, dan menyatakan mereka dalam dapat bahwa dalam Islam mendorong para
keadaan perang dengan Allah dan Rasul- pemilik dana menjadi investor dengan
Nya. Ayat tersebut juga menetapkan per- menggunakan dasar pembiayaan secara
bedaan yang jelas antara perdagangan dan Islami. Konsep investor ini merupakan
riba. Ayat tersebut juga memerintahkan pengganti konsep kreditur dalam kerangka
kaum muslim untuk meninggalkan semua perbankan konvensional.
riba yang masih ada, memerintahkan me- Di Indonesia atas usul Majelis Ulama
reka untuk hanya mengambil jumlah pokok Indonesia (MUI) dan Ikatan Cendekiawan
pinjaman saja, dan membebaskan jika pe- Muslim Indonesia ICMI serta tokoh-tokoh
minjam mengalami kesulitan. Islam lainnya, di bentuk bank syariah yang
Pada tahun 1990, para ulama me- pertama tahun 1991 dengan nama Bank
ngadakan lokakarya tentang bunga bank Muamalat Indonesia (BMI). Bank tersebut
yang dilaksanakan di Bogor. Tujuan loka- mulai beroperasi pada tahun 1992. Pada
karya ini adalahuntuk memunculkan bank tahun 1992 setelah BMI berdiri, lahir
Islam di Indonesia sebagai jawaban atas Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang
kegelisahan masyarakat tentang bunga Perbankan. Namun BMI baru diresmikan
bank. Simpulan dari lokakarya tersebut pada tahun 1994 sebagai bank pertama yang
adalah bahwa sementara belum ada bank ada di Indonesia yang pengelolaannya tidak
Islam, maka bunga bank masih dibolehkan berdasarkan bunga tetapi berdasarkan bagi
atas dasar karena darurat (Luqman, 2008). hasil (Suparto, 2008). Berikutnya muncul
Lebih lanjut Luqman (2008) yang mengutip kebijakan dual banking system yang diper-
KH. Hasan Basri menyatakan bahwa ada kuat dan diperjelas dengan Undang-undang
dua pandangan dalam Islam mengenai No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas
bunga bank, pertama, bunga bank adalah UU Perbankan (Luqman, 2008). Kehadiran
haram karena mengandung unsur tamba- Undang-undang tersebut, menarik perhati-
han pembayaran (ziyadah) dan tanpa risiko an pihakperbankan konvensional untuk
(muqobil). Tambahan pembayaran tersebut membuka unit usaha syariah. Dengan
disyaratkan dalam perjanjian dan dapat me- demikian perbankan syariah berkembang
nimbulkan pemerasan; kedua, bunga bank pesat dengan terbentuknya Bank Umum
dianggap halal karena adanya unsur suka Syariah (BUS), Kantor Cabang Syariah
rela antara dua pihak, tidak ada pemerasan, (KCS), Unit Usaha Syariah (UUS), Bank
dan mempunyai fungsi untuk kepentingan Perkreditan Rakyat Syariah BPRS, Baitul
umum. Namun demikian dalam lokakarya Maal Wa Tamwil (BMT), dan Lembaga
tersebut dengan keras dituntut adanya bank Keuangan Syariah (LKS) lainnya (Rahma-
Islam. wati, 2007; Luqman, 2008; Kristiyanto,
Bank Islam merupakan lembaga keua 2008).
ngan Islam yang harus berperan aktif dalam Awalnya perkembangan LKS sebagai
memberi manfaat sosial-ekonomi agar da- sistem alternatif di dalam perekonomian
pat meningkatkan kesejahteraan masya- Indonesia diragukan oleh berbagai pihak
rakat (Ali, 2012). Selain itu dalam pelak- (Luqman, 2008; Kholis, 2009). Kurangnya
sanaan operasionalnya diwajibkan meng pemahaman masyarakat tentang LKS, me-
gunakan prinsip-prinsip syariah Islam. munculkan anggapan bahwa LKS sama saja
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian dengan lembaga keuangan konvensional,
Keragaman Pemaknaan Murabahah – Ernawati. Ludigdo, Kamayanti 435
dan justru “bunganya” lebih tinggi (Kholis, sehingga belum memiliki tingkat integrasi
2009). Meskipun demikian, masyarakat yang tinggi dengan sistem keuangan global
Islam yang memahami bahwa bunga bank (Luqman, 2008).
konvensional adalah riba, lebih merasa Pengelolaan yang profesional berdasar
nyaman dengan menggunakan jasa LKS, kan prinsip syariah tentunya akan dapat
sehingga LKS dapat terus tumbuh dan membuat LKS memiliki kemampuan untuk
berkembang. Pertumbuhan LKS telah terus tumbuh dan berkembang. Menurut
menembus 100 trilyun (Arsyianti dan Beik, Ludigdo dan Dhanias (2011) terdapat dua
2010), akan tetapi pertumbuhan tersebut hal yang patut diperhatikan LKS. Pertama,
tidak diimbangi dengan sosialisasi dan LKS perlu mendorong umat agar lebih aktif
pengetahuan masyarakat tentang LKS berperan serta dalam pertumbuhan dan
(Fatahullah, 2008; Kristiyanto, 2008). Na- perkembangan ekonomi demi kemajuan
mun demikian kualitas yang dimiliki LKS umat. Kedua, LKS juga harus perperan
mampu memberi dorongan kepada pelang- lebih giat dalam komitmen sosial yang
gan untuk menjalin ikatan yang kuat pada memiliki dampak kepada kehidupan yang
LKS (Astuti, 2007). Bailtul Maal Wa Tamwil lebih baik bagi manusia.
(BMT) merupakan bagian dari LKS, dengan Murabahah dari sisi historis menurut
demikian selain melakukan pengumpulan Marwal (2010) adalah sistem jual–beli yang
dan penyaluran dana-dana non profit dijiplak dari negara Persia (salah satu
seperti zakat, infaq, dan shodaqah (Bailtul negara adidaya disaat itu) oleh masyarakat
Maal), juga melakukan transaksi keuangan Arab Islam dalam aktivitas bisnis mereka
sebagaimana LKS, yaitu pengumpulan dan pada abad pertama hijriah. Sementara
penyaluran dana komersial (Baitul Tamwil). menurut Abdurrahman (2012) munculnya
Dua kegiatan tersebut menjadi bagian yang murabahah sebagai bagian dari produk LKS
tidak terpisahkan dari BMT sebagai lem- digagas oleh Dr. Sami Hamud dalam
baga pendukung kegiatan ekonomi rakyat disertasi doktoralnya tahun 1976 dengan
dengan berlandaskan syariah (Anggadini, judul Tathwîr al-A’mâl al-Mashrifiyah bimâ
2010). Yattafiqu ma’a asy-Syarî’ah al-Islâmiyah, yang
Pada tahun 1997 LKS mampu keluar kemudian disebut murâbahah li al-âmir bi
dari badai likuidasi bank ketika terjadi asy-syirâ’. Namun dalam praktiknya hanya
krisis ekonomi. Kemudian pada tahun 2007 disebut murabahah saja. Faktanya murabahah
terjadi krisis financial global akibat krisis sub tersebut berbeda dengan murabahah yang
prime mortage yang berdampak hebat pada dijelaskan para fukaha yang memaknai
lembaga keuangan konvensional yang ber- murabahah dari asal kata al-Murabahahyang
basis suku bunga, tetapi aman bagi LKS diambil dari bahasa Arab ar-ribhu yang
yang tidak berbasis suku bunga (Aisjah dan berarti kelebihan dan tambahan (keun-
Kusumawati, 2011). Terlepas dari dampak tungan), adalah jual beli dengan modal
yang muncul sebagai akibat adanya krisis, ditambah keuntungan yang diketahui.
lembaga keuangan yang beroperasi dengan Murabahah yang digagas Hamud tersebut
prinsip syariah telah mambuktikan pada selanjutnya disebut sebagai murabahah
dunia bahwa LKS mampu bertahan di kontemporer.
tengah gejolak nilai tukar dan tingkat Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis
suku bunga yang tinggi (Siregar, 2002). Ulama Indonensia (MUI) melalui Keputu-
International Monetary Fund (IMF) memper- san DSN MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000
kirakan telah terjadi perlambatan pertumbu tentang murabahah dijadikan sebagai dasar
han ekonomi dunia dari 3,9% pada 2008 dibolehkannya murabahah menjadi produk
menjadi 2,2% pada tahun 2009. Eskposur LKS. Untuk mendukung transaksi mura-
pembiayaan LKS masih lebih diarahkan bahah pada LKS, DSAS pun mengeluarkan
kepada aktivitas perekonomian domestik, standar akuntansi untuk murabahah yang
436 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012: 433 - 456
diatur dalam PSAK No. 102 tentang Al-Qur’an, bagaimanapun juga tidak
Akuntansi Murabahah. Selanjutnya perlaku- pernah secara langsung membicarakan
an akuntansi untuk praktik murabahah me- tentang murabahah, meski di sana ada
ngacu pada PSAK tersebut. sejumlah acuan tentang jual beli, laba, rugi,
Perkembangan murabahah yang pesat dan perdagangan. Demikian pula dalam
menimbulkan dua pertanyaan: Apakah apli hadist, tampaknya tidak ada hadist yang
kasinya saat ini alami ataukah dipaksakan? memiliki rujukan langsung kepada mura-
Maksud aplikasi alami disini bahwa mura- bahah (Rahmawaty, 2007). Marwal (2010)
bahah diposisikan sebagai sifat asalnya dan juga menyampaikan bahwa seiring per-
dipraktikkan secara benar. Dan jika di- kembangannya, murabahah akhirnya men-
paksakan, hal tersebut menunjukkan bahwa jadi sistem jual beli yang dilegitimasi oleh
transaksi murabahah diimplementasikan ti- para ulama klasik, bahkan keabsahannya
dak sebagaimana mestinya. Ada beberapa merujuk kepada konstitusi ulama (ijma’),
hal yang menjadikan praktik murabahah Imam Al-Kasani (dari ulama Hanafi) men-
menjadi kurang syariah seperti yang di- jelaskan bahwa sepanjang sejarah semenjak
sampaikan Kusmiyati (2007), hal-hal yang dipraktikan sistem murabahah dari generasi
dinilai belum memenuhi persyaratan akad ke generasi tidak ada segelintir komunitas
murabahah terdiri dari: pertama, murabahah muslim dan ulama yang mengingkari akan
digunakan untuk tambahan modal; kedua, keabsaha sistem jualbeli murabahah. Hal itu
pembelian barang murabahah, dilakukan dapat dijadikan rujukan sebagai bentuk
dengan cara mewakilkan kepada anggota- ijma’.Di samping itu ada banyak alasan
nya. sistem jual beli murabahah ini diterima oleh
Ammar (2012)berpendapat bahwa im- banyak kalangan.Syarat utama yang harus
plementasi murabahah pada LKS dilakukan diperhatikan pihak perbankan dalam meng-
dengan berbagai alasan: Pertama, karena gunakan produk murabahah adalah bahwa
kepercayaan dan kejujuran yang belum bisa prinsip-prinsip syariah untuk murabahah
dilakukan. Kedua, adalah alasan menye- harus tetap dijaga (Febrianty, 2009).
lamatkan dana umat agar aman. Sementara Menurut Tuasikal (2012) pada prinsip-
menurut Usmani (2003) alasan LKS meng- nya, dalam proses murabahah kerelaan
gunakan murabahah adalah: pertama, mura- kedua belah pihak merupakan unsur yang
bahah adalah suatu mekanisme investasi penting. Prinsip dasar pembiayaan mura-
jangka pendek, dan dibandingkan dengan bahah dijelaskan sebagai berikut: pertama,
profit and loss sharing cukup memudahkan; pembeli harus memiliki pengetahuan ten-
kedua, mark-up dalam murabahah dapat tang biaya-biaya terkait dan harga pokok
ditetapkan sedemikian rupa sehingga me- barang dan batas mark-up harus ditetapkan
mastikan bahwa lembaga keuangan dapat dalam bentuk persentase dari total harga
memperoleh keuntungan yang sebanding plus biaya-biayanya; kedua, apa yang dijual
dengan keuntungan lembaga keuangan ber- adalah barang atau komoditas dan dibayar
basis bunga yang menjadi saingan lembaga dengan uang; ketiga, apa yang diperjual-
keuangan syariah; ketiga, murabahah men- belikan harus ada dan dimiliki oleh penjual,
jauhkan dari ketidakpastian yang ada pada dan penjual harus mampu menyerahkan
pendapatan bisnis-bisnis dengan sistem barang itu kepada pembeli; keempat, ada
profit and loss sharing; keempat, murabahah akad jual beli (Muhammad, 2008). Yaya,
tidak memungkinkan lembaga keuangan et.al (2009:180) menyatakan bahwa dalam
syariah untuk mencampuri manajemen transaksi murabahah rukun yang harus
bisnis, karena bukanlah mitra si nasabah, dipenuhi meliputi transaktor, yaitu adanya
sebab hubungan mereka dalam murabahah pembeli (nasabah) dan penjual (bank syari-
adalah hubungan hutang-piutang dagang. ah), objek akad murabahah yang di dalam-
nya terkandung barang dan harga, serta ijab
Keragaman Pemaknaan Murabahah – Ernawati. Ludigdo, Kamayanti 437
dan kabul berupa pernyataan kehendak Kontribusi teoretis kedua bagi kalangan
masing-masing pihak baik dalam bentuk akademisi maupun bagi peneliti adalah
ucapan maupun perbuatan. pemahaman bahwa pemaknaan murabahah
Beberapa prinsip murabahah tersebut sangat terkait dengan latar belakang historis
mengindikasikan adanya pemaknaan mura- dan kultur informan.
bahah yang beragam, meskipun sebenarnya Secara praktis penelitian ini diharap-
inti dari makna murabahah adalah sama. kan dapat memberikan gambaran penting-
Perubahan makna terjadi ketika murabahah nya pemahaman murabahah bagi SDM BMT
masuk dalam LKS, yaitu dari jual beli dalam rangka mencapai murabahah yang
menjadi pembiyaan (Ernawati dan Ludigdo, lebih syariah. Tingkat pemahaman sangat
2012). Nelwan (2010) menunjukkan bahwa dipengaruhi oleh latar belakang SDM, oleh
terdapat perbedaan pemaknaan antara pi- karena itu dapat menjadi pertimbangan
hak bank syariah yang menganggap mura- dalam proses rekruitmen. Kontribusi prak-
bahah adalah jasa pembiayaan atau finan- tis kedua diharapkan berguna bagi masya
cing dengan Ditjen Pajak yang meng- rakat pengguna jasa lembaga keuangan
anggap murabahah merupakan transaksi syariah. Penelitian ini diharapkan dapat
jual-beli antara bank dengan nasabah, yang dijadikan sebagai pembelajaran bagi masya-
adalah obyek PPN, dengan hasil penelitian- rakat ketika akan melakukan transaksi
nya bahwa murabahah dimaknai sebagai murabahah dengan LKS. Kontribusi praktis
bentuk jual beli menurut hukum Islam. ketiga diharapkan hasil penelitian ini ber-
Karena itu transaksi murabahah masuk manfaat bagi DSN MUI dan DPS, terutama
menjadi obyek yang dikenakan PPN. Na- dapat dijadikan sebagai masukan dalam
mun dalam praktiknya terjadi perubahan mengevaluasi praktik murabahahLKS.
oleh berbagai pihak, sehingga murabahah
tampak semata-mata hanya perjanjian pem- METODE PENELITIAN
biayaan. Pengenaan PPN adalah pada nilai Suyanto dan Sutinah (2005: 167) me-
tambahnya saja, dan method tax credit nyatakan bahwa penelitian kualitatif meng-
membuat tidak menimbulkan pajak ber- hasilkan data deskriptif mengenai kata-kata
ganda (non kumulasi). lisan maupun tertulis, dan tingkah laku
Adanya perubahan dan keragaman yang diamati dari orang-orang yang diteliti.
pemaknaan murabahah dari makna awal Ludigdo (2007:67) menyatakan bahwa para-
kemudian masuk menjadi produk LKS, digma interpretif yang lebih bersifat status
menjadi motivasi yang mendorong dilaku- quo, menekankan bahwa penelitian pada
kannya penelitian ini. Dengan demikian dasarnya dilakukan untuk memahami rea-
permasalahan yang ingin dijawab dalam litas dunia apa adanya. Paradigma interpetif
penelitian ini adalah bagaimanakah pe- merupakan kontribusi penting dari tradisi
maknaan terhadap murabahah oleh praktisi idealis para pemikir Jerman, sebut saja
pembiayaan murabahah pada BMT dan diantaranya Kant, Hegel, Dilthey, Weber,
ulama? Berdasarkan permasalahan yang Husserl, Heidegger, Gadamer, Habermas
ada, maka penelitian ini bertujuan untuk dan Schutz (Djamhuri, 2011).
menemukan berbagai makna murabahah dari Penelitian ini merupakan penelitian
praktisi pembiayaan murabahah (manajemen dengan pendekatan kualitatif dengan meng-
dan nasabah) pada BMT dan ulama. gunakan alat analisis hermeneutikaintensio-
Hasil penelitian ini diharapkan dapat nalisme. Hermeneutika menurut Setiawan
memberikan kontribusi baik secara teoretis (2011) menitikberatkan pada inter pretasi
maupun secara praktis. Kontribusi teoretis dan pemahaman produk pemikiran manu-
dalam penelitian ini adalah pemaknaan sia tentang dunia sosial dan budaya.
murabahah yang terkonstruk dari praksis, Melalui wawancara dan teks yang menjadi
yaitu pertautan antara teori dan praktik. acuan dalam penelitian ini, peneliti ingin
438 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012: 433 - 456
menjadi suatu keharusan. Kedua, penangka lakukan pada langkah kedua. Untuk lebih
pan muatan emosional dan batiniah pe- mudahnya pemaknaan murabahah dapat
ngarang secara intuitif dengan menempat dilihat pada gambar 1.
kan diri penafsir ke dalam dunia batin Dari gambar 1, dapat dilihat langkah
pengarang teks. Langkah ini diperlukan hermeneutikaintensionalisme. “Teks”, yang
untuk memandu langkah pertama agar dalam konteks penelitian ini, diproksikan
panafsiran tidak melenceng jauh dari mak- dengan informasi dari informan. Penafsir
na yang dikehendaki pengarang teks (Sari, harus melihat dan mendalami konteks
2010). historis maupun kultural dalam “teks”.
Dalam metode tafsir hermeneutika, Kultur atau budaya disini sering kali ber-
untuk mengetahui makna sebuah ungka- sumber dari budaya suatu bangsa dan
pan, kita harus menempatkannya ke dalam agama, namun umumnya juga budaya
konteks yang lebih luas. Untuk memahami sangat dipengaruhi oleh nilai yang dianut
konteks yang lebih luas itu sebaliknya harus organisasi serta dipengaruhi pula oleh peri-
dipahami dahulu ungkapan-ungkapan khu- laku pemimpinnya (Sopiah, 2008). Pada
sus yang menyusunnya. Artinya, secara penelitian ini konteks kultur dan historis
umum dapat dikatakan bahwa untuk me- informan terdiri atas dua sudut pandang,
mahami bagian-bagian kita perlu memiliki pertama, dari sudut pandang praktisi BMT
pemahaman tentang totalitas, dan totalitas dan kedua dari sudut pandang ulama.
dipahami melalui pemahaman atas bagian-
bagiannya. Struktur melingkar penafsiran Situs dan Informan
ini disebut Hermeneutic Circle (Kamayanti, Situs pada penelitian ini adalah BMT di
2008). Kab. Malang. Pemilihan pada situs ini
Lingkaran hermeneutis ini adalah sua- berdasarkan hasil survey pra penelitian,
tu problem besar. Jika interpretasi itu bahwaterdapat praktik murabahah yang di
sendiri berdasarkan suatu interpretasi juga, sinyalir masih kurang syariah. Dalam pene-
maka lingkaran interpretasi tidak dapat litian kualitatif, kehadiran informan men-
dielakkan. Akibatnya pemahaman sesorang jadi sangat penting. Tanpa ada informan
akan teks-teks dan kasus-kasus sejarah yang memiliki informasi-informasi menda-
tidak akan pernah sampai, karena apabila lam yang dapat digali oleh peneliti, maka
seseorang dapat memahami konteksnya, sebuah penelitian kualitatif juga tidak dapat
maka konteks sejarah adalah interpretasi terjadi. Informan dalam penelitian ini ada
juga. sembilan orang, empat orang dari ula-
Dalam penelitian kualitatif, proses ma,dua orang dari manajemen BMT,dan
analisis tidak harus dilakukan menunggu tiga orang dari nasabah BMT.
selesainya proses pengumpulan data Dengan pertimbangan kondisi, maka
(Ludigdo, 2007:108). Maka, secara siste- dipilihnya sembilan informan tersebut di
matis, proses analisis data ini akan di- rasa mampu untuk memberi informasi
lakukan melalui tiga langkah. Pertama, mendalam dan sesuai dengan konteks pene-
peneliti akan mereduksi data. Kedua, litian. Informan yang pertama dari sudut
peneliti akan melakukan analisis herme- pandang ulama adalah AZ. Selain Dosen
neutika dengan cara menafsirkan teks, beliau juga aktif di beberapa lembaga
bahasa, ekspresi para informan beserta dakwah Islam. AZ juga banyak membuat
konteks kultur dan historisnya, menjadi tulisan tentang muamalah syariah. Infor-
sebuah kesatuan dan dapat menghasilkan man kedua dari ulama adalah MS.
makna. Beliau pemilik Pondok Pesantren yang
Ketiga, peneliti akan menarik simpulan sering memberi tauziah tentang muamalah
penelitian. Kesimpulan ini merupakan tidak hanya di masyarakat sekitar pondok,
interpretasi dari hasil analisis yang di-
440 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012: 433 - 456
Penafsir
Herme
Konteks Historis Konteks Neu
Informan
Kultural tika
Praktisi
In ten
Sio
na lis me
Teks
Murabahah
Teks
Murabahah
Gambar 1.
Proses Hermeneutika Intensionalisme Terarah
Sumber: Maulidin (2003:7) dimodifikasi
tetapi juga dibeberapa perguruan tinggi dikan pondok pesantren, dan menempuh
baik negeri maupun swasta. Informan ke S1 jurusan pendidikan agama Islam, yang
tiga adalah ZN. Putra dari MS ini selain kemudian mendapat kepercayaan untuk
aktif berdakwah, juga memahami bagai- mengembang kan BMT. Dari sudut pan-
mana bermualah secara syariah. Pema- dang nasabah murabahah BMT, Informan
haman tentang bermuamalah secara pertama adalah ZM, beliau adalah salah
syariah pada LKS diperoleh dari pondok satu staf di koppontren dan juga maha-
pesantren tempatnya menimba penge- siswa semester akhir jurusan akuntansi
tahuan agama yang juga memiliki LKS. pada PTS di Malang, dengan demikian
Informan keempat, adalah RZ. Beliau kehidupan pondok tidak asing baginya.
adalah salah seorang ustad, kepala se- Informan kedua adalah IA. Beliau me-
kolah SMA Islam di bawah naungan rupakan pemilik bimbingan belajar untuk
pondok, ketua pengurus pondok, dan anak SD dan juga seorang ibu dari 2
beliau juga sarjana akuntansi. orang putri. Meskipun tidak pernah me-
Sementara dari sudut pandang mana rasakan kehidupan pondok dan tidak
jemen BMT, informan pada penelitian ini pernah menempuh pendidikan di madra-
adalah RF, pemilik ide pendirian BMT sah, tapi beliau lebih suka bekerja sama
pada Pondok. Beliau juga salah satu dengan BMT. Informan ketiga adalah SP.
pendiri dari organisasi Al Kamil di Jawa Seorang tukang bangunan yang pernah
Timur. Informan ke dua adalah WA. mondok ini juga berakad dengan BMT.
Beliau memiliki latar belakang pendi-
Keragaman Pemaknaan Murabahah – Ernawati. Ludigdo, Kamayanti 441
ditambah margin keuntungan sesuai kese- beli murabahah harus dilakukan setelah
pakatan LKS dan nasabah. Pembelian dapat barang secara prinsip menjadi miliki bank.
dilakukan secara tunai atau tangguh, baik Murabahah tipe ketiga, merupakan mura
berupa angsuran atau sekaligus pada waktu bahahLKS.Lembaga keuangan syariah me-
tertentu. Pada umumnya nasabah mem- lakukan perjanjian murabahah dengan nasa-
bayar secara tangguh. bah, pada saat yang sama LKS mewakilkan
Murabahah tipe kedua mirip dengan (akadwakalah) kepada nasabah untuk mem-
tipe pertama, tetapi terdapat perpindahan beli sendiri barang yang dibutuhkan. Beri-
kepemilikan langsung dari supplier kepada kutnya dana tersebut di kredit ke rekening
nasabah, untuk pembayarannya dilakukan nasabah dan nasabah menandatangani
LKS langsung kepada penjual pertama/ tanda terima uang. Tanda terima uang ini
supplier. Nasabah selaku pembeli akhir akan menjadi dasar bagi pihak LKS untuk
menerima barang setelah sebelumnya me- menghindari klaim bahwa nasabah tidak
lakukan perjanjian murabahah dengan LKS. berhutang kepada lembaga keuangan syari-
Pembelian oleh nasabah dapat dilakukan ah karena tidak menerima uang sebagai
secara tunai atau tangguh baik berupa ang- sarana pinjaman. Tipe ketiga ini menyalahi
suran atau sekaligus pada waktu tertentu. ketentuan syariah jika LKS mewakilkan
Pada umumnya nasabah membayar secara kepada nasabah untuk membeli barang dari
tangguh. Transaksi ini lebih dekat dengan pihak ketiga, sementara akad jual beli
murabahah yang asli, tetapi rawan dengan murabahah telah dilakukan sebelum barang
masalah legal. Menurut Lathif (2012) dalam secara prinsip menjadi milik LKS.
beberapa kasus ditemukan adanya klaim
nasabah bahwa mereka tidak berhutang MURABAHAHMENURUT ULAMA
kepada bank, tetapi kepada pihak ketiga Konteks Kultur dan Historis Informan
yang mengirimkan barang, meskipun nasa- Murabahah yang murni syariah saat ini
bah sudah menandatangani perjanjian mura masih terus diupayakan. Meskipun sudah
bahah dengan lembaga keuangan syariah. dijelaskan pada halaman sebelumnya ten-
Perjanjian ini kurang memiliki kekuatan tang murabahah yang murni syariah secara
hukum karena tidak ada tanda bukti bahwa teoretis adalah menurut DSN MUI. Namun
nasabah menerima uang dari bank sebagai demikian, pada penelitian kali ini peneliti
bukti pinjaman atau hutang. Untuk meng- ingin menggali makna murabahah dari sudut
hindari kejadian seperti itu, maka ketika pandang ulamadi luar koridor MUI. Ada
lembaga keuangan syariah dan nasabah tiga ulama yang dijadikan informan. Per-
telah menyetujui untuk melakukan tran- tama adalah AZ. Beliau adalah seorang
saksi murabahah, maka bank akan men- dosen pada salah satu perguruan tinggi
transfer untuk membayar barang ke reke- Islam di Jakarta. Sarjana Jurusan Peradilan
ning nasabah (numpang lewat) kemudian di Agama Fakultas Syariah ini juga menem-
debet dengan persetujuan nasabah untuk puh strata dua jurusan Syariah pada tahun
ditransfer ke rekening supplier. Dengan cara 2000.
seperti ini maka ada bukti bahwa dana Tahun 2008 AZ menempuh strata dua
pernah di transfer ke rekening nasabah. lagi untuk jurusan hukum ekonomi dan saat
Namun demikian, dari perspektif syariah ini beliau sedang menempuh strata tiganya
model murabahah seperti ini tetap saja ber- dengan jurusan syariah. Selain background
peluang melanggar ketentuan syariah jika pendidikan yang notabene adalah syariah,
pihak lembaga keuangan sebagai pembeli AZ juga merupakan sekretaris dari Him-
pertama tidak pernah menerima barang atas punan Ilmuwan dan Sarjana Syariah Indo-
namanya, tetapi langsung atas nama nasa- nesia (HISSI). Beliau juga sebagai pengurus
bah. Karena dalam prinsip syariah akad jual Komite Bidang Advokasi, Penelitian, dan
Pengembangan Hukum Syariah Masyarakat
Keragaman Pemaknaan Murabahah – Ernawati. Ludigdo, Kamayanti 443
Ekonomi Syariah (MES), Pengurus Depar- berdakwah di daerah sekitar pondok dan
temen Hukum Muamalah Maliyah Ikatan daerah asalnya.
Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Pusat, Ketua 1 Keempat informan tersebut dinilai cu-
Ikatan Ahli Ekonomi Islam, Dewan Penga- kup memberi gambaran yang berbeda an-
was Syariah dibeberapa lembaga keuangan tara latar belakang kehidupan, tempat be-
syariah di Jakarta. kerja maupun pengalaman dalam dakwah
Selain itu AZ juga menulis buku-buku mereka. Dengan perbedaan tempat tinggal,
fiqh muamalat, filsafat hukum Islam, serta tuntutan kehidupan juga akan berbeda.
menulis standarisasi kompetensi hakim Disadari ataupun tidak tuntutan kehidupan
pengadilan agama dalam menyelesaikan akan mengendalikan usaha manusia untuk
dispute di lembaga bisnis syariah. Masih pemenuhannya.Keempat informan dari ula-
segudang pengalaman, tulisan jurnal dan ma tersebut dirasa mampu untuk mem-
artikel beliau tentang syariah. Berdasarkan berikan perbedaan pemaknaan.
beberapa hal tersebut peneliti merasa AZ
memenuhi persyaratan untuk dijadikan Pemaknaan Murabahah oleh Ulama
informan dari sudut pandang ulama. Peng- Berdasarkan Hermeneutika
galian data dari AZ dilakukan melalui e- Intensionalisme
mail. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki
Informan kedua adalah Putra dari Kyai dan pemahaman yang dimiliki terhadap
pemilik Pondok Pesantren yaitu ZN. Alum- lembaga keuangan syariah baik secara
nus Pondok Pesantren ini aktif mengikuti teoritis maupun praktis khususnya untuk
setiap kegiatan keagamaan di pondoknya produk murabahah, berikut pendapat AZ
dan juga di masyarakat sekitar. Sosok yang dalam memaknai murabahah:
kritis dan tegas ini juga ustad yang me- Murabahah adalah salah satu model jual beli
ngajar di pondoknya juga masyarakat se- amanah (transparan), di mana pihak pem-
beli mengetahui secara jelas berapa keuntu-
kitar pondok. Selain ZN, MS ayah kandung-
ngan (margin) yang diambil penjual, atau
nya juga aktif berdakwah di beberapa kota penjual (wajib) transparan dengan biaya
di Indonesia. MS sering diundang oleh modal pembelian obyek jual beli.
beberapa perguruan tinggi untuk diminta Pendapat di atas memberi pemahaman
berbagi ilmu agama. Keramahannya men- bahwa jual beli murabahah adalah jual beli
jadikan siapa saja tidak segan untuk me- amanah. Pemaknaan terhadap murabahah
nimba ilmu dari beliau. Kyai yang humoris tersebut dapat peneliti kategorikan sebagai
dan sederhana ini memiliki ribuan santri murabahahyang murni syariah sebagaimana
yang diasuh dalam pondok pesantrennya pendapat DSN MUI dan para ulama klasik.
melalui Madrasah Diniahnya. Berdasarkan Sementara praktik yang ada saat ini
beberapa hal tersebut MS dan ZN layak menurut AZ adalah sebagai berikut:
untuk dijadikan informan. Informan ke- Praktik murabahah belum mencapai tingkat
empat adalah RZ. paling ideal (KW1), tetapi masih KW 3
Profesi RZ adalah Kepala Sekolah karena kondisi obyektif lapangan yang
SMA Islam di Malang. Beliau juga meru- belum memungkinkan atau karena masih
pakan Ketua Pengurus Ponpes. Bapak yang mempertimbangkan efisiensi untuk optimali
sasi laba.
pembawaannya kalem dan bersahaja ini
Pendapat tersebut dapat di persepsikan
sejak kecil sudah mengenal kehidupan pon-
bahwa AZ paham sekali bagaimana harus-
dok. Pendidikan pondok yang diperoleh
nya murabahah yang benar-benar syariah.
disempurnakannya dengan pemahaman ten
Praktik murabahah pada lembaga keuangan
tang pengetahuan umum. Karena meskipun
syariah yang ada saat ini masih jauh dari
mondok, RZ juga menempuh pendidikan
murabahah yang ideal atau yang murni
sampai sarjana. Kegiatan sehari-hari RZ
syariah. Kualitas nomor tiga (KW 3) dari
selain aktif di sekolah dan di pondok juga
444 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012: 433 - 456
praktik murabahah ini sama dengan apa perlu dilakukan. Namun setelah didirikan
yang beliau tulis bahwa tipe tiga praktik bank Islam, tetapi praktik yang dilakukan
murabahah menyalahi ketentuan syariah jika tidak islami bagaimana, itulah yang menjadi
bank mewakilkan kepada nasabah untuk pekerjaan rumah para ulama khususnya
membeli barang dari pihak ketiga, semen- agar lebih aktif lagi memberikan pemaha-
tara akad jual beli murabahah telah dilakukan man kepada masyarakat tentang bermua-
sebelum barang secara prinsip menjadi malah yang lebihsyariah. Termasuk pada
milik bank. Hal ini disebabkan antara lain operasional lembaga keuangan syariah dan
karena kondisi laparangan yang belum produk-produk yang dimiliki. Terhadap
memungkinkan untuk dilaksanakannya murabahah berikut pendapat MS:
murabahah yang murni syariah, selain itu Murabahah itu ya jual beli, syarat jual beli
tujuan utama dari LKS yang masih pada berarti barangnya harus kelihatan. Kalau
optimalisasi laba. tidak ada barang belum tentu orang
pinjam uang untuk beli itu.
Dengan analisis hermeneutikainten-
Secara praktik memang MS tidak mema-
sionalisme, AZ yang berprofesi sebagai do-
hami bagaimana murabahah pada lembaga
sen sekaligus bagian dari Badan Pengawas
keuangan syariah saat ini. Karena menurut
Syariah bagi lembaga keuangan syariah dan
beliau, salah satu budaya orang Madura
segudang profesi lain terkait dengan bisnis
adalah tidak suka bekerja sama dengan
syariah memaknai murabahah berdasarkan
bank. Karena menurutnya hampir semua
makna asalnya yaitu sebagai jual beli
bank dijalankan dengan riba. Namun ketika
amanah. Namun secara praktis masih jauh
merujuk ke hukum jual beli secara Islam
dari makna asal.
beliau mensyaratkan barang yang diper-
Informan kedua dari sudut pandang
jualbelikan harus ada. Pendapat ini sama
ulama adalah MS. Pemilik dari pondok
dengan apa yang ditulis oleh Lathif (2012)
pesantren ini selain humoris juga men-
yaitu yang disebut dengan murabahah tipe
junjung tinggi kesederhanaan dalam pola
satu (KW 1) yaitu praktik murabahah yang
hidupnya. Pemilik Madrasah Diniyah ber-
dijalankan konsisten terhadap fiqh mua-
lantai lima ini sudah lama bergelut dengan
malah, di mana lembaga keuangan membeli
hukum-hukum Islam dan mengajarkan
dahulu barang yang akan dibeli oleh na-
ilmunya kepada anak dan santrinya. Ber-
sabah setelah ada perjanjian sebelumnya.
dasarkan hasil wawancara MS ternyata
Setelah barang dibeli atas nama bank,
tidak mau berhubungan dengan bank.
barang tersebut kemudian dijual ke nasabah
menurut- nya bank yang ada di Indonesia
dengan harga perolehan ditambah margin
tidak ada yang lepas dari riba. Sebagaimana
keuntungan sesuai kesepakatan LKS dan
pendapat yang dikemukakannya:
Beberapa bank sekarang ini di negara-
nasabah.
negara Islam paling banyak dikerjakan Informan ketiga pada penelitian ini
dengan jalan riba. Bahkan bank tidak adalah ZN. Putra dari MS ini sangat pri-
didirikan kecuali dengan jalan riba. Maka- hatin dengan kondisi perbankan syariah
nya tidak boleh bekerja sama dengan bank yang ada saat ini. Meskipun tidak be-
yang berjalan dengan riba kecuali dalam kerjasama dengan pihak lembaga keuangan
keadaan terpaksa. syariah, ZN memahami bahwa praktik yang
Ketika lembaga keuangan didirikan dengan ada masih kurang syariah. Berikut pendapat
jalan riba tentu segala sesuatu yang di- yang disampaikan:
kerjakan untuk kepentingan lembaga keua- Akad apa saja kalau ada jalur manfaat dari
ngan juga mengandung riba. Produk- salah satu pihak hukumnya haram. Kalau
produk yang dimiliki juga sarat riba. Oleh ada istilah narik manfaat ada perjanjian,
karena itu pendirian lembaga keuangan menarik manfaat dari satu orang yang
Islam dengan praktik yang murni syariah berakad dan disebutkan dalam akad, itu
ndak boleh. Tapi ketika setelah berakad terus
Keragaman Pemaknaan Murabahah – Ernawati. Ludigdo, Kamayanti 445
entah makan-makan dulu baru bicara sifat yang menyer- tainya sebagai akad jual
tambahan ndak papa. Intinya akad tersebut beli yaitu tidak merugikan dan tidak
harus ada jeda. dirugikan atau saling menguntungkan.
Pendapat tersebut sangat mungkin bisa Informan keempat adalah RZ.Berikut
dilakukan oleh lembaga keuangan syariah. makna murabahah menurut beliau:
Bahwa pengambilan keuntungan dari salah Secara bahasa murabahah berasal dari kata
satu pihak dalam satu akad dan satu waktu robahah kata dasarnya ro, ba, dan ha.
hukumnya haram. Untuk itu perlu ada ren- Dalam bahasa Arab ribhun artinya ke-
tang waktu atau jeda yang pada akhirnya untungan. Lha kalau kita alih bahasa kan
membolehkan akad tersebut dilakukan. Jeda secara sharafnyayaitu murabahah berarti
yang dimaksud tidak harus makan-makan, mengikuti wazan fa ala yufa ilu mufa’
alatan itu bisa mengandung arti saling.
namun bisa juga dengan aktivitas lain se-
Sehingga robaha yurobihu mura bahatan
perti keluar ruangan sebentar atau mem- artinya saling memberikan keuntungan.
bicarakan yang lain dulu baru kembali ke Makna murabahah yang disampaikan RZ
akad. Satu hal yang menarik pada diri ZN memiliki makna saling menguntungkan.
adalah beliau menganjurkan kepekaan sese- Menurut RZ fiqh itu pilihan, ada takaran
orang terhadap bahasa yang digunakan. yang lebih ringan ada yang lebih berat.
Karena bahasa atau ucapan sangat ber- Ketika orang itu mau berhati-hati maka
pengaruh terhadap sah tidaknya suatu akad. lebih baik mengikuti fiqih klasik. Lebih
Ketika ditanya mengenai murabahah berikut lanjut RZ berpendapat:
pendapat beliau: Kalau murabahah itu hasil ijtihad. Ijtihad
Murabahah itu la dlolalah wa la dhiroh itukan pendapat manusia,ketika nanti ada
nggak ada yang dirugikan dan ndak ada pendapat yangdianggap lebih relevan ya
yang merugikan itu prinsip dari Rosul. menggantikan pendapat sebelumnya. Kare-
Kita harus ridlo. Jadi praktik yang ada na pihak yang melakukan ijtihadkan bukan
sekarang bukan murabahah. orang sembara ngan. Orang yang banyak
Dengan demikian menurut pendapat beliau pengetahu- annya.
murabahah yang ada sekarang wajib di- rubah. Sementara untuk akad jual beli sendiri
Berikut pendapat ZN tentang hal tersebut:
menurut RZ yang benar harus memenuhi
Menawi saget dirubah niku wajib dirubah
(kalau bisa dirubah itu harus dirubah).
syarat hukum jual beli, yaitu ada penjual,
InsyaAllah nasabah berani koq masuk ke ada pembeli, ada barang, dan ada akad jual
bank syariah. beli. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi
MS dan ZN merupakan ayah dan anak maka hukum jual beli tersebut batal. Hu-
pemilik dan pengelola Ponpes ini memang kum jual beli yang disampaikan RZ, ZN,
enggan bekerja sama dengan bank. Namun dan MS, merujuk kepada hukum jual beli
demikian berdasarkan sudut pandang yang tertulis pada Al Qur’an Surat Al
bahasa dan pemahaman yang diperoleh Baqarah ayat 275 yang artinya:“...Dan Allah
terkait murabahah, MS dengan konteks telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
kultur dan konteks historisnya memberi riba....”. Dan hadits Nabi: ditanya salah seorang
makna pada murabahah sebagai jual beli. sahabat mengenai pekerjaan (profesi) apa yang
Meskipun telah menjadi produk LKS, ketika paling baik. Rasulullah menjawab: usaha tangan
akad yang digunakan adalah jual beli, maka manusia itu sendiri dan setiap jual beli yang
pihak LKS selaku penjual juga harus diberkati (HR al-Bazzar dan al-Hakim).
memiliki barang yang akan dijual kepada Hadits tersebut menunjukkan bahwa jual
nasabah. Intinya bahwa syarat jual beli yang beli dianjurkan dalam berusaha. Karena
berlaku secara syariah berlaku juga bagi banyaknya ragam jual beli, maka setiap
LKS. Sementara ZN dengan konteks kultur yang bertransaksi hendaknya memper-
dan konteks historisnya dalam memberi hatikan rukun dan syarat sah dari masing-
makna terhadap murabahah lebih kepada masing tipe jual beli.
446 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012: 433 - 456
yaitu jual beli sesuai dengan misi BMT Pendapat tersebut menyiratkan bahwa
sendiri yaitu menuju syariah murni. Berikut perang tidak selalu menggunakan senjata
ini makna murabahah menurut Pak RF: tajam. Perang melawan sesuatu yang tidak
Murabahah itu adalah suatu sistem akad tampak (merubah pola pikir) justru menjadi
pinjaman yang aslinya adalah ada obyek PR bersama yang membutuhkan banyak
yang diperjual belikan dengan sistem perhatian dan tindakan. Istilah perang
pembayaran tangguh. Memang dalam
menunjukkan adanya semangat untuk terus
persyaratan fiqih muamalah jual beli harus
ada barang yang dijual, ada serah terima berdakwah, menyuarakan bermuamalah
barang yang dijual baik itu serah terima dengan cara yang lebih syariah kepada
tertulis formal atau penyerahan barang. masyarakat. Sebagai contoh yang dilakukan
Pendapat di atas hampir sama dengan apa pihak BMT setiap ada orang baru diberi
yang disampaikan WA berikut ini: penjelasan bahwa sistem syariah itu seperti
Murabahah yang saya ketahui, kita ini. Sementara Kata hijrah juga menyiratkan
membelikan barang nasabah kemudian kita bahwa kita hendaknya segera menuju
jual kepada nasabah. Sistem jual beli tempat yang lebih baik dan lebih di ridloi
nasabah dengan kita dengan cara cicilan,
Allah.
harusnya kontan.
Pada BMT, praktik murabahah yang
Namun ketika murabahah menjadi bagian
dilakukan juga masih menggunakan akad-
dari BMT berikut pendapat WA:
Murabahah dalam teori itu harus membeli-
wakalah. Ketika akadwakalah ini digunakan
kan barang dulu, apa yang dibutuhkan banyak orang-orang pondok khususnya
nasabah baru kita jual ke nasabah, ya. Kalau ulama menyalahkan penggunaan akadwaka-
jual belikan ada untung. Margin itu yang lah tersebut seperti yang disampaikan WA:
kita anggap sebagai untung jual beli. Jadi Ketika terjadi transaksi murabahah ada
mereka istilahnya kita beri boleh membayar akadwakalah yang banyak syaratnya walau-
dengan cara angsuran. Tetapi praktiknya pun syaratnya tidak detail. Dan orang yang
tidak bisa sepraktis di teori. diwakilkan syarat-syaratnya harus ada.
Alasan BMT menggunakan murabahah se- Sementara di sini belum bisa memenuhi
bagai produknya adalah sebagaimana yang semua syarat. Karena tidak mudah men-
disampaikan RF berikut ini: jadikan nasabah menjadi pihak yang di
Menggunakan murabahah itu untuk meng- wakalah.
hindari regulasi pemerintah terhadap per- Akad yang digunakan BMT, pertama akad-
bankan. Kalau koperasi kan ndak boleh kita murabahah yang kedua akadwakalah, dan
menggerakkan masyarakat untuk pinjaman dana yang akan digunakan untuk membeli
kecuali bank. untuk menyiasati itu sistem barang tersebut diberikan setelah akadwaka-
murabahah itu ndak masalah. lah selesai dilakukan. Menurut WA lagi:
WA memiliki pendapat yang berbeda da- Bahwa sebenarnya BMT ingin menerap-
lam hal ini, yaitu: kan praktik murabahah yang langsung. Tapi
Kalau kita memilih murabahah karena kita belum siap. Kita cari solusi lain jika ada
merasa itu yang paling cocok dengan masalah, misalnya dengan kerja sama
kondisi masyarat saat ini. Sebenarnya dengan pihak-pihak yang memiliki show-
murabahah hanya solusi akad riba yang room untuk produk yang diperlukan BMT.
dipraktikkan. Sementara ini di perbankan Kalau jual beli syaratnya harus ada barang,
konvensional dengan akad simpan pinjam makanya kita kerjasama dengan dealer, dan
dan itu masih terkena fluktuasi meskipun lain-lain. Kalau misalnya sistemnya sudah
hukum yang ada makruh mubah, tapi juga bisa murni berarti kita terlepas dari
ada haram. Masak dalam Islam ndak ada belenggu, jadi tidak wakalah-wakalah lagi.
sih. Dan ternyata di Islam produknya lebih Karena pada prinsipnya BMT mengguna-
banyak dari pada yang konvensional kenapa kan murabahah sebagai produknya adalah
kita ndak pake. Makanya kita perang, itu demi mendapatkan untung di jalur yang
yang disebut hijrah. benar.
448 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012: 433 - 456
merupakan barang. Jadi nasabah mem- sebuah toko kecil sebagai penunjang ke-
butuhkan barang, BMT selaku pemilik dana butuhan keluarga. Tinggal di lingkungan
membelikan untuk kemudian pembayaran- yang agamis berpengaruh pada kesantunan
nya dilakukan secara tangguh atau cicilan. bicaranya, berpakaian, mendidik anak, dan
Pendapat yang sama disampaikan oleh RF dalam bermuamalah. Secara historis AI
bahwa “Murabahah itu adalah suatu sistem yang memiliki dua putri masih berstatus
akad pinjaman yang aslinya adalah ada mahasiswa pada PTS di Malang. Pribadi
obyek yang diperjual belikan dengan sistem yang murah senyum ini juga memahami
pembayaran tangguh”. bahwa bunga pada bank konvensional itu
Murabahah sebagai hutang juga nam- adalah riba. Bekerja sama dengan BMT
pak pada pernyataan RF di atas melalui dilakukannya guna mengembangkan usaha
kalimat “sistem pembayaran tangguh”. meskipun disekitarnya juga banyak lem-
“Murabahah” ini menjadikan masyarakat baga keuangan konvensional yang memiliki
penggunanya merasa lebih mudah men- fasilitas lebih baik.
dapatkan barang yang dibutuhkan, khusus- Informan ketiga adalah SP. Secara kul-
nya bagi mereka yang kurang mampu. tur dan historis, SP adalah seorang tukang
Karena dengan “murabahah” hutang, ke- bangunan yang pernah mondok. Dalam hal
wajiban mereka dapat diselesaikan sesuai pendidikan SP hanya lulus SMP yang
dengan kemampuan melalui kesepakatan kemudian melanjutkan belajarnya di salah
yang dibuat dengan BMT. satu pondok di Malang namun tidak tuntas
karena sesuatu dan lain hal. Bapak dari
PEMAKNAAN MURABAHAH OLEH seorang putra dan suami dari seorang istri
NASABAH BMT ini tinggal di lingkungan yang kurang
Konteks Kultur dan Konteks Historis agamis. Bapak yang ramah ini ternyata juga
Kultur dan historis dari nasabah BMT suka dengan seni tradisional gamelan.
diperlukan dalam penelitian ini, yaitu Secara umum budaya masyarakat ma-
untuk memahami bagaimana seseorang sih lekat dengan budaya yang ada pada
(nasabah) dengan budayanya memaknai lembaga keuangan konvensional. Kebiasaan
murabahah. Informan pertama dalam pene- yang sudah turun-temurun bekerjasama
litian ini adalah ZM. Secara kultur dan dengan lembaga keuangan konvensional ini
historis, meskipun tinggal di lingkungan lah yang menguatkan pemahaman mereka
yang kurang agamis, namun ZM dibesarkan bahwa setiap datang ke lembaga keuangan
oleh keluarga yang agamis dan sejak SMP meskipun itu LKS adalah untuk hutang
sudah mengenal kehidupan pondok. Pe- uang, dan tidak ada istilah jual beli pada
ngaruh kehidupan dipondok nampak dari perbankan.
perilaku, cara berpakaian dan cara bicara- Hal ini dapat dimaklumi karena me-
nya. Kultur tersebut sarat dengan nilai-nilai mang jarang ditemukan lembaga keuangan
Islam yang tentunya selain beberapa hal yang berperan ganda, yaitu sebagai lem-
tersebut juga berpengaruh pada pola pikir baga pemberi jasa keuangan sekaligus
beliau termasuk dalam bermuamalah.Beliau sebagai lembaga jual beli barang. Budaya ini
bekerjasama dengan BMT guna mengem- yang kemudian menjadi kebiasaan memak-
bangkan usaha ayahnya. nai produk LKS sama dengan produk LK
Informan ke dua adalah IA. Salah satu konvensional.
nasabah yang berasal dari masyarakat
umum di luar kehidupan pondok, tapi di Pemaknaan Murabahah oleh Nasabah
lingkungan yang agamis ini menjalani ke- BMT Berdasarkan
hidupannya dengan kesederhanaan, karena HermeneutikaIntensionalisme
sebagai pengelola dari lembaga bimbingan Pemahaman terhadap produk yang
belajar bagi anak SD beliau juga memiliki digunakan sangat diperlukan oleh nasabah
450 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012: 433 - 456
LKS. Penting untuk dipahami supaya dalam adanya hutang piutang uang, bukan hutang
berakad benar secara syariah sehingga akad piutang barang. IA lebih tertarik melakukan
nya sah. Hasil pemaknaan yang diberikan akadmurabahah dengan BMT sebagaimana
nasabah dalam penelitian ini dapat diguna- pendapatnya berikut:
kan untuk menilai seberapa paham nasabah Saya tertarik ke BMT karena lebih mudah
tentang murabahah. Pendapat SP tentang syaratnya, lebih murah biayanya dan
makna murabahahadalah: pastinya lebih syariah, itu yang membuat
“Saya ndak paham apa itu murabahah, hati tenang.
tahunya saya hutang uang. Waktu akad Berdasarkan pendapat tersebut kata “mu-
juga dibacakan tentang akad yang akan saya rah” dan “mudah” menjadi faktor penting
lakukan tapi saya ndak ngerti”. mengapa informan tertarik melakukan akad
Pendapat tersebut dapat ditafsirkan bahwa murabahah dengan BMT. Meskipun minim
SP belum memahami akad yang dilakukan pemahaman, namun IA lebih suka bekerja
dengan BMT. Padahal sebelum akad, pihak sama dengan BMT karena dirasa lebih
BMT sudah menjelaskan tentang apa itu syariah sehingga membuat hatinya menjadi
murabahah. Syarat awal sebelum Akad di- lebih tenang.
tandatangani, nasabah tetap diminta mem- Berbeda dengan SP dan IA, ZM me-
bacanya lebih dulu, namun karena malu miliki pemahaman yang lebih baik tentang
bertanya, SP akhirnya tidak memahami akad makna murabahah sebagaimana yang beliau
tersebut. Lebih lanjut SP menyampaikan sampaikan berikut:
bahwa: Murabahah itu pembiayaan yang se-
“Saya kesini (BMT) karena dapat infor- benarnya jual beli untuk membantu sesama
masi dari teman bahwa di lembaga ini lebih yang membutuhkan.
mudah mendapat dananya dengan jaminan Murabahah pada pendapat tersebut
yang saya punya.” sama memiliki makna yang sama dengan
Penafsiran dari pendapat tersebut bah- kondisi murabahah dalam praktik di LKS
wa kemudahan mendapat dana menjadi hal saat ini termasuk BMT. Bahwa murabahah
yang menarik bagi nasabah untuk melaku- adalah pembiayaan bagi sesama yang mem
kan akad dengan BMT. Meskipun SP butuhkan. Kutipan kata tersebut selian
sebenarnya belum memiliki pemahaman bermakna hutang (pembiayaan) juga ber-
terkait akad tersebut. Pendapat yang sama makna sosial (membantu sesama). ZM
juga disampaikan oleh informan ke dua, memilih untuk berakad secara syariah
yaitu IA bahwa: karena lebih aman secara syariah, meskipun
“Pernah sih mendengar tentang mura- jumlah akhirnya lebih besar dari pada
bahah, tapi kok saya ndak ngerti artinya. bertransaksi dengan bank konvensional.
Jadi kalau kesini ya karena butuh uang
Hasil wawancara dengan nasabah juga
untuk mengembangkan usaha.Waktu akad
juga dikasih tahu akad apa yang saya diketahui bahwa nasabah BMT dengan
lakukan tapi lupa.” menggunakan akadmurabahah, yang diterima
Pendapat tersebut dapat interpretasikan bukan barang tetapi uang yang akan di-
bahwa nasabah kurang begitu tertarik gunakan untuk membeli kebutuhan nasa-
untuk memahami tentang akad yang di- bah. Demi tetap terjaganya norma syariah
lakukan. Dapat dimungkinkan hal tersebut untuk murabahah, maka untuk pembelian
diakibatkan oleh penggunaan bahasa Arab barangnya, BMT membuat akadwakalah ke-
pada produk BMT tersebut.Karena bagi pada nasabah. Dana dengan akadmurabahah
mereka yang penting adalah mereka dapat harusnya digunakan sesuai ketentuan DSN
segera mendapat dana yang dibutuhkan MUI No. 04/DSN-MUI/2000 tentang mura-
tanpa peduli dengan akad apa yang bahah, bahwa dana digunakan untuk pem-
dilakukan. Pernyataan “kalau ke sini ya belian barang yang dibutuhkan nasabah
karena butuh uang” mengindikasikan dan halal. Idealnya tetap pihak BMT yang
Keragaman Pemaknaan Murabahah – Ernawati. Ludigdo, Kamayanti 451
tersebut, yaitu amanah, adil, sosial, ikhlas. dari pada maknamurabahah yang diakui
Beberapa nilai tersebut hendaknya menyer- secara teori saat ini yaitu menurut DSN
tai praktik murabahah yang dilakukan, khu- MUI. Tapi berdasarkan penelitian ini, mak-
susnya pada lembaga keuangan syariah. na murabahah yang original masih sebatas
Beberapa unsur tersebut menunjukkan bah- itu. Makna murabahah original lebih bersifat
wa murabahah secara praktis ternyata lebih humanis. Selain itu juga lebih memper-
humanis. Triyuwono (2006:320) memberi hatikan kepedulian sosial dari pada hanya
suatu pengertian bahwa humanis bersifat sekedar jual beli yang menguntungkan.
manusiawi, sesuai dengan fitrah manusia, Mungkin sepintas nampak makna temuan
dan dapat dipraktikkan sesuai dengan lebih rumit. Namun demikian, sebuah mak-
kapasitas yang dimiliki dan sesuai dengan na sangat dipengaruhi oleh budaya yang
budaya yang berlaku dimasyarakat. Dengan berlaku serta latar belakang individu dan
demikian murabahah humanis dibangun ber- masyarakat yang ada. Dengan demikian
dasarkan budaya manusia itu sendiri yang perbedaan informan dan latar belakangnya,
mengandung nilai adil, ikhlas, sosial, dan lokasi penelitian, daerah, dan bangsa akan
amanah (AISA). memberikan pemaknaan terhadap teks
Meskipun demikian tetap diperlukan murabahah yang ada juga berbeda.
pagar agar praktik yang ada tidak lepas dari
nilai-nilai syariah. Harapannya makna yang Simpulan
peneliti temukan tidak menyesatkan bagi Setelah melalui proses yang panjang,
pembaca. penelitian yang dilakukan untuk pemakna-
Pagar tersebut dapat digunakan untuk an murabahah oleh manajemen dan nasabah
menemukan makna murabahah original BMT serta ulama, dapat diketahui bahwa
yang lebih syariah. Selain mengembalikan makna murabahah temuan memiliki definisi
makna murabahah ke makna asal, praktik yang lebih beragam. Hermeneutikaintensio-
yang ada dapat menerapkan murabahah nalisme yang digunakan dalam penelitian
humanis yang memiliki nilai amanah, adil, ini untuk memahami bagaimana informan
sosial, dan ikhlas. Berikut peneliti sampai- memaknai murabahahdengan berdasarkan
kan alur makna murabahah menuju makna pada latar belakang kultur dan historisnya.
original yang lebih syariah berdasarkan Ternyata sejarah seseorang, tingkat pen
teori dan praktis pada gambar 3. didikan, serta budaya yang ada disekitarnya
Berdasarkan tahapan makna murabahah berpengaruh terhadap bagaimana sese-
tersebut, tahap satu adalah makna mura- orang memberikan makna terhadap mura-
bahah yang diberikan oleh nasabah BMT. bahah. Peneliti menemukan bahwa meski
Tahap dua, merupakan makna murabahah pun sudah berakad dengan LKS nasabah
yang diberikan oleh manajemen BMT. masih belum memiliki pemahaman terha-
Tahap tiga adalah makna murabahah me- dap akad yang dilakukan. Ulama pun yang
nurut ulama. Tahap empat adalah makna begitu memahami hukum-hukum Islam
murabahah yang diberikan oleh DSN MUI. tetapi tidak berhubungan dengan LKS
Dan tahap lima merupakan makna mura- ternyata juga kurang memahami makna
bahah original hasil memadukan makna- murabahah, karena memang di dalam Al
makna yang ada pada tahap satu sampai Qur’an dan Hadits tidak ada yang secara
empat. Murabahah original merupakan langsung menyebutkan tentang murabahah.
puncak dari makna murabahah berdasarkan Intinya adalah bahwa terdapat ulama yang
teori dan praktik. tidak paham terhadap murabahah karena
Makna murabahah yang peneliti padu- mereka tidak bekerjasama dengan LKS.
kan merupakan makna murabahah temuan Disisi lain, manajemen BMT yang
penelitian. Makna murabahah temuan bisa memang sejak kecil sudah menempuh
jadi justru lebih syariah dan lebih original
Keragaman Pemaknaan Murabahah – Ernawati. Ludigdo, Kamayanti 453
“Murabahah” “Murabahah”
Manajemen: ual beli,adil, tanggung renteng, Nasabah: jual beli, hutang, murah, mudah,
sosial,saling menguntungkan sosial
Praksis
Makna “Murabahah“
“Murabahah”
Ulama: Jual beli, amanah, saling
menguntungkan
Gambar. 2
Trilogi Murabahah
lebih syariah
Gambar 3
Tahapan Makna Murabahah
Sumber: Data olahan
Aisjah, S. dan E. Kusumawati. 2011. Per- Riset Akuntansi. Surabaya. STIE Mahar-
spektif Kinerja Keuangan Bank Syariah dika.
di Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen Kholis, N. 2007. Kajian terhadap Kepatuhan
9(4): 1237-1246 Syariah dalam Praktik Pembiayaan di
Ammar, A. 2007. Ekonomi-Syariah: Kembali BMT Sleman Yogyakarta. Fenomena:
Menyoal Sistem Murabahah Bank 5(2): 123-140.
Syariah. Haramkah? http://www. mailar- Kristiyanto, R. 2008. Konsep Pembiayaan
chive.com/ekonomi-syariah di download dengan Prinsip Syariah dan Aspek
kamis, 5 April 2012. Hukum dalam Pemberian Pembiayaan
Anggadini. 2010. Penerapan Margin Pem- pada PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor
biayaan Murabahah. Majalah Ilmiah Cab. Syariah Semarang. Tesis. Magister
UNIKOM 9(2): 187-198. Ilmu Hukum UNDIP.
Arsyianti, D. L dan S. I. Beik. 2010. Analisa Kusmiyati, A. N. S. 2007. Risiko
Tingkat Pengembalian Pembiayaan Bank Akad dalam Pembiayaan Murabahah
Syariah yang Lebih Tinggi Dibandingkan pada BMT di Yogyakarta (dari Teori ke
dengan Bank Konvensional: Studi kasus Terapan) Jurnal Ekonomi Islam: La_Riba
Malaysia. Bogor. FAI-UIKA 1(1): 27-41.
Astuti, W. T. 2007. Hubungan Kausal Lathif, A. A. 2012. Modifikasi Skema akad
Kualitas Layanan, Loyalitas dan Komit- Murabahah dalam Praktik di Perbankann
men Nasabah Pada Bank-bank Top Syariah
Brand 2007 Di Yogyakarta. Jurnal Keua- Ludigdo, U dan F. R. Dhanias. 2011.
ngan dan Perbankan 12(2): 296-307. Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Djamhuri, A. 2011. Ilmu Pengetahuan Sosial Bank Syariah. Jurnal Aplikasi Manajemen
dan Berbagai Paradigma dalam Kajian 9(4): UM Press.
Akuntansi. Jurnal Akuntansi Multi- Ludigdo, U. 2007. Paradoks Etika Akuntan.
paradigma 2(1): 147-185. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Ernawati, L dan U. Ludigdo. 2012. Eksplo- Luqman. 2008. Kritik Terhadap Commodity
rasi Pemaknaan Murabahah. Jurnal Murabahah Product (CMP).http://
Akuntansi Multiparadigma 3(2): Agustus luqmannomic.wordpress.com/2008 di
2012. download Maret 2012.
Fatahullah. 2008. Implementasi Prinsip Bagi Marwal, M. I. 2010. Rekonstruksi Mura-
Hasil dan Resiko di Perbankan Syariah bahah Sebuah Ijtihad Solusi Pembiaya-
(Studi di Perbankan Syariah cabang an. http://isa7695 .wordpress. com/2010.
Mataram). UNDIP. Tesis Maulidin. 2003. Menafsirkan Hermeneutika.
Fauzi, T. H. 2011. Manajerialisasi Dana Lembaga Studi Agama dan Demokrasi
Pihak Ketiga terhadap Peningkatan (eLSAD). Gerbang. Surabaya.
Laba Operasional pada PT (Persero) Muhammad. R. 2008. Akuntansi Keuangan
Bank Jabar Syariah Bandung. Jurnal Syariah. Yogyakarta. P3EI Press.
Aplikasi Manajemen 9(3): 852-860. Nelwan, F. S. 2010. Perbedaan Persepsi
Febrianty, A. 2009. Murabahah sebagai Bentuk Pengenaan PPN atas Transaksi Mura-
Pembiayaan Personal pada Bank Syariah bahah. Tesis. FH UI.
(Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri). Purnamasari, D dan Triyuwono, I. 2010.
Skripsi. Fak. Hukum Univ. Pemba- Tafsir Hermeneutika Intensionalisme
ngunan Nasional “Veteran”. Jakarta. Atas “Laba” Yayasan Pendidikan.
Grondin, J. 2012. Sejarah Hermeneutika: Dari Jurnal Akuntansi Multiparadigma. 1(3):
Plato sampai Gadamer. Ar-Ruzz Media. 489-513.
Jogjakarta. Rahmawaty, A. 2007. Ekonomi Syari’ah:
Kamayanti, A. 2008. Sejarah dan Perkemba- Tinjauan Kritis Produk Murabahah
ngan Hermeneutika serta Perannya dalam dalam Perbankan Syari’ah di Indo-
456 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 4, Desember 2012: 433 - 456
nesia. Jurnal Ekonomi Islam: La_Riba I(2): Cab. Surabaya. Jurnal Keuangan dan
187-203. Perbankan 12(2): 331-341.
Ricoeur, P. 2012. Teori Interpretasi. Jogya- Suyanto dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian
karta. IRCiSod Banguntapan Sosial. ISBN. 979-3465-92-1. Surabaya.
Sari, D. P. 2010. Tafsir Hermeneutika Triyuwono, I. 2011a. ANGELS: Sistem
Intensionalisme Atas “Laba” Yayasan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Pendidikan. Jurnal Akuntansi Multi- Syariah. Jurnal Akuntansi Multipara-
paradigma 1(3): 489-513. digma 2(1): 1-21.
Setiawan, A. B. 2006. Perbankan Syariah: _____________. 2011b. Mengangkat “sing
Challenges dan Opportunity Untuk Liyan” untuk Formulasi Nilai Tambah
Pengembangan di Indonesia. Jurnal Syariah. Jurnal Akuntansi Multipara-
Kordinat VIII(1): April. digma 2(1): 1-21.
Setiawan, A. R. 2011. Tinjauan Paradigma _____________. 2006. Perspektif, Metodologi,
Penelitian Merayakan Keragaman dan Teori Akuntansi Syariah. PT. Raja
Pengembangan Ilmu Akuntansi. Jurnal Grafindo Persada. Jakarta.
Akuntansi Multiparadigma 2(3): 402-417. Tuasikal, M. A. 2012. Murabahah yang
Siregar, Mulya. 2002. Agenda Pengemba- Mengandung Riba. http: //rumaysho.
ngan Perbankan Syariah Untuk Men- com/hukumislam/muamalah/367. di down
dukung Sistem Ekonomi Yang Sehat Di load Februari 2012.
Indonesia: Evaluasi, Prospek dan Arah Usmani, M. T. 2003. Murabahah. An Online
Kebijakan. IQTISAD Journal of Islamic Publication by Accountancy.com. Page of
Economics 3(1): 46-66. 30
Sopiah. 2008. Budaya Organisasi, Komitmen Yaya, R, Martawireja, A. E, dan Abdurahim,
organisasional Pimpinan dan Pengaruh A. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah
nya terhadap Kepuasan Kerja dan Teori dan Praktik Kontemporer. Jakarta.
Kinerja Karyawan Bank. Jurnal Keua- Salemba Empat.
ngan dan Perbankan 12(2): 308-317. Yulianti, R. T. 2007. Pola Ijtihad Fatwa
Suparto. 2008. Perilaku dan Kepuasan Dewan Syari’ah Nasional MUI tentang
Pelanggan Bank Muamalat Indonesia Produk Perbankan Syariah. Jurnal Eko-
nomi Islam La_Riba. 1(1): 57-75.