Anda di halaman 1dari 3

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien Nn.

R dengan kasus

Benign Paroximal Positional Vertigo (BPPV) di Ruang Bougenvil RS Siloam

Sriwijaya Palembang yang dilaksanakan dari tanggal …….. sampai …….. Pada

bab ini penulis akan membahas hasil dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang

telah dilaksanakan untuk mengetahui pemecahan masalahnya, sesuai dengan

tahap proses keperawatan penulis akan memulai pembahasan hasil studi kasus

dari pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi

Pengkajian

Pengumpulan data dimulai tanggal 21 Februari 2020 pukul 11.30 wib di

di Ruang Bougenvil RS Siloam Sriwijaya Palembang menggunakan tahap

pengkajian melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan catatan medis

pasien. Sehingga didapatkan bahwa pasien berinisal Nn. R berumur 18 tahun,

berjenis kelamin perempuan, beragama islam dan bertempat tinggal di Palembang.

Pasien mengeluh nyeri leher dan pusing berputar putar, sehingga klien dan

keluarga datang ke IGD Rumah Sakit Siloam Sriwijaya pada tanggal 21 Februari

2020 dan dilakukan perawatan oleh perawat dan dokter. Perawatan yang

dilakukan oleh perawat yaitu pemeriksaan tanda tanda vital dengan hasil tekanan

darah 100/60 mmHg, nadi 92x/mnt, suhu 36,3OC. pernapasan 22x/mnt. Kemudian

pasien dipindahkan keruang rawat inap dan hasil pengkajian saat itu didapatkan

data bahwa klien mengeluh nyeri leher dan pusing berputar putar.
Diagnosa Keperawatan

Data yang didapatkan dari hasil pengkajian kemudian diidentifikasi,

diolah, dianalisa dan dirumuskan dalam diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa

keperawatan yang ditemukan penulis pada Nn. R adalah:

1. Resiko Jatuh d.d DS, pasien terpasang gelang kuning dengan resiko jatuh

2. Nausea b.d stimulus pengelihatan tidak menyenangkan

3. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit

Sedangkan Diagnosa Keperawatan secara teori yaitu

1. Resiko Jatuh Berhubungan dengan Pusing ketika

menggerakkan kepala

2. Nausea berhubungan dengan gejala penyakit

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gejala penyakit

4. Defisit pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penyakit

Pada diagnosa keperawatan terdapat kesenjangan antara

diagnosa keperawatan yang di temukan di lapangan dengan

diagnosa keperawatan secara teori, yaitu pada diagnosa

keperawatan Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit, diagnosa

keperawatan ini ada di lapangan tetapi secara teori tidak ada hal ini dikarenakan,

saat penulis melakukan pengkajian di dapatkan data subjektif yang mengarah ke

diagnosa keperawatan tersebut, seperti klien mengatakan pusing dan

mual yang dirasakannya membuat kurang nyaman untuk

melakukan aktivitas (mandi, berdandan, ke toilet).


Hal ini sejalan dengan pendapat Tobing (2003) yang

menyatakan konsep asuhan keperawatan vertigo salah satunya

yaitu nyeri yang mengakibatkan gangguan kenyamanan (Fokus

menyempit, Fokus pada diri sendiri, Respon emosional / perilaku

tak terarah seperti menangis, gelisah, Otot-otot daerah leher

juga menegang, frigiditas vokal).

Diagnosa keperawatan secara teori yang tidak muncul di

lapangan yaitu; Defisit perawatan diri berhubungan dengan

gejala penyakit dan Defisit pengetahuan b.d kurangnya informasi

tentang penyakit. Hal ini dikarenakan klien sudah mendapatkan

informasi dari tenaga medis sehingga pada saat dilakukan

pengkajian tidak ditemukan data yang menunjang ke diagnosa

keperawatan tersebut. Dan data penunjang diagnosa

keperawatan Defisit perawatan diri berhubungan dengan gejala

penyakit tidak juga ditemukan, dikarenakan dalam melakukan

aktivitas klien dibantu oleh keluarga.

Intervensi (Perencanaan Keperawatan)

Anda mungkin juga menyukai