Anda di halaman 1dari 6

TUGAS III

MATA KULIAH K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

SEMESTER IV

Dikerjakan oleh:

AHMAD FARHAN JAELANI (1803311041)

TEKNIK LISTRIK 4C

Dosen pengampu :

Ir. HAMID THARHAN, M.Kom

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2020
Ringkasan Kuliah 24 April 2020

penidentifikasi dalam Bahaya Listrik

 Tujuan dari proteksi dan koordinasi sistem listrik menurut ANSI/IEEE Std 242
1986/2001 adalah:
a) Mencegah kecelakaan pada manusia
b) Meminimalisasi kerusakan pada peralatan
c) Membatasi durasi pemadaman listrik
 Electrical Hazard) pada pekerjaan Instalasi Pembangkit dan IPTL:
a) Shock  tersengat listrik = kesetrum = kejut listrik
b) Arc  Percikan api (Arc flash)  Kebakaran (Fire)
c) Blast  Ledakan, kadang-kadang disebut “Arc blast”
 Potensi bahaya listrik:
a) Arus kejut listrik
- Bahaya sentuh langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal
bertegangan.
- Bahaya sentuh tak langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal
tidak bertegangan, menjadi bertegangan karena terjadi kegagalan
isolasi.
b) Suhu berlebihan yang sangat mungkin mengakibatkan kebakaran, luka
bakaratau efek cidera lain
c) Efek medan listrik dan medan magnet
 Penyebab sentuh langsung
a) Kelalaian Manusia
b) Peralatan tidak memenuhi syarat dan atau rusak
c) Penggunaan peralatan yang salah
d) Cara Pemasangan yang tidak baik
e) Gangguan Eksternal
 Dampak sentuh langsung
Sentuhan terhadap tegangan dapat berdampak pada manusia:
a) Hilang Kesadaran
b) Luka Bakar
c) Jantung Berhenti
 Penyebab sentuh tidak langsung
a) Kegagalan isolasi peralatan
b) Index proteksi peralatan yang tidak baik/tidak sesuai dengan lokasi
c) Gangguan akibat cuaca / lingkungan
d) Pemasangan instalasi yang tidak baik
 Dampak sentuh tidak langsung
a) Membahayakan manusia
b) Membahayakan peralatan itu sendiri
c) Membahayakan peralatan-peralatan lain
d) Mengganggu kinerja peralatan-peralatan proteksi lainnya
 Jika tegangan sistem 220 Volt
- Kondisi terjelek:
a) Tahanan tubuh paling kecil, Rb = 100 Ω +100 Ω =200 Ω
Arus yang mengalir ketubuh = 220V / 200 Ω = 1,1 A
- Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50 VAC atau 120
VDC, maka arus yang mengalir ketubuh = 50 V/200 Ω = 0,25 A
 1,1 A > 0,25 A : Berbahaya
- Kondisi terbaik:
a) Tahanan tubuh paling besar,Rb = 1000.000 Ω +500=1000.500 Ω
Arus yang mengalir ketubuh = 220 V / 1000.500 Ω = 0,0002198 A =
0,2198 mA
- Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50 VAC atau 120
VDC, maka arus yang mengalir ketubuh = 50 V / 1000.500 Ω =
0,000049975 A = 0,049975 mA
 0,2198 mA > 0,049975 A : Tetap Berbahaya
 Pengendalian Risiko (Controlling Risk) bahaya listrik:
Metoda pemastian risiko dikendalikan secara efektif adalah dengan
menggunakan “hirarki pengendalian” :
1. Eliminasi : Menghilangkan bahaya
2. Substitusi: Mengganti substansi bahaya dengan yang kurang bahayanya.
3. Isolasi: Menyekat bahaya terhadap manusia terpapar risiko
4. Rekayasa (engineering): Rekayasa ulang agar bahayanya berkurang.
5. Training (Improve the Skill)
6. Administratif : Melaksanakan cara kerja aman, SOP, dll.
7. Alat pelindung Diri (APD): Menggunakan APD dengan baik,tepat dan
benar.
 Faktor penyebab kebakaran karena listrik
a) Pembebanan lebih
b) Sambungan tidak sempurna
c) Perlengkapan tidak standar
d) Pembatas arus tidak sesuai
e) Kebocoran isolasi
 Listrik statik
 Sambaran petir
 Segitiga Api

Heat bisa terjadi karena:


1. Short circuit, tetapi alat proteksi tidak trip
2. Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik
3. Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya NYM hanya untuk indoor).
4. Ukuran kawat terlalu kecil
5. Terjadi “loss connection” (dari sambungan kawat, tusuk kontak yang
bertumpuk-tumpuk yang cenderung tidak rapat, dan lain-lain)
 Penerapan K3 Listrik
Jika terjadi kecelakaan dianalisa dan dilaporkan.
Pengendalian K3 Administrasi
a) Pra konstruksi
Setiap instalasi listrik harus dilengkapi dengan rancangan instalasi yang
dibuat oleh perancang yang mendapat izin kerja dari instansi yang
berwenang.
b) Masa konstruksi
Pelaksana instalasi listrik bertanggung jawab atas pemasangan instalasi
listrik sesuai dengan rancangan instalasi listrik yang telah disetujui oleh
instansi yang berwenang.
c) Pasca konstruksi
Instalasi listrik harus diperiksa dan diuji secara periodik sesuai ketentuan/
standar yang berlaku.
 Rangkuman:
a) Listrik mengandung potensi bahaya efek kejut, efek termal, efek medan
listrik dan medan magnet;
b) Sebagian besar kasus kebakaran disebabkan oleh faktor listrik.
 Rekomendasi
a) Instalasi Listrik harus dirancang handal aman untuk jangka waktu lama;
b) Diperiksa diuji secara berkala oleh tenaga teknik yang berkeahlian khusus
dan didokumentasikan secara baik
 APAR
a) Alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau Portable Fire Extinguisher
merupakan salah satu peralatan K3 yang harus ada di Pembangkitan
listrik.
b) Alat pemadam kebakaran antara lain dimaksudkan untuk berjaga-jaga
memadamkan terbakarnya minyak didalam trafo.

Anda mungkin juga menyukai