Anda di halaman 1dari 17

TOTAL QUALITY MANAGEMEN

(MANAJEMEN MUTU TOTAL)


TQM
DEFINITION :
MANAGING THE ENTRI ORGANIZATION SO THAT IS
EXCELS IN ALL DIMENTION OF PRODUCTS AND
SERVICES THAT IS IMPORTANT TO CUSTOMER

ELEMENT OF TQM
♥ GENERAL TOOL
♥ PHILOSOPHICAL ELEMENT
♥ TOOL QC DEPARTEMENT
DIMENSION OF DESIGN QUALITY
(DIMENSI PERENCANAAN MUTU)

1. PERFORMANCE : Primari product or services


characteristic
2. FEATURES : Addes touches, bell and whistles,
secondary characteristic
3. RELIABILITY : Consistency of performance over
time
PHILOSOPIC ELEMENT
 CUSTOMER DRIVEN STANDART QUALITY
 SUPLIER – CUSTOMER LINKS
 PREVENTION ORIENTATION
 QUALITY AT THE SOURCE
 CONTINOUS IMPROVEMENT

* IMPROVEMENT OF EVERY PART OF ORGANIZATION


COST OF QUALITY
(BIAYA MUTU)

 15-20% FROM EVERY SALES


 REWORKING, SCRAPPING, INSPECTION, TEST
 THE BASIC ASSUMPTION

THE COST OF QUALITY


1. APPRAISAL COST
2. PREVENTION COST
3. FAILURE COST
PREVENTION COST = REDUCE TOTAL COST
QUALITY COST REPORT
(Laporan Biaya Mutu)
Prefention cost Current month cost Percentage of Total
Quality train reability $ 2.000 1,3%
Engeneering pilot $ 10.000 6,5%
study system
Development total $ 5.000 3,3%
$ 8.000 5,2%
$ 25.000 16,3%
Appraisal Cost $ 39.000 25,5%
- Material inspection

- Suplies

- Reability Testing

- Laboratory

Internal Failure $ 51.000 33,3%


Eksternal Cost Total $ 38.000 24,9%
$ 153.000 100%
SEJARAH PENGENDALIAN MUTU TERPADU

 TAHUN 1920 :
Pengendalian mutu dimulai di Amerika Serikat
yang terbatas pada Dept Produksi atau
pembuatan barang
 TAHUN 1924 :
Diperkenalkan Control atau bagan kontrol dan
dikembangkan oleh Doktor WA Stuwart dari USA
 Tahun 1940 :
Dimulai pengendalian mutu yang menggunakan metode
statistik dan dipelopori oleh Prof.Dr.JM.Juran dan Prof.
Deming
 Tahun 1945-1950 :
Statistical Quality Control (SQC) diperkenalkan di AS
terutama di kalangan angkatan bersenjata
 Tahun 1949 :
SQC masuk Jepang untuk memperbaiki mutu produk di
Jepang pada waktu itu masih rendah
 Tahun 1951-1954 :
SQC dikembangkan secara masal di Jepang dan
diadakan semacam penghargaan bagi yang
mencapai derajat mutu yang tinggi dengan
pemberian DEMING PRICE
 Tahun 1955 :
Peter Drucker mengembangkan Manajement By
Objective (MBO) yang memberikan penekanan
pada “Strategic Planning Management
Development”
 Tahun 1960 :
Dikembangkan Company Wide Quality Control (CWQC)
yang mengharuskan semua karyawan belajar metode
statistic dan ikut berpartisipasi dlm menggalakkan PMT
atau TQC
 Tahun 1962 :
Pelaksanaan pengendalian mutu dan digunakan Cause &
Effect Diagram pada pelaksanaan QCC. PMT dengan QCC
di dalamnya merupakan CWQC dan terciptalah WASKAT.
 Tahun 1978 :
TQC masuk ke Indonesia bermula dari perusahaan-
perusahaan Jepang yang menanamkan modalnya di
Indonesia
 Tahun 1980 :
TQC masuk ke Dept Perindustrian RI dan diakui oleh Dept
Perhub RI.
 Tahun 1988 :
Tepatnya tgl 28 Oktober 1988 dikeluarkan SK No :
DZ/SKEP/5040/88 ttg Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian
Mutu Terpadu di Lingk. PT GARUDA Indonesia
PENGERTIAN TENTANG TQC/PMT

Dr. Ishikawa
Quality Control adalah : untuk menerapkan atau
mempraktekkan pengendalian mutu, harus dimulai dari
perencanaan design, produksi dan jasa, yang
menghasilkan produk ekonomis, bermanfaat (most useful)
dan selalu memuaskan para pelanggan.

Kegiatan pengendalian dalam TQC dilakukan dengan Control


Cyrcle yang terdiri dari empat langkah yaitu : PLAN-DO-
CHECK-ACTION (PDAC)
HASIL PENERAPAN TQC DI JEPANG

a. Mengapa terjadi perbedaan yang besar di


antara :
- Satu perusaan dg perusahaan lainnya
- Satu instansi dg instansi lainnya
- Satu perusahaan penerbangan dg perusahaan
penerbangan lainnya
- Satu negara dg negara lainnya
- Dalam persaingan dan kelangsungan hidup
b. Sebagai contoh dpt dikemukakan bahwa : dari
10 bank terbesar di dunia, empat buah
diantaranya adalah bank Jepang DAICHI
KANGYOM BANK
c. Perbandingan produksi mobil pada th 1987
d. Dalam teknologi pembuatan salah satu jenis
suku cadang mobil, perush Jepang hanya
memerlukan 1 jam untuk pembuatannya. Sdg
perush AS memerlukan 14 hari
e. Penggantian Fuel Control Unit mesin Boeing 747
di pabrik pembuatannya di AS memerlukan 14
jam, di Jepang Airlines hanya 6 jam
f. Dapat disimpulkan bahwa perbedaan terjadi
karena penerapan pengendalian mutu terpadu
atas dasar managemen yang berpegang pada
kualitas

g. Pada umumnya kary. Jepang tdk mempunyai


kelebihan dalam daya guna dan dedikasinya
terhdp perushnya dibandingkan dengan
counterpartnya di negara lain

h. Perbedaannya adalah mereka dibina dan


dogalang secara lebih baik oleh managemen yang
berpegang pada kualitas
i.Quality dicapai dg mengelola bisnis atas dasar
hubungan jangka panjang mengenai loyalitas dan
kepercayaan tertuju pada perbaikan secara
konstan
TITIK BERAT PADA MUTU DAN
KENDALI MUTU

a. Dikeluarkan harga Q produk yg lebih tinggi


merupakan faktor yg menentukan dlm
merebutkan pasar
b. Q tdk hanya merupakan persoalan produksi,
namun juga merupakan suatu konsep pemasaran
c. Perbaikan Q merupakan pegangan baru dlm
managemen perusahaan yg menggantikan titik
berat pd keuangan dan pemasaran

Anda mungkin juga menyukai