Anda di halaman 1dari 29

DIKTAT PERTEMUAN MATERI HUKUM BISNIS

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA : ERSADA IVANA BR GINTING


NPM : 218420080
KELAS : 4 AC
DOSEN PENGAJAR: M.J.P.SEGALA,S.H.,M.S.H.

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA


FAKULTAS EKONOMI
T.P 2019/2020

1
 MATERI PERTEMUAN PERTAMA (1)

BAB 1.SEKILAS TENTANG HUKUM


A. PENGERTIAN HUKUM

Setiap orang secara sadar atau tidak bahwa di dalam hidupnya selalu
berhadapan dengan hukum. Sejak lahir manusia sampai pada matinya
manusia selalu berkaitan dengan hukum. Hal ini dapat kita ketahui pada saat
seorang anak yang lahir, akan dipertanyakan bahwa, apakah anak yang lahir
itu berdasarkan dari perkawina orang tua yang sah atau tidak.

Dalam kehidupan sehari-hari pada waktu seseorang melakukan jual beli,


sewa menyewa, bahkan naik kendaraan umum, dia juga berhadapan dengan
hukum walaupun mungkin dia tidak menyadarinya. Oleh karena itu dapatlah
dikatakan bahwa hukum itu selalu berhubungan dengan manusia. Untuk
memberikan suatu batasan dari pengertian hukum belum ada defenisi hukum
yang dapat berlaku secara menyeluruh dan memuaskan semua pihak.
Mengapa ? karena masalah yang dicakup oleh hukum begitu luas sehingga
masing-masing orang hanya dapat mengemukakan defenisi menurut sudut
pandang mereka masing-masing.

Beberapa sarjana memberikan defenisi hukum sebagai berikut :

1. Prof. DR. Sudikno Mertokusumo, SH


Hukum adalah sekumpulan peraturan-peraturan atau kaidah dalam suatu
kehidupan bersama; keseluruhan peraturan tentang tingkah laku yang
berlaku dalam kehidupan bersama yang dapat dipaksakan
pelaksanaannya dengan suatu sanksi.
2. J.C.T.Simorangkir, SH
Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang
menentukan tingkah laku manusia dalam masyarakat yang dibuat oleh
badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap peraturan tadi
berakibat diambilnya tindakan dengan hukum tertentu.
Dari pendapat para sarjana ini dapat diambil suatu kesimpulan : Hukum
adalah seperangkat peraturan-peraturan yang mengatur tata tertib
dalam masyarakat, yang apabila dilanggar akan dikenakan sanksi.

B. UNSUR UNSUR HUKUM

Menurut Gustav Radbruch, bahwa orang akan mematuhi hukum jika hukum
itu sendiri ideal, maka dapat mencakup tiga unsur, yaitu :

a. Unsur keadilan
b. Unsur kemanfaatan
c. Unsur kepastian.
Berdasarkan definisi hukum di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hukum
itu terdiri dari beberapa unsur, yaitu :

2
a. Peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat
b. Peraturan ini diadakan oleh badan badan resmi atau yang berwajib
c. Peraturan yang bersifat memaksa
d. Sanksi terhadap pelanggaran dari peraturan tersebut adalah tegas.

C. CIRI CIRI HUKUM

Untuk dapat mengenal hukum, maka perlu diketahui ciri-ciri hukum,


yaitu:

1. Adanya perintah dan/atau larangan, artinya, peraturan hukum itu


mungkin berupa perintah dan mungkin pula berupa larangan, atau
mungkin pula kedua-duanya;

2. Perintah dan/atau larangan yang bersifat memaksa itu harus


dipatuhi dan ditaati setiap orang.

D. SIFAT HUKUM

Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Ia merupakan peraturan


yang memaksa orang supaya mentaati tata tertib dalam masyarakat, serta
memberikan sanksi yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapa yang
melanggar peraturan itu. Ada beberapa secara jelas sifat dari hukum yaitu:

1. Besifat Mengatur
Hukum dikatakan memiliki sifat mengatur karena hukum memuat
berbagai
2. Bersifat Memaksaperaturan baik dalam bentuk perintah maupun
larangan yg mengatur tingkah laku manusia dalam hidup
bermasyarakat demi terciptanya ketertiban di masyarakatHukum
dikatakan memiliki sifat memaksa karena hukum memiliki
kemampuan dan kewenangan memaksa anggota masyarakat untuk
mematuhinya. hal ini dibuktikandengan adanya sanksi yg tegas
terhadap orang-orang yg melakukan pelanggaran terhadap hukum.

PERTANYAAN BAGIAN-1
1) Coba kamu buat/tunjukkan suatu bentuk peraturan yang mengandung unsur hokum!
Jawab: yaitu misalnya”hukumpelanggaran hak cipta ”setiap orang yang melakukan
pelanggaran hak cipta sebagai di maksud dengan pasal 9 ayat 1 maka akan di penjara
paling lama 1 tahyn dan terkena denda sebanyak Rp 100.000.000
2) Mengapa kita menaati hokum?
Jawab:karena dengan adanya hukum,keadilan dapat di tegkkan,serta keberadaan hukum
sangatlah penting dalam mengatur jalan pemerintah suatu Negara.dimana hukum juga
merupakan suatu system yang di dalamnya terdapat norma-norma dan aturan-aturan

3
yang mengatur tingkah laku setiap orang yang dimana jika kita melanggarnya maka kita
akan terkena sangsinya atau hukumannya.

PERTANYAAN BAGIAN KE-2

. TUJUAN HUKUM

Tujuan hukum adalah bersifat universal, seperti ketertiban, kedamaian,


ketenteraman, kebahagiaan, dan kesejahteraan dalam kehidupan di
masyarakat. Hadirnya hukum membuat setiap perkara bisa diselesaikan
melalui proses pengadilan dengan perantara hakim berdasarkan peraturan
dan ketentuan yang berlaku

Jeremy Bentham dalam ajarannya mengemukakan bahwa tujuan hukum


dan wujud keadilan adalah untuk mewujudkan the greatest happiness of
thegreatest number (kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk sebanyak-
banyaknya orang). Bentham juga mengemukakan bahwa tujuan perundang-
undangan untuk menghasilkan kebahagian bagi masyarakat. Perundangan-
undangan harus berusaha untuk mencapai empat tujuan yaitu :

a) To provide subsistence (untuk memberi nafkah hidup)


b) To provide abundance (untuk memberikan makanan yang berlimpah)
c) To provide security (untuk memberikan perlindungan)
d) To attain equity (untuk mencapai kebersamaan)
Disamping itu salah satu tujuan hukum adalah untuk memperoleh
setinggi-tingginya kepastian hukum (rechtzeker heid). Kepastian hukum
makin dianggap penting apabila dikaitkan dengan ajaran negara yang
berdasar atas hukum. Telah menjadi pengetahuan klasik dalam ilmu hukum
bahwa hukum tertulis dipandang lebih menjamin kepastian hukum
dibandingkan dengan hukum tidak tertulis.

Ada beberapa fakor penyebab anggota masyarakat mematuhi hukum,


yaitu:

a) Kepentingan-kepentingan para anggota masyarakat yang terlindungi oleh


hukum.
b) Complience atau pemenuhan keinginan, orang akan patuh pada hukum
karena didasarkan pada harapan akan suatu imbalan atau sebagai usaha
untuk menghindarkan diri dari sanksi yang dijatuhkan manakala hukum itu
dilanggar.
c) Identification atau identifikasi, dalam hal ini seseorang mematuhi hukum
karena identifikasi, pematuhan akan hukum itu bukan nilai yang
sesungguhnya dari hukum tersebut melainkan karena keinginannya untuk
memelihara hubungan baik dengan para anggota masyarakat lainnya yang
sekelompok atau segolongan, atau dengan para pemimpin kelompok atau
dengan para pejabat hukum.
d) Internalization atau internalisasi bahwa kepatuhan manusia,/anggota
masyarakat kepada hukum tersebut ternyata sesuai dengan nilai-nilai yang
menjadi pegangan sebagian besar anggota masyarakat. Kepatuhan para
anggota masyarakat terhadap hukum atas dasar alasan-alasan yang

4
mendalam, yaitu adanya penjiwaan, kesadaran dalam diri mereka masing
masing.
Sikap positif terhadap hukum menunjukkan kesadaran hukum yang
tinggi dari warga negara. Kesadaran hukum merupakan pandangan yang
hidup dalam masyarakat tentang apa itu hukum. Adanya kesadaran hukum
menyebabkan orang bisa memisahkan antara yang sesuai dengan
hukum/perilaku benar dan yang tidak sesuai dengan hukum/perilaku
menyimpang. Orang yang tidak memiliki kesadaran hukum adalah orang
yang tidak mau atau tidak bisa membedakan antara yang benar secara
hukum dan salah berdasar hukum. Orang yang memiliki kesadaran hukum
akan tergerak untuk berupaya agar perilakunya sesuai dengan hukum dan
mencegah perbuatan melanggar hukum.

Agar tujuan hukum itu dapat terwujud dengan semestinya atau sesuai
dengan harapan seluruh anggota masyarakat maka harus ada kepatuhan
kepada hukum tersebut. Masyarakat perlu patuh dan menerima secara positif
adanya hukum itu.

F. PENGGOLONGAN HUKUM

Hukum dapat dibagi/digolongkan sebagai berikut :

1. Menurut bentuk/wujudnya, hukum dapat dibagi dalam :


a. Hukum tertulis adalah : Hukum yang dapat kita temui dalam
bentuk tulisan dan dicantumkan dalam berbagai peraturan Negara.
b. Hukum tidak tertulis adalah : Hukum yang masih hidup dan
tumbuh dalam keyakinan masyarakat tertentu (hukum adat). Dalam
praktek ketatanegaraan hukum tidak tertulis disebut konvensi.
Misalnya, Pidato Kenegaraan Presiden setiap tanggal 16 Agustus setiap
tahunnya di hadapan wakil rakyat.
2. Menurut waku berlakunya, hukum dapat dibagi dalam:

a. Ius constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang


berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah
tertentu.
b. Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku
pada waktu yang akan datang.
c. Hukum antar waktu, yaitu hukum yang mengatur suatu
peristiwa yang menyangkut hukum yang berlaku saat ini dan hukum
yang berlaku pada masa lalu.
3. Menurut isinya, hukum dapat dibagi dalam:

a. Hukum Privat (hukum sipil), yaitu hukum mengatur hubungan


antara orang yang satu dengan orang yang lain, dengan
menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. Hukum Sipil terdiri
dari :
1. Hukum sipil dalam arti luas, yang meliputi hukum perdata dan
hukum dagang.

5
2. Hukum sipil dalam arti sempit, meliputi hukum perdata saja.
b. Hukum Publik (hukum negara), yaitu hukum yang mengatur
hubungan antara negara dengan alat-alat perlengkapan negara atau
hubungan antara negara dengan warga negaranya, yaitu:
1. Hukum Tata Negara, mempelajari negara tertentu, seperti
bentuk negara, bentuk pemerintahan, hak-hak asasi warga negara,
alat-alat perlengkapan negara, dan sebagainya. Singkatnya
mempelajari hal-hal yang bersifat mendasar bagi negara.
2. Hukum Administrasi Negara, yakni seperangkat peraturan yang
mengatur cara melaksanakan kekuasaan dan wewenang yang
dimiliki oleh setiap organ negara. Singkatnya mempelajari hal hal
yang bersifat teknis negara.
3. Hukum Pidana, yakni hukum )rang mengatur
pelanggaranpelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap
kepentingan hukum yang diancam dengan sanksi pidana tertentu.
Dalam KUHP (kitab Undang-Undang Hukum Pidana), pelanggaran
adalah perbuatan yang melanggar (ringan) dengan ancaman denda.
Sedangkan kejahatan adalah perbuatan yang melanggar (berat)
seperti pencurian, penganiayaan pembunuhan dan sebagainya.
4. Hukum Acara disebut juga hukum formal (Pidana dan Perdata)
merupakan seperangkat aturan yang berisi tata cara menyelesaikan,
melaksanakan atau mempertahankan hukum material. Di dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana diatur tata cara penangkapan,
penahanan, penyitaan dan penuntutan. Selain itu juga diatur siapa-
siapa yang berhak melakukan penyitaan, penyelidikan, pengadilan
yang berwenang, dan
G. SUMBER SUMBER HUKUM

Sumber sumber hukurn adalah kenyataan-kenyataan yang dapat


menimbulkan hukum tersebut berlaku dan mengikat setiap orang. Sumber
hukum dapat dibedakan menjadi :

1). Sumber sumber hukum dalam arti formal yaitu mengkaji kepada
prosedur atau tata cara pembentukan suatu hukum atau melihat kepada
bentuk lahiriah dari hukum yang bersangkutan, yang dapat dibedakan secara
tertulis dan tidak tertulis.

Contohnya,

a. Hukum perundang undangan


b. Hukum Yurisprudensi/keputusan hakim
c. Hukum traktat /perjanjian internasional
d. Hukum doktriVpendapat para sarjana hukum
Sumber hukum dalam arti formal yang tidak tertulis contohnya: hukum
kebiasaan.

6
2) Sumber hukum dalam arti material yaitu faktor-faktor/kenyataan
kenyataan yang turut menentukan isi dari hukum, isi hukum ditentukan oleh
dua faktor, yakni:

a. Faktor ideal yaitu faktor yang berdasarkan kepada cita-cita masyarakat


akan keadilan.
b. Faktor sosial masyarakat, antara lain:
1). Stuktur ekonomi

2). Kebiasaan-kebiasaan

3). Tata hukum negara lain

4). Agama dan kesusilaan

5). Kesadaran hukum

1) Jelaskan menurut saudara apakah sebenarnya tujuan hukum itu?


Jawab : menurut saya tujuan hukum itu merupakan untuk melindungi masyarakat yang
dimana masyarakat harus menaati peraturan yang sudah di tetapkan ,jika masyarakat
menaati peraturan tersebut maka terciptalah
ketertiban,kedamain,ketentraman,kesejahtraan,serta keadilan bagi masyarakat.sehingga
keamaanan dan kebahagiaan bagi masyarakata pun semakinbaik untuk kedepanya.
2) apakah semua hukum itu tertulis ? jelaskan!
Jawab :tidak karena di dalam penggolongannya hukum terdapat 3 bagian yang salah
satunya yaitu menurut bentuk dan wujudnya ,hukum ini dapat dibagi dalam.
a. Hukum tertulis ,yaitu hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tertulis dan di
cantumkan dalam berbagai peraturan Negara.
b. Hukum tidak tertulis,yaitu hukum yang masih hidup dan tubuh dalam keyakinan
masyarakat tertentu (hukum adat) misalnya saja,pidato kenegaraan presiden setiap
tanggal 16 agustus setiap tahunnya di hadapan wakil masyarakat .jadi hukun itu bukan
saja hukuk bentuk tertulis tetapi juga ada yang tidak tertulis.

 MATERI PERTEMUAN KE DUA (2)

HUKUM PERJANJIAN
A. PENGERTIAN PERJANJIAN
Perjanjian adalah : "Suatu persetujuan dimana satu orang atau lebih
mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih “, atau dengan
perkataan lain, bahwa : hubungan hukum yang menyangkut hukum
kekayaan antara dua orang atau lebih, yang menimbulkan hak pada satu
pihak dan kewajiban bagi pihak lain.

B. ASAS DALAM HUKUM PERJANJIAN

7
1. Asas Kebebasan Berkontrak
Asas kebebasan berkontrak Pasal 1338 KUHPerdata yang menyatakan
bahwa : "semua perjanjian yang dibuat secara sah yang berlaku
sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya".

Dengan demikian para pihak (semua orang) mempunyai kebebasan untuk


menentukan segala sesuatu mengenai hak dan kewajiban dari isi perjanjian
itu sendiri. Mengapa hal ini diperbolehkan ? karena pasal-pasal dalam hukum
perjanjian hanya merupakan pelengkap yang dapat dikesampingkan jika
para pihak tidak menyetujuinya serta menggantinya dengan yang lain
asalkan tidak melanggar undang undang dan ketertiban umum.

2. Asas Konsensualisme (Kesepakatan)


Dalam hukum perjanjian, bahwa perjanjian timbul sejak terjadinya kata
sepakat. Misalnya untuk perjanjian jual beii, perjanjian terjadi sejak para
pihak sepakat untuk melakukan transaksi jual beli tersebut walaupun uang
dan barang belum diserahkan. Inilah yang disebut "asas konsensualisme".

Asas konsensualisme ini dapat disimpulkan dari pasal 1320 KUHPerdata,


bahwa untuk sahnya suatu perjanjian diperlakukan 4 syarat :

a. Kata sepakat antara kedua belah pihak


b. Kecakapan untuk melakukan tindakan hukum
c. Hal yang tertentu
d. Sebab (kausa) yang halal
Pasal 1320 KUHPerdata tersebut di atas tidak memperlihatkan suatu
formalitas lain disamping adanya kesepakatan. Maka kita dapat
menyimpulkan bahwa hukum perjanjian menganut asas konsensualisme
(kesepakatan). Akan tetapi asas konsensualisme ini tidak berlaku untuk
semua perjanjian karena undang-undang sendiri menyatakan adanya
perjanjian-perjanjian yang memerlukan formalitas lain, yaitu yang kita kenal
dengan perjanjian "formal" dan "riil". Perjanjian formai yaitu perjanjian yang
harus dituangkan dalam bentuk tertentu. Misalnya perjanjian hibah harus
dilakukan dengan akta notaris. Perjanjian riil yaitu perjanjian yang selain
memerlukan adanya kata sepakat juga memerlukan adanya penyerahan
barang, misalnya penitipan barang dan pinjam pakai.

a. Kata Sepakat Antara Kedua Belah Pihak


Kata sepakat berarti bahwa kedua belah pihak telah sama-sama setuju
dengan dilakukannya suatu perbuatan hukum. Misalnya : dalam jual beli
satu pihak sepakat untuk menyerahkan barangnya. , sedangkan pihak
lain sepakat untuk membayar barangnya. Walaupun demikan, terdapat
kemungkinan bahwa kata sepakat ini terjadi karena suatu kekeliruan atau
kesalahan, baik yang diketahui atau tidak diketahui oleh salah satu pihak.
Ini disebabkan oleh adanya kekhilafan, paksaan atau penipuan. Bila
orang yang mengalami kekhilafan, paksaan, ataupun penipuan, tetap
melaksanakan kewajibannya maka hal ini tidak adil. Oleh karena itu
kesepakatan dianggap tidak ada dan pihak yang merasa dirugikan di atas
dapat membatalkan perjanjiannya.

8
b. Kecakapan Untuk Melakukan Tindakan Hukum
Agar dapat dianggap sah maka suatu perjanjian haruslah dilakukan oleh
orang-orang yang cakap untuk melakukan tindakan hukum. Yaitu orang-
orang yang dewasa sehat akalnya dengan katalain, perjanjian tidak boleh
dilakukan oleh orang yang tidak cakap untuk melakukan tindakan hukum.
Adapun orang yang dianggap cakap untuk melakukan tindakan hukum
yaitu semua orang yang tidak termasuk orang-orang yang belum dewasa
( anak-anak ). Untuk melakukan suatu tindakan hukum , orang-orang
yang belum dewasa harus diwakili oleh orangtua atau walinya. Adapun
batas kedewasaan menurut KUHperdata adalah 21 tahun. Sebetulnya
menurut Pasal 108 KUHPerdata, perempuan yang mempunyai suami juga
termasuk ke dalam golongan orang-orang yang tidak cakap untuk
melakukan tindakan hukum. Seorang perempuan yang bersuami harus
dengan persetujuan dari suaminya. Akan tetapi pasal ini telah dicabut
oleh surat Edaran Mahkamah Agung No. 3 tahun 1963 karena dianggap
tidak sesuai lagi dengan zaman, Khususnya emansipasi wanita.

c. Hal Tertentu
Syarat hal tertentu dalam hukum perjanjian yaitu bahwa objek yang
diperjanjikan haruslah merupakan sesuatu yang tertentu, dan barang
tersebut paling sedikit harus ditentukan jenisnya. Jumlah barang tidak
terlalu penting untuk disebutkan dalam perjanjian asalkan barang
tersebut dapat ditagih atau dapat dihitung kemudian, misal, dalam beli
sayur mayur dari suatu lading, jenisnya ditentukan tetapi jumlahnya tidak
disebutkan. Walaupun demikian pada akhirnya jumlah sayuran tersebut
dapat ditentukan .

d. Sebab atau Kausa Yang Halal


Syarat sebab atau kausa yang halal yaitu bahwa objek perjanjian harus
merupakan suatu hal yang tidak bertentangan dengan undang-undang
dan kesusilaan. Suatu contoh mengenai objek perjanjian jual beii yang
tidak halal adalah jual beli narkotika serta obat terlarang lainnya,
penjualan bayi dan anak-anak, perdagangan wanita dan lain-lain, Kita
melihat bahwa syarat pertama dan kedua (kesepakatan dan kecakapan)
merupakan syarat subjektif karena berkenaan dengan orang yang
melakukan perjanjian. Bila kedua syarat tersebut tidak dipenuhi
(misalnya perjanjian yang dilakukan karena ada paksaan atau dilakukan
oleh anak yang belum dewasa), maka perjanjian tersebut dapat
dibatalkan. Sedangkan syarat ketiga dan keempat merupakan syarat
objektif (karena mengenai objeknya). Oleh sebab itu bila syarat ini tidak
dipenuhi, maka perjanjian batal demi hukum. Artinya sejak dari semula
sudah dianggap tidak ada perjanjian. Misalnya dalam contoh kasus ketiga
objek perjanjian jual beli adalah narkotika.

PERTANYAAN BAGIAN KE -1
1) Coba buatkan suatu bentuk surat perjanjian kontrak/kost yang memenuhi pasal 1320 !

9
Jawab : “surat perjanjian jual beli tanah”
Sayayang betanda tangan di bawah ini :
Nama : ERNIbr SEMBIRING
Tempat .tanggal : medan 27 maret 2020
Alamat : Jln.cempaka medan
Pekerjaan : GURU

Yang nantinya dalam surat perjanjian jual beli tanah ini di sebut sebagai penjual :
Nama : AMSAL GINTING
Tempat.tanggal : medan 27 maret 2020
Pekerjaan : SWASTA

Untuk selanjutnya di sebut sebagai pihak pembeli.


 Pasal 1
Pihak penjual menjaminkan bahwa tanaah tersebut merupaka milik dari
penjual dan tidak di sewakan kepada siapapun
 Pasal 2
Dari kedua belah pihak melakukan jual beli tanah dengan harga Rp
400.000.000 untuk pembayaran akan di lakukan secara tunai dan tidak
melalui perantaraan
 Pasal 3
Hal-ha; lain yang belim tercantum ke dalam tercantum ke dalam surat
perjanjian jual beli ini dapat di selesaikan dengan cara kekeluargaan atau
dapat di rundingkan dengan musyawarah dari kedua belah pihak.
 Pasal 4
Jika terjadi selisih paham antara kedua pihak maka akan di lakukan dan di
selesaikan secara hukum.

Medan,27 maret 2020

Pihak penjual pihak pembeli

( AMSAL GINTING ) ( ERNI SEMBIRING )

Saksi

(ERSADA)

2) Kalau saudara ke barber shop /salon ke cantikan ,apakah ada suatu bentuk
perjanjian ?,bagaimana kalau di langgar apa yang saudara lakukan?
Jawab :ada, jika salah satu dari pegawai yang melanggar perjanjian maka saya akan
menegur dan melaporkan kepada atasannya dimana perjanjiannya itu antar pemilik salon
dan pegawai salon dan menindaklanjuti karyawan.

PERTEMUAN KE-2 BAG. 2

10
1. WANPRESTASI (INGKAR JANJI)
Wanprestasi (ingkar janji) yaitu suatu keadaan ketika salah satu pihak
dalam perjanjian tidak dapat memenuhi kewajibannya memberikan prestasi,
yang tidak disebabkan karena adanya keadaan memaksa (overmacht).

Ada 3 bentuk wanprestasi :

1. Tidak mau memenuhi prestasi sama sekali


2. Terlambat memenuhi Prestasi
3. Memenuhi prestasi secara tidak baik

Buatkan contohnya :......................................?

2. OVERMACHT ( KEADAAN MEMAKSA )


Overmacht adalah : " Suatu keadaan yang terjadi setelah dibuatnya
persetujuan yang menghalangi debitur untuk memenuhi prestasinya, akan
tetapi debitur tidak akan dipersalahkan dan tidak harus menanggung resiko
karena ia tidak dapat menduganya pada waktu persetujuan itu dibuat".

Jadi dapat disimpulkan bahwa pihak yang tidak mau memenuhi


kewajibannya karena keadaan memaksa, tidak dapat dipaksa untuk memenuhi
prestasinya serta tidak dapat dikatakan telah melakukan wanprestasi atau
ingkar janji. Demikian juga ia tidak harus menanggung resiko yang terjadi.
Keadaan memaksa ini dapat disebabkan oleh perbuatan manusia, misalnya
larangan pengiriman barang tertentu oleh pemerintah, atau yang berada diluar
kekuasaan manusia seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, dan bencana
alam lainnya.

Buatkan contohnya :.................................................?

3. GANTI RUGI
Kreditur dapat meminta ganti rugi kepada debitur yang melakukan ingkar
janji. Ganti rugi ini dapat berupa :

1. Ganti rugi atas biaya.


2. Ganti rugi atas kerusakan

11
3. Ganti rugi atas bunga
Buatkan masing masing contohnya :...........................................?

4.MACAM - MACAM BENTUK PERJANJIAN


1. Perjanjian Bersyarat
Perjanjian bersyarat ini terbagi kedalam dua jenis :

a. Perjanjian dengan syarat tangguh


Yaitu perjanjian yang terjadi atau tidaknya ditangguhkan hingga
terjadinya suatu peristiwa, Misalnya jika C jadi pindah keluar kota
maka C akan menjual mobilnya kepada D. Tetapi jika tidak maka C
tidak akan menjual mobiinya tersebut.
b. Perjanjlan dengan syarat batal.
Yaitu perjanjian yang pemenuhan prestasinya dapat berakhir dengan
terjadinya suatu peristiwa. Misalnya Y menyewakan rumahnya kepada
Z dengan perjanjian bahwa sewa menyewa tersebut akan berakhir bila
anaknya sudah menikah.
2. Perjanjian dengan Ketetapan Waktu
Perjanjian ini lama waktunya ditentukan atau pelaksanaannya
ditangguhkan. Misalnya A menyewakan rumahnya kepada B untuk 5
tahun atau C akan menjual jeruknya kalau jeruk itu telah cukup matang
untuk di panen.

3. Perjanjian Alternatif.
Perjanjian ini pemenuhan prestasinya dapat dipilih oleh debitur dari
berbagai alternatif yang telah ditentukan dalam perjanjian, Misalnya M
mempunyai hutang kepada N sebanyak Rp. 10 juta, untuk dibebaskan
dari hutangnya, M dapat memilih apakah ia akan menyerahkan uang atau
mobil, atau rumahnya kepada N.

4. Perjanjian Tanggung Menanggung


Dalam perjanjian ini salah satu pihak terdiri dari beberapa orang yang
masing-masing dapat dituntut untuk memberikan suatu prestasi secara
penuh. Misalnya A yang tergabung dalam Firma ABC mempunyai hutang
atas Firmanya kepada D sebanyak Rp. 1 juta, D dapat menagih baik
kepada A, B, atau C masing-masing sebanyak Rp. 1 juta. Bila salah
seorang anggota Firma tersebut telah membayar, maka yang lain
dibebaskan dari kewajiban untuk membayar.

5. Perjanjian yang dapat dibagi dan tak dapat dibagi


Perjanjian yang dapat dibagi yaitu perjanjian yang prestasinya dapat
dibagi dengan tidak mengurangi hakekat prestasi itu sendiri. Contohnya 1
kwintal beras merupakan prestasi yang dapat dibagi, Sedangkan
perjanjian yang tidak dapat dibagi yaitu yang prestasinya bila dibagi akan
kehiiangan hakekatnya. contoh seekor kambing tidak dapat dibagi tanpa
kehiiangan hakekatnya.

6. Perjanjian Dengan Ancaman Hukum


Yaitu perjanjian yang disertai dengan suatu ancaman hukuman yang
merupakan jaminan bagi pelaksanaan perjanjian tersebut jika debitur

12
tidak memenuhi prestasinya. Misalnya A memborongkan pembangunan
rumahnya kepada B dengan harga Rp. 50 juta yang harus selesai pada
akhir tahun. Jika sampai akhir tahun belum selesai maka B wajib
membayar Rp. 200 ribu untuk setiap bulan keterlambatan.

Apakah Perjanjian sewa kost itu bisa dibuatkan dalam bentuk


perjanjian syarat batal..........................?

4. AKIBAT PERJANJIAN
Perjanjian yang dibuat oleh para pihak dapat berakibat sebagai yaitut

1. Perjanjian sebagai Undang-undang


Ketentuan ini terdapat dalam pasal 1338 KUHPerdata yang menyebutkan
bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi para pihak yang membuatnya. Ini berarti bahwa para pihak
terikat untuk mematuhi serta mentaati apa yang telah mereka
perjanjikan, karena perjanjian berlaku sebagai "undang-undang" bagi
mereka sendiri. Hal ini juga kita kenal dengan asas kebebasan
berkontrak, yaitu bahwa para pihak bebas untuk membuat perjanjian
yang berupa dan berisi apa saja selama tidak bertentangan, dengan
kesusilaan dan ketertiban umum.

2. Perjanjian tidak dapat ditarik kembali oleh salah satu pihak


Perjanjian yang telah dibuat oleh para pihak tidak dapat ditarik kembali,
kecuali bila kedua pihak telah sepakat untuk menariknya, atau karena
ditentukan demikian dalam undang-undang. Perjanjian harus
dilaksanakan dengan itikad baik. Para pihak dikatakan beritikad baik bila
tidak bermaksud untuk menipu atau menyesatkan pihak lainnya.
Perjanjian hanya berlaku bagi para pihak yang membuatnya. Perjanjian
hanya berlaku bagi pihak-pihak yang berlaku baginya serta tidak dapat
menimbulkan kerugian kepada pihak lain yang membuatnya. Demikian
juga pihak ketiga ini tidak akan mendapat manfaat dari perjanjian yang
dibuat oleh para pihak. Hal ini dinyatakan dalam pasal 1317 KUHPerdata.

5. HAPUSNYA PERJANJIAN
Suatu perjanjian dapat hapus karena terjadinya pembayaran maupun isi
perjanjian telah diselesaikan. Misalnya bila X dan Y mengadakan jual beli,
perjanjian dapat hapus dengan dibayarnya harga oleh Y selaku pembeli. Tetapi
mungkin perjanjiannya masih ada. Untuk hapusnya perjanjian, tujuan
perjanjiannya (yaitu memiliki barang) harus tercapai dulu. Bila perjanjian telah
hapus seluruhnya maka perjanjian dinyatakan telah berakhir.

1. Ditentukan dalam perjanjian oleh kedua belah pihak


Misalnya penyewa dan yang menyewakan bersepakat untuk mengadakan
perjanjian sewa menyewa yang akan berakhir setelah 3 tahun.

13
2. Ditentukan oleh undang-undang
Misalnya perjanjian untuk tidak melakukan pemecahan harta warisan
ditentukan paling lama 5 tahun.

3. Ditentukan oleh para pihak dan undang-undang


Misalnya dalam perjanjian kerja ditentukan bahwa jika buruh meninggal
dunia perjanjian menjadi hapus.

4. Pernyataan menghentikan perjanjian


Hal ini dapat dilakukan baik oleh salah satu atau kedua belah pihak,
misalnya baik penyewa maupun yang menyewakan dalam sewa
menyewa dapat menyatakan untuk mengakhiri perjanjian sewanya.

5. Ditentukan oleh putusan hakim


Dalam hal ini hakimlah yang menentukan berakhirnya perjanjian antara
para pihak

6. Tujuan perjanjian telah tercapai


Misalnya dalam perjanjian jual beli bila salah satu pihak telah mendapat
uang dan pihak lain telah mendapat barang maka perjanjian akan
berakhir.

7. Dengan persetujuan para pihak


Dalam hal ini para pihak masing-masing setuju untuk saling
menghentikan perjanjiannya. Misalnya perjanjian pinjam pakai berakhir
karena pihak yang meminjam telah mengembalikan barangnya.

PERTANYAAN BAGIAN KE-2


1) Contoh wanprentasi (ingkar janji)
Jawab : misalnya di sebuah desa terdapat 2 sepasang sahabat yang mana salah satu dari
mereka sedang mengalami krisit ekonomi dan memerlukan tempat tinggal (A).dan teman
baiknya (B).nah si B memiliki sebuah kontrakan.jadi si B selaku sahabatnya yang baik dan dia
menawarkan tempat kontrakannya untuk tempat tinggal si A.tetapi dia harus membayar
membayar sewa kontrakan sebesar Rp450.000/bulan tepat di bayar setiap tanggal 12
perbulannya.dan apabila si A telat atau menunggak maka si B berhak menggusir si A.
Hingga pada bulan yang ke 3 si A belum juga mampu membayar sewa rumah,sesuai dengan
kesepakatan si B tidak mau menderita kerugian jadi dengan sangat terpaksa si B menggusir
si A.
2) Contoh overmacht (keadaan memaksa)
Jawab :
 misalnya seorang penyayi mengingatkan dirinya untuk menyanyi di sebuah konser,tetapi
beberapa detik sebelum petunjukan ia menerima kabar bahwa anaknya meninggal
dunia.
 A ingin membayar utang pada si B,namun tiba-tiba pada saat si A Iingin membayar utang
terjadi gempa bumi,sehinnga si A sama sekali tidak dapat membayar utang ke si B.
3) Contoh ganti rugi
 Ganti rugi atas kerusakan

14
Seorang yang menyewa mobil mengalami kecelakan,namun masih bisa selamat.maka si
pemilik mobil yang sesungguhya meminta ganti rugi karena mobilnya mengalami
kecelakan,jika tidak di ganti rugi maka si pemilik melaporkan ke polisidan yang
meminjam mobil tersebut tidak ada dana maka dia mencicil biaya mobil kepada si
pemilik mobil.
 Ganti rugi atas biaya
Misalnya si A membeli barang ke pada si B dengan biaya sebesar Rp 1.000.000,tetapi
paktanya barang tersebut tak kunjung datang.padalah sudah keluar biaya.maka dalam
hal ini uang Rp 1.000.000 tersebut bisa diminta kembali sebagaiman bentuk pengertian
ganti rugi.
 Ganti rugi atas bunga
Si A dan si B sepakat melakukan jual beli sepeda.si A sudah menyerahkan sejumlah uang
untuk melakukan pembayran.tetapi si B tidak juga menyerahkan sepeda miliknya ke si A.
4) Apakah perjanjian sewa kost itu bisa di buatkan dalam bentuk perjanjian sewa syarat batal?
Jawab :bisa,karena misalkan dalam perjanjian sewa kost terjadi pelanggaran terhadap
aturan kost yang dilakukan oleh penyewa maka dapat terjadi perjanjian syarat oleh pemilik
kost tersebut.
 MATERI PERTEMUAN KE TIGA (3)
PERJANJIAN KHUSUS

Perjanjian khusus

adalah Perjanjian yang mempunyai syarat-syarattertentu sebagai ciri khas


suatu.perjanjian.Syarat syarat khusus ini tidak terdapat didalamperjanjian-perjanjian
lainnya.Perjanjian khusus atau disebut juga perjanjianbernama adalah perjanjian yang telah
mempunyainama-nama sendiri yang diberikan oleh pembuatundang-undang berdasarkan tipe-
tipe ataubentuk-bentuk yang banyak terjadi sehari-hari.
PERJANJIAN JUAL BELI
Jual beli
merupakan perjanjian yang terjadi bila salahsatu pihak mengikatkan dirinya kepada pihakyang
lainuntuk menyerahkan sesuatu dan pihak yanglain berjanji untuk membayar hargayang telah
dijanjikan.Dari pengertian diatas kita melihatadanya 2 pihak.Pihak yang menyerahkan suatu
bendadisebut penjual dan pihak yang membayarharganya disebut dengan
pembeli.PERPerjanjian jual beli terjadi setelahadanya kesepakatan antara kedua belahpihak,
yaitu pihak penjual sepakat untukmenyerahkan barangnya sedangkanpembeli sepakat untuk
membayar harganya.Dengan demikian jual beli menurutPasal 1145 KUHPerdata, yaitu bahwa
jualbeli dianggap sudah terjadi diantara keduabelah pihak ketika mereka mencapai
katasepakat mengenai barang dan harga,meskipun barang itu belum diserahkan danharganya
belum dibayar.Barang dan hargalah yang menjadiessensialia Perjanjian jual beli.
Benda/barang yang diperjual belikan
Bahwa apa yang harus diserahkan dalam persetujuan jual beli adalah suatu yang berwujud
benda.Pengertian benda ialah segala sesuatu yang dapat dijadikan objek "harta benda"atau
"harta kekayaan Yang dapat dijadikann objek jual beli ialah segala sesuatu yang bernilai harta
kekayaan. Mengenai penyerahan benda yang dijual tentu termasuk "Penyerahan hak milik”.

15
ADAPUN HAK MILIK ATAU BARANG YANG
DIJUAL BARULAH BERPINDAH JIKA TERJADI
PENYERAHAN SEBAGAI BERIKUT:
1. Untuk benda bergerak dilakukan dengan penyerahan nyatabenda tersebut ataupun dengan
penyerahan kunci (untuk bangunan bangunan).
2. Untuk piutang-piutang “atas nama” dan benda benda tak bertubuh (misalnya hak cipta)
dilakukan dengan pembuatan akta otentik atau akta dibawah tangan.
3. Penyerahan piutang dengan surat bank dilakukan dengan penyerahan surat itu, sedangkan
surat piutang “atas tuniuk”dilakukan dengan penyerahan surat disertai denganendosemen.
4. Penyerahan benda tak bergerak dilakukan dengan BalikNama pada pegawai Balik Nama
Mengenai Harga
Harga merupakan hal yang pokokPada Persetujuan jual beli.Harga berarti sesuatu jumlah yang
harus dibayarkan dalam bentuk “uang”.Pembayaran harga uanglah yang bisa dikategorikan ke
dalam jual-beli.Kalau harga barang yang dibeli tapi dibayar dengan benda lain yang bukan
berbentuk uang. Jelas persetujuan itu bukanlah jual-beli.melainkan persetujuan tukar menukar
barang (barter).
Harga barang itu harus benar benar harga yang “sepadan” dengan nilai yang
sesungguhnyaSebab kalau harga barang yang dijual sangat murah atau sama sekali tidak
ada,jelaslah persetujuan ini dianggap seperti hibah.Menjual rumah toko bertingkat dengan
harya Rp. 10.000.000.- sulit untuk mengatakannya pensetujuan jual-beli, lebih tepat kalau
dilihat sebagai persetujuan hibah. Karena harga yang dibayar Rp. 10.000.000.- dengan nilai
harga yang sesungguhnya benar-benar sangat tidak sepadan.Sebab kalau harga barang yang
dijual sangat murah atau sama sekali tidak ada,jelaslah persetujuan ini dianggap seperti
hibah.Harga barang itu harus benar benar harga yang “sepadan” dengan nilai yang
sesungguhnya.
Resiko Dalam Jual Beli
 Resiko terhadap barang yang telah ditentukan
Dalam hai ini resiko ditanggung oleh pihak pembeli. Misalnya Amemesan satu
perangkat perabot rumah tangga (meubel) kepapa B yangakan diserahkan keesokan
harinya, ternyata pada malam harinya terjadikebakaran ditoko B tersebut sehingga
barangnya musnah, Makakerugian ditanggung oleh A sebagai pembeli dan B tidak
perlu Menggantirugi pada A.
 Resiko tahadap barang yang dijual menurut berat, jumlah danukuran,
(misalnya buah buahan, kain dan lain-lain) ditanggung oleh penjual sampai barang
tersebut ditimbang, dihitung atau diukur.
 Resiko terhadap barang yang dijual menurut tumpukan
ditanggung olehpembeli. Tapi meskipun barang belum berada ditangan sipembeli,
pembeliharus menanggung resiko barang tersebut.
Larangan jual beli
 Larangan jual beli antar suami-istri.
Tujuan pelarangan ini untuk menjaga terjadinya percampuran harta dalam
perkawinan.bagi suami-istri yangharta perkawinannya terpisah atas dasar pemisahan
hartaperkawinan. Larangan jual beli antara suami istri samahalnya dengan larangan
hibah menghibahkandiantara suami istri

16
 Hakim, jaksa, panitera, pengacara, juru sita dan notaris
dilarang bertindak sebagai pembeli atas barang-barang yang ada hubungannya dengan
tugas yang mereka jabat.
 Para pegawai yang bertugas langsung menyelenggarakan dan menyaksikan penjualan
suatu barang
dilarang sebagai pembeli atas barang-barang demikian.
Kewajibn Penjual

1) menyerahkan hak milik atas barang-barangyang diperjual belikan.

 benda bergerak (misalnya mobil, meja, kursi)


 benda tak bergerak (misalnya rumah, tanah)
 benda tak bertubuh, yang termasuk benda tak bertubuh ialahhak hak untuk menagih
piutang-piutang seperti surat-suratberharga atau hak-hak tertentu seperti hak cipta.
2) Menanggung terhadap cacat-cacat serta gangguangangguan atas pamilikan benda
tersebut.
Dalam hal ini penjual harus menjamin bahwa barang-barang yang dijual itu adalah
sungguh-sungguh miliknya sendiri yang bebas dari tuntutan atau gangguan pihak lain
terhadap pemiliknya.
BAGAIMANA KALAU ADA CACATPADA BARANG YANG DI JUAL ???
Sedangkan kewajiban penjual untuk menanggung terhadap cacatcacat tersembunyi hanyalah
cacat cacat yang tidak terlihat oleh mata biasa yang membuat barang tersebut tidak dapat
dipakai untuk keperluan yang dimaksud, ataupun mengurangi kenyamanan- kenyamanan
pemakai.Cacat yang tidak terlihat ini misalnya kerusakan atau bocornyabagian mesin pada
kendaraan yang tidak dapat dilihat atau diketahui oleh pembeli, sehingga bila pembeli
mengetahuinya ia
tidak akan mau membeli kendaraan tersebut.Cacat yang terlihat misalnya cacat yang luntur
pada rumah dankendaraan, atau kaca yang pecah tidak wajib untuk ditanggung olehpenjual
karena pembeli selayaknya telah mengetahui cacat yangterlihat itu.

Kewajiban pembeli
Adalah Membayar harga pembelian padawaktu dan tempat yang ditetapkan menurut
perjanjian.Jika waktu dan tempat pembayaran tidak ditetapkan makapembeli harus membayar
ditempat dan pada waktu ketikapenyerahan akan dilakukan.Pembeli dapat menangguhkan
pembayarannya jika ia digangguatau khawatir adanya suatu tuntutan hukum
berdasarkanhipotik atau tuntutan untuk meminta kembali barangnya.Hal ini berlaku sampai
penjual menghentikan gangguantersebut, atau menjamin untuk menanggung akibat
gangguangangguan tersebut.Akan tetapi juga dapat diminta diperjanjikan bahwa
pembelidiwajibkan menanggung segala akibat yang datang terhadap penguasaan barang
tersebut

PERTANYAAN BAGIAN KE-1


1) Buatlah rangkuman tentang materi jual beli !
Jawab :
“Perjanjian hukum bisnis”

17
 Perjanjian khusus
Merupakan perjanjian yang mempunyai syarat-syarat tertentu sebagi ciri khas suatu
perjanjian.
Perjanjian khusus di sebut juga perjanjian”bernama”adalah perjanjian yang telah
mempunyai nama-nama sendiri atau bentuk yang banyak terjadi sehar-hari.

“Perjanjian jual beli”

 Perjanjian jual beli


Merupajan yang terjadi apabila salah satu pihak mengikatkan dirinya kepada pihak
yang lain untuk menyerahkan sesuatu dan pihak yang lain berjanji untuk membayar
harga yang telah di janjikan.
Pasal 1145 KUHP perdata yaitu bahwa jual beli dianggap sudah terjadi di antara
kedua belah pihak ketika mereka mencapai kata sepakat mengenai barang dan harga
meski barang itu belum di serahkan dan harganya belom di bayar.

Benda/barang yang di perjualbeikan


- Bahwa apa yang harus di serahkan dalam persetujuan jual beli adalah suatu yang
berwujud benda
- Benda ialah segala sesuatu yang dapat di jadikan objek,harga benda atau harta
kekayaan
- Mengenai penyerahan benda yang di jual tersebut”penyerahan hak milik”

Adapun hak milik atau barang yang dijual berulah berpindah jika terjadi penyerahan
sebagai berikut.
- Untuk benda bergerak dilakukan dengan penyerahan nyata benda tersebut
ataupun dengan penyerahan kunci(untuk bangunan-bangunan)
- Untuk piutang-piutang “atas nama” dan benda tak bertubuh(misalnya hak cipta )
dilakukan dengan pembuatan akta otentik atau akta di bawah tangan
- Penyerahan piutang dengan surat bank dilakukan dengan penyerahan surat
itu,sedangkan surat piutang “atas tunjuk”dilakukan dengan penyerahan surat di
sertai dengan endosmen
- Penyerahan benda tak bergerak dilakukan dengan balik nama pada pegawai balik
nama.

Mengenai harga

- Harga
Merupakan suatu jumlah yang harus di bayarkan dalam bentuk
“uang”.pembayaran harga uanglah yang bisa di katagorikan ke dalam jual beli.
Harga barang itu harus benar-benar harga yang “sepadan” dengan nilai yang
sesungguhnya.
Resiko dalam jual beli

- Resiko terhadap barang yang telah di tentukan


- Resiko terhadap barang yang di jual menurut berat,jumlah dan ukuran
- Resiko terhadap barang yang di jual menurut tumpukan

Larangan jual beli

- Larangan jual beli suami istri


- Hakim,jaksa,panitera,pengacara juru sita dan notaris

18
- Para pegawai yang bertugas langsung menyelengarakan dan menyaksikan
penjualan suatu barang.

Kewajiban penjualan

- Menyerahkan hak milik ats barangf-barang yang di perjualbelikan


- Menangung terhadap catat-catat serta ganguan –gangguan ataas pemilikan
benda tersebut

Kewajiban pembelian

- Yaitu membayar harga pembelian pada waktu dan tempat yang di tetapkan
menurut perjanjian.jika waktu dan tempat pembayaran tidak di tetapkan maka
pembelian harus membayar di tempat dan pada waktu ketikaa penyerahab akan
di lakukan.

2) Apakah boleh gadis SMU umur 16 tahun membeli motor?mengapa?


Jawab : belum,karena seorang yang umur 16 tahub belum dapat memiliki surat nomor
kendaraan bermotor(STNK),surat ketetapan pajak PKB/BBN-KB(SKP)dengan ketentuan
sudah memiliki kartu tanda penduduk (KTP)sedangkan batas usia memiliki KTP adalah
17 tahun ke atas maka dari itu umur 16 tahun belum bisa.

3) Sejak kapan terjadinya jual beli ?


Jawab : terjadi setelah adanya kesepakatan antara keduabelah pihak,yaitu penjual
sepakat untuk membayar harganya.

 MATERI PERTEMUAM KE LIMA(5)


HUKUM DAGANG

A. PENGERTIAN HUKUM DAGANG


Hukum dagang mempunyai bermacam-macam istilah, ada yangmenyebutkan dengan hukum
perusahaan, hukum perniagaan (Bussines Law), hukum perdagangan atau Hukum
Bisnis.Secara umum, yang dimaksud dengan hukum dagang adalah :hukum yang mengatur
mengenai perdagangan atau perniagaan yang timbul karena tingkah laku manusia. Dengan
demikian hukum dagang menyangkut dunia perniagaan. Hukum dagang ini meliputi: hukum
perusahaan, hukum pengangkutan hukum surat berhanga, hukum asuransi, hukum
perbankan, dan lain-lain.merupakan bagian yang merupakan hukum perdata yang Yan
menjadi pertanyaan adalah, Apakah yang dimaksud dengan Perbuatan Dagang, dan siapaka
yang disebut dengan Pedagang ? .lstilah ini menjadi suatu masalah yang terjadi sebelum dan
sesudahtanggal 1 Januari 1935.Sebelum tanggal 1 Januari 1935 Perbuatan Dagang adalah
:"Suatu tindak pembelian benda atau barang untuk dijual kembali dalam jumlah besa
atau kecil, dalam bentuk mentah atau jadi atau hanyamenyewakan sesuatu barang untuk
dipergunakan ".Sedangkan Pedagang adalah : " Orang orang yang
melakukantindak perdagangan dan menganggap hal itu sebagai pekerjaan sehari- hari.Dari
pengertia in tidak memuaskan, karena terdapat orang-orang yang melakukan perbuatan
dagang secara berkala (insidental)dan bagaimana pula dengan profesi Dokter, Pengacara,
Notaris, AkuntanPublik, Tukang pangkas ?, apakah mereka juga dapat disebut
sebagaipedagang ?.Sesudah Januari 1935, dirubah istilah perbuatan dagangmenjadi
perusahaan dan pedagang menjad pekerjaan. Dengan demikian2perbuatan dagang pada saat
ini sebagai orang yang melakukan

19
perbuatan perusahaan, sedangkan orangnya disebut sebagai pengusaha. Sedangka
perbuatan yang dilakukan oleh Dokter, Notaris dan lain-lain adalah merupakan pekerjaan
pekerjaan ini biasanya pada keahlianseseorang atau profesi.
B. ISTILAH PERUSAHAAN
Dengan dicabutnya Pasal 2 sampai dengan pasal 5 KUH Dagangyang mengemukakan : “setiap
orang yang menjalankan Perusahaanwajib membuat Pembukuan.........” lstilah ini secara
rumusannya tidakdijalankan secara jelas, oleh karena itu rumusm perusahaan
dijabarkandalam Undang-Undang dan pendapat para ahli hukum sebagai berikut:
1. Menurut MvT ( memorie van toelichting)“ Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang
dilakukansecara tidak terputus-putus, terang terangan, dalam kedudukantertentu untuk
mencari laba”
2. Molengraf“ Perusahaan adatah keseluruhan perbuatan yang dilakukansecara terus
menerus, bertindak keluar, mendapatkanpenghasilan memperdagangkan borang,
menyerahkan borang,mengadakan Perjanjian prdagangan”.
3. PolakPerusahaan mempunyai 2 (dua) ciri, yakni: mengadakanperhitungan laba, rugi dan
melakukan pembukuan”.Dari uraian ini dapat diambil kesimpulan bahwa unsur-
unsurPerusahaan adalah:
1. Terus-menerus
2. Terang-terangan
3. Dalam kualitas tertentu
4. Mencari untung
5. Adanya perhitungan rugi atau laba, jika tidak memberi unsur iniaktifitas yang dilakukan
oleh seseorang tidak dapatdikualifikasikan sebagai perusahaan
C. KEWAJIBAN MEMBUAT PEMBUKUAN

3Dalam Pasal 6 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) kita Undang-undang
Hukum Dagang disebutkan :
(1) setiap orang yang menyelenggarakan suatu perusahaan, ia puntentang keadaan
kekayaanya dan tentang segala sesuatuberkenaan dengan perusahaan itu diwajibkan, sesuai
dengankebutuhan perusahaan membuat catatan dengan cara demikian,sehingga sewaktu-
waktu dari catatan itu dapat diketahui segalahak dan kewajibannya.
(2) la diwajibkan pula dari tahun ke tahun dalam waktu 6 (enam)bulan yang pertama dari
tiap-tiap, tahunnya, membuat danmanandatangani dengan tangan sendiri akan sebuah
neracatersusun sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
(3) Ia pun diharuskan menyimpan selama 30 (tiga puluh) tahun,akan segala buku-buku dan
surat-surat yang bersangkutan, dalanmana memuat ayat kesatu catatan tadi dibuatnya
besertaneracanya, dan selama 10 (sepuluh) tahun akan surat-suratkawat yang dlterimanya
beserta segala tembusan dan surat-suratkawat yang dikirimnyaPembukuan bersifat rahasia
artinya tidak setiap orang bisamelihatnya, kecuali yang diperbolehkan oleh Undang-undang,
yakni:
1. untuk menyelesaikan dalam soal warisan
2. bag yang turut berkepentingan dalam usaha bersama
3. untuk kepentingan Persero
4. bagi yang turut mengangkat agen atau kuasa usaha yanglangsung
5. dalam kapailitan untuk keperluan para krediturSifat rahasia pembukuan dapat diterobos
dalam hal ini:
1. Pembukuan (representation). Dalam hal ini hanya di berikankepada para pihak yang
bersengketa dimuka pengadilan dankepada hakim ex officio yaitu bila terjadi perselisihan
dimukahakim (Pasal 8 KUHD)
2. Pemberitaan (comunication) orang yang berwenang menurutpemberitaan (pasal 12
(KUHD)ialah :

20
a. Pemilik perusahaan (pengusaha)
b. Persero
c. Buru

d. Ahli waris pengusaha


D. WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN (WDP)
1. Dasar Hukum Wajib Daftar PerusahaanSalah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh
pelakuusaha adalah mendaftarkan perusahaan di kantor perdagangan.Masalah wajib daftar
perusahaan ini diatur dalam undang-undang Nomor 3 Tahun 1982., Lembaga Negara Nomor
7 Tahun1982, Tanggal 1 Februan 1982 undang-undang tentang WajibDaftar Perusahaan.
2. Pengertian lstilah Dalam UU Wajib Daftar Perusahaan
Dalam Pasal 1 Undang-Undang Wajib Daftar Perusahaanmenyebutkan :”Daftar perusahaan
dalah daftar catatan resmiyang didakan menurut atau berdasarkan ketentuan undang-
undang ini dan atau peraturan-puaturan pelaksanaannya, danmemuat hal-hal yang wajib
didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh Pejabat yang berwenang dari
kantorPendaftaran perusahaan”.Dalam penjelasan Pasal 1 Undang-Undang Wajib
DaftarPerusahaan disebutkan daftar catatan resmi terdiri dari formulir-formulir yang memuat
catatan lengkap mengenai hal-hal yangwajib didaftarkan oleh setiap perusahaan.Termasuk
jugaperusahaan-perusahaan yang dimiliki atau bernaung di bawahlembaga lembaga sosial,
misalnya Yayasan.Dalam hal pengusaha perorangan, pemilk perusahaanadalah pengusaha
yang bersangkutan.Tujuan dari wajib daftar perusahaan dijabarkan dalampasal 2 undang-
undang Wajib Daftar Perusahaan, yaitu: Daftarperusahaan bertujuan mencatat bahan-bahan
keterangan yang
dibuat secara benar dari suatu perusahaan dan merupakansumber informasi resmi untuk
semua pihak yang berkepentinganmengenai identitas, data, serta keterangan lainnya
tentangperusahaan yang tercantum dalam Daftar Perusahaan dalam
rangka menjamin kepastian berusaha.

3. Wajib Daftar Perusahaan


Tujuan diterbitkannya UU Wajib Daftar Perusahaan, agarsetiap orang penyelanggara
perusahaan wajib Daftar. Hal ini dijabarkan dalam Pasal 5 Undang-Undang Wajib
DaftarPerusahaan, yaitu :
(1) Setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam Daftar Perusahaan.
(2) Pendaftaran wajib dilakukan oleh pemilik dan pangurus perusahaan yang bersangkutan
atau dapat diwakilkankepada yang lain dengan memberikan surat kuasa yang sah
(3) Apabila perusahaan dimiliki oleh beberapa orang, para pemilik berkewajiban untuk
melakukan Pendaftaran. Apabilasalah seorang dari pada mereka telah
melakukankewajibannya, Yang lain dibebaskan dari pada kewajibantersebut.
(4) Apabila pemilik dan pengurus dari suatu perusahaan yang berkedudukan di wilayah
Negara Republik lndonesia tidakdapat bertempat tinggal di wilayah Negara
Republiklndonesia, pengurus atau kuasa yang ditugaskan memegang pimpinan perusahaan
berkewajiban untuk mendaftarakan.Selanjutnya, dalam Pasal 7 dan Pasal 8 UU Wajib
Daftar Perusahaan disebutkan perusahaan yang wajib didaftarkan dalam Daftar Perusahaa
adalah setiapperusahaan yang berkedudukan dan menjalankan usaha di wilayah Negara
Republik Indonesia.Di dalam Undang-Undang Wajib Daftar Perusahaanada pengecualian yaitu
dalam Pasal 6 disebutkan bahwa:
(1) Dikecualikan dari wajib daftar ialah :
a. Setiap Perusahaan Negara yang berbentuk perusahaan jawatan seperti diatur dalam
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 (Lembar Negara Tahun1969 Nomor 40) jo lndische
Bedrijyenwet (StaadsbladTahun 1927 Nomor 419) sebagaimana telah diubahatau ditambah
b. Setiap Perusahaan Kecil Perorangan yang dijalankan oleh pribadi pengusahanya sendiri

21
6. memperkerjakan hanya anggota keluanganya sendiri yang terdekat serta tidak
memerlukan izin usaha dan tidak merupakan suatu badan hukum atau suatu persekutuan.
(2) Perusahaan Kecil Perorangan Yang dimaksud dalam huruf b ayat (1) pasal ini selanjutnya
diatur Menteri dengan memperhatikan perundang undangan yang berlaku. Apa kriteria
perusahaan kecil? Hal ini dijabarkan dalam penjelasan Pasal 6 ayat (1) butir b undang-undang
Wajib Daftar Perusahaan sebagai berikut: “Perusahaan kecil perorangan yang melakukan
kegiatan untuk memperoleh keuntungan dan atau laba yang benar-benar hanya sekedar
untuk memenuhi keperluan nafkah sehari-hari. Anggota keluanga yang terdekat adalah
keluanga dalam hubungan sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus ke samping
termasuk menantu dan ipar.

4. Waktu Pendaftaran Perusahaan


Dalam Pasal 10 Undang-undang Wajib Daftar Perusahaan yang menyatakan bahwa:
"Pendaftaran wajib dilakukan dalam jangka watu 3 (tiga) bulan setelah perusahaan
mulai menjalankan usahanya pada saat menerima surat ijin usaha dariinstansi yang
berwenang”. Apa saja yang wajib didaftarkan ?, Hal ini sangat bengantung dari bentuk badan
usaha, sedangkan jangka waktu berlakunya Pendaftaran, menurut Pasal 22 Undang-Undang
Wajib Daftar Perusahaan kepada perusahaan yang telah disahkan pendaftarannya dalam
Daftar Perusahaan diberikan Tanda Daftar Perusahaan yang berlaku untuk jangkawaktu 5
(lima) Tahun sejak tanggal dikeluarkannya dan yang wajib diperbaharui sekurang kurangnya 3
(tiga) bulan sebelumtanggal belakunya berakhir.
5. Sanksi Tidak Mendaftarkan Perusahaan Sanksi yang dapat dijatuhkan kepada perusahaan
bila perusahaan tidak didaftarkan oleh pemiliknya dijabarkan dalam Bab X Undang-Undang
Wajib Daftar Perusahaan tentang Ketentuan Pidana Dalam Pasal 32, 33 dan 34.

6. Pasal 32(1) Barang siapa yang menurut undang-undang ini dan atauperaturan
pelaksanaannya diwajibkan mandaftarkan perusahaannya dalam Daftar perusahaan yang
dengan sengaja atau karena kelalaianny tidak memenuhikewajibannya diancam dengan
pidana peniara selama lamanya 3 (tiga) bulan pidana dan denda setinggi tingginya Rp.
3.000.000 (tiga juta rupiah)
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini maupakan kejahatan.

E. REGULASI
Pengertian Regulasi merupakan suatu peraturan yang dibuat untuk dapat membantu
mengendalikan sebuah kelompok, lembaga/organisasi, serta juga masyarakat demi mencapai
tujuan tertentu di dalam kehidupan bersama, bermasyarakat, serta juga bersosialisasi.Tujuan
dari dibuatnya regulasi atau aturan ini ialah untuk mengendalikan manusia atau juga
masyarakat dengan batasan-batasan tertentu. Regulasi tersebut diberlakukan pada segala
bentuk lembaga masyarakat, baik itu untuk keperluan masyarakat umum atau juga untuk
bisnis.Istilah dari regulasi ini banyak digunakan dalam berbagai bidang, sehingga definisinya
itu memang cukup luas. Namun secara umum kata regulasi sendiri digunakan untuk
menggambarkan sebuah peraturanyang berlaku didalam kehidupan bermasyarakat, artinya
regulasi itu dibuat dalam bidang apa serta diterapkan pada peraturan hukum negara,
peraturan perusahaan, serta juga lain-lain.
F. PENGERTIAN REGULASI BISNIS
Didalam bidang dunia usaha, pengertian regulasi bisnis serta juga bidang ekonomi ini
merupakan sebuah aturan yang mengendalikan perilaku dalam berbisnis, baik itu dalam
bentuk batasan hukum oleh pemerintah, regulasi industri, peraturan asosiasi perdagangan,
serta juga lainnya.

22
7. Dengan kata lain, regulasi bisnis ini merupakan aturan atau juga etika yang harus dipenuhi
oleh para pelaku bisnis didalam menjalankan bisnisnya. Regulasi ini dibuat dengan melalui
proses tertentu yang manasuatu kelompok masyarakat atau juga lembaga sepakat untuk
mengikuti atau juga terikat pada aturan tertentu yang sudah dibuat untuk mencapai tujuan
bersama.Fungsi dari regulasi bisnis ini merupakan untuk menertibkan perilaku para
pengusaha serta juga konsumen didalam batasan-batasan tertentu. Regulasi bisnis ini
memiliki sifat mengikat serta juga mengendalikan perilaku masyarakat didalam ruang
lingkup bisnis.Regulasi bisnis ini dibagi didalam beberapa kajian, diantaranya merupakan
regulasi bisnis dalam hal merek, regulasi bisnis ini dalam perlindungan konsumen, serta juga
regulasi bisnis larangan praktik monopoli.
PERTANYAAN :

1) Pertanyaan :

a. apakah ibu-ibu yang dating dari berastagi bawa kol,cabe,tomat ataupun wartel
adalah pedangan atau perusahaan ?
jawab :
 perusahaan yaitu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok
orang atau badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna
memenuhi kebutuhan ekonomi manusia,kegiatan produksi dan distribusi
dilakukan dengan menggabungkan berbagai factor prosuksi yaitu manusia,alam
dan modal.
 Pedangan yaitu orang –orang yang berusaha di bidang produksi dan berjualan
barang-barang untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu di
masyarakat dalam suasana lingkungan informal.mereka adalah orang-orang
menjalankan kegiatan dalam usaha memindahkan ha katas orang lain secara
terus menerus sebagai sumber penghidupannya.
Jadi ibu-ibu yang dating dari berastagi tersebut adalah seorang pedangan.
2) buat 3 bentuk pertanyaan yang bebobot sebagai mahasiswa yang intelektual mengenai
materi tersebut di atas.
Jawab :
a) tuliskan apa yang dimaksut dengan hokum dagang?
 Hukum yang mengatur mengenai perdagangan atau prniagaan yang timbul
karena tingkah laku manusia,dengan demikian hukum dagang merupakan bagian
yang merupakan hukum perdata yang menyangkut hokum perniagaan.
b) Tuliskan tentang cara bagaimana pembukuan yang mengandung sifat kerahasian
dapat di buka?
 Cara pembukuan representation, cara ini dilakukan apabila pihak bersengketa di
pengadilan.
 Cara pemberitaan communication pasal 12 KUHD,pengecualian di luar
pengendalian bilamana diberitakan oleh pihak-pihak yang berkeprntingan.
c) Tuliskan pengertian dari regulasi bisnis?

 Regulasi yaitu proses pengaturan dan pemberian batasan untuk sebuah


organisasi untuk mengendalikan manusia atau masyarakat dengan aturan atau
pembatasan.jadi regulasi bisnis adalah pengendalian perilaku manusia dalam
sektor bisnis dengan aturan atau pembatasan yang di lakukan oleh suatu Negara

23
 MATERI PERTEMUAN KE ENAM (6)
BENTUK BADAN USAHA

A. PENGERTIAN BADAN USAHA


Sistem perekonomian suatu negara digerakan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi yang
menjalankan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.Kegiatanproduksi umumnya dilakukan
oleh perusahaan maupun badan-badan usaha yang menjalankan fungsi produksi untuk
memenuhi kebutuhan baik berupa barang maupun jasa.Badan usaha adalah kesatuan yuridis
(hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba/keuntungan.Badan usaha
seringkali disamakan denganperusahaan padahal pada kenyataannya berbeda. Badan usaha
adalah lembaga,sementarperusahaan adalah tempat dimana badan usaha mengolah faktor-
aktorproduksi Badan usaha di Indonesia beraneka ragam jenisnya dana dapat dibagi dalam dua
kategori besar berdasar kacamata hukum, yakni badan usaha yang berbadan hukum dan badan
usaha yang tidak berbadan hukum. Badan usaha yang tidak berbadan hukumterdiri dari
Persekutuan Firma, Persekutuan Komanditer (CV), Usaha Perseorangan, atau Usaha Dagang
(UD).Adapun badan usaha yang berbadan hukum adalah Perseroan Terbatas (PT) dan
Koperasi.Jenis badan usaha ini dalam sistem hukum di Indonesia lebih mendapatkan
pengaturan yang tegas dengan peraturan perundang-undangan tersendiri untuk tiap jenis
badan hukum tersebut.
B. USAHA DAGANG (UD)
Perusahaan Dagang adalah perusahaan perseroan yang dilakukan oleh seorang
pengusaha.Perusahaan Dagang dapat dikelola oleh 1 (satu) orang atau lebih; modalmilik
sendiri.Bentuk UD/PD lahir atau dibentuk atas dasar kehendak (sendiri dari) seorang
pengusaha, yang mempunyai cukup modal untuk berusaha dalam bidang perdagangan, dimana
dia sudah merasa ahli atau berpengalaman. Sebagai seorang pengusaha UD/PDtidak bisa
mengharapkan keahlian dari orang lain, sebab baik pengusaha atau manajernya adalah dia
sendiri. Kalau modalnya kecil, dia bekerja sendiri, tetapi jika modalnya cukup besar dan
kegiatan usahanya makin besar, dia akan menggunakanbeberapa orang buruh sebagai
pembantunya. Keahlian, teknologi dan manajemen dilakuka oleh pengusaha itu sendiri diri,
begitu pula untung rugi, sepenuhnya menjadi beban si pengusaha sendiri Perusahaan Dagang
belum diatur secara khusus dalam Undang-Undang tensendiri, akan tetapi dalam praktek
diterima sebagai pelaku usaha. Hal ini dapat dilihat dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/I/1998 Tentanng Lembaga-lembaga
Usaha Perdagangan. Dalam Pasal 1 butir 3 disebutkan :”Lembaga perdagangan adalah suatu
instansi/badan yang dapat berbentuk perorangan atau badan usaha....” Persyaratan apa yang
harus dipenuhi untuk mendirikan Perusahaan Dagang ?Belum ada standar prosedur pendirian
yangharus diikuti, hanya dalam praktek pada umumnya pendirian perusahaan dagangdibuat
dengan Akta Notaris.
C. PERSEROAN (MATSCHAAP)
1. Pangertin Perseroan
Perseroan didefenisikan sebagai : “Perjanjian antara dua orang atau lebih yang mengikatkan
diri untuk memasukkan sesuatu kedalam Persekutuan dengan maksud untuk membagi
keuntungan yang terjadi karenanya”. Biasanya perseroan,didirikauntuk menjalankan suatu
pekerjaan secara bersama-sama. Misalnya :Kerjasama antar Arsitek untuk rnendirikan Biro

24
Arsitek, kerjasama antar Pengacara. Mendirikan kantor pengacara dan kerjasama antar
mahasiswa untuk menyelenggarakan bimbingan belajar, dan sebagainy.
2. Cara Pendirian Perseroan
Untuk mendirikan perseroan tidak diperlukan suatu cara atau formalitas tertentu seperti
pembuatan akta otentik, pendaftaran di kapaniteraan Pengadilan Negeri maupun pengesahan
dari Menteri Kehakiman. Perseroan ini sudah terbentuk hanya dengan kata sepakat dari para
anggota.Peratunan-peraturan yang berlaku bagi perseroan itu ditetapkan oleh para
anggotanya sendiri. Adapun yang diatur didalam perseroan ini adalah:
a. bagian yang harus dimasukkan kedalam perseroan
b. cara kerja perseroan
c. tujuan kerjasama didalam perseroan
d. pembagian keuntungan antara para anggota
e. lamanya perseroan beroperasi
f. hal-hal lain yang dianggap perlu
Karena dalam perseroan ini tidak diwajibkan adanya pengumuman terhadap pihak ketiga,
maka peraturan-peraturan yang berlaku dalam perseroan hanya mengikat para anggota secara
interen.Artinya tidak berlaku bagi pihak ketiga.Bahkan pihak ketiga ini sebenarnya tidak perlu
mengetahui adanyaperseroan tersebut karena para anggota bertindak seakan-akan untuk
dirinya sendiri.Demikian juga bila salah seorang anggota melakukan wanprestasiterhadap pihak
ketiga, maka pihak ketiga ini hanya dapat menuntut kepada anggota yang bersangkutan.
a. Modal dan pembagian keuntungan
Pembagian keuntungan biasanya ditetapkan oleh para anggota dalam akta yang mereka
buat.Tetapi bila dalam akta tensebut tidak terdapat, maka pembagian keuntungan dapat
dilakukan menurut Undang-undang, yaitu dihitung menurut besar kecilnya pemasukan masing-
masing anggota dalam persekutuan.

b. Pengurus Perseroan
Dalam pasal 1636 KUHPerdata dikatakan bahwa bila seorang anggotaperseroan yang dengan
suatu janji khusus ditugaskan untuk melakukanpengurusan perseroan, maka ia dapat melakukan
segala perbuatan yangberhubungan dengan pengurusannya (walaupun bertentangan dengan
keinginan sekutu-sekutu lainnya) asal dilakukan dengan itikad baik. Kekuasaan untuk melakukan
pengurusan ini tidak dapat ditarik kembali.
c. Hubungan Antara Para Anggota Dengan Pihak Ketiga
Mengenai hubungan antara para anggota dengan pihak ketiga berlaku peraturan-peraturan :
- Para anggota hanya terikat oleh untungnya sendiri dan tidak terikat oleh seluruh hutang
perseroan. Masing-masing anggota tidak mengikat anggota lainnya jika tidak diberi kuasa
untuk itu.
- Para anggota dapat dituntut oleh kreditur untuk suatu jumlah bagian yang sama, meskipun
bagian para anggota tidak sama. Kecuali bila diperjanjikanbahwa pembayanan hutang
dilakukan secara seimbang menurut bagian masing-masing anggota.
- Janji bahwa suatu perbuatan merupakan tanggungan perseroan hanya mengikat anggota
yang bersargkutan dan tidak mergikat anggota lainnya, kecuali bila diperjanjikan demikian.
- Jika salah seorang anggota atas nama perseroan telah membuat suatu perjanjian, maka
perseroan dapat menuntut pelaksanaan perjanjia tersebut.
3. Berakhirnya Perseroan

25
Perseroan berakhir dengan cara cara sebagai berikut :
a. Dengan lewatnya jangka waktu beroperasinya perseroan
b. Dengan musnahnya barang atau diselesaikannya suatu perbuatan yang merupakan tujuan
pokok dibentuknya perseroan.
c. Atas kehendak semata mata dari beberapa orang anggota.
d. Jika salah seorang anggota perseroan meninggal, ditaruh dibawah
pengampunan, atau dinyatakan pailit. Perseroan yang didirikan untuk waktu tertentu tidak bisa
dibubarkan oleh salah seorang anggota, kecuali jika terdapat alasan-alasan yang salah.
Misalnya perseroan didirikan untuk waktu limatahun, sebelum jangka waktu lima tahun
berakhir tidak dapat dibubarkan oleh salah seorang anggota.
D. FIMA (FA)
1. Pengertian Firma
Firma adalah: “suatu Perseraan (maatschap) yang didirikan untuk menjalankan suatu
perusahaan dibawah nama bersama anggota anggotanya bertanggung jawab secara langsung
dan sendiri-sediri tarhadap pihak ketiga.”Firma artinya “nama bersama" dalam firma
setiap persero berhak untuk melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga atas nama
perseroan tersebut. Adapun tindakan yang dilakukan oleh salah seorang, persero tersebut
mengikat persero-persero lainnya.lni berbeda dengan maatschap karena tindakan tindakan
yang dilakukan oleh anggota maatschap hanya mengikat orang bersangkutan dan tidak dapat
mengikat anggota lainnya. Dengan demikian firma merupakan suatu maatschap yang telah
meningkat menjadi perusahaan, yang melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga
dengan rnenggunakan nama bersama. Firma bukanlah merupakan badan hukum, karena dalam
suatu badan hukum terdapat pemisahan yang tegas antara harta PTibadi dengan harta
perseroan.Dalam firma memang ada disebut " harta firma” tetapi bila harta firma
tersebut tidak cukup untuk melunasi Hutang hutang firma, maka harus dilunasi dengan harta
dari anggota firma tersebut.Berarti dalam firma tidak ada pemisahan yang tegas antara
hartakekayaan PTibadi dengan harta kekayaan perseroan.
2. Pendirian Firma
a. Membuat Akta Otentik"Firma harus didirikan dengan akta otentik., akan tetapi
ketiadaan akta ini tidak boleh dikemukakan untuk merugikan pihak ketiga". (Pasal 22
KUHDagang) dalam pasal pasal 1624 KUH Pedata tentang pendirian perseroan dikatakan
bahwa perseroan dapat didirikan secara konsensual artinya cukup dengan katasepakat antara
pihak yang terlibat. Namun ada kekhususan yaitu dinyatakan dalam pasal 22 KUHD di atas yaitu
: bahwa firma harus didirikan dengan aktaotentik.
Jadi firma wajib didirikan dengan akta otentik.Demikian juga dalam praktek, firma bisa
didirikan dengan akta otentik. Keharusan membuat aktaotentik itu bukan merupakan syarat
sah berdirinya firma akan tetapi hanya merupakan alat bukti berdirinya firma.
b. Mendaftarkan akta di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pasal 28 KUHD menyatakan bahwa
para persero di wajibkan untuk menyelenggarakan pengumuman petikan akta tersebut di
dalam Berita Negara. Jika pendaftaran dan pengumuman akta tersebut belum dilakukan, maka
pihak ketiga dapat menganggap firma itu sebagai: Perseroan umum (menyelenggarakanseluruh
urusan perniagaan) Perseroan yang didirikan untuk waktu yang tidakterbatas Seolah olah tidak
ada perseron yang dikecualikan dari hak untuk bertindak dan menandatangani sesuatu atas
nama firma tersebut.
3. Pembubaran Firma

26
Firma akan bubar, jika terjadi hal-hal sebagai berikut:
- Waktu yang ditentukan untuk pendirian firma habis.
- Pengunduran diri atau pemberhentian salah seorang anggota.
- Seorang anggota meninggal dunia dan sebagainya.
E. COMMANDITAIRE VENOOTSCHAP (CV).
1. Pengertian CV
Comanditaire Venootschap atau Perseroan Komanditer yaitu: suatu Perseroan untuk
menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk oleh satu orang atau beberapa orang persero
secara tanggung jawab menanggung dan bertanggung jawab untuk seluruhnya (tanggung
jawab renteng) pada satu pihak, dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang (geldsheiter)
pada pihak yang lain.
Dari pengertian tersebut, kita dapat mengetahui bahwa ada 2 macamanggota dalam CV, yaitu :
1. Anggota bertanggungjawab secara menyeluruh
2. Anggota yang hanya melepas uang
Anggota yang bertanggung jawab secara menyeluruh disebut "PerseroKomplementer”.
Persero Komplementer merupakan persero yang bertindak sebagai pengurus (pemimpin)
perusahaan dan perhubungan dengan pihak ketiga. Mereka,bertanggung jawab secara
tanggung menanggung seperti parapersero komplementer mempunyai hutang kepada pihak
ketiga, maka pihak ketiga dapat menuntut seluruh jumlah hutang kepada salah seorang
anggotapersero komplementer. Penanggung jawaban persero komplementer itudemikian luas
sehingga bila perseroan mempunyai hutang yang cukup untukdibayar oleh harta kekayaan
perseroan, harta kekayaan peribadi perserokomplementer dapat dipakai untuk melunasinya.
Persero komplementer ini juga disebut "persero aktif”. Sedangkan anggota yang hanya
melepakan atau mempercayakan uangnya, tidak dapat melakukan tindakan pengurusan atau
berhubungan dengan pihak ketiga atas nama perseroan. Pertanggung jawabannya itu terbatas
sampai sejumlah modal yang dimasukkannya ke dalam peribadinya. Karenanua tidak dapat
melakukan tindakan pengurusan, maka mereka disebut “persero pasif”.Tetapi bila ia
melakukan tindakan pengurusan maka akan mengakibatkan ia dibebani tanggung jawab
seperti persero komplementer, yakni sampai pada harta kekayaan Peribadinya.
3. Pendirian C.V
Pendirian suatu perseroan komanditer tidak memerlukan suatu formalitas tertentu, karena
dapat dilakukan baik dengan lisan rnaupun dengan tulisan (akta),baik otentik maupun
dibawah tangan. Akan tetapi dalam hubungan dengannya dengan pihak ketiga selayaknya
CV didirikan dengan akta otentik.Demikian juga dalam praktek yang terjadi dewasa ini CV
didirikan dengan akta otentik.
4. Pembubaran
Bubarnya CV dapat disebabkan beberapa alasan, antara lain:
a. Berakhirnya jangka waktu CV yang ditetapkan dalam anggaran dasar.
b. Akibat pengunduran diri atau pemberhentian sekutu.
c. Akibat perubahan anggaran dasar.

PERTANYAAN:
1) Dimana letak perbedaan antara CV,FIRMA dan UD ?
JAWAB: perbedaanya yaitu,

27
 CV adalah suatu perusahaaan yang didirikan oleh satu atau beberapa orang secara
tanggung menaggung,bertanggung jawab secara seluruhnya ataua secara
solider,dengan satu orang atau ebih sebagai pelepas uang dan diatur oleh KHUD.
 FIRMA adalah sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan antar dua orang atau
lebih dengan memakai nama bersama.
 UD(usaha dagang) adalah bentuk usaha yang paling sederhana Karena pengusahanya
hanya satu orang(orang yang memiliki perusahaan tersebut).
2) Coba anda dIdirikan suatu perusahaan yang berbentuk CV yang sederhana,tidak seperti
yang di google.
JAWAB :

AKTA PENDIRIAN

“ CV ARIH ERSADA FOOD”

Pada hari ini,jumat 24 april 2020

Berhadapan dengan saya,notaris B peluang para pendiri “CV ARIH ERSADA FOOD” yakni
Amsal ginting,Agave ginting,Cendy br karo,Denia br sembiring,Erlani br ginting,Ersada br
ginting dan Valentine br taringan menyatakan melalui akta ini bahnwa :

Perusahaan ini berbentuk “cv” bertempat di jalan gundaling B berastagi,sumtra utara.

Tujuan “cv arih ersada food” ini sebagai berikut :

1. Melakukan usaha dengan bimbingan makanan kecil kas karo berupa cimpa unung-
unung,cimpa tuang,cimpa matah,cimpa sira lada,cimpa labu,cimpa jagung,dan cimpa
lemek
2. “cv” ini bermaksut memasuki pasar cimpa di berastagi dan memperluas pasar dari
produk cimpa”cv” ini ke luar daerah dan kota, dan berusaha memberikan inovasi
produk,dan memberikan kualitas produk yang terbaik dari makanan khas karo ini.
3. Melakukan kerja sama yang baik dengan orang perseorangan maupun dengan
perusahaan lain untuk menyukai maksud dan tujuan yang sama dengan “cv” ini.

Adapun pasar sasaran yang menjadi pertimbangan “cv arih ersada food”antara lain pusat
oleh-oleh,usaha perkotaan,pasar tradisional, dan tempat parawisata.

“cv arih ersada food” ini dimiliki bersama oleh para pendirinya yakni amsal ginting,agave
ginting,cendi br karo,denia br sembiring,erlani br ginting,ersada br ginting dan valentine br
targan.

Permodalan juga sepenuhnya di dapat dari pemiliknya,adapun presentasi permodalannya


beserta bentuknya adalah sebagia berikut.

Amsal ginting 15% (bangunan dan dana usaha)

Agave ginting 15% (bangunan dan dana usaha)

Cendy br karo 15% (bangunan dan dana usaha)

Denia br sembiring 15% (bangunan dan dana usaha)

Erlani br ginting 15% (bangunan dan dana usaha)

28
Ersada br ginting 15% (bangunan dan dana usaha)

Valentina br tarigan 15% (bangunan dan danausaha)

29

Anda mungkin juga menyukai