Anda di halaman 1dari 3

INDONESIA LAWAN COVID-19

OLEH : DRS. JONI

Sore itu sebelum menunggu buka puasa Pak Hakim dan putra semata wayangnya, Arif menyaksikan
tayangan mengenai Kasus Virus Corona (Covid-19) di Indonesia melalui salah satu saluran televisi
swasta.

Arif, anak lelaki Pak Hakim turut menyaksikan berita dengan seksama, karena ia harus mencatat
pokok-pokok informasi penting yang ada dalam berita yang ia saksikan tentang perkembangan kasus
Covid-19 sebagai tugas dari Guru Bahasa Indonesianya di SMK.

Arif : Pak, melihat berita itu sungguh mengkhawatirkan ya, Pak! Banyak sekali korban posititf Covid-
19.

Pak Hakim : Iya, Rif. Virus itu menular begitu cepat. Oleh sebab itu, kita harus melawan virus itu
dengan menjaga kesehatan diri kita dengan rajin mencuci tangan setelah selesai kegiatan, makan-
makanan yang sehat, tidur dan istirahat teratur agar imunitas tubuh kita meningkat. Yang paling
penting juga adalah kita usahakan tidak keluar rumah di masa pandemi ini.(Jelas Pak Hakim panjang
lebar)

Arif : Iya, Pak. Sekolah Arif dan yang lainnya saja diliburkan, Pak! (Ujar Arif mantap)

Pak Hakim : Iya, nak. Itu untuk memutus mata rantai virus Covid-19. Pemerintah sudah menghimbau
kita untuk #DiRumahAja itu semua agar penularan virus dapat dihentikan. Selain itu juga kita harus
melakukan Phisycal Distancing yaitu jaga jarak dengan orang lain dan memakai masker ketika kita
harus keluar rumah karena hal yang sangat penting.

Arif : Iya, Pak. Bani juga cerita lewat telpon jika dia dan Ayahnya keluar rumah untuk membeli bahan
pokok pun suhu tubuh mereka diperiksa dahulu dan mereka harus menggunakan masker, pak. (Tutur
Arif)

Pak Hakim : Nah, itulah cara kita untuk melawan Covid-19. Jika patuh akan perintah pemerintah dan
tetap di rumah serta menggunakan masker ketika di luar rumah dan jaga jarak, maka penularan virus
berbahaya itu bisa ditanggulangi.

Arif : Iya, Pak. Kasihan kan dengan tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam melawan
virus corona ini. Jika Pasien positif terus bertambah.

Pak Hakim : Nah, itulah sebabnya kita harus jaga jarak dan tidak sembarangan berpergian tanpa hal
yang begitu penting, Nak!

Arif : Lebaran tahun ini kita juga tidak boleh mudik ya, Pak? (Tanya Arif)

Pak Hakim : Iya, agar tidak terjadi penularan kita menahan diri dulu ya, Nak! Soalnya, Palembang
kan Zona Merah.Jadi, dilarang mudik demi kebaikan bersama. Itulah salah satu cara pemerintah
lawan Covid-19 (Ucap Pak Hakim Lugas)

Arif : Iya Pak! (Angguk Arif)


Tak lama setelah Pak Hakim dan Arif berbincang mengenai Virus Corona, Bu Tati, Ibu Arif yang
merupakan istri Pak Hakim menghampiri mereka untuk mengajak ke ruang makan karena sebentar
lagi akan adzan maghrib karena mereka harus berbuka.

Bu Tati : Pak, Arif. Sepertinya asik sekali berbincang-bincangnya. (Bu Tati tersenyum kepada mereka
berdua)

Arif : Iya, nih Buk! Kami tadi cerita tentang Covid-19. (Sahut Arif semangat)

Pak Hakim : Hmm (Mengangguk)

Bu Tati : Nah, iya. Sebagai masyarakat kita harus menuruti aturan pemerinta dan berdoa agar wabah
berbahaya yang meresahkan ini segera sirna.

Pak Hakim dan Arif : Aamiin. (Bersamaan)

Bu Tati : Ya sudah, kalo begitu yok kita siap-siap ke ruang makan. Ibu sudah siapkan makanan untuk
berbuka.

Arif segera meluncur ke ruang makan disusul oleh Pak Hakim dan Bu Tati. Adzan Maghrib telah
berkumandang, itu waktunya berbuka puasa. Mereka bertiga menghadapi hidangan dan setelah
minum air teh Arif dengan semangat ingin mengambil kurma dengan tangannya.

Bu Tati : Eitss, Arif belum cuci tangan! Cuci dulu kan harus cuci tangan ya! (Ucap ibu dengan
senyumnya)

Arif : Hahaha. Maaf, buk. Arif lupa. (Arif beranjak ke wastafel dan mencuci tangan dengan sabun
dengan benar selama 20 detik)

Pak Hakim : (Tersenyum dan mulai menyantap buka puasanya)

Keluarga Pak Hakim akhirnya berbuka bersama, setelah selesai mereka bersiap sholat Maghrib
berjamaah dan dilanjutkan tadarus, Sholat Isya’ dan Tarawih di rumah saja. Hanya selama wabah ini
mereka menjalankan rangkaian ibadah di rumah. Itulah salah satu cara mereka melawan Covid-19.

Untuk mendalami materi ini. Kerjakan soal-soal berikut!

1) Analisislah kaidah kebahasaan drama tersebut!


A. Prolog : Sore itu sebelum menunggu buka puasa Pak Hakim dan putra semata wayangnya, Arif
menyaksikan tayangan mengenai Kasus Virus Corona (Covid-19) di Indonesia melalui salah satu
saluran televisi swasta.

B. Dialog :

- Pak Hakim = 9 dialog

- Arif = 9 dialog

- Bu Tati = 4 dialog

- Jumlah semua dialog ada 22 dialog

C. Tokoh :

- Pak Hakim,
- Arif,
- Bu Tati

D. Epilog : Keluarga Pak Hakim akhirnya berbuka bersama, setelah selesai mereka bersiap sholat
Maghrib berjamaah dan dilanjutkan tadarus, Sholat Isya’ dan Tarawih di rumah saja. Hanya selama
wabah ini mereka menjalankan rangkaian ibadah di rumah. Itulah salah satu cara mereka melawan
Covid-19.

2) Uraikan pessan-pesan yang terdapat pada drama tersebut!

- menjaga kesehatan diri kita dengan rajin mencuci tangan setelah selesai kegiatan, makan-
makanan yang sehat, tidur dan istirahat teratur agar imunitas tubuh kita meningkat. Yang
paling penting juga adalah kita usahakan tidak keluar rumah di masa pandemi ini.

- patuh akan perintah pemerintah dan tetap di rumah serta menggunakan masker ketika di
luar rumah dan jaga jarak.

- dilarang mudik demi kebaikan bersama. Itulah salah satu cara pemerintah lawan Covid-19

Anda mungkin juga menyukai