Anda di halaman 1dari 21

Nama : Hilfi noer hafizha dewi

NIM : AK118074

Kelas : J (SGD)

“RESUME MATERNITAS I”

PLASENTA PREVIA

A. Definisi

Placenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir
(Mansjoer, dkk, 2002:276)
Placenta previa adalah placenta yang berimplantasi pada segmen bawah
Rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri
internum
(Sarwono,2006:495)
Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae = di depan ;
vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah plasenta yang
implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian
ostium internum.Menurut Cunningham (2006), plasenta previa merupakan
implantasi plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum,
serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah Rahim

(Prawiroharjo (1992),
B. Etiologi
Etiologi plasenta previa belum diketahui pasti tetapi meningkat pada:
1. Grandemultipara : kehamilan yang melahirkan lebih dari 5 kali baik
lahir hidup atau mati,karena proses penuaan sehingga terjadi atrofi di
endometrium beresiko placenta previa
2. Primigravida tua: kehamilan pertama kali di usia tua juga karena
karena proses penuaan sehingga terjadi atrofi di endometrium beresiko
placenta previa
3. Bekas section sesarea dan bekas aborsi : adanya jaringan parut pada
endometrium karena bekas operasi dan aborsi juga beresiko placenta
previa.
4. Bekas operasi, dan
5. Mioma uteri : perubahan endometrium adnya tumor sehingga
menyebabkan placenta previa
6. Kehamilan ganada : placenta yang terlalau besar beresiko placenta
previa.
C. Klasifikasi
Menurut Browne, klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya
jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu,
yaitu :
1.      Plasenta Previa Totalis
Bila plasenta menutupi seluruh jalan lahir pada tempat implantasi,
jelas tidak mungkin bayi dilahirkan in order to vaginam
(normal/spontan/biasa), karena risiko perdarahan sangat hebat
2.      Plasenta Previa Parsialis/Lateralis
Bila hanya sebagian/separuh plasenta yang menutupi jalan lahir. Pada
tempat implantasi inipun risiko perdarahan masih besar dan biasanya
tetap tidak dilahirkan melalui pervaginam.
3.      Plasenta Previa Marginalis
Bila hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir bisa
dilahirkan pervaginam tetapi risiko perdarahan tetap besar.
4.      Low Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah)
Lateralis plasenta, tempat implantasi beberapa millimeter atau cm dari
tepi jalan lahir risiko perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil,
dan bisa dilahirkan pervaginam dengan aman. Pinggir plasenta berada
kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan
teraba pada pembukaan jalan lahir.
D. Patofisiologi
Perdarahan antepartum akibat placenta previa terjadi sejak kehamilan 20
minggu saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta
menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus
lebih banyak mengalami perubahan, pelebaran segmen bawah uterus dan
pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek Karena lepasnya placenta
dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari placenta.
Perdarahan tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen
bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada placenta letak normal
(Mansjoer, dkk, 2002:276)

E. PATHWAY

Grande multipara,primi gravida tua,bekas sc,bekas aborsi,kelainan janin,

Leiomyoma uteri,ovulasi terlambat,kehamilan ganda

Placenta previa

Nifas

Uterus Psikologis
Segmen bawah uterus melebar dan menipis Ancaman kematian diri sendiri
dan janin

Sinus uterus robek Kurang informasi tentang penyakit

Perdarahan
ANSIETAS
KURANG
PENGETAHUAN

Hipovolemik Anemia

Suplai O2 menurun
KEKURANGAN
VOLUME CAIRAN Hb O2 menurun

Metabolisme anaerob
GANGGUAN
PERFUSI JARINGAN Asam laktat meningkat

Keletiahan

INTOLERANSI
AKTIFITAS

F. Manifestasi Klinis
Menururt FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah :

1.      Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang.

2.      Darah biasanya berwarna merah segar.

3.      Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas.


4.      Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak
janin.

5.     Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak


fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan
berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.

G. Komplikasi

Pada ibu dapat terjadi perdarahan sehingga syok akibat perdarahan, anemia
karena perdarahan plasentitis dan endometris pasca persalinan. Pada janin
biasanya terjadi persalinan prematur dan komplikasinya seperti asfiksia berat.
(Mansjoer,dkk, 2002:277)
H. Penatalaksanaan

Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi sebelum dirujuk,


anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak
melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut (mis.
Batuk, mengedan karena sulit buang air besar)
Pasang infuse cairan NaCl.Bila tidak memungkinkan,beri cairan
peroral.pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15
menit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan.pantau juga
DJJ dan pergerakan janin.
Bila terjadi renjatan,segera lakukan resusitasi cairan dan transfusi darah.Bila
tidak teratasi,upayakan penyelamatan optimal.Bila teratasi,perhatikan usia
kehamilan.Bila terdapat renjatan usia gestasi<37 minggu,taksiran berat
janin<2.500 g,maka:
a. Bila perdarahan sedikit,rawat sampai usia kehamilan 37
minggu,lalu lakukan
Mobilisasi.Beri kortikosteroid 12 mg IV/hari selama 3 hari.
b. Bila perdarahan berulang,lakukan PDMO.Bila ada kontraksi
tangani seperti persalinan preterm
Bila tidak ada renjatan,usia gestasi 37 minggu atau lebih,taksiran berat janin
2.500 mg atau lebih,lakukan PDMO.Bila ternyata plasenta previa,lakukan
persalinan per abdominam.Bila bukan,usahakan partus pervagina.
Apabila plasenta previa menutupi jalan lahir baik total maupun sebagian maka
tindakan bedah sesar merupakan pilihan paling aman. Jika plasenta tidak
menutupi mulut rahim (plasenta marginalis atau letak rendah) maka pesalina
pervaginam bisa dilakukan selama tidak ada perdarahan banyak saat persalinan.
Masalah yang sering terjadi adalah jika terjadi perdarahan saat janin belum cukup
bulan (38 minggu) maka tindakan persalinan dapat dilakukan jika perdarahan
berulang dan banyak. Maka umumnya dokter akan memberikan obat pematangan
paru bagi janin. Apabila perdarahan berhenti maka dapat dilakukan tindakan
konservatif (persalinan ditunggu hingga janin cukup bulan)

Penatalaksanaan medic dapat dilakukan dengan :

a.    Jika kehamilan < 36 minggu

Perdarahan sedikit : istirahat baring dan farmakologi, jika perdarahan


berkurang : obat oral dan USG, jika perdarahan masih ada lanjutkan
farmakologi.

Perdarahan bnyak : infuse, farmakologi, pemeriksaan HB, leukosit, dan


golongan darah, siapkan darah dan persiapan sc

b.   Jika kehamilan > 36 minggu

Jika perdarahan banyak infuse, farmakologi, pemeriksaan HB, leukosit, dan


golongan darah, siapkan darah dan persiapan sc.
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu :

1. Kaji kondisi fisik klien


2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature
9. Lanjutkan terapi ekspektatif bila KU baik, janin hidup dan umur
kehamilan < 37 minggu.
a. Pemeriksaan diagnostik
c. USG untuk diagnosis pasti,yaitu untuk menentukan letak placenta.
d. Pemeriksaan darah: hemoglobin,hematocrit.
(Mansjoer dkk,2000:277)

1. Ultrasonografi
Penentuan lokasi plasenta secara ultrasonografi sangat tepat dan tidak
menimbulkan bahaya radiasi terhadap janin.
2. Pemeriksaan dalam
Adalah senjata dan cara paling akhir yang paling ampuh dibidang
obstetric untuk diagnostic plasenta previa namun harus hati – hati karena
bahayanya sangat besar.
3. Pemeriksaan darah
Yaitu golongan darah, hemoglobin , hematokrit serta darah lengkap dan
kimia darah untuk menunjang persiapan operasi
4. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-
bagian tubuh janin.
5. Vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda
jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik
sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan
ganda (double setup procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril
pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiapan staf dan
alat untuk efek kelahiran secara cesar.
6. Isotop Scanning
7. Pemeriksaan inspekula
Hati – hati dengan memakai sepekulum dilihat dari mana asal perdarahan
apakah dalam uterus atau dari kelainan serviks vagina varices yang pecah
dan lain – lain.
8. Pemeriksaan radio isotope

Macam – macam pemeriksaan ini antara lain :

a. plasentografi jaringan lunak


b. sitografi
c. plasentografi inderek
d. anterigrafi
e. amnigrafi

pencegahan

Karena tidak diketahui dengan pasti penyebab plasenta previa, tidak ada
cara yang diketahui untuk mencegah kondisi ini. Namun, ibu yang
memiliki faktor risiko untuk kondisi tersebut — misalnya perempuan di
atas usia 35 tahun, perempuan yang pernah menjalani operasi rahim
sebelumnya, perempuan Afrika-Amerika dan minoritas lainnya, serta
perempuan yang memiliki kehamilan ganda — harus tetap waspada
terutama terhadap faktor risiko yang terkait dengan plasenta previa.
Selain itu, perempuan yang hamil harus berhenti merokok, karena
penggunaan rokok dikaitkan dengan plasenta previa.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI


1. Pengkajian
A. Biodata
Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan,
pendidikan, alamat, medicalrecord dll.
Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu/trimester III.
a. Sifat perdarahan; tanpa nyeri, berulang
b. Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek.
c. Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya
robekan pembuluh darah dan placenta.
B. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Obstetri

Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya


agar  perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan
sekarang. Riwayat obstetri meliputi:

1. Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)


2. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
3. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan
4. Jenis anetesi dan kesulitan persalinan.
5. Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi,
dan perdarahan.
6. Komplikasi pada bayi.
7. Rencana menyusui bayi
b. Riwayat mensturasi

Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran


persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir
(HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt dapat digunakan
rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun
disesuaikan.

c. Riwayat Kontrasepsi

Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin,


ibu, atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan
pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum
kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang tidak diketahui dapat
berakibat buruk pada pembentukan organ seksual pada janin.

d. Riwayat penyakit dan operasi:

Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal


bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat
infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya harus di
dokumentasikan

A. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
b. Laju pertumbuhan rambut berkurang
c. Mata : pucat, anemis
e. Hidung
f. Gigi dan mulut
g. Leher
h. Buah dada / payudara
1. Peningkatan pigmentasi areola putting susu
2. Bertambahnya ukuran
Jantung dan paru
1.Volume darah menurun
2. Peningkatan frekuensi nadi
3. Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu
darah pulmonal.
i. Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
1. Abdomen
a. Menentukan letak janin
b. Menentukan tinggi fundus uteri
j. Vagina
1. Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan
( tanda Chandwick)
2. Hipertropi epithelium
k. musculoskeletal
1. Persendian tulang pinggul yang mengendur
2. Gaya berjalan yang canggung
3. Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan
diastasis rectal
B. Khusus
1. Tinggi fundus uteri
2. Posisi dan persentasi janin
3. Panggul dan janin lahir
4. Denyut jantung janin

2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perpusi jaringan b.d perdarahan
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskuler berlebihan.
3. Intoleransi aktifitas b.d suplai O2 menurun
n Tujuan Intervensi Rasional
o
1. Setelah di 1.Monitor tanda-tanda 1.Mengetahui derajat /
lakukan tindakan vital,warna kulit / keadekuatan perfusi
keperawatan membran mukosa, jaringan.
dasar kuku. 2.Dispnea, gemericik
1X24 jam perfusi
2.Monitor upaya menunjukkan GJK
jaringan adekuat. pernafasan: auskultasi karena regangan jantung
KH: bunyi nafas. lama / peningkatan
-Tanda vital 3. Kaji respon verbal kompensasi curah
normal melambat, mudah jantung.
-Membran terangsang, agiatasi, 3.Dapat
mukosa warna gangguan memori, mengidentifikasikan
bingung. gangguan fungsi
merah
4. Berikan oksigen. serebral karena hipoksia
muda,tidak ada 5. Kolaborasi dengan
sianosis dokter didalam 4.Memaksimalkan
pemeriksaan trasfer oksigen ke
laboratorium darah, jaringan.
peroduk darah. 5.Mengidentifikasi
6.Transfusi darah defisiensi darah dan
kebutuhan pengobatan
6.Mengganti darah yang
hilang.
2. Setelah di 1.Monitor tanda vital 1.Tekanan darah
lakukan tindakan 2.Monitor tanda-tanda menurun dan nadi
keperawatan anemia: meningkat perkiraan
1X24 jam volume pucat,lemah,hipotensi, kehilangan darah
cairan adekuat Takikaradi 2.Mengukur berat atau
KH: 3.Monitor kehilangan tidaknya anemia
-Tanda vital darah
normal 4.Pertahankan tirah 3.Memberikan pedoman
-Membran baring untuk penggantian
mukosa lembab 5. Transfusi darah cairan
-Tidak ada tanda- 4.Mencegah pendrahan
tanda lebih parah
anemia:pucat, 5.Mengganti darah yang
lemah hilang.
,hipotensi,
takikaradi

3. Setelah di 1.Monitoring gangguan 1.Menunjukkan


lakukan tindakan keseimbangan gaya perubahan neurologi
karena defisiensi
keperawatan jalan, kelemahan otot.
Vitamin B12 resiko
1X24 jam klien 2.Berikan lingkungan cidera
dapat melakukan tenang, pertahankan 2.Meningkatkan
istirahat menurunkan
aktivitas tanpa tirah baring.
oksigen tubuh
ada keletihan. 3.Ubah posisi pasien 3.Membantu mobilasi
KH: dengan perlahan pasien
4. Deteksi sedini
-Tanda vital 4.Observas tanda-tanda
mungkin adanya
normal vital perubahan tanda-tanda
-Membran 5.Berikanbantuan vital.
mukosa warna aktifitas pada pasien 5.Mengurangi resiko
cidera.
merah muda
-Melaporkan
toleransi aktivitas
(termasuk
aktivitas sehari-
hari)

IMPLEMENTASI
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan
kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan
kesehatan klien.

EVALUASI
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian
dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana kegiatan klien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan


tindakan perawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Evaluasi dapat
berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.
Asuhan keperawatan pada ibu hamil
(Plasenta previa)
Ny. N usia 32 tahun G2POA1 dengan gangguan
PLASENTA PREVIA
DI RSUD H
Ny N usia 32 tahun, datang ke PONEK RS H diantar suaminya. Hasil anamnesa dan
pemeriksaan perawat, klien mengeluh keluar darah merah segar dari jalan lahir
sedikit demi sedikit tetapi terus menerus sejak tadi pagi. Keluarnya darah tidak
disertai nyeri. Keluarnya darah diawali dengan flek-flek darah sejak kemarin. Status
paritas G2P0A1, TD 100/70 mmHg, HR 100x/mnt, RR 24x/mnt, TFU 30 cm, DJJ
144x/mnt. Hasil USG menunjukkan penutupan Ostium Uteri Internum, presentasi
kepala namun belum masuk PAP dan Hb dlm batas normal. Klien Nampak cemas
dengan kondisi saat ini dan mengharapakan agar janin didalam kandungan tidak
mengalami gangguan.

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : ny. N
Umur : 22 tahun
Status : menikah
Diagnosa medis : plasenta previa
2. Riwayat kesehatan
A. Keluhan utama
Cemas
B. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh keluar darah segar dari jalan lahir sedikit demi sedikit
tetapi terus menerus sejak tadi pagi. Keluarnya darah tidak disertai
nyeri , keluarnya darah diawali dengan flek flek darah sejak kemarin
C. Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah mengalami abortus
D. Riwayat kesehatan keluarga
E. Riwayat kehamilan sekarang
a. Hamil ke : 2
b. HPHT : -
c. HTP :-
d. UK :-
e. ANC :-
f. TT :-
g. Obat obatan yang pernah di konsumsi : -
F. Riwayat obsterti
G2P0A1
G. Data psikososial
Klien terlihat cemas dengan kondisi saat ini
3. Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda tanda fital
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 100x/menit
Respirasi : 24x/menit
TFU : 30 cm
DJJ : 144x/menit
3. Pemeriksaan fisik
Andomen
- Palpasi : presentasi kepala namun belum masuk PAP,TFU 30 cm
- Auskultasi : terdengar DJJ 144x/menit
Genetalia
Inspeksi : - keluar darah merah segar dari jalan lahir , keluar flek flek
darah
4. Pemeriksaan penunjang
1. Hasil usg menunjukan penutupan ostium uteri internum
2. Hasil pemeriksaan HB dalam batas normal
3. Presentasi kepala namun belum masuk PAP

B. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1. DS : - klien mengatakan Pembentukan sigmen Gangguan
keluar darah merah segar bawah uterus dn perpusi
dari jalan lahir dan tdk dilatasi osternum uteri jaringan b.d
disertai nyeri. – keluar darah -/ pendarahan
diawali dengan flek Tipis nya pem buluh
DO : - hasil pem USG darah serviks dan
menunjukan penutupan uterus sigmen bawah
osternum uteri internum. -/
TTV Kontraksi uterus
-TD : 100/70 MMHG -/
- P : 100X/MENIT Pendarahan
- RR : 24X/MENIT Volume darah
-DJJ : 144X/MENIT menurun
Gangguan perpusi
jaringan
2. DS : klien mengatakan Laterasi Kurangnya
keluar darah segar tidak informasi b.d
disertai nyeri , diawali Pendarahan cemas
dengan flek
Klien juga mengatakan agar Cemas
janin dalam kandungannya
tidak mengalami gangguan Kurangnya informasi
Klien pernah mengalami
abortus
DS :klien tmpk cemas dgn
kondisi saat ini

C. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan b.d pendarahan
2. Kurangnya informasi b.d cemas

D. Intervensi keperawatan
No. Diagnosa kep. Intervensi Rasional
1. Gangguan -monitor pendarahan -utk mengetahui kondisi
perpusi pervagina klien
jaringan bd - anjurkan klien untuk -pelepasan palsenta
pendarahan bedrest dan insirahatkan kemungkinan dapat
klien dicegah
-anjurkan klien agar -untuk menghilangkan
miring kiri tekanan pada vena kafa
interior dan
meningkatkan sirkulasi
plasenta/janin dan
pertukaran oksigen
-agar tdk terjadi
pendarahan yg semakin
parah
2. Kurangnya -kaji tingkat kecemasan -untuk mengetahui
informasi bd klien seberapa tingkat
cemas -bantu klien untuk kecemasan klien
memberikan informasi -untuk meningkatkan
yg cukup tentang kondisi pengetahuan/informasi
klien dan berikan Klien dan mengurangi
informasi tentang kecemasan klien
penyakitnya
Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :

 Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus.
 Etiologi belum diketahui pasti. Frekuensi plasenta previa meningkat pada
grande multipara, primigravida tua, bekas seksio sesarea, bekas aborsi,
kelainan janin, dan leiomioma uteri.
A. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa
dalam mengenali placenta previa.

2. Bagi Petugas Kesehatan


Diharapkan dengan makalah placenta previaini dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan dan mampu memberikan referensi yang berguna
untuk meningkatkan penanganan dan pengetahuan bagi petugas medis
untuk merawat ibu hamil .
Daftar pustaka
Mansjoer , Arief . 2001. Kapita selekta kedokteran, edisi ketiga , Media
Aesculaspios FKUI Jakarta
Sandra M. Nettina 2001. Pedoman praktik keperawatan . penerbit buku
kedokteran EGC Jakarta
Doenges, Marlyn. E. 1999. RencanaAsuhanKeperawatan. Ed 3. Jakarta : EGC.
Mansjoer Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I.
Media Aesculapius FKUI

Syaifuddin,2006.AnatomiFisiologiUntukMahasiswaKeperawatan.Edisi
3.jakarta:EGC...

Sarwono, 2008 Ilmu kebidanan. Edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai