NIM : AK118074
Kelas : J (SGD)
“RESUME MATERNITAS I”
PLASENTA PREVIA
A. Definisi
Placenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir
(Mansjoer, dkk, 2002:276)
Placenta previa adalah placenta yang berimplantasi pada segmen bawah
Rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri
internum
(Sarwono,2006:495)
Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae = di depan ;
vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah plasenta yang
implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian
ostium internum.Menurut Cunningham (2006), plasenta previa merupakan
implantasi plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum,
serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah Rahim
(Prawiroharjo (1992),
B. Etiologi
Etiologi plasenta previa belum diketahui pasti tetapi meningkat pada:
1. Grandemultipara : kehamilan yang melahirkan lebih dari 5 kali baik
lahir hidup atau mati,karena proses penuaan sehingga terjadi atrofi di
endometrium beresiko placenta previa
2. Primigravida tua: kehamilan pertama kali di usia tua juga karena
karena proses penuaan sehingga terjadi atrofi di endometrium beresiko
placenta previa
3. Bekas section sesarea dan bekas aborsi : adanya jaringan parut pada
endometrium karena bekas operasi dan aborsi juga beresiko placenta
previa.
4. Bekas operasi, dan
5. Mioma uteri : perubahan endometrium adnya tumor sehingga
menyebabkan placenta previa
6. Kehamilan ganada : placenta yang terlalau besar beresiko placenta
previa.
C. Klasifikasi
Menurut Browne, klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya
jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu,
yaitu :
1. Plasenta Previa Totalis
Bila plasenta menutupi seluruh jalan lahir pada tempat implantasi,
jelas tidak mungkin bayi dilahirkan in order to vaginam
(normal/spontan/biasa), karena risiko perdarahan sangat hebat
2. Plasenta Previa Parsialis/Lateralis
Bila hanya sebagian/separuh plasenta yang menutupi jalan lahir. Pada
tempat implantasi inipun risiko perdarahan masih besar dan biasanya
tetap tidak dilahirkan melalui pervaginam.
3. Plasenta Previa Marginalis
Bila hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir bisa
dilahirkan pervaginam tetapi risiko perdarahan tetap besar.
4. Low Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah)
Lateralis plasenta, tempat implantasi beberapa millimeter atau cm dari
tepi jalan lahir risiko perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil,
dan bisa dilahirkan pervaginam dengan aman. Pinggir plasenta berada
kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan
teraba pada pembukaan jalan lahir.
D. Patofisiologi
Perdarahan antepartum akibat placenta previa terjadi sejak kehamilan 20
minggu saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta
menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus
lebih banyak mengalami perubahan, pelebaran segmen bawah uterus dan
pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek Karena lepasnya placenta
dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari placenta.
Perdarahan tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen
bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada placenta letak normal
(Mansjoer, dkk, 2002:276)
E. PATHWAY
Placenta previa
Nifas
Uterus Psikologis
Segmen bawah uterus melebar dan menipis Ancaman kematian diri sendiri
dan janin
Perdarahan
ANSIETAS
KURANG
PENGETAHUAN
Hipovolemik Anemia
Suplai O2 menurun
KEKURANGAN
VOLUME CAIRAN Hb O2 menurun
Metabolisme anaerob
GANGGUAN
PERFUSI JARINGAN Asam laktat meningkat
Keletiahan
INTOLERANSI
AKTIFITAS
F. Manifestasi Klinis
Menururt FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah :
1. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang.
G. Komplikasi
Pada ibu dapat terjadi perdarahan sehingga syok akibat perdarahan, anemia
karena perdarahan plasentitis dan endometris pasca persalinan. Pada janin
biasanya terjadi persalinan prematur dan komplikasinya seperti asfiksia berat.
(Mansjoer,dkk, 2002:277)
H. Penatalaksanaan
1. Ultrasonografi
Penentuan lokasi plasenta secara ultrasonografi sangat tepat dan tidak
menimbulkan bahaya radiasi terhadap janin.
2. Pemeriksaan dalam
Adalah senjata dan cara paling akhir yang paling ampuh dibidang
obstetric untuk diagnostic plasenta previa namun harus hati – hati karena
bahayanya sangat besar.
3. Pemeriksaan darah
Yaitu golongan darah, hemoglobin , hematokrit serta darah lengkap dan
kimia darah untuk menunjang persiapan operasi
4. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-
bagian tubuh janin.
5. Vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda
jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik
sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan
ganda (double setup procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril
pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiapan staf dan
alat untuk efek kelahiran secara cesar.
6. Isotop Scanning
7. Pemeriksaan inspekula
Hati – hati dengan memakai sepekulum dilihat dari mana asal perdarahan
apakah dalam uterus atau dari kelainan serviks vagina varices yang pecah
dan lain – lain.
8. Pemeriksaan radio isotope
pencegahan
Karena tidak diketahui dengan pasti penyebab plasenta previa, tidak ada
cara yang diketahui untuk mencegah kondisi ini. Namun, ibu yang
memiliki faktor risiko untuk kondisi tersebut — misalnya perempuan di
atas usia 35 tahun, perempuan yang pernah menjalani operasi rahim
sebelumnya, perempuan Afrika-Amerika dan minoritas lainnya, serta
perempuan yang memiliki kehamilan ganda — harus tetap waspada
terutama terhadap faktor risiko yang terkait dengan plasenta previa.
Selain itu, perempuan yang hamil harus berhenti merokok, karena
penggunaan rokok dikaitkan dengan plasenta previa.
c. Riwayat Kontrasepsi
A. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
b. Laju pertumbuhan rambut berkurang
c. Mata : pucat, anemis
e. Hidung
f. Gigi dan mulut
g. Leher
h. Buah dada / payudara
1. Peningkatan pigmentasi areola putting susu
2. Bertambahnya ukuran
Jantung dan paru
1.Volume darah menurun
2. Peningkatan frekuensi nadi
3. Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu
darah pulmonal.
i. Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
1. Abdomen
a. Menentukan letak janin
b. Menentukan tinggi fundus uteri
j. Vagina
1. Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan
( tanda Chandwick)
2. Hipertropi epithelium
k. musculoskeletal
1. Persendian tulang pinggul yang mengendur
2. Gaya berjalan yang canggung
3. Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan
diastasis rectal
B. Khusus
1. Tinggi fundus uteri
2. Posisi dan persentasi janin
3. Panggul dan janin lahir
4. Denyut jantung janin
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perpusi jaringan b.d perdarahan
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskuler berlebihan.
3. Intoleransi aktifitas b.d suplai O2 menurun
n Tujuan Intervensi Rasional
o
1. Setelah di 1.Monitor tanda-tanda 1.Mengetahui derajat /
lakukan tindakan vital,warna kulit / keadekuatan perfusi
keperawatan membran mukosa, jaringan.
dasar kuku. 2.Dispnea, gemericik
1X24 jam perfusi
2.Monitor upaya menunjukkan GJK
jaringan adekuat. pernafasan: auskultasi karena regangan jantung
KH: bunyi nafas. lama / peningkatan
-Tanda vital 3. Kaji respon verbal kompensasi curah
normal melambat, mudah jantung.
-Membran terangsang, agiatasi, 3.Dapat
mukosa warna gangguan memori, mengidentifikasikan
bingung. gangguan fungsi
merah
4. Berikan oksigen. serebral karena hipoksia
muda,tidak ada 5. Kolaborasi dengan
sianosis dokter didalam 4.Memaksimalkan
pemeriksaan trasfer oksigen ke
laboratorium darah, jaringan.
peroduk darah. 5.Mengidentifikasi
6.Transfusi darah defisiensi darah dan
kebutuhan pengobatan
6.Mengganti darah yang
hilang.
2. Setelah di 1.Monitor tanda vital 1.Tekanan darah
lakukan tindakan 2.Monitor tanda-tanda menurun dan nadi
keperawatan anemia: meningkat perkiraan
1X24 jam volume pucat,lemah,hipotensi, kehilangan darah
cairan adekuat Takikaradi 2.Mengukur berat atau
KH: 3.Monitor kehilangan tidaknya anemia
-Tanda vital darah
normal 4.Pertahankan tirah 3.Memberikan pedoman
-Membran baring untuk penggantian
mukosa lembab 5. Transfusi darah cairan
-Tidak ada tanda- 4.Mencegah pendrahan
tanda lebih parah
anemia:pucat, 5.Mengganti darah yang
lemah hilang.
,hipotensi,
takikaradi
IMPLEMENTASI
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan
kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan
kesehatan klien.
EVALUASI
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian
dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana kegiatan klien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : ny. N
Umur : 22 tahun
Status : menikah
Diagnosa medis : plasenta previa
2. Riwayat kesehatan
A. Keluhan utama
Cemas
B. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh keluar darah segar dari jalan lahir sedikit demi sedikit
tetapi terus menerus sejak tadi pagi. Keluarnya darah tidak disertai
nyeri , keluarnya darah diawali dengan flek flek darah sejak kemarin
C. Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah mengalami abortus
D. Riwayat kesehatan keluarga
E. Riwayat kehamilan sekarang
a. Hamil ke : 2
b. HPHT : -
c. HTP :-
d. UK :-
e. ANC :-
f. TT :-
g. Obat obatan yang pernah di konsumsi : -
F. Riwayat obsterti
G2P0A1
G. Data psikososial
Klien terlihat cemas dengan kondisi saat ini
3. Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda tanda fital
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 100x/menit
Respirasi : 24x/menit
TFU : 30 cm
DJJ : 144x/menit
3. Pemeriksaan fisik
Andomen
- Palpasi : presentasi kepala namun belum masuk PAP,TFU 30 cm
- Auskultasi : terdengar DJJ 144x/menit
Genetalia
Inspeksi : - keluar darah merah segar dari jalan lahir , keluar flek flek
darah
4. Pemeriksaan penunjang
1. Hasil usg menunjukan penutupan ostium uteri internum
2. Hasil pemeriksaan HB dalam batas normal
3. Presentasi kepala namun belum masuk PAP
B. Analisa data
C. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan b.d pendarahan
2. Kurangnya informasi b.d cemas
D. Intervensi keperawatan
No. Diagnosa kep. Intervensi Rasional
1. Gangguan -monitor pendarahan -utk mengetahui kondisi
perpusi pervagina klien
jaringan bd - anjurkan klien untuk -pelepasan palsenta
pendarahan bedrest dan insirahatkan kemungkinan dapat
klien dicegah
-anjurkan klien agar -untuk menghilangkan
miring kiri tekanan pada vena kafa
interior dan
meningkatkan sirkulasi
plasenta/janin dan
pertukaran oksigen
-agar tdk terjadi
pendarahan yg semakin
parah
2. Kurangnya -kaji tingkat kecemasan -untuk mengetahui
informasi bd klien seberapa tingkat
cemas -bantu klien untuk kecemasan klien
memberikan informasi -untuk meningkatkan
yg cukup tentang kondisi pengetahuan/informasi
klien dan berikan Klien dan mengurangi
informasi tentang kecemasan klien
penyakitnya
Kesimpulan
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus.
Etiologi belum diketahui pasti. Frekuensi plasenta previa meningkat pada
grande multipara, primigravida tua, bekas seksio sesarea, bekas aborsi,
kelainan janin, dan leiomioma uteri.
A. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa
dalam mengenali placenta previa.
Syaifuddin,2006.AnatomiFisiologiUntukMahasiswaKeperawatan.Edisi
3.jakarta:EGC...