Anda di halaman 1dari 47

BAB V

AVES

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Dalam pertemuan ini akan dipelajari tentang ciri utama aves, ciri khusus
aves dan klasifikasi aves.
Relevansi
Pembahasan ini akan sangat berhubungan dengan kelompok hewan
yang termasuk dalam kelas aves
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang kelas aves

B. Penyajian

Urain dan contoh


Aves atau burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang
(vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Kata aves berasal dari kata Latin
dipakai sebagai nama kelas, sedang ornis dari kata Yunani dipakai dalam
Ornithology berarti ilmu yang mempelajari burung-burung.
Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai
Archaeopteryx. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri
yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan
terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500
jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara
ilmiah digolongkan ke dalam kelas aves. Kelompok ini mudah dikenal dan
dibedakan dari kelompok vertebrata lain dari cirinyayang khas yaitu berbulu.
Dengan kata lain dapat diungkapkan asal makhluk itu berbulu pasti ia burung,
bila tidak berbulu ia bukan burung.

5.1 Ciri-Ciri Aves


Aves dapat dibedakan dari hewan vertebrata yang lain karena memiliki
karakteristik sendiri :
a. Seluruh tubuh ditutupi oleh bulu yang dianggap sebagai modifikasi sisik
epidermis dan fungsinya sebagai isolator.
b. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan udara.
c. Ekstrimisasi anterior sudah mengalami modifikasi yang digunakan
sebagai sayap untuk terbang.
d. Sebagian besar skeletonnya mengalami klasifikasi sempurna.
e. Pada bagian belakang ujung tubuh terdapat ekor yang pendek dan
dilengkapi dengan bulu yang juga dapat mengembang sewaktu terbang.
f. Mata berada dibagian lateral dan dilengkapi kelopak atas dan bawah.
g. Disamping mata ada lubang telinga yang ditutupi oleh bulu.
h. Bagian mulut mempunyai paruh yang dibentuk dari zat tanduk, tidak
bergigi. Fungsinya untuk memecah biji, memotong, menangkap serangga,
menghisap madu dan menyaring makanan. Sebelah atas mandibula ada
dua lubang hidung yang sempit.
i. jantung di bagi atas empat bagian sempurna.
j. Suhu tubuh tetap homeoterm.
k. Sistem respirasinya menggunakan paru-paru yang umumnya melekat
pada tulang iga yang dihubungkan dengan kantong udara.
l. Indera pendengaran, penglihatan, penciuman dan pita suara berkembang
dengan baik.
m. Mempunyai naluri untuk merawat anak-anaknya dengan baik.
n. Tubuhnya ditututpi oleh kulit yang kuning tidak berkelenjar kecuali pada
bagian ekor.
Aves menunjukkan kemajuan bila dibandingkan dengan kelas-kelas
hewan yang mendahului dalam hal :
a. Tubuh memiliki penutup yang bersifat isolasi
b. Darah vena dan arteri terpisah secara sempurna dalam sirkulasi jantung
c. Pengaturan suhu tubuh
d. Rata-rata metabolismenya tinggi
e. Kemampuan untuk terbang
f. Suaranya berkembang dengan baik
g. Menjaga anaknya secara khusus
Untuk mengenal burung dengan baik, kita perlu mengenal dulu morfologi
tubuh burung. Dalam garis besarnya, tubuh burung dapat dibedakan atas,
kepala, leher, badan, sayap, tarsus dan ekor (lihat Gambar 41).

Gambar 41. Morfologi Tubuh Burung

Selain morfologi yang perlu diketahui juga adalah sistem rangka tubuh
burung dimana rangkanya memiliki bentuk yang unik. Secara umum tulangnya
ringan, terutama pada spesies yang bisa terbang. Tulang besar mengandung
lubang berisi udara berkaitan dengan sistem pernapasan. Tulang tengkoran
sebgaian besar saling menyatu. Bagian tulang tengkorak bersendi dengan tulang
leher pertama disebut condylus occipitalis. Rahang bagian bawah dan atas
memanjang sebagai penopang tubuh. Gigi seluruhnya lenyap pada burung
modern.
Columna vertebralis banyak mengalami adaptasi. Vertebra servikalis lebih
banyak dengan jumlah bervariasi, fleksibel terutama karena artikulasi permukaan
persendian yang memungkinakn gerakan bebas. Vertebra toraakis anterior
mampu bergerak. Bagian lumbar, sakrum dan anterior kaudal, bersatu dengan
pelvik membentuk sinsakarum. Beberapa vertebra caudal bebas dan bagian
distal bersatu membentuk struktur tunggal disebut pigostile sebagai ekor pendek.
Modifikasi rangka yang paling menyolok terjadi pada anggota depan,
sedangkan anggota badan bagian belakang tidak berubah seperti anggota
badan depan, namun menunjukkan beberapa ke khususan menarik (perhatikan
Gambar 42).

Gambar 42. Rangka Tubuh Burung

5.2 Ciri Khusus Aves


a. Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.
Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal
dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis
bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi
epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk
folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar
dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang
epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu
mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah
sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada
perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi beberapa bagian (lihat
Gambar 43) sebagi berikut.
 Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh.
Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan
seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa
barbulae di puncak.
 Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan
perbedaan detail.
 Plumae, Bulu yang sempurna.
 Barbae
 Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil
disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling
bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
 Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
 Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
 Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak
berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
 Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan
cabang-cabang lateral dari rachis.
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan
lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat
menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
 Tectrices, bulu yang menutupi badan.
 Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan
berfungsi sebagai kemudi.
 Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
 remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara
metacarpal pada metacarpalia.
 Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
 Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan
sekunder daerah siku.
 Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
 Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).

Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut
sebagai bulu powder/ bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada
umumnya tetapi barbulaenya terpisah menjadi bubuk halus seperti bedak.
Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung melumasi bulu dengan cara
menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan membantu
menghangatkan telur saat pengeraman.

Gambar 43. Bagian-Bagian Bulu Pada Aves

Semi plumae adalah kumpulan bulu barbula yang letaknya tersembunyi di


bawah bulu-bulu luar. Bistle adalah bulu perasa berupa shaft yang memanjang
melebihi bulu luar, ditemukan pada kepala burung Caprimulgids dan burung
penangkap serangga flycatchers (Sukiya, 2003). Bristle yang menutupi lubang
hidung terdapat pada burung pelatuk. Hal ini merupakan bentuk adaptasi burung
pelatuk agar partikel-partikel kayu tidak masuk saluran pernafasan. Bristle pada
burung hantu dan caprimulgids membantu mendeteksi posisi sarang, tempat
bertengger dan benda yang menghalangi. Fungsi bristle didukung oleh adanya
getaran dan tekanan reseptor didekat folikel bulu (Sukiya, 2003).
Bentuk bulu ekor burung pada saat tidak terbang bermacam-macam,
antara lain berbentuk persegi, bertakik, bercabang, bulu sebelah luar
memanjang, bulu ekor dengan raket, bulu tengah panjang, bundar, berbentuk
cakram, berbentuk tingkatan, dan berujung runcing (Sukiya, 2003).

b. Warna Bulu
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi
cahaya oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok
yang menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid
sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam
metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin
(animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam
asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat
gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.
Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu luar memberikan efek ring
Newton dan menyebabkan perubahan warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan
violet tidak dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur bulu.
Contohnya burung bluebird yang bulunya berwarna biru tetapi tidak mengandung
pigmen warna biru. Warna ini ditimbulkan oleh pigmen kuning yang menyerap
semua spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung tropis pemakan
pisang memiliki pigmen tembaga berupa turacoverdin yang mampu
menghasilkan warna merah gelap dihasilkan oleh turacin (Sukiya 2003). Salah
satu spesies burung pemakan pisang ini adalah Tauraco corythaix, mempunyai
kuning telur berwarna merah terang yang ditimbulkan oleh karotenoid dan 60%
dari pigmen merah yang disebut astasantin.
Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat berubah akibat
faktor internal maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga
dapat berubah warna bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya.
Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah hormon. Spesies burung
terdapat dimorfisme warna dalam seksual. Pengaturan hormon estrogen banyak
berperan pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal pergantian bulu.
Sedangkan pada burung betina kemungkinan diinduksi oleh bulu burung jantan
dengan pengaturan testosteron. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
perubahan warna adalah oksidasi dan gesekan/abrasi. Warna yang ditimbulkan
karoten dapat memudar karena sinar matahari.
Berdasarkan tahapan perkembangan dan warna bulu maka burung dapat
dikelompokkan menjadi 6 golongan yaitu :
1. Nestling : kelompok burung burung muda yang belum bisa meninggalkan
sarang.
2. fledging : burung muda yang secara fisik sudah mampu meninggalkan
sarang tetapi masih dalam asuhan induk.
3. Juvenile : burung muda yang sudah mampu terbang, bisa mencari makan
sendiri tetapi belum mengalami masa molting post juvenile secara
lengkap.
4. Immature : burung yang sudah mengalami molting post juvenile secara
lengkap tetapi bulu burung dewasanya belum lengkap.
5. Young : burung yang umurnya kurang dari 1 tahun.
6. Nature : burung yang sudah mengalami molting nuptial secara lengkap.

c. Aransmen Bulu
Bulu-bulu burung sebenarnya tidak merata, tetapi dirancang pada bidang-
bidang terbatas yang disebut pterilae dan ada bidang kecil yang tidak ditumbuhi
bulu disebut apterile. Pengecualian pada penguin dan burung kiwi yang bulunya
menutupi hampir sebagian besar tubuhnya. Bulu burung dapat dinamai sesuai
dengan bidangnya berada, yaitu:
1. Capital tract yaitu bulu yang menutup bagian atas, samping dan belakang
kepala dan terus ke pterilae berikutnya.
2. Spinal tract, bulu yang memanjang dari atas leher ke punggung terus ke
dasar ekor dan bisa berlanjut atau terpisah ditengah.
3. Ventral tract, berawal diantara cabang rahang bawah dan memanjang
turun ke sisi ventral leher. Biasanya bercabang menjadi dua bidang lateral
melewati sepanjang sisi tubuh dan berakhir disekitar anus. Bagian
apterilae dadabawah dan perut beberapa burung, kaya pembuluh darah
selama bersarang dan merupakan daerah mengeram (brood patch). Pada
saat mengeram bulu pada brood patch akan rontok dan kulitnya tipis.
4. Humeral tract yaitu sepasang pterilae yang sejajar seperti pita sempit
yang meluas ke belakang pada sisi pundak.
5. Caudal tract termasuk retrices, bulu pada ekor, biasanya panjang dan
kuat.
6. Alar tract termasuk berbagai pterilae yang terletak pada sayap. Thumb
merupakan sisa jari kedua. Sedangkan bulu yang menutupi permukaan
atas dan bawah sayap disebut dngan covert dan bulu pada aksial sayap
disebut aksillaria.
7. Femoral tract, bulu yang meluas sepanjang permukaan luar paha dekat
sendi lutut ke tubuh.
8. Crural tract, bulu yang menyususn sisa bidang bulu lainnya pada kaki
(Sukiya, 2003).

d. Pergantian Bulu
Bulu burung terbentuk dari struktur tak hidup sehingga mudah kusut
akibat oksidasi dan gesekan. Bulu-bulu yang telah lama akan lepas secara
periodik dan digantikan oleh bulu yang baru. Pelepasan dan pergantian bulu ini
disebut dengan molting. Pergantian bulu terjadi pada waktu tertentu dalam satu
tahun dan diselesaikan dalam satu periode (selama beberapa minggu).
Umumnya burung mengalami pergantian bulu sekali dalam satu tahun,
tetapi burung kolibri betina mengalami pergantian bulu sekali dalam dua
tahun.Pergantian bulu biasanya terjadi sebelum atau sesudah
perkembangbiakan. Namun ada juga yang mengalami pergantian bulu parsial
oleh sebab tertentu. Pergantian bulu burung dipengaruhi oleh banyak faktor,
antara lain faktor fisiologis yaitu adanya hormon tiroksin.
Bulu yang tumbuh semakin lama akan menjadi aus dan akan mengalami
pergantian. Biasanya pergantian setahun sekali, proses pergantian bulu ini
disebut molting. Ada beberapa tahap pergantian bulu yang diketahui, yaitu :
1. Molting post natal, lepasnya bulu pertama pada burung yang baru
menetas. Kejadian ini hanya sekali selama hidupnya.
2. Molting post juvenile, pergantian bulu pada masa burung sudah
mengalami pertumbuhan maximum, kejadian ini juga hanya sekali selama
hidupnya.
3. Molting post nuptial, pergantian bulu yang terjadi pada waktu burung
mendekati masa breding dan akan terjadi setiap tahun.
Sempurnanya bulu setiap spesies burung sejak menetas sampai dewasa
berbeda-beda. Ada beberapa spesies burung yang pada saat menetas telanjang
/tidak memiliki bulu. Bulu pada saat menetas disebut dengan natal plumage.
Sebagian besar spesies burung memiliki jumlah bulu bervariasi pada saat
menetas, hanya beberapa deret bulu pada spesies altrical (misalnya merpati)
atau seluruh tubuh tertutup bulu pada burung precocial muda (misal ayam). Bulu
saat menetas akan rontok dan diganti yang baru, sebagai berikut:
1. Juvenal plumage (bulu anak burung), lebih substansial dari natal plumage.
Pada burung passerine hanya bertahan beberapa minggu lalu rontok dan
diganti bulu first winter plumage.
2. First winter plumage (bulu ketika berusia satu tahun), diperoleh pada akhir
musim panas atau musim gugur dan bertahan selama 12 bulan,
tergantung dari spesiesnya.
3. First nuptial plumage (bulu kawin pertama), bulu perkembangbiakan
pertama yang akan rontok sebagai akibat pergantian bulu setelah masa
kawin pertama.
4. Second winter plumage (bulu tahun kedua), dapat dibedakan dengan bulu
dewasa pada musim dingin kecuali spesies yang memperoleh bulu
dewasa pada tahun pertama atau lebih dari dua tahun. Bulu ini akan
diganti oleh bulu masa kawin kedua pada musim semi berikutnya.
Warna bulu burung jantan dan betina dari sejumlah spesies adalah identik
tetapi masih dapat dibedakan karena secara mayoritas warna bulu burung jantan
lebih cerah terutama bulu masa kawin. Namun pada pejantan itik tertentu,
setelah musim bersarang, hasil pergantian bulu setelah kawin, warna bulunya
menjadi pudar abu-abu kemerahan dan bulu sayapnya lepas sehingga untuk
sementara tidak dapat terbang. Oleh karenanya, itik jantan ketika masa ini
menjadi tidak menarik.

e. Tipe Paruh
Paruh terbentuk dari zat tanduk. Proses penandukannya tumbuh
menutupi secara teratur menggantikan bagian yang hilang karena dipakai.
Fungsi paruh antara lain sebagai mulut, sebagai tangan untuk memperoleh atau
memegang makanan, untuk menelisik bulu agar rapih, dapat sebagai alat
pertahanan.
Bentuk paruh selalu menunjukkan kebiasaan makan dari setiap jenis
burung. Berdasarkan itu maka paruh burng ada beberapa type, antara lain :
1. Probing, paruh yang berbentuk silinder berguna untuk menyelidik
celah/sarang serangga kemudian menagkapnya. Contohnya : Common
Snipe (Gallinago gallinago), pada burung pelatuk (Chrysocolaptes validus)
paruh yang silinder ini agak gemuk dan kuat.
2. Insect-Catching (penangkap serangga), paruh yang bentuknya jika dilihat
dari atas melebar tapi kecil. Paruh ini berfungsi untuk menangkap
serangga terbang. Contoh : burung layang-layang.
3. Seed-cracking (pemakan/pemecah biji) yaitu paruh yang berbentuk
kerucut dan kuat. Contohnya : Burung-Burung yang bersifat graminivora,
gebondol, gereja (Passer domesticus).
4. Tearing (perobek), paruh yang bagian ujungnya tajam dan bagian atasnya
lebih panjang serta melengkung ke bawah. Biasanya bersifat carnivora.
Contoh : elang (Haliastus indus).
5. Sieving (penyaring), paruh yang bentuknya melebar dan pipih dengan
bagian tepinya terdapat gigi seperti sisir untuk menyaring makanan dari
dasar air contoh : bebek, belibis (Dendrocygna javanica).
6. Spearing (penombak), paruh yang berbentuk panjang seperti tombak,
contoh : bittern (yellow bittern = Ixbrychus sinensis ).
7. Penghisap madu, paruh yang panjang dan melengkung yang berguna
untuk menghisap madu pada bunga contoh : Antrapsis malacensis.
8. Paruh menyilang, paruh dimana bagian atas dan bagian bawah saling
menyilang, contoh : Red-crossbill (Loxia curvirostra).
Lidah pada sebagian besar burung tidak dapat diulurkan tetapi pada
burung pelatuk lidahnya dapatr ditonjolkan atau dijulurkan keluar paruh. Hal ini
berguna untuk mengambil serangga dalam kayu. Demikian pula pada burung
kolibri (penghisap madu, lidahnya dapat dikeluarkan untuk memperoleh atau
mengetahui adanya madu dari bunga.

f. Tipe Kaki
Kaki dapat berfungsi dalam beberapa hal, antara lain : berlari, memanjat,
pendukung tubuh sewaktu istirahat dan juga untuk menyusun sarang, pada
beberapa jenis burung kaki juga dapat bertype kaki burung disesuaikan dengan
kebiasaan hidup dan keadaan habitat dari burung tersebut anatara lain :
1. Wading (type kaki burung-burung rawa), kaki yang panjang, mempunyai
digiti yang panjang pula berguna untuk keseimbangan sewaktu di air.
Contoh: sandpiper.
2. Swimming (type kaki perenang), kaki diantara digitinya mempunyai
selaput renang atau pada digiti ada pelebaran. Jika dilihat digiti yang
berselaput maka ada 2 macam, yaitu : a. Primata (3 berselaput, 1 lepas),
b. Totipalmata (4 berselaput semua). Contoh yang berselaput ini misalnya
pada bebek.
3. Sedangkan pada jenis burung lain ada yang digitinya tidak berselaput
tetapi ada pelebaran (lobate), contohnya: coot (Fulica atra), kebiasaan
burung ini menyelam dan berenang.
4. Perching (type kaki penghinggap), semua digiti terletak pada satu bidang
datar dan bisa memegang ranting ketika akan mengambil makanan. Digiti
biasanya berbentuk silindris. Contohnya finch (jenis-jenis gelatik).
5. Grasping (type kaki pemegang), kaki yang digiti depan bagian luar dapat
diputar ke belakang sewaktu mencengkram/memegang. Type kaki ini
biasanya terdapat pada burung-burung pemangsa (raptorial), misalnya
osprey dan hawk.
6. Climbing (type pemanjat), dua digiti menghadap ke depan dan dua lagi
menghadap ke belakang, contoh : burung pelatuk.
7. Type pengais, tiga digiti pada satu bidang datar sedang digiti yang satu
lagi ke belakang letaknya agak ke atas. Contohnya ayam.
8. Running (type kaki pelari, pejalan cepat), Contohnya : burung unta.

g. Tipe Ekor
Sewaktu burung terbang ekor dapat berfungsi sebagai pendayung dan alat
pengerem. Selain itu merupakan alat keseimbangan bila burung hinggap. Pada
burung-burung tertentu, misalnya merak ekor burung yang jantan dapat
berfungsi untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Ekor burung pelatuk
mempunyai tangkai bulu yang kaku, sehingga bisa membantu mendukung tubuh
sewaktu burung tersebut mencari serangga pada bidang vertikal. Ada beberapa
type ekor burung yang telah diketahui yaitu :
1. square (persegi)
2. notched (berlekuk)
3. forked (seperti garpu)
4. elongated outer feathers (bulu bagian luar memanjang)
5. with rackets (bulu bagian luar dengan raket)
6. elongated central feathers (bulu bagian tengah memanjang)
7. rounded (bulat)
8. wedge shaped (berbentuk baji)
9. graduated (terbagi dalam beberapa tingkat)
10. pointed (meruncing)
5.3 Klasifikasi Aves
1) Ordo Apterygiformes
Kelompok ini mudah dikenal dan dibedakan dengan kelompok-kelompok
vertebrata lainnya, yaitu dapat dilihat dari cirinya yaitu berdarah panas
(Homoioterm), badan dilitupi oleh bulu pelepah, mempunyai paruh yang tidak
bergigi dan dua kepak, ,mempunyai sisik pada kakinya, bertelur dan telurnya
dilindungi oleh cangkerang keras, bernafas melalui paru, berdarah panas, bulu-
bulu panjang seperti rambut, tak bercabang, sayap kecil, paruh panjang,
langsing, pada ujungnya terdapat lubang hidung, mata kecil, leher dan tungkai
relatif pendek, jari-jari kaki belakang 4, tulang dada tanpa lunas, telurnya paling
besar diantara burung-burung yang masih hidup, hidup di permukaan tanah, aktif
di malam hari (Nocturnal) dan makanannya cacing atau serangga. Contoh
spesiesnya: Apteryx australis (Burung Kiwi)

Burung Kiwi termasuk dalam ordo Apterygiformes yang hanya punya satu
familia yaitu Apterygidae. Daerah persebaran alami spesies burung ini pun
terbatas hanya di Selandia Baru. Burung ini terdapat dalam tiga spesies, Apteryx
australis terdapat di tiga pulau utama Selandia Baru. Sementara Apteryx oweni
dan Apteryx haasti hanya terdapat di pulau Selatan saja.
Burung yang tidak bisa terbang ini bisa tumbuh hingga seukuran ayam
dengan bobot 2-5 kg. Bulunya berbentuk seperti rambut berwarna abu-abu atau
coklat. Burung yang hidupnya nocturnal ini tidak punya ekor dan sayapnya
sangat kecil. Paruhnya langsing dan tajam. Tidak seperti kebanyakan burung
yang lain, lubang hidung burung Kiwi terdapat hampir di ujung paruhnya.
Musim kawin adalah saat membuat teritori. Ukuran teritori ditentukan oleh
sejauh mana suara teriakan sang pejantan masih bisa terdengar. Luasnya
bervariasi, dari hanya 2 hektar hingga lebih dari 100 hektar! Burung yang konon
bisa hidup selama 20 tahun ini adalah burung yang setia kepada pasangannya.
Hanya anehnya sang betina lebih dominan dalam perkawinan. Kuncinya pada
pembagian tugas. Dalam masa berbiak energi sang betina sebagian besar akan
dihabiskan untuk mengeluarkan telur. Walau hanya 1-2 butir, ukuran telur burung
Kiwi luar biasa besar. Selain ukurannya, berat telur ini sungguh mengherankan,
bobotnya bisa mencapai 25% berat tubuh induknya! Dibandingkan kerabatnya,
burung unta yang telurnya cuma 2% dari berat tubuh induknya, dan berat bayi
manusia kira-kira hanya 5% saja dari berat ibunya. Oleh karena itu, pekerjaan
selebihnya dilakukan si pejantan, termasuk urusan merapikan sarang,
mengerami telur, sampai menemani si kecil mencari makan setelah telurnya
menetas.
2) Ordo Struthioniformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut,
yakni ukuran tubuhnya besar, kepala, leher dan tungkai berbulu tipis, kepala
kecil, leher panjang dan teratur, paruh pendek dan besar, bulu tidak bercabang
,kaki berjari-jari dua, tulang dada tanpa lunas, terdapat simfisid pubis dan tanpa
pygostyle. Contoh spesiesnya: Struthio camelus (Burung Unta).

Burung unta merupakan burung terbesar yang masih hidup. Dengan


ketinggian hingga 2,5 meter (8 kaki), ia cukup besar untuk seseorang dewasa
berbadan kecil menunggang mereka dan telah digunakan di sebagian Afrika
Utara dan Arab sebagai hewan tunggangan perlombaan. Burung ini tidak dapat
terbang dan termasuk dalam kumpulan primitif yang kurang dikenal, yaitu ratit
(Palaeognaths). Nama ilmiahnya Struthio camelus.
Burung unta berasal dari sabana dan bagian gurun Afrika di utara dan
selatan zona hutan khatulistiwa. Spesies yang terdapat di Timur Tengah, yakni
S. c. syriacus, telah lenyap. Burung unta dipelihara sebagai sumber daging di
kawasan sejuk seperti Swedia. Rasa dagingnya seperti daging tak berlemak.
Menurut kepercayaan rakyat, burung unta terkenal karena
menyembunyikan kepala mereka di dalam tanah saat berhadapan dengan
bahaya. Perilaku ini tidak pernah dicatat atau dilihat, walaupun burung unta
diketahui merendahkan kepala dan leher mereka ke tanah untuk melindungkan
diri bila predator mendekat. Apabila terancam, burung unta mampu membuat
predatornya luka parah dengan tendangan dari kaki mereka yang kuat itu.
Anggota lain kelompok Palaeognaths termasuk burung rea, emu, kasuari
serta burung terbesar yang diketahui tetapi sekarang lenyap, Aepyornis.

3) Ordo Rheiformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut
dapat berlari cepat, kepala, leher dan paha berbulu, bulu tak bercabang, sayap
cukup besar, kaki berjari tiga dengan cakar yang kuat, dan tulang dada tanpa
lunas. Contoh spesiesnya Rhea americana.
Rhea adalah spesies burung Ratite yang merupakan genus Rhea, burung
ini berasal dari Amerika Selatan. Saat ini hanya ada dua spesies: Rhea Amerika
dan Rhea Darwin. Nama genus rhea diberikan oleh Paul Mohring pada tahun
1752.
Rhea adalah burung besar yang tidak dapat terbang yang memiliki kaki dan
leher panjang, dan berwarna abu-abu kecokelatan. Burung ini bisa mencapai
tinggi lima kaki (1.7 m). Sayap rhea sangat besar dan akan membentang ketika
berlari, berfungsi seperti layar pada kapal. Tidak seperti burung lainnya, jari kaki
rhea hanya berjumlah tiga, namun ini dapat membuat mereka berlari lebih
leluasa. Rhea adalah omnivora, umumnya daun pepohonan, namun rhea juga
memakan biji, akar, buah, serangga, vertebrata kecil, dan bangkai binatang

4) Ordo Casuariiformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut,
yakni ukuran tubuh besar, kepala berbulu tipis, leher dan badan berbulu tebal,
bulu bercabang hamper sama panjang dengan induknya, kaki berjari tiga, satu
diantaranya bercakar runcing, tulang dada tanpa lunas dan sayap kecil.

Ordo ini terdiri dari familia Casuaridae contoh spesiesnya Casuarius


casuarius (Kasuari), familia Anhimidae dengan contoh spesiesnya Anhima
cornuta, dan familia Anatidae dengan contoh spesiesnya Anas platyrynchos

Kasuari Gelambir-ganda atau dalam nama ilmiahnya Casuarius casuarius


adalah salah satu burung dari tiga spesies Kasuari. Burung dewasa berukuran
besar, dengan ketinggian mencapai 170cm, dan memiliki bulu berwarna hitam
yang keras dan kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan terdapat dua buah
gelambir berwarna merah pada lehernya. Di atas kepalanya terdapat tanduk
yang tinggi berwarna kecoklatan. Burung betina serupa dengan burung jantan,
dan biasanya berukuran lebih besar dan lebih dominan.
Burung Kasuari mempunyai kaki yang besar dan kuat dengan tiga buah
jari pada masing-masing kakinya. Jari-jari kaki burung ini sangat berbahaya
karena diperlengkapi dengan cakar yang sangat tajam. Seperti umumnya
spesies burung-burung yang berukuran besar, burung Kasuari Gelambir-ganda
tidak dapat terbang.
Populasi Kasuari Gelambir-ganda tersebar di hutan dataran rendah di
Australia, pulau Irian dan pulau Seram di provinsi Maluku. Spesies ini merupakan
satu-satunya burung di marga Casuarius yang terdapat di benua Australia.
Pakan burung Kasuari Gelambir-ganda terdiri dari aneka buah-buahan yang
terjatuh di dasar hutan.
Burung Kasuari biasanya hidup sendiri, berpasangan hanya pada waktu
musim berbiak. Anak burung dierami dan dibesarkan oleh burung jantan.
Penangkapan liar dan hilangnya habitat hutan mengancam keberadaan spesies
ini. Kasuari

Burung Kasuari tergolong dalam ordo Casuariiformes. Ordo terdiri dari


dua famili, yaitu famili casuaridae dan dromidae. Di Indonesia hanya ditemukan
famili casuaridae, yang terdiri dari tiga species : Casuarius casuarius, Casuarius
benneti dan Casuarius unafendiculatus.

5) Ordo Tinamiformes
Ordo ini merupakan kelompok burung-burung kecil, terestrial, dengan ciri-
ciri sebagai berikut, yakni mempunyai kepala yang kecil, ada beberapa spesies
tinamus yang mempunyai hiasan dikepalanya, leher yang panjang dan ramping,
berat badannya mencapai 150g-2kg dan panjang 15-50cm, sayap yang pendek,
ekor pendek dan kadang-kadang tersembunyi, kaki yang panjang, jari kaki 3
didepan dan 1 dibelakang, sayap kecil bulat, tulang dada berlunas, bulu ekor dan
pygossyle menyusut, telur mengkilat dan pemakan tumbuhan.
Tinamus mempunyai 1 familiy, 9 genus dan 47 spesies dan 127
subspesies yang dapat ditemukan di Amerika Selatan dan di Meksiko Selatan,
ada yang ditemukan di Pulau Easter, Tinamus, Nothocercus, and Cryptuerellus
menempati hutan rimba. Beberapa dari spesies tinamus ada yang menghuni
hutan tropic basah. Beberapa lagi menghuni tanah yang dipenuhi dengan
semak-semak/daerah tanah yang berhutan dan ada juga yang mendiami padang
rumput atau savanna. Salah satu contoh spesies dari ordo ini adalah burung
Crypturellus undulates.
Crypturellus beasal dari bahasa latin, kruptos artinya tersembunyi, oura
adalah ekor dan ellus artinya kecil. Crypturellus beararti hewan yang mempunyai
ekor kecil yang tersembunyi. Panjang dari Crypturellus undulates sekitar 28-30
cm, mempunyai dagu yang putih, pantat yang berwarna hijau, dan leher yang
abu-abu dengan bintik-bintik hitam,serta kakinya berwarna hijau kekuning-
kuningan. Seperti Tinamus lainnya Crypturellus undulates memakan biji-biji yang
berada ditanah. Mereka juga memakan sayuran dan kuncup-kuncup bunga.
Crypturellus undulates adalah tipe burung tanah yang biasa ditemukan di daerah
dataran rendah di hutan lembab di timur, utara Amerika Selatan. Dan juga hewan
ini dapat ditemukan Colombia Selatan, Venezuela Selatan, Ecuador Timur,
Brazil, Bolivia, Paraguay dan daerah Argentina.

6) Ordo Podicipediformes
Ordo dari Podicipediformes, hanya diwakili famili Podicipedidae,ordo ini
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut, hidup di air tawar,
pandai menyelam, tungkai terletak jauh di bagian belakang tubuh, kaki berlebus,
ekor pendek, tempurung lutut besar dan tarsus pipih. Contoh spesiesnya
Podiceps cristalis.
Grebe adalah anggota ordo Podicipediformes,jenis burung yang tersebar
di banyak perairan air tawar yang terkadang mengunjungi laut bila sedang
bermigrasi di musim dingin. Ordo ini hanya memiliki satu famili, yaitu
Podicipedidae, dan terdapat 22 spesies dalam 6 genera.
Ukuran grebe bervariasi, dari kecil hingga menengah ke atas. Grebe
terkecil, Least Grebe, berukuran 23,5 cm dengan massa 120 gram. Sedangkan
yang terbesar, Great Grebe, berukuran 71 cm dengan massa 1,7 kg. Grebe
merupakan burung perenang dan penyelam yang handal. Mereka memiliki kaki
yang terletak jauh di belakang, dapat berlari untuk waktu yang singkat namun
seringkali jatuh. Grebe memiliki sayap yang sempit, dan beberapa spesies dapat
terbang rendah. Dua spesies di Amerika Selatan tidak dapat terbang sama
sekali. Mereka merespon bahaya dengan menyelam daripada terbang.
Seluruh spesies Grebe di Amerika Utara dan Eurasia bermigrasi, dan
spesies yang ketika musim dingin berada di lautan terkadang terlihat sedang
terbang. Grebe kecil air tawar, Pied-billed Grebe, di Amerika utara adalah migran
transatlantik ke Eropa dengan lebih dari 30 tempat tujuan.
Paruh bervariasi dari pendek dan tebal hingga panjang dan runcing,
tergantung jenis mangsanya, yang berkisar dari serangga air hingga crustacea.
Kaki mereka selalu besar dengan selaput yang menghubungkan bagian depan
jari-jari kaki mereka.
Grebe memiliki bulu yang tidak biasa, sangat padat dan tahan air. Dengan
menekan bulu-bulu terhadap tubuh, grebe dapat mengatur gaya apung mereka.
Terkadang mereka berenang rendah dengan hanya memperlihatkan kepala dan
lehernya saja.
Pada musim yang bukan musim kawin, grebe berwarna coklat gelap dan
putih. Ketika musim kawin, mereka memiliki tanda berupa mirip chestnut di
kepala mereka, dan menampilkan ritual tertentu. Grebe muda, khususnya dari
genus Podiceps, terkadang merontokkan bulu-bulu muda mereka bahkan
setelah mencapai ukuran dewasa.
Ketika membersihkan diri, grebe memakan bulu mereka sendiri dan
memberikannya kepada anak-anak mereka sebagai makanan. Hal ini dipercaya
untuk membiasakan grebe muda dengan menerima makanan yang halus terlebih
dahulu dan untuk meningkatkan ketahanan tubuh mereka terhadap parasit
lambung.
Grebe membuat sarang terapung dari material tanaman. Grebe muda
bersifat precocial, mereka dapat berenang segera setelah keluar dari telur.
Dibawah ini genus dan spesies dari Ordo podicypodiformes antara lain:
1. Genus Tachybaptus
a. Tachybaptus ruficollis, Little Grebe
b. Tachybaptus novaehollandiae, Australasian Grebe
c. Tachybaptus pelzelnii, Madagascar Grebe
d. Tachybaptus rufolavatus, Alaotra Grebe - kemungkinan telah punah di
tahun 1980an
e. Tachybaptus dominicus, Least Grebe
2. Genus Podilymbus
a. Podilymbus podiceps, Pied-billed Grebe
b. Podilymbus gigas, Atitlán Grebe, - dinyatakan punah tahun 1989
3. Genus Rollandia
a. Rollandia rolland, White-tufted Grebe
b. Rollandia microptera, Titicaca Flightless Grebe
4. Genus Poliocephalus
a. Poliocephalus poliocephalus, Hoary-headed Grebe
b. Poliocephalus rufopectus, New Zealand Dabchick

5. Genus Podiceps
a. Podiceps grisegena, Red-necked Grebe,
b. Podiceps cristatus, Great Crested Grebe
c. Podiceps auritus, Slavonian Grebe or Horned Grebe
d. Podiceps nigricollis, Black-necked Grebe or Eared Grebe
e. Podiceps andinus, Colombian Grebe - dinyatakan punah tahun 1977
f. Podiceps major, Great Grebe
g. Podiceps occipitalis, Silvery Grebe
h. Podiceps taczanowskii, Junin Flightless Grebe
i. Podiceps gallardoi, Hooded Grebe
6. Genus Aechmophorus
a. Aechmophorus occidentalis, Western Grebe
b. Aechmophorus clarkii, Clark's Grebe

7) Ordo Gaviiformes
Ordo Gaviiformes mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, tungkai pendek,
terletak di bagian belakang tubuh, ekor terdiri atas 18 – 20 lembar bulu yang
kaku, jari-jari berselaput renang, patella (tempurung lutut) kecil dan pandai
terbang. Ordo Gaviiformes terdiri dari 1 genus, 1 famili, dan 5 spesies. Contoh
spesies adalah Gavia stellata.
Gavia stellata adalah burung akuatik yang biasa dikenal dengan burung
Loon yang dapat ditemukan di belahan bumi utara, tepatnya di wilayah Artric.
Burung ini mempunyai panjang sekitar 55-67 cm, panjang sayapnya 91–110 cm
dan beratnya sekitar 1.4 kilogram. Seperti burung Loon lainnya, burung ini
mempunyai tubuh yang panjang dan leher yang pendek serta sepasang kaki
yang menopang tubuh tersebut. Dari kepala sampai lehernya berwarna hitam
dan abu-abu dimana pada bagian leher depan berwarna hitam. Burung ini
berkembangbiak dengan bertelur.

8) Ordo Sphenisciformes
Ordo Sphenisciformes adalah hewan akuatik jenis burung yang tidak bisa
terbang dan secara umum hidup di belahan Bumi selatan. Di seluruh dunia
terdapat 17 hingga 19 spesies pinguin. Walaupun seluruh jenis pinguin awalnya
berasal dari belahan bumi selatan, namun pinguin tidak hanya ditemukan di
daerah dingin atau di Antartika saja. Terdapat tiga spesies pinguin yang hidup di
daerah tropis. Salah satu spesies dari ordo ini adalah Pinguin. Pinguin hidup di
Kepulauan Galapagos (Pinguin Galapagos) dan biasanya menyeberangi garis
khatulistiwa untuk mencari makan.
Ciri-ciri badan penguin sangat berbeda dengan manusia. Di musim dingin,
makhluk manis ini, yang berasal dari kelompok beranggotakan 400.000 ekor
penguin, memutuskan untuk berpindah lebih ke selatan menuju Antartika yang
dingin membeku! Kesepakatan yang mereka capai ini adalah suatu keajaiban
tersendiri. Bahwa penguin-penguin ini mengetahui datangnya musim dingin dan
secara bersama-sama menentukan tujuan dan waktu untuk berpindah.
Musim berpindah juga merupakan musim kawin bagi pinguin. Pada saat
seperti ini yang dilakukan pertama kali oleh penguin adalah memilih
pasangannya. Langkah kedua adalah mempelajari nyanyian pasangannya agar
tidak kehilangan dia. Dengan kata lain, penguin jantan memiliki kemampuan
untuk mengenali satu suara khusus di antara suara-suara yang lain.
Kemampuan mengenali suara ini juga dimiliki oleh bayi pinguin. Mereka dapat
mengenali orang tuanya melalui suaranya saja. Pinguin mampu berenang
dengan kecepatan 6 hingga 12 km/jam bahkan pernah tercatat hingga 27km/jam.
Pinguin yang berukuran kecil biasanya menyelam selama satu hingga dua menit
dari permukaan air untuk menangkap makanan. Pinguin yang berukuran lebih
besar, yaitu pinguin emperor bisa menyelam lebih dalam hingga 565 meter
selama 20 menit.

9) Ordo Procellariiformes
Kelompok burung laut dengan ciri-ciri sebagai berikut, lubang hidung
berbentuk buluh, paruh tertutup oleh beberepa kepingan bahan tanduk, di dalam
kepala terdapat kelenjar garam, jari-jari belakang sangat mereduksi atau
menghilang sama sekali, bulu-bulu tersususn padat dan tampak berminyak, dan
sayap pankang dan sempit. Ordo ini terdiri dari empat familia dua di antaranya
ialah familia Diomedeidae contoh spesiesnya: Diomedea nigripes (Albatros) dan
familia Hydrobatidae contoh spesiesnya Hydrobales pelagicus.
Albatros, dari familia Diomedeidae, adalah burung laut besar dalam ordo
Procellariiformes. Burung ini ditemukan secara luas di Samudra Antartika dan
Pasifik Utara. Burung ini tidak terdapat di Atlantik Utara, tetapi temuan fosil
membuktikan bahwa burung ini dahulu pernah ada di sana. Burung albatros
termasuk burung terbang yang paling besar, dan burung albatros hebat (genus
Diomedea) memiliki panjang sayap yang paling besar melebihi burung lainnya.
Burung albatros sangat efisien di udara, dengan menggunakan teknik
melayang dinamis dan melayang bukit untuk dapat terbang pada jarak yang
sangat jauh. Burung ini memakan cumi-cumi, ikan, dan udang, dengan cara
memakan hewan yang terdampar, berburu di permukaan air, dan menyelam.
Para ilmuwan telah menemukan 24 spesies albatros, yang semuanya
berbadan pendek gemuk, kaki berselaput, sayap yang panjang, dan paruh
bengkok. Burung ini ditemukan secara luas di Samudra Antartika dan Pasafik
Utara. Burung ini tidak terdapat di Atlantik Utara, tetapi temuan fosil
membuktikan bahwa burung ini dahulu pernah ada di sana. Burung albatros
termasuk burung terbang yang paling besar, dan burung albatros hebat (genus
Diomedea) memiliki panjang sayap yang paling besar melebihi burung lainnya.
Burung albatros sangat efesien di udara, dengan menggunakan teknik
melayang dinamis dan melayang bukit untuk dapat terbang pada jarak yang
sangat jauh. Burung ini memakan cumi-cumi , ikan, dan udang, dengan cara
memakan hewan terdampar, berburu dipermukaan air, dan menyelam. Burung
ini meminum air laut. Sehingga burung ini pun sering terlihat seperti menangis
ketika membersihkan garam dari air laut yang menempel di bagian muka
mereka. Mereka menghabiskan 85% hidupnya dilaut, tetapi ad hal yang tidak
dapat dilakukan, yakin membuat sarang dan berternak.
Seekor burung ini, apabila telah menemukan pasangannya, makan
burung ini akan hidup bersama dengan pasangannya itu terus. Burung ini
biasanya pertama kali menetaskan telur mereka pada usia 10 tahun, usia yg
cukup tua untuk seekor burung.
Albatos ini cenderung utuk berkumpul bersama – sama dalam satu
kelompok. Sarang mereka biasanya berdekatan dengan jarak antara 1 – 2 m
dengan yang lainnya. Semua spesies dari albatros ini memilih tempat untuk
menetaskan di tempat yang terbuka, seperti di karang yang terjal atw jurang,
karena mereka melengkapi tempat ini agar mudah dihinggapi. Tetapi tempat ini
tidak terlalu menggembirakan, sebab tempat ini kurang terlindungin dari hujan
dan angin. Hampir semua albatros menetaskan di pulau, dengan atw sedikit
yang berhubungan dengan manusia.
Para ilmuan telah mengatakan semua (24) spesies albatros, semuanya
memiliki ciri badan yang sama, yakni berbadan pendek, gemuk, kaki berselaput,
sayap yang panjang, dan paruh bengkok.

10) Ordo Pelaciniformes


Kelompok burung laut dengan ciri-ciri sebagai berikut, bangsa ini
merupakan burung-burung yang hidup dilaut atau dekat pantai, ukuran badannya
besar, paruhnya panjang, dengan ujung paruh bagian atas melengkung
kebawah, sayapnya panjang, keempat jarinya kakinya dihubungkan dengan
selaput renang, bentuk ekornya seperti baji, lubang hidung sangat mereduksi
atau tidak ada sama sekali, mempunyai kantung leher dan paruh panjang dapat
membuka leher untuk menangkap dan menelan ikan.
Pelecaniformes terdiri dari enam keluarga Phaethontidae (tropicbirds),
Sulidae (boobies dan gannets), Phalacrocoracidae (Cormorants dan shags),
Anhingidae (anhingas), Pelecanidae (pelikan) dan Fregatidae (frigatebirds)),
enam genera, dan 67 spesies. Contoh spesies dari ordo ini adalah Pelecanus
conspicillatus.
Pelecanus conspicillatus atau burung Undan atau Pelikan adalah burung
air yang memiliki kantung di bawah paruhnya, dan merupakan bagian dari
keluarga burung Pelecanidae. Bersama burung darter, kormoran, gannet,
boobie, dan frigate, mereka membentuk ordo Pelecaniformes. Pelikan modern
ditemukan di semua benua kecuali Antartika. Mereka muncul umumnya di
wilayah hangat, dan mereka tidak ada di wilayah kutub, laut dalam, kepulauan
samudra, dan daratan Amerika Selatan. Pelikan terkecil adalah Pelikan Coklat
(Pelecanus occidentalis) dengan massa hanya 2,75 kg dan panjang 106 cm dan
lebar bentangan sayap maksimum 1,83 m. Pelikan terbesar saat ini adalah
Pelikan Dalmatian (Pelecanus crispus) dengan massa 15 kg dan panjang 183
cm, dengan lebar bentangan sayap hingga 3,5 m. Pelikan Australia memiliki
paruh terpanjang diantara burung lainnya. Pelikan adalah perenang yang baik,
dengan kaki mereka yang pendek dan kuat serta berselaput.
Makanan pelikan biasanya adalah ikan, namun mereka juga memakan
amfibi, crustacea, dan dalam beberapa kasus, burung kecil. Mereka menangkap
mangsa dengan memperbesar kantung paruh mereka. Lalu mereka harus
mengeringkan kantung tersebut sebelum menelan. Hal ini memakan waktu satu
menit, dan burung laut lainnya dapat mencuri ikan tersebut di waktu kritis itu.
Pelikan terkadang mencuri mangsa dari burung laut lain.
Pelikan putih menangkap ikan dalam kelompok. Mereka membentuk
barisan untuk mengejar sekumpulan ikan kecil ke perairan dangkal, lalu
menyapu sekumpulan ikan tersebut dengan paruh mereka. Ikan besar ditangkap
dengan ujung paruh, lalu dilempar ke udara untuk ditangkap kembali dan masuk
ke kantung paruh mereka dengan kepala lebih dulu.
Pelikan bersarang secara koloni. Pelikan memiliki kehidupan sosial yang
rumit, sekelompok pelikan jantan mengejar satu pelikan betina di udara, di darat,
atau di air dengan saling menunjuk atau menyentuhkan paruh mereka satu sama
lain. Proses ini dapat diselesaikan dalam satu hari. Spesies yang bersarang di
pepohonan memiliki cara yang lebih simpel, pelikan jantan mempromosikan diri
mereka untuk pelikan betina. Kopulasi berlangsung segera setelah mendapatkan
pasangan dan berlanjut selama 3 hingga 10 hari sebelum telur dikeluarkan.
Pelikan jantan membawakan material pembuat sarang, lalu pelikan betina
membentuk struktur sarang yang simpel dari material tersebut.
Kedua induk, jantan dan betina, mengerami telur di atas atau di bawah
kaki mereka. Semua spesies menelurkan setidaknya dua telur. Pelecanus
conspicillatus dalah burung air yang memiliki kantung di bawah paruhnya, dan
merupakan bagian dari keluarga burung Pelecanidae.

11) Ordo Ciconiiformes


Ordo ini memiliki ciri-ciri diantaranya leher dan tungkai panjang, paruh
besar lurus atau berombak tajam, jari-jari tanpa selaput, bulu-bulu dekoratif,
burung yang baru menetas tidak berbulu dan makanannya ikan, atau hewan-
hewan air. Contoh spesies ini adalah Ardeola speciosa (Blekok sawah).
Burung blekok sawah memiliki tubuh berukuran kecil (45 cm), bersayap
putih, cokelat bercoret-coret. Pada waktu berbiak: kepala dan dada kuning tua,
punggung nyaris hitam, tubuh bagian atas lainnya cokelat becoret-coret, tubuh
bagian bawah putih, ketika terbang sayap terlihat sangat kontras dengan
punggung yang gelap / hitam. Tak berbiak dan remaja: Coklat bercoret-coret. Iris
kuning, paruh kuning, ujung paruh hitam, kaki hijau buram.
Sendirian atau dalam kelompok tersebar, berdiri diam-diam dengan tubuh
pada posisi rendah dan kepala ditarik kembali sambil menunggu mangsa. Setiap
sore terbang dengan kepakan sayap perlahan-lahan, berpasangan atau
bertigaan, beramai-ramai menuju tempat istirahat. Bersarang dengan dengan
koloni burung air lain.

12) Ordo Anseriformes


Ciri dari ordo Anseriformes sebagai berikut, ordo anseriformes memiliki
ukuran 30-180 cm dan berat 230-2,5 kg, warna bulu bervariasi dari warna coklat
ke abu-abuan atau hitam maupun putih, pada usia muda bulu anseriformes lebih
cerah dibandingkan anseriformes dewasa, kebanyakan spesies memiliki lamella
interior, memiliki selapat pada jari-jari kaki depan dan memiliki dermal pneumatic
dibawah lapisan kulit.
Kebiasaan ordo Anseriformes adalah ada sebagian spesies (anatids) yang
sering melakukan migrasi pada musim-musim tertentu, memiliki kebiasaan
berenang, dan sering berkumpul bersama di luar musim kawin dan dapat
membentuk kelompok dalam ukuran berkisar dari beberapa individu sampai
ribuan.
Ordo ini dapat dijumpai diseluruh dunia, kecuali untuk wilayah antartika.
Anhimids dibatasi ke Amerika Selatan dan murai angsa (Anseranatidae)
ditemukan di Australia dan New Guinea. Ordo Anseriformes menghuni
lingkungan akuatik termasuk danau, kolam, sungai dan rawa-rawa. Beberapa
taksa yang ditemukan di lingkungan laut di luar musim kawin. Anseriformes yang
masih ada sampai sekarang terdiri dari Family Anhimidae (screamers), Famili
Anseranatidae (murai angsa) dan Famili Anatidae (angsa dan bebek). Contoh
spesies dari ordo ini adalah Anas javanicus (itik tegal).
Itik tegal merupakan itik jawa (Anas javanivus). Dinamakan itik tegal
karena berkembang dan banyak dipelihara di Tegal. Itik tegal ini tergolong
sebagai itik tipe petelur produktif. Karakteristik itik tegal yakni berbadan langsing
dengan postur tubuh tegak. Tinggi badannya antara 45-50 cm. Bulu kebanyakan
berwarna merah tua atau coklat yang di Tegal di sebut sebagai warna “jarakan”.
Akan tetapi, yang dinilai sangat produktif adalah itik tegal yang berbulu
“branjangan”, yaitu warna bulu bertotol-totol cokelat. Selain itu ada juga yang
berwarna putih bersih, putih kekuning-kuningan, abu-abu hitam, atau warna
campurannya. Itik ini tidak mempunyai sifat mengerami telurnya. Mempunyai
daya tahan tinggi dan dapat berjalan jauh. Ciri khusus itik ini adalah tubuhnya
tegal lurus menyerupai botol.

13) Ordo Falconiformes


Ordo Falconiformes adalah grup dari sekitar 290 spesies burung yang
termasuk burung pemakan bangkai diurnal. Klasifikasi raptor sulit dan ordo ini
ditangani dengan berbagai cara. Ordo ini mencakup burung-burung buas dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Paruh pendek, ujungnya melepas dan runcing, tepi-tepinya tajam.
b. Jari-jari kaki tajam melengkung sesuai untuk mencengkram mangsanya.
c. Kuat terbang.
Ciri khas dari burung pemangsa adalah mempunyai sepasang kaki yang
kuat dilengkapi cakar yang tajam, berfungsi untuk membunuh ikan, memukul
jatuh burung lain, merobek dan mengunyah mangsanya. Paruh burung ini
mempunyai tipe berkait dan sangat tajam yang berguna untuk merobek-robek
daging dan kulit mangsanya, penglihatan dan kekuatan terbangnya pun
membuat burung ini disegani di ekosistemnya. Dalam suatu ekosistem,
keberadaan burung pemangsa sangat penting karena posisinya sebagai
pemangsa puncak dalam piramida atau rantai makanan. Gangguan terhadap
mereka akan menyebabkan gangguan pada rantai dan jaring-jaring makanan
dalam ekosistem tersebut, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Selain
itu, burung pemangsa juga berfungsi sebagai indikator penunjuk keadaan
lingkungan yang sehat, karena mereka peka terhadap kerusakan lingkungan,
dan pengendali populasi satwa lain yang menjadi mangsanya.
Ordo ini mencakup 5 famili, tetapi hanya 3 suku yang terdapat di
Indonesia, yaitu
a. Famili Accipitridae
Yang termasuk famili ini adalah burung-burung pemangsa siang hari,
yang sangat bervariasi tentang ukuran badannya maupun sifatnya. Ciri-cirinya
adalah :
1. Secara umum mempunyai paruh yang bengkok dan kuat.
2. Mempunyai kaki yang kokoh dan bercakar.
3. Didaerah Malaynesia terdapat kurang lebih 30 jenis.
Famili Accipitridae mempunyai anggota spesies yang banyak, dalam ordo
ini tercatat ada 224 spesies. Contoh spesies ini adalah Tawny Eagle (Aquila
rapax).
Burung ini memiliki panjang tubuh 62-72 cm, dan rentang sayap 165-185
cm. Kepala dan tubuh bagian bawah berwarna coklat muda. Tubuh bagian atas
memiliki warna bervariasi, mulai dari coklat tua hingga coklat kepucat-pucatan.
Ujung sayap berwarna putih. Betinanya berukuran lebih besar daripada jantan.
Paruh memiliki bercak hitam pada ujungnya.
Burung ini berkembang biak sebagian besar di Afrika, sebelah utara dan
selatan gurun Sahara, dan sepanjang barat daya tropis Asia hingga India. Elang
Tawny lebih menyukai habitat terbuka seperti gurun, semi-gurun, stepa, atau
savana, dari ketinggan 0 m dpl hingga ketinggan 2400 m dpl. Burung ini
bersarang antara bulan Maret dan Juli pada batang pohon yang besar, biasanya
dari keluarga Akasia, atau pada permukaan tanah. Telur yang dihasilkan
berjumlah 1-3 telur, dengan masa inkubasi 39-44 hari.
Elang Tawny memakan bangkai dari sisa makanan hyena atau burung
kondor, mencuri makanan pemangsa lain, memangsa mamalia dari ukuran
sebesar kelinci hingga tikus, serta memangsa reptil seperti ular.
Elang Tawny mengeluarkan suara “kyow” melengking seperti gagak. tetapi
secara umum burung ini termasuk pendiam, kecuali ketika display.
b. Famili Pandionidae
Famili Pandionidae istilah inggrisnya ”OSPREYS” yang biasa di kenal
sebagai elang pemakan ikan, sebab daerah penyebarannya terbatas di
sepanjang pantai dan tepi-tepi pantai. Ciri-ciri dari famili ini adalah :
1. Ukuran sayapnya/rentangan sayapnya relatif lebih panjang di bandingkan
dengan suku Accipitridae
2. Di kenal hanya 1 genus saja yaitu: Pandion. Contohnya : Pandion
haliaetus.
3. Punggung berwarna coklat tua, ventral putih kepala dan leher berwarna
putih dengan mahkota terdapat garis-garis coklat, dari tepi mata terdapat
strip yang lebar melewati kening dan mata berwarna coklat.
4. Makanannya ikan.
5. Besarnya hampir sama dengan Heliastur indus.
Contoh spesiesnya adalah Pandion haliaetus (Elang Tiram). Elang Tiram
atau Elang Ikan, yang dalam nama ilmiahnya Pandion haliaetus adalah salah
satu-satunya spesies dalam suku Pandionidae dan genus Pandion. Spesies ini
berukuran besar, dengan panjang sekitar 60cm dan memiliki bulu punggung
berwarna coklat, topeng gelap di sekitar mata dan sisi bawah tubuh berwarna
putih. Elang Tiram mempunyai bentangan sayap yang lebar dengan ekor relatif
pendek. Burung betina serupa, tapi biasanya berukuran lebih besar dari burung
elang jantan. Burung muda seperti dewasa dengan bulu punggung berwarna
coklat muda.
Sekitar empat subspesies dikenali dengan daerah sebaran hampir di
seluruh belahan bumi, dengan perkecualian di Antartika. Di Amerika Selatan
burung ini hanya bermigrasi.
Mangsa utama burung Elang Tiram hampir seluruhnya terdiri dari ikan.
Burung ini menukik dari ketinggian 10 sampai 40 meter ke permukaan laut dan
menangkap ikan dengan cakar di kakinya. Biasanya burung ini makan sendirian,
berkelompok hanya waktu terdapat banyak ikan.
Elang Tiram bersarang di sekitar air, di tepi danau, tepi laut, sungai, rawa
dan habitat air lainnya, di mana ikan-ikan tersedia di dekat permukaan air.
Sarang burung Elang Tiram dibuat dari dahan kayu di atas pohon. Betina
biasanya menetaskan tiga butir telur. Hampir semua pasangan biasanya
monogami, walaupun ada beberapa pasang burung Elang Tiram yang poligami.
Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas. Beberapa dari
subspesies terancam oleh hilangnya habitat, penggunaan pestisida dan
kontaminasi. Elang Tiram dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN
Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.
c. Famili Falconidae
Famili ini di kenal dengan nama falcon. Yang termasuk famili ini adalah
burung-burung pemangsa yang berukuran kecil. Ciri-cirinya adalah
1. Tidak berbeda dengan suku Accipitridae hanya mempunyai sayap relatif
lebih panjang dan mempunyai ekor yang relatif lebih pendek.
2. Di daerah Indomalaya di kenal ada 3 jenis.
3. Bagian punggungnya berwarna abu-abu tua, sedangkan kepala dan
sayapnya lebih abu-abu tua yang makin kebelakang makin pucat lagi.
4. Ekor coklat abu-abu tua yang kadang-kadang di bercaki dengan warna
hitam.
5. Ukuran badannya 19 inchi ( 6-19 inchi ).
Contohnya spesies dari famili ini adalah Falco fregatus (elang); Falco
peregrinus Burung elang dan caracaras adalah sekitar 60 spesies dari burung
pemangsa diurnal yang membentuk keluarga Falconidae.. Keluarga dibagi
menjadi dua subfamiles, Polyborinae, yang meliputi caracaras dan hutan burung
elang, dan Falconinae, si burung elang, Kestrels dan falconets.
Falcons dan caracaras kecil dan menengah burung pemangsa, mulai
ukuran dari Alap-alap Capung, yang berat dapat sesedikit 35 gram (1,2 oz), ke
Gyrfalcon, yang dapat menimbang sebanyak 1.735 gram (61,2 oz ).. Mereka
telah sangat bengkok tagihan, cakar melengkung tajam dan penglihatan yang
sangat baik. Bulu burung biasanya terdiri dari cokelat, putih, cokelat, hitam dan
abu-abu, sering dengan pola penghalangan.. Ada sedikit perbedaan n bulu laki-
laki dan perempuan, meskipun beberapa spesies memiliki beberapa Dimorfisme
seksual dalam keberanian bulu.
Falcons dan caracaras adalah karnivora, memberi makan pada burung,
mamalia kecil, reptil, serangga dan bangkai. Dalam imajinasi yang populer cepat
terbang falconids predator, dan saat ini benar dari genus falconets Falco dan
beberapa spesies lain, terutama caracaras lebih banyak bergerak di makan
mereka. Di hutan burung elang dari Neotropics adalah pemburu hutan generalis.
Beberapa spesies, terutama burung elang yang sebenarnya, akan menyimpan
persediaan makanan di cache. Mereka adalah pemburu soliter dan pasang
penjaga wilayah, meskipun mereka dapat membentuk ternak besar selama
migrasi. Beberapa spesies yang spesialis, yang Laughing Falcon
mengkhususkan diri dalam ular, orang lain yang lebih umum.

14) Ordo Galiiformes


Galliformes adalah burung-burung yang terdiri dari kalkun, burung belibis,
ayam, burung puyuh, dan burung pegar. Ordo Galliformes mencakup burung-
burung terrestrial dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terbangnya pendek-pendek.
2. Paruh pendek bulu dengan cabang bulu.
3. Kaki digunakan untuk berlari dan mengais.
4. Pemakan biji-biji rerumputan (Graminivor).
Suku/famili pada Gallifofrmes terdiri atas 6 famili yaitu Megapodiidae,
Cracidae, Tetraonidae, Phasianidae, Odontophoridae, Numididae dan
Meleagrididae.
Nama gamefowl atau gamebirds, landfowl, berkenaan dengan ayam
burung atau galliforms. "Unggas liar" atau hanya "burung" juga sering digunakan
untuk Galliformes, tetapi biasanya istilah ini juga merujuk kepada unggas air
(Anseriformes), dan kadang-kadang biasa-lain diburu burung. Grup ini memiliki
hidup lebih dari 250 spesies, satu atau lebih dari yang terdapat pada dasarnya
setiap bagian dari dunia benua (kecuali terdalam padang pasir dan abadi es).
Mereka lebih jarang di pulau-pulau, dan dalam kontras dengan unggas air terkait
erat pada dasarnya absen dari samudra pulau-pulau - kecuali jika diperkenalkan
di sana oleh manusia.
Burung-burung ini bervariasi dalam ukuran dari mini Asia Blue Quail
(Coturnix chinensis) di 12,5 cm (5 in) lama dan berat 28-40 gram (1-1,4 oz) untuk
galliform tersisa terbesar spesies, Amerika Utara Wild Turkey (Meleagris
gallopavo ), yang mungkin berat sebanyak 14 kilogram (sekitar 30,5 lb) dan
mungkin melebihi 120 cm (47 in).
Galliform jenis burung yang terbesar dengan sayap-span dan terbesar
panjang keseluruhan (termasuk kereta api lebih dari 6 kaki) adalah kemungkinan
besar adalah Merak Hijau (Pavo muticus). Kebanyakan galliform genera yang
bertubuh gemuk dengan leher dan agak tebal kaki panjang, dan telah bulat dan
agak pendek sayap. Grouse, burung pegar, francolins, dan ayam hutan yang
khas di luar mereka gemuk siluet. Sementara sebagian besar galliforms agak
lemah-terbang, terbang tidak diketahui bentuk-bentuk yang hidup di antara
anggota ordo. Laki-laki dewasa banyak galliform burung memiliki satu sampai
beberapa horny tajam taji di belakang setiap kaki, yang mereka gunakan untuk
memerangi. Di beberapa garis keturunan, ada diucapkan Dimorfisme seksual,
dan di antara setiap galliform clade, semakin apomorphic ( "maju") garis
keturunan cenderung lebih seksual dimorfik.
15) Ordo Cruiiformes
Mencakup berbagai jenis burung yang mempunyai ukuran yang bervariasi
dengan ciri-ciri sebagai berikut, ada yang tak pandai terbang dan yang pandai
terbang, bulu-bulu bercabang, tungkai panjang dan paruh besar.
Ordo ini mencakaup dua belas familia, diantaranya yaitu familia
Turnicidae dengan contoh spesiesnya Turnix suscicator (Gemak puyuh), dan
familia Rallidae dengan contoh spesiesnya Porphyrula martinica. Bangsa ini
terdapat 12 suku, 3 suku di antaranya terdapat di Indonesia, yaitu Suku :
Turnicidae ( burung puyuh ), Suku : Gruidae ( burung falminggo ) dan Suku :
Rallidae ( burung ayam-ayam ).
a). Suku Turnicidae ( Henipode quail family 15 jenis ).
1. Seperti burung puyuh biasa, tetapi jari kakinya hanya 3 (yang kedepan
saja)
2. Tanda-tanda lain seperti burung puyuh biasa.
3. Contoh ; Turnix susej.eator.
b). Suku Gruidae ( Crame bird family 14 jenis )
1. Mempunyai kaki yang panjang, leher panjang dengan kepala kecil dan
parunya lurus, sayapnya besar,
2. Bulu-bulu penutup badannya di bagian belakang menutupi bulu-bulu ekor
yang pendek.
3. Terbang lurus dengan hempasan yang teratur, leher dan kaki di julurkan.
4. Contoh : Grus antigone ; berwarna putih selain itu kepala dan leher
berwarna coklat.
c). Suku Ralliadae ( Rail bird family )
1. Merupakan burung-burung yang kakinya lurus dan kuat, paruh lurus,
kepala kecil dan sayap pendek.
2. Ekor biasanya ( bila sedang berjalan ) di gerak-gerakan, ekor langsing
dengan jarak yang dekat.
3. Makanannya serangga, binatang-binatang yang hidup di air dan rumput-
rumput air.
4. Sarangnya dekat air.
5. Di Malaysia terdapat 11 jenis.
6. Contoh : Amaurornis phonicurus ( Sribombok ), Porphyria spp, Gallicrex
cinera ( Ayam-ayaman ) berwarna abu-abu.

16) Ordo Caradriiformes


Ordo ini mencakup burung-burung pantai dengan ciri-ciri sebagai berikut,
sayap dan tungkai panjang dan ramping, jari-jari berselaput, paruh berbentuk
buluh sebagi alat penyedot dan bulu-bulu tebal, tersusun rapat.
Ordo ini meliputi 16 familia, beberapa diantaranya ialah familia Jacanidae
dengan contoh spesiesnya Hydrophasianus chirurgus, familia Burhinidae dengan
contoh spesiesnya Numenius americanus, dan familia Laridae dengan contoh
spesiesnya Larus marinus.
Kelompok burung yang termasuk dalam ordo ini adalah kelompok burung
air. Burung ini sangat bergantung kepada keberadaan lahan basah. Beberapa
tipe habitat lahan basah yang mereka sukai antara lain hutan mangrove dan
hamparan lumpurnya, hutan rawa, rawa rumput/rawa herba dan sawah. Mereka
menjadikan tempat-tempat tersebut untuk mencari makan, dan mempergunakan
vegetasi yang tumbuh di situ sebagai tempat beristirahat dan berbiak.
Beberapa jenis burung air yang umum dijumpai di sawah adalah cangak,
blekok, dan kuntul. Burung air yang sangat tergantung pada habitat hutan rawa
adalah Mentok hutan (Cairina scutulata) dan Pelatuk besi bahu putih (Pseudibis
davisoni).
Burung air dapat berfungsi sebagai indikator kesehatan lahan basah dan
lingkungannya. Lahan basah yang rusak tidak akan mampu menyokong
sejumlah besar populasi burung. Gangguan terhadap burung air serta fungsi
yang dimilikinya telah menyebabkan kelompok ini sebagai obyek penelitian dan
pengkajian yang panjang di seluruh dunia.
Di dunia terdapat 214 jenis burung air, dan tidak kurang dari 126 jenis
burung air migran bermigrasi melintasi daerah Jawa dan Bali tetapi tidak
berkembangbiak pada daerah tersebut. Dari sejumlah jenis tersebut di atas, 46
jenis di antaranya dapat dijumpai di Pulau Jawa (MacKinnon, 1995).
Anggota dari bangsa ini biasa ditemukan di daerah pantai/payau atau
merupakan burung laut, biasanya dikenal dengan nama daerah trinil/blekok,
burung camar. Contoh familinya adalah
a. Famili Scolopacidae (Sand piper bird = 82 jenis )
Yang termasuk dalam famili ini adalah trinil dengan ukuran badannya dari
sedang sampai kecil dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Kebanyakan dari burung ini mempunyai paruh yang panjang jika
dibandingkan dengan ukuran badannya, beberapa jenis diantaranya
mempunyai paruh melengkung
2. Makanannya serangga, cacing, molusca, crustacea, dan binatang lain yang
terdapat di air dan juga jenis tanaman
3. Biasanya jenis burung yang termasuk famili ini membuat sarangnya di tanah
di antar semak-semak
4. Warna leher biasanya disesuaikan dengan keadaan kelilingnya ( bercak-
bercak putih, abu-abu/hitam )
5. Macam-macam trinil banyak sekali jenisnya di Indonesia dan Malaysia ± ada
28 jenis
6. Contoh : Numenius phacopus (burung gajah-gajahan). Bentuk paruhnya
melengkung dengan ukuran agak besar. Merupakan jenis burung
pengembara. Contohnya, Tringa hypoleucos (trinil)
b. Famili Lariidae ( burung camar/gull bird = 82 jenis )
Jenis ini hanya terdapat di daerah pantai, muara, di tempat-tempat yang
agak ke dalam dari pantai
1. Di tandai dengan sayap yang panjang, ekor panjang dengan paruh yang lurus
agak gilik dengan warna yang menyala
2. Makanannya ikan
3. Sarangnya di permukaan tanah, pasir atau karang
4. Telurnya berwarna sesuai dengan lingkungannya (birok-birok abu-abu)
5. Di Indonesia dikenal 12 jenis
6. Contohnya : gull : Larus sp (camar kepala hitam), tern : Sterna (camar kepala
biasa) Sterna sumatrana
17) Ordo Columbiformes
Ordo ini mencakup burung-burung sebangsa merpati dengan ciri-ciri
sebagai berikut, paruh pendek dan langsing, tarsus biasanya lebih pendek
daripada jari-jari, kulit tebal dan halus, tembolok besar dan menghasilkan cairan
seperti susu (pigeon susu) untuk anaknya dan pemakan biji-bijian (Graminivor)
dan buah-buahan (fragivor).
Ordo ini mencakup tiga familia, diantaranya yaitu familia Pteroclidae
dengan contoh spesiesnya Pterocles alchata, familia Raphidae dengan contoh
spesiesnya Raphus cuculatus dan familia columbidae dengan contoh spesiesnya
Streptopelia bitorquata. Jenis-jenis burung yang termasuk dalam ordo
culumbiformes diantaranya yaitu : Dara zamrud, Chalcophaps indica, asli wilayah
tropis Asia bagian selatan dan Australia,Dara-tanah merah, Merpati jambul
Victoria Goura victoria di kebun,binatang Bristol, Merpati Nikobar, Caloenas
nicobarica
Merpati dan dara termasuk dalam famili Columbidae dari ordo
Columbiformes, yang mencakup sekitar 300 spesies burung kerabat pekicau.
Dalam percakapan umum, istilah "dara" dan "merpati" dapat saling
menggantikan. Dalam praktik ornitologi, terdapat suatu kecenderungan "dara"
digunakan untuk spesies yang lebih kecil dan "merpati" untuk yang besar, namun
hal ini tidak secara konsisten diterapkan, dan secara historis nama umum untuk
burung-burung tersebut memiliki banyak variasi antara istilah "dara" dan
"merpati." Famili ini terdapat di seluruh dunia, namun varietas terbesar terdapat
di Indomalaya dan Ekozona Australasia. Dara dan merpati muda disebut
"squabs."
Merpati dan dara adalah burung berbadan gempal dengan leher pendek
dan paruh ramping pendek dengan cere berair. Spesies yang umumnya dikenal
sebagai "merpati" adalah merpati karang liar, umum digunakan di banyak kota.
Dara dan merpati membangun sangkarnya dari ranting dan sisa-sisa
lainnya, yang ditempatkan di pepohonan, birai, atau tanah, tergantung
spesiesnya. Mereka mengerami satu atau dua telur, dan kedua induknya sangat
memedulikan anaknya, yang akan meninggalkan sangkarnya setelah 7 hingga
28 hari. Dara makan biji, buah dan tanaman. Tidak seperti kebanyakan burung
lainnya (namun lihat juga flamingo), dara dan merpati menghasilkan "susu
tembolok." Kedua jenis kelamin menghasilkan zat bernutrisi tinggi ini untuk
memberi makan anaknya.

18) Ordo Psittaciformes


Mencakup burung-burung sebangsa kakatua dengan ciri-ciri sebagai
berikut, bulu-bulu berwarna hijau, biru, kuning atau hijau, paruh pendek, sempit,
tepinya tajam, ujungnya berkait, paruh bagian atas bersendi dengan tengkorak
sehingga dapat bergerak, kaki bertipe “zygodactylus” (dua jari ke depan dua jari
ke belakang) dan jari terluar tidak “reversible” (tidak dapat dibalikka ke depan).
Ordo ini mencakaup satu familia psittacidae dengan beberapa contoh
spesiesnya Psittacula alexandrii, Cacatua galerita dan Probosciger aterrimus.
Kakatua-kecil Jambul-kuning atau dalam nama ilmiahnya Cacatua
sulphurea adalah burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 35 cm, dari
marga Cacatua. Burung ini hampir semua bulunya berwarna putih. Di kepalanya
terdapat jambul berwarna kuning yang dapat ditegakkan. Kakatua-kecil jambul-
kuning berparuh hitam, kulit di sekitar matanya berwarna kebiruan dan kakinya
berwarna abu-abu. Bulu-bulu terbang dan ekornya juga berwarna kuning. Burung
betina serupa dengan burung jantan.
Daerah sebaran kakatua-kecil jambul-kuning adalah Kepulauan Sunda
Kecil, Sulawesi, Bali, dan Timor, di tempat yang masih terdapat hutan-hutan
primer dan sekunder. Pakan unggas cerdas dan gemar berkawanan ini terdiri
dari biji-bijian, kacang, dan aneka buah-buahan. Burung betina menetaskan
antara dua sampai tiga telur dalam sarangnya di lubang pohon.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang
terus berlanjut untuk perdagangan, serta daerah dan populasi dimana burung ini
ditemukan sangat terbatas, kakatua-kecil jambul-kuning dievaluasikan sebagai
kritis di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix I.
Jenis Kakatua-kecil Jambul-kuning (bahasa Inggris: Yellow-crested
Cockatoo) biasanya hidup berpasangan atau berkelompok dalam jumlah kecil.
Sangat mencolok ketika terbang, dengan kepakan sayap yang cepat dan kuat
diselingi gerakan melayang serta saling meneriaki. Bila sedang bersuara dari
tempat bertengger, jambul ditegakkan lalu diturunkan. Jenis ini tertekan dengan
ledakan populasi yang mengejutkan selama 10-15 tahun terakhir, akibat
penangkapan yang berlebihan untuk perdagangan burung dalam sangkar, dan
sekarang langka akibat kegiatan ini.

19) Ordo Cuculiformes


Mencakup burung-burung yang sering di sebut kuko,dengan cirri-ciri
sebagai berikut, dua buah jari kaki ke depan, dua buah yang lain ke belakang ;
jari terluar dapat di balikan ke depan, kaki tidak sesusi dengan mencengkram,
ekor panjang, paruh sedang dan banyak anggota familia ini bersifat parasit (yang
betina menitipkan telur –telurnya di sarang burung lain ). Ordo ini mencakup dua
familia yaitu familia Mosophagidae dengan contoh spesies Tauraco. familia
Cuculidae dengan contoh spesies Centropus bengalensis dan Cuculus canorus.
Wiwik kelabu atau wikwik kelabu adalah sejenis burung anggota suku
kangkok (Cuculidae). Burung yang kerap ditemui di lingkungan pedesaan ini
dikenal dengan banyak nama. Mulai dari kedasih atau daradasih (nama umum,
Jw.), kedasi, sit uncuing, sirit uncuing, atau manuk uncuing (Sd.), sampai kepada
burung orang meninggal menurut anak-anak Betawi.

Dalam bahasa Inggris burung ini dinamai Plaintive Cuckoo karena


suaranya yang mendayu-dayu, sementara orang Belanda menyebutnya (Kleine)
Piet van Vliet mengikuti bunyi panggilannya yang khas. Nama ilmiahnya adalah
Cacomantis merulinus.Burung yang berukuran agak kecil; panjang tubuh (dari
ujung paruh hingga ke ujung ekor) sekitar 21 cm. Burung dewasa berwarna
kelabu di kepala, leher dan dada bagian atas. Punggungnya merah kecoklatan
dan perutnya kuning jingga. Sisi bawah ekor dengan warna putih di ujung-ujung
bulu yang kehitaman.
Burung muda berwarna burik; kecoklatan dengan garis-garis hitam di sisi
atas tubuh, dan keputihan dengan garis-garis hitam yang lebih halus. Burung
betina kadang-kadang berwarna seperti burung muda, sehingga mungkin
terkeliru dengan burung Wiwik lurik (C. sonneratii) yang berkerabat. Bedanya,
Wiwik lurik memiliki alis dan pipi keputihan.Iris mata berwarna merah. Paruh
kehitaman di atas dan kekuningan di bawah. Kaki kuning.

20) Ordo Strigiformes


Mencakup burung-burung dengan cirri-ciri sebagai berikut, kepala besar
dan bulat, mata besar dan menghadap ke depan, di kelilingi oleh bulu-bulu yang
tersusun radial ( menjari), lubang telinga lebar, sering kali tertutup oleh lipatan
kulit, paruh pendek, jari kaki mempuyai cakar yang tajam sesuai dengan
fungsinya untuk mengcengkeram dan aktif diwaktu malam (nocturnal), predator.
Ordo Strigiformes terdiri dari dua suku (familia), yakni suku burung serak
atau burung-hantu gudang (Tytonidae) dan suku burung hantu sejati (Strigidae).
Banyak dari jenis-jenis burung hantu ini yang merupakan jenis endemik
(menyebar terbatas di satu pulau atau satu region saja) di Indonesia, terutama
dari marga Tyto, Otus, dan Ninox.
Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo
Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan
daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Seluruhnya, terdapat sekitar
222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia kecuali
Antartika, sebagian besar Greenland, dan beberapa pulau-pulau terpencil.
Di dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan, tetapi di
beberapa tempat di Indonesia dianggap pembawa pratanda maut, maka
namanya Burung Hantu. Walau begitu tidak di semua tempat di Nusantara
burung ini disebut sebagai burung hantu. Di Jawa misalnya, nama burung ini
adalah darès atau manuk darès yang tidak ada konotasinya dengan maut atau
hantu. Di Sulawesi Utara, burung hantu dikenal dengan nama Manguni.
Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan,
tak seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping.
Bersama paruh yang bengkok tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di
kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan "wajah" burung hantu ini
demikian mengesankan dan terkadang menyeramkan. Apalagi leher burung ini
demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang.
Umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan
bercak-bercak hitam dan putih. Dipadukan dengan perilakunya yang kerap
mematung dan tidak banyak bergerak, menjadikan burung ini tidak mudah
kelihatan; begitu pun ketika tidur di siang hari di bawah lindungan daun-daun.
Ekor burung hantu umumnya pendek, namun sayapnya besar dan lebar.
Rentang sayapnya mencapai sekitar tiga kali panjang tubuhnya.

21) Ordo Caprimulgiformes


Caprimulgiformes adalah sejenus burung yang meliputi sejumlah burung
yang ada distribusi global (kecuali Antartika). Mereka umumnya merupakan
burung yang memakan serangga dan nokturnal. Urutan mendapatkan namanya
dari bahasa Latin untuk " pengisap", nama tua didasarkan pada pandangan
keliru Nightjar Eropa dari kebiasaan makan.
Klasifikasi dari berbagai burung yang membentuk urutan, telah lama
mengalami kontroversial dan sulit untuk di identifikasi , terutama dalam kasus
nightjars. Semua dalam hal yang dipertimbangkan, urutan Nightjar yang terbaik
mungkin hanya akan terbatas pada jenis potoos, nightjars, dan eared-nightjars,
semua garis keturunan lain yang diangkat ke tingkat ketertiban, dan anak burung
hantu-nightjars yang sama sekali jauh:
a. Keluarga Steatornithidae (Oilbird) - kemungkinan urutan berbeda NN
"Steatornithiformes"
b. Keluarga Podargidae (frogmouths, 12 spesies dalam 2 genera) - urutan yang
berbeda mungkin Podargiformes
c. Keluarga Nyctibiidae (Potoos, sekitar 5 spesies dalam 1 genus)
d. Keluarga Caprimulgidae
1) Subfamili Chordeilinae (nighthawks Dunia Baru)
2) Subfamili Caprimulginae (khas nightjars)
e. Keluarga Eurostopodidae (eared-nightjars)
Secara tradisional, mereka dianggap seperti burung hantu.Mereka adalah
pemburu nokturnal dengan mengandalkan indra penglihatan mereka yang
sangat baik dengan kecil, Pada waktu waktu tertentu mereka telah bersekutu
dengan burung hantu,jenis, Swifts, kingfishers, hoopoes, mousebirds, enggang,
roller, pemakan lebah, burung pelatuk, trogons dan kolibri.
Berdasarkan analisis data sekuens - khususnya β-fibrinogen intron 7 -,
paksaan & Houde (2004) dianggap sebagai keluarga caprimulgiformes untuk
menjadi anggota clade Metaves yang diusulkan, yang juga mencakup Hoatzin,
tropicbirds, sandgrouse, merpati, kagu, sunbittern, mesites, flamingo, Grebes
dan Swifts dan kolibri. Clade ini juga ditemukan oleh penelitian diperluas Ericson
et al. (2006), tapi dukungan sangat lemah.
Sementara kajian yang terakhir dari monophyly pulih Cypselomorphae
(lihat di bawah) dalam Metaves, mantan hanya didasarkan pada satu lokus dan
tidak bisa menyelesaikan hubungan mereka menurut statistik kriteria standar
keyakinan. Tidak morfologi synapomorphies telah ditemukan bahwa menyatukan
Metaves unik (atau caprimulgiformes dalam hal ini), tetapi sejumlah gen inti
unlinked dukungan secara mandiri baik di monophyly mereka mayoritas atau
keseluruhan. Ericson et al. (2006) menyimpulkan bahwa jika valid, "Metaves"
harus berasal beberapa waktu sebelum Paleogen, dan mereka didamaikan ini
dengan catatan fosil.
Sementara hubungan cypselomorphs adalah subyek perdebatan yang
berkelanjutan, yang filogeni dari garis keturunan individu lebih baik diselesaikan.
Banyak dari sisa ketidakpastian menganggap kecil.
MtDNA awal analisis sekuens sitokrom b (Mariaux & Braun 1996) setuju
dengan sebelumnya morfologis (Cracraft 1981) dan DNA-DNA hibridisasi (Sibley
& Ahlquist 1990) penelitian sejauh bahwa oilbird dan frogmouths tampak agak
berbeda. Garis keturunan yang lain muncul untuk membentuk clade, tetapi
sekarang ini telah diketahui disebabkan oleh metodologi Limitasi.
The Aegothelidae (anak burung hantu-nightjars) dengan sekitar selusin
spesies hidup di satu genus yang tampaknya lebih dekat ke Apodiformes (Mayr
2002); ini dan caprimulgiformes berkaitan erat, yang dikelompokkan bersama
sebagai Cypselomorphae. Para oilbird dan frogmouths tampak sangat berbeda
di antara yang tersisa caprimulgiformes, tetapi mereka dengan tepat
penempatan tidak dapat diselesaikan berdasarkan data osteological sendirian
(Maria 2002).
Bahkan studi Ericson et al. benar tidak bisa menyelesaikan oilbird dan
frogmouths 'hubungan luar kenyataan bahwa mereka juga cukup jelas berbeda.
It kokoh didukung, bagaimanapun, ide bahwa anak burung hantu-nightjars harus
dianggap lebih dekat dengan caprimulgiformes, tidak seperti lemah secara
metodologis kajian Mariaux & Braun (1996) dan paksaan & Houde (2004) atau
Mayr's filogenetik takson Cypselomorphae dapat ditempatkan pada urutan
pangkat dan mengganti dua perintah sekarang Caprimulgiformes dan
Apodiformes. Kelompok tersebut akan cukup tidak informatif berkenaan dengan
sejarah evolusi, sebagaimana telah menyertakan beberapa yang sangat sangat
plesiomorphic dan beberapa garis keturunan yang diturunkan (seperti kolibri)
untuk mencapai monophyly.

22) Ordo Apodiformies


Secara tradisional, Apodiformes terdiri dari tiga keluarga: yaitu Swifts,
Apodidae, burung Swifts, Hemiprocnidae, dan kolibri, Trochilidae. Dalam
penggolongan / taksonomi Sibley-Ahlquist, family ini dinaikkan ke Superorder
kolibri Apodimorphae yang dipisahkan sebagai suatu tatanan baru,
Trochiliformes, tetapi hal ini telah ditolak oleh penelitian berikutnya. 450 spesies
yang telah teridentifikasi sampai saat ini, mereka adalah urutan paling beragam
burung setelah Passeriformes.
Seperti sebutan mereka ( "tanpa dasar" dalam bahasa Latin)
menunjukkan, kaki mereka kecil dan memiliki fungsi yang terbatas selain
bertengger. Kaki ditutupi dengan kulit telanjang dari pada timbangan (scutes).
Karakteristik yang lain adalah sayap panjang pendek, kekar tulang humerus
(Hyman 1992). Evolusi karakteristik sayap ini telah memberikan burung sayap
yang ideal untuk melayang-layang (Mayr 2002).
Ordo apodiformes terdiri atas keluarga Aegialornithidae (fosil), keluarga
Jungornithidae (fosil), keluarga Trochilidae – kolibri, keluarga Apodidae – Swifts
dan keluarga Hemiprocnidae – treeswifts.
Kolibri adalah burung yang terdiri Trochillidae keluarga. Mereka berukuran
terkecil di antara burung, dan termasuk yang terkecil yang masih ada spesies
burung, Bee kolibri. Mereka dapat melayang-layang di udara dengan cepat
mengepakkan sayapnya 12-90 kali per detik (tergantung pada spesies). Mereka
juga dapat terbang mundur, dan satu-satunya kelompok burung mampu
melakukannya. nama inggris mereka berasal dari karakteristik dengungan yang
dibuat oleh sayap cepat mengalahkan mereka. Mereka dapat terbang dengan
kecepatan melebihi 15 m / s (54 km / jam, 34 mil / jam).

23) Ordo Trogonoformes


The quetzals adalah trogons dan burung-burung di urutan trogoniformes
yang hanya berisi satu keluarga, yang Trogonidae. Keluarga berisi delapan
spesies dalam 39 genera. Catatan fosil dari tanggal trogons kembali 49 juta
tahun hingga pertengahan-Eosen. Mereka mungkin merupakan anggota radiasi
basal dari ordo Coraciiformes. Kata "Trogon" adalah bahasa Yunani untuk
"menggigit" dan mengacu pada fakta bahwa burung ini menggerogoti lubang di
pohon-pohon untuk membuat sarang.
Mereka makan serangga dan buah-buahan, dan mereka yang luas dan
lemah kaki tagihan mencerminkan kebiasaan diet dan pepohonan. Meskipun
penerbangan mereka cepat, mereka enggan untuk terbang jarak. Trogons
umumnya tidak bermigrasi, meskipun beberapa spesies parsial melakukan
gerakan-gerakan lokal. Trogons telah lembut, sering penuh warna, bulu-bulu
dengan jantan dan betina yang berbeda bulu. Mereka adalah satu-satunya jenis
hewan dengan kaki heterodactyl pengaturan. Para trogons adalah pemakan
serangga, biasanya berburu dari bertengger. Mereka bersarang di lubang digali
ke dalam pohon atau sarang rayap, 2-4 petelur putih atau berwarna pastel telur.
Menurut Phylogeny of Genera based on Moyle (2005) trigoniformes
terbagi atas tujug family, yaitu Harpactes, Apaloderma, Trogon, Priotelus,
Quetzals, Euptilotis, dan Pharomachrus.

24) Ordo Coliiformes


Ordo ini memiliki tubuh yang ramping atau cokelat keabu-abuan burung
dengan lembut, mirip rambut bulu tubuh. Mereka biasanya sekitar 10 sentimeter
dalam tubuh panjang, dengan panjang, tipis, ekornya lebih lanjut panjang 20-24
cm, dan berat 45-55 gram . Mereka berlari melalui pepohonan dan dedaunan
seperti tikus, mencari berry, buah-buahan dan kuncup. Kebiasaan ini, dan kaki
mereka, menimbulkan kelompok nama Inggris. Mereka adalah akrobat, dan
dapat memberi makan terbalik. Semua spesies memiliki cakar yang kuat dan
reversibel luar jari kaki. Mereka juga memiliki puncak-puncak dan gemuk
tagihan.
Mousebirds yang suka berteman, sekali lagi memperkuat analogi dengan
tikus, dan ditemukan dalam band-band dari sekitar dua puluh di negara berhutan
ringan. Burung ini berbentuk cangkir membangun sarang di ranting pohon, yang
dilapisi dengan rumput. Biasanya 2-4 telur diletakkan, menetas untuk
memberikan cukup dewasa sebelum waktunya muda yang segera meninggalkan
sarang dan mendapatkan penerbangan. Ordo Coliiformes terdiri atas famili
Coliidae dan Sandcoleidae
a. Keluarga Coliidae
 Basal dan unassigned bentuk (semua fosil)
 Genus Primocolius (Late Eosen / Oligosen dari Quercy, Perancis)
 Genus Oligocolius (Oligosen awal dari Frauenweiler, Jerman)
 Genus Masillacolius (Eosen Tengah dari Messel, Jerman)
 Subfamili Coliinae
 Genus Colius (4 spesies)
 Subfamili Urocoliinae
 Genus Urocolius (2 spesies)
b. Keluarga Sandcoleidae (semua fosil)
 Genus Sandcoleus (Paleosen)
 Genus Anneavis
 Genus Eoglaucidium Coliiformes

25) Ordo Coraciiformes


Nama Coraciiformes berarti "Raven ", secara khusus, kata itu berasal dari
bahasa Latin "corax", yang berarti "Raven" dan Latin "Versi", yang berarti
"bentuk". Ordo ini merupakan kelompok burung yang memiliki penampakan
morfologis tidak begitu mirip dengan ciri-ciri, yakni paruh kuat dan jari-jari ke-3
dan ke-4 bersatu pada bagian pangkal.
Ordo ini mencakup 7 famili. Dua di antarnya ialah famili Alcedinidae
dengan contoh spesies Holycon chloris dan famili Bucerotidae dengan contoh
spesies buceros bicornis.

26) Ordo Piciformes


Ordo ini mencakup jenis burung-burung yang morfologis tidak begitu
mirip, dengan ciri, yakni paruh kuat, bulu ekor kaku dan runcing sertalidah
dengan ujung yang kasar atau dilengkapi dengan bayangan seperti bulu serta
dapat dijulurkan.
Ordo ini mencakup enam famili, tiga diantaranya famili capitonidae
dengan contoh spesies Megalaima corvina, famili Rhampasidae dengan contoh
spesies Rhampastor sulfuratus dan famili Picidae dengan contoh spesies
Dinopium javanense.

27) Ordo Passeriformes


Ordo Passeriformes adalah ordo terbesar dalam kelas Burung atau Aves
di kerajaan Hewan atau Animalia. Sekitar 5.400 spesies atau lebih dari setengah
jumlah total spesies burung adalah Burung pengicau.
Spesies burung dalam ordo Burung pengicau mempunyai otot yang rumit
untuk mengatur organ suaranya dan sebagian besar burung-burung dalam ordo
ini mempunyai ukuran tubuh relatif lebih kecil dibandingkan burung-burung
dalam ordo lainnya, kaki berjari-jari empat (3 kedepan, 1 kebelakang) dan paruh
sesuai untuk memotong.
Ordo ini mencakup sekitar 69 famili, diantaranya famili Hirundinidae
contoh spesies Hirundo rustica, famili Dicruridae contoh spesies Dicrurus
macrocercus, dan famili Oriolidae dengan spesies Oriolus chinensis.

Rangkuman
Aves atau burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang
(vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Kata aves berasal dari kata Latin
dipakai sebagai nama kelas, sedang ornis dari kata Yunani dipakai dalam
Ornithology berarti ilmu yang mempelajari burung-burung.
Aves menunjukkan kemajuan bila dibandingkan dengan kelas-kelas
hewan yang mendahului dalam hal :
a. Tubuh memiliki penutup yang bersifat isolasi
b. Darah vena dan arteri terpisah secara sempurna dalam sirkulasi jantung
c. Pengaturan suhu tubuh
d. Rata-rata metabolismenya tinggi
e. Kemampuan untuk terbang
f. Suaranya berkembang dengan baik
g. Menjaga anaknya secara khusus

C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Sebutkan tahap-tahap pergantian bulu pada aves
2. Sebutkan beberapa kemajuan aves diabnding kelas sebelumnya
3. Sebutkan klasifikasi
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan
dibahas.
- Aktif dalam diskusi
- Mengerjakan latihan.
c. Tindak lanjut
- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka
mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi
ini merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan
80% dianjurkan untuk:
 Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
 Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
 Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam
penyampaian materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban
1. Tahap-tahap pergantian bulu burung
a. Molting post natal, lepasnya bulu pertama pada burung yang baru
menetas. Kejadian ini hanya sekali selama hidupnya.
b. Molting post juvenile, pergantian bulu pada masa burung sudah
mengalami pertumbuhan maximum, kejadian ini juga hanya sekali selama
hidupnya.
c. Molting post nuptial, pergantian bulu yang terjadi pada waktu burung
mendekati masa breding dan akan terjadi setiap tahun.
2. Kemajuan aves dibanding kelas sebelumnya
a. Tubuh memiliki penutup yang bersifat isolasi
b. Darah vena dan arteri terpisah secara sempurna dalam sirkulasi jantung
c. Pengaturan suhu tubuh
d. Rata-rata metabolismenya tinggi
e. Kemampuan untuk terbang
f. Suaranya berkembang dengan baik
g. Menjaga anaknya secara khusus
e. Referensi
1. Anonim. 2009. (Tersedia di : http://ensiklofauna.net46.net/?q=node/6,
diakses tanggal 1 desember 2009)
2. Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan (Invertebrata dan Vertebrata).
Surabaya : Sinar Wijaya.
3. Latjompoh, M. 2006. Bahan Ajar Mata Kuliah Zoologi Vertebrata.
Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo.
4. Soesilo. 1987. Biosistematika. Jakarta : Karunika.
5. --------. 2002. Praktikum Taksonomi Vertebrata. Jakarta : UT
6. Sukiya. Biologi Vertebrata. 2003. IMSTEP
f. Senarai
1. Ornithology = ilmu yang mempelajari tenatng aves
2. Molting = pergantian bulu

Anda mungkin juga menyukai