AVES
A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Dalam pertemuan ini akan dipelajari tentang ciri utama aves, ciri khusus
aves dan klasifikasi aves.
Relevansi
Pembahasan ini akan sangat berhubungan dengan kelompok hewan
yang termasuk dalam kelas aves
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang kelas aves
B. Penyajian
Selain morfologi yang perlu diketahui juga adalah sistem rangka tubuh
burung dimana rangkanya memiliki bentuk yang unik. Secara umum tulangnya
ringan, terutama pada spesies yang bisa terbang. Tulang besar mengandung
lubang berisi udara berkaitan dengan sistem pernapasan. Tulang tengkoran
sebgaian besar saling menyatu. Bagian tulang tengkorak bersendi dengan tulang
leher pertama disebut condylus occipitalis. Rahang bagian bawah dan atas
memanjang sebagai penopang tubuh. Gigi seluruhnya lenyap pada burung
modern.
Columna vertebralis banyak mengalami adaptasi. Vertebra servikalis lebih
banyak dengan jumlah bervariasi, fleksibel terutama karena artikulasi permukaan
persendian yang memungkinakn gerakan bebas. Vertebra toraakis anterior
mampu bergerak. Bagian lumbar, sakrum dan anterior kaudal, bersatu dengan
pelvik membentuk sinsakarum. Beberapa vertebra caudal bebas dan bagian
distal bersatu membentuk struktur tunggal disebut pigostile sebagai ekor pendek.
Modifikasi rangka yang paling menyolok terjadi pada anggota depan,
sedangkan anggota badan bagian belakang tidak berubah seperti anggota
badan depan, namun menunjukkan beberapa ke khususan menarik (perhatikan
Gambar 42).
Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut
sebagai bulu powder/ bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada
umumnya tetapi barbulaenya terpisah menjadi bubuk halus seperti bedak.
Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung melumasi bulu dengan cara
menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan membantu
menghangatkan telur saat pengeraman.
b. Warna Bulu
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi
cahaya oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok
yang menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid
sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam
metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin
(animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam
asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat
gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.
Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu luar memberikan efek ring
Newton dan menyebabkan perubahan warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan
violet tidak dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur bulu.
Contohnya burung bluebird yang bulunya berwarna biru tetapi tidak mengandung
pigmen warna biru. Warna ini ditimbulkan oleh pigmen kuning yang menyerap
semua spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung tropis pemakan
pisang memiliki pigmen tembaga berupa turacoverdin yang mampu
menghasilkan warna merah gelap dihasilkan oleh turacin (Sukiya 2003). Salah
satu spesies burung pemakan pisang ini adalah Tauraco corythaix, mempunyai
kuning telur berwarna merah terang yang ditimbulkan oleh karotenoid dan 60%
dari pigmen merah yang disebut astasantin.
Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat berubah akibat
faktor internal maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga
dapat berubah warna bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya.
Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah hormon. Spesies burung
terdapat dimorfisme warna dalam seksual. Pengaturan hormon estrogen banyak
berperan pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal pergantian bulu.
Sedangkan pada burung betina kemungkinan diinduksi oleh bulu burung jantan
dengan pengaturan testosteron. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
perubahan warna adalah oksidasi dan gesekan/abrasi. Warna yang ditimbulkan
karoten dapat memudar karena sinar matahari.
Berdasarkan tahapan perkembangan dan warna bulu maka burung dapat
dikelompokkan menjadi 6 golongan yaitu :
1. Nestling : kelompok burung burung muda yang belum bisa meninggalkan
sarang.
2. fledging : burung muda yang secara fisik sudah mampu meninggalkan
sarang tetapi masih dalam asuhan induk.
3. Juvenile : burung muda yang sudah mampu terbang, bisa mencari makan
sendiri tetapi belum mengalami masa molting post juvenile secara
lengkap.
4. Immature : burung yang sudah mengalami molting post juvenile secara
lengkap tetapi bulu burung dewasanya belum lengkap.
5. Young : burung yang umurnya kurang dari 1 tahun.
6. Nature : burung yang sudah mengalami molting nuptial secara lengkap.
c. Aransmen Bulu
Bulu-bulu burung sebenarnya tidak merata, tetapi dirancang pada bidang-
bidang terbatas yang disebut pterilae dan ada bidang kecil yang tidak ditumbuhi
bulu disebut apterile. Pengecualian pada penguin dan burung kiwi yang bulunya
menutupi hampir sebagian besar tubuhnya. Bulu burung dapat dinamai sesuai
dengan bidangnya berada, yaitu:
1. Capital tract yaitu bulu yang menutup bagian atas, samping dan belakang
kepala dan terus ke pterilae berikutnya.
2. Spinal tract, bulu yang memanjang dari atas leher ke punggung terus ke
dasar ekor dan bisa berlanjut atau terpisah ditengah.
3. Ventral tract, berawal diantara cabang rahang bawah dan memanjang
turun ke sisi ventral leher. Biasanya bercabang menjadi dua bidang lateral
melewati sepanjang sisi tubuh dan berakhir disekitar anus. Bagian
apterilae dadabawah dan perut beberapa burung, kaya pembuluh darah
selama bersarang dan merupakan daerah mengeram (brood patch). Pada
saat mengeram bulu pada brood patch akan rontok dan kulitnya tipis.
4. Humeral tract yaitu sepasang pterilae yang sejajar seperti pita sempit
yang meluas ke belakang pada sisi pundak.
5. Caudal tract termasuk retrices, bulu pada ekor, biasanya panjang dan
kuat.
6. Alar tract termasuk berbagai pterilae yang terletak pada sayap. Thumb
merupakan sisa jari kedua. Sedangkan bulu yang menutupi permukaan
atas dan bawah sayap disebut dngan covert dan bulu pada aksial sayap
disebut aksillaria.
7. Femoral tract, bulu yang meluas sepanjang permukaan luar paha dekat
sendi lutut ke tubuh.
8. Crural tract, bulu yang menyususn sisa bidang bulu lainnya pada kaki
(Sukiya, 2003).
d. Pergantian Bulu
Bulu burung terbentuk dari struktur tak hidup sehingga mudah kusut
akibat oksidasi dan gesekan. Bulu-bulu yang telah lama akan lepas secara
periodik dan digantikan oleh bulu yang baru. Pelepasan dan pergantian bulu ini
disebut dengan molting. Pergantian bulu terjadi pada waktu tertentu dalam satu
tahun dan diselesaikan dalam satu periode (selama beberapa minggu).
Umumnya burung mengalami pergantian bulu sekali dalam satu tahun,
tetapi burung kolibri betina mengalami pergantian bulu sekali dalam dua
tahun.Pergantian bulu biasanya terjadi sebelum atau sesudah
perkembangbiakan. Namun ada juga yang mengalami pergantian bulu parsial
oleh sebab tertentu. Pergantian bulu burung dipengaruhi oleh banyak faktor,
antara lain faktor fisiologis yaitu adanya hormon tiroksin.
Bulu yang tumbuh semakin lama akan menjadi aus dan akan mengalami
pergantian. Biasanya pergantian setahun sekali, proses pergantian bulu ini
disebut molting. Ada beberapa tahap pergantian bulu yang diketahui, yaitu :
1. Molting post natal, lepasnya bulu pertama pada burung yang baru
menetas. Kejadian ini hanya sekali selama hidupnya.
2. Molting post juvenile, pergantian bulu pada masa burung sudah
mengalami pertumbuhan maximum, kejadian ini juga hanya sekali selama
hidupnya.
3. Molting post nuptial, pergantian bulu yang terjadi pada waktu burung
mendekati masa breding dan akan terjadi setiap tahun.
Sempurnanya bulu setiap spesies burung sejak menetas sampai dewasa
berbeda-beda. Ada beberapa spesies burung yang pada saat menetas telanjang
/tidak memiliki bulu. Bulu pada saat menetas disebut dengan natal plumage.
Sebagian besar spesies burung memiliki jumlah bulu bervariasi pada saat
menetas, hanya beberapa deret bulu pada spesies altrical (misalnya merpati)
atau seluruh tubuh tertutup bulu pada burung precocial muda (misal ayam). Bulu
saat menetas akan rontok dan diganti yang baru, sebagai berikut:
1. Juvenal plumage (bulu anak burung), lebih substansial dari natal plumage.
Pada burung passerine hanya bertahan beberapa minggu lalu rontok dan
diganti bulu first winter plumage.
2. First winter plumage (bulu ketika berusia satu tahun), diperoleh pada akhir
musim panas atau musim gugur dan bertahan selama 12 bulan,
tergantung dari spesiesnya.
3. First nuptial plumage (bulu kawin pertama), bulu perkembangbiakan
pertama yang akan rontok sebagai akibat pergantian bulu setelah masa
kawin pertama.
4. Second winter plumage (bulu tahun kedua), dapat dibedakan dengan bulu
dewasa pada musim dingin kecuali spesies yang memperoleh bulu
dewasa pada tahun pertama atau lebih dari dua tahun. Bulu ini akan
diganti oleh bulu masa kawin kedua pada musim semi berikutnya.
Warna bulu burung jantan dan betina dari sejumlah spesies adalah identik
tetapi masih dapat dibedakan karena secara mayoritas warna bulu burung jantan
lebih cerah terutama bulu masa kawin. Namun pada pejantan itik tertentu,
setelah musim bersarang, hasil pergantian bulu setelah kawin, warna bulunya
menjadi pudar abu-abu kemerahan dan bulu sayapnya lepas sehingga untuk
sementara tidak dapat terbang. Oleh karenanya, itik jantan ketika masa ini
menjadi tidak menarik.
e. Tipe Paruh
Paruh terbentuk dari zat tanduk. Proses penandukannya tumbuh
menutupi secara teratur menggantikan bagian yang hilang karena dipakai.
Fungsi paruh antara lain sebagai mulut, sebagai tangan untuk memperoleh atau
memegang makanan, untuk menelisik bulu agar rapih, dapat sebagai alat
pertahanan.
Bentuk paruh selalu menunjukkan kebiasaan makan dari setiap jenis
burung. Berdasarkan itu maka paruh burng ada beberapa type, antara lain :
1. Probing, paruh yang berbentuk silinder berguna untuk menyelidik
celah/sarang serangga kemudian menagkapnya. Contohnya : Common
Snipe (Gallinago gallinago), pada burung pelatuk (Chrysocolaptes validus)
paruh yang silinder ini agak gemuk dan kuat.
2. Insect-Catching (penangkap serangga), paruh yang bentuknya jika dilihat
dari atas melebar tapi kecil. Paruh ini berfungsi untuk menangkap
serangga terbang. Contoh : burung layang-layang.
3. Seed-cracking (pemakan/pemecah biji) yaitu paruh yang berbentuk
kerucut dan kuat. Contohnya : Burung-Burung yang bersifat graminivora,
gebondol, gereja (Passer domesticus).
4. Tearing (perobek), paruh yang bagian ujungnya tajam dan bagian atasnya
lebih panjang serta melengkung ke bawah. Biasanya bersifat carnivora.
Contoh : elang (Haliastus indus).
5. Sieving (penyaring), paruh yang bentuknya melebar dan pipih dengan
bagian tepinya terdapat gigi seperti sisir untuk menyaring makanan dari
dasar air contoh : bebek, belibis (Dendrocygna javanica).
6. Spearing (penombak), paruh yang berbentuk panjang seperti tombak,
contoh : bittern (yellow bittern = Ixbrychus sinensis ).
7. Penghisap madu, paruh yang panjang dan melengkung yang berguna
untuk menghisap madu pada bunga contoh : Antrapsis malacensis.
8. Paruh menyilang, paruh dimana bagian atas dan bagian bawah saling
menyilang, contoh : Red-crossbill (Loxia curvirostra).
Lidah pada sebagian besar burung tidak dapat diulurkan tetapi pada
burung pelatuk lidahnya dapatr ditonjolkan atau dijulurkan keluar paruh. Hal ini
berguna untuk mengambil serangga dalam kayu. Demikian pula pada burung
kolibri (penghisap madu, lidahnya dapat dikeluarkan untuk memperoleh atau
mengetahui adanya madu dari bunga.
f. Tipe Kaki
Kaki dapat berfungsi dalam beberapa hal, antara lain : berlari, memanjat,
pendukung tubuh sewaktu istirahat dan juga untuk menyusun sarang, pada
beberapa jenis burung kaki juga dapat bertype kaki burung disesuaikan dengan
kebiasaan hidup dan keadaan habitat dari burung tersebut anatara lain :
1. Wading (type kaki burung-burung rawa), kaki yang panjang, mempunyai
digiti yang panjang pula berguna untuk keseimbangan sewaktu di air.
Contoh: sandpiper.
2. Swimming (type kaki perenang), kaki diantara digitinya mempunyai
selaput renang atau pada digiti ada pelebaran. Jika dilihat digiti yang
berselaput maka ada 2 macam, yaitu : a. Primata (3 berselaput, 1 lepas),
b. Totipalmata (4 berselaput semua). Contoh yang berselaput ini misalnya
pada bebek.
3. Sedangkan pada jenis burung lain ada yang digitinya tidak berselaput
tetapi ada pelebaran (lobate), contohnya: coot (Fulica atra), kebiasaan
burung ini menyelam dan berenang.
4. Perching (type kaki penghinggap), semua digiti terletak pada satu bidang
datar dan bisa memegang ranting ketika akan mengambil makanan. Digiti
biasanya berbentuk silindris. Contohnya finch (jenis-jenis gelatik).
5. Grasping (type kaki pemegang), kaki yang digiti depan bagian luar dapat
diputar ke belakang sewaktu mencengkram/memegang. Type kaki ini
biasanya terdapat pada burung-burung pemangsa (raptorial), misalnya
osprey dan hawk.
6. Climbing (type pemanjat), dua digiti menghadap ke depan dan dua lagi
menghadap ke belakang, contoh : burung pelatuk.
7. Type pengais, tiga digiti pada satu bidang datar sedang digiti yang satu
lagi ke belakang letaknya agak ke atas. Contohnya ayam.
8. Running (type kaki pelari, pejalan cepat), Contohnya : burung unta.
g. Tipe Ekor
Sewaktu burung terbang ekor dapat berfungsi sebagai pendayung dan alat
pengerem. Selain itu merupakan alat keseimbangan bila burung hinggap. Pada
burung-burung tertentu, misalnya merak ekor burung yang jantan dapat
berfungsi untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Ekor burung pelatuk
mempunyai tangkai bulu yang kaku, sehingga bisa membantu mendukung tubuh
sewaktu burung tersebut mencari serangga pada bidang vertikal. Ada beberapa
type ekor burung yang telah diketahui yaitu :
1. square (persegi)
2. notched (berlekuk)
3. forked (seperti garpu)
4. elongated outer feathers (bulu bagian luar memanjang)
5. with rackets (bulu bagian luar dengan raket)
6. elongated central feathers (bulu bagian tengah memanjang)
7. rounded (bulat)
8. wedge shaped (berbentuk baji)
9. graduated (terbagi dalam beberapa tingkat)
10. pointed (meruncing)
5.3 Klasifikasi Aves
1) Ordo Apterygiformes
Kelompok ini mudah dikenal dan dibedakan dengan kelompok-kelompok
vertebrata lainnya, yaitu dapat dilihat dari cirinya yaitu berdarah panas
(Homoioterm), badan dilitupi oleh bulu pelepah, mempunyai paruh yang tidak
bergigi dan dua kepak, ,mempunyai sisik pada kakinya, bertelur dan telurnya
dilindungi oleh cangkerang keras, bernafas melalui paru, berdarah panas, bulu-
bulu panjang seperti rambut, tak bercabang, sayap kecil, paruh panjang,
langsing, pada ujungnya terdapat lubang hidung, mata kecil, leher dan tungkai
relatif pendek, jari-jari kaki belakang 4, tulang dada tanpa lunas, telurnya paling
besar diantara burung-burung yang masih hidup, hidup di permukaan tanah, aktif
di malam hari (Nocturnal) dan makanannya cacing atau serangga. Contoh
spesiesnya: Apteryx australis (Burung Kiwi)
Burung Kiwi termasuk dalam ordo Apterygiformes yang hanya punya satu
familia yaitu Apterygidae. Daerah persebaran alami spesies burung ini pun
terbatas hanya di Selandia Baru. Burung ini terdapat dalam tiga spesies, Apteryx
australis terdapat di tiga pulau utama Selandia Baru. Sementara Apteryx oweni
dan Apteryx haasti hanya terdapat di pulau Selatan saja.
Burung yang tidak bisa terbang ini bisa tumbuh hingga seukuran ayam
dengan bobot 2-5 kg. Bulunya berbentuk seperti rambut berwarna abu-abu atau
coklat. Burung yang hidupnya nocturnal ini tidak punya ekor dan sayapnya
sangat kecil. Paruhnya langsing dan tajam. Tidak seperti kebanyakan burung
yang lain, lubang hidung burung Kiwi terdapat hampir di ujung paruhnya.
Musim kawin adalah saat membuat teritori. Ukuran teritori ditentukan oleh
sejauh mana suara teriakan sang pejantan masih bisa terdengar. Luasnya
bervariasi, dari hanya 2 hektar hingga lebih dari 100 hektar! Burung yang konon
bisa hidup selama 20 tahun ini adalah burung yang setia kepada pasangannya.
Hanya anehnya sang betina lebih dominan dalam perkawinan. Kuncinya pada
pembagian tugas. Dalam masa berbiak energi sang betina sebagian besar akan
dihabiskan untuk mengeluarkan telur. Walau hanya 1-2 butir, ukuran telur burung
Kiwi luar biasa besar. Selain ukurannya, berat telur ini sungguh mengherankan,
bobotnya bisa mencapai 25% berat tubuh induknya! Dibandingkan kerabatnya,
burung unta yang telurnya cuma 2% dari berat tubuh induknya, dan berat bayi
manusia kira-kira hanya 5% saja dari berat ibunya. Oleh karena itu, pekerjaan
selebihnya dilakukan si pejantan, termasuk urusan merapikan sarang,
mengerami telur, sampai menemani si kecil mencari makan setelah telurnya
menetas.
2) Ordo Struthioniformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut,
yakni ukuran tubuhnya besar, kepala, leher dan tungkai berbulu tipis, kepala
kecil, leher panjang dan teratur, paruh pendek dan besar, bulu tidak bercabang
,kaki berjari-jari dua, tulang dada tanpa lunas, terdapat simfisid pubis dan tanpa
pygostyle. Contoh spesiesnya: Struthio camelus (Burung Unta).
3) Ordo Rheiformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut
dapat berlari cepat, kepala, leher dan paha berbulu, bulu tak bercabang, sayap
cukup besar, kaki berjari tiga dengan cakar yang kuat, dan tulang dada tanpa
lunas. Contoh spesiesnya Rhea americana.
Rhea adalah spesies burung Ratite yang merupakan genus Rhea, burung
ini berasal dari Amerika Selatan. Saat ini hanya ada dua spesies: Rhea Amerika
dan Rhea Darwin. Nama genus rhea diberikan oleh Paul Mohring pada tahun
1752.
Rhea adalah burung besar yang tidak dapat terbang yang memiliki kaki dan
leher panjang, dan berwarna abu-abu kecokelatan. Burung ini bisa mencapai
tinggi lima kaki (1.7 m). Sayap rhea sangat besar dan akan membentang ketika
berlari, berfungsi seperti layar pada kapal. Tidak seperti burung lainnya, jari kaki
rhea hanya berjumlah tiga, namun ini dapat membuat mereka berlari lebih
leluasa. Rhea adalah omnivora, umumnya daun pepohonan, namun rhea juga
memakan biji, akar, buah, serangga, vertebrata kecil, dan bangkai binatang
4) Ordo Casuariiformes
Merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut,
yakni ukuran tubuh besar, kepala berbulu tipis, leher dan badan berbulu tebal,
bulu bercabang hamper sama panjang dengan induknya, kaki berjari tiga, satu
diantaranya bercakar runcing, tulang dada tanpa lunas dan sayap kecil.
5) Ordo Tinamiformes
Ordo ini merupakan kelompok burung-burung kecil, terestrial, dengan ciri-
ciri sebagai berikut, yakni mempunyai kepala yang kecil, ada beberapa spesies
tinamus yang mempunyai hiasan dikepalanya, leher yang panjang dan ramping,
berat badannya mencapai 150g-2kg dan panjang 15-50cm, sayap yang pendek,
ekor pendek dan kadang-kadang tersembunyi, kaki yang panjang, jari kaki 3
didepan dan 1 dibelakang, sayap kecil bulat, tulang dada berlunas, bulu ekor dan
pygossyle menyusut, telur mengkilat dan pemakan tumbuhan.
Tinamus mempunyai 1 familiy, 9 genus dan 47 spesies dan 127
subspesies yang dapat ditemukan di Amerika Selatan dan di Meksiko Selatan,
ada yang ditemukan di Pulau Easter, Tinamus, Nothocercus, and Cryptuerellus
menempati hutan rimba. Beberapa dari spesies tinamus ada yang menghuni
hutan tropic basah. Beberapa lagi menghuni tanah yang dipenuhi dengan
semak-semak/daerah tanah yang berhutan dan ada juga yang mendiami padang
rumput atau savanna. Salah satu contoh spesies dari ordo ini adalah burung
Crypturellus undulates.
Crypturellus beasal dari bahasa latin, kruptos artinya tersembunyi, oura
adalah ekor dan ellus artinya kecil. Crypturellus beararti hewan yang mempunyai
ekor kecil yang tersembunyi. Panjang dari Crypturellus undulates sekitar 28-30
cm, mempunyai dagu yang putih, pantat yang berwarna hijau, dan leher yang
abu-abu dengan bintik-bintik hitam,serta kakinya berwarna hijau kekuning-
kuningan. Seperti Tinamus lainnya Crypturellus undulates memakan biji-biji yang
berada ditanah. Mereka juga memakan sayuran dan kuncup-kuncup bunga.
Crypturellus undulates adalah tipe burung tanah yang biasa ditemukan di daerah
dataran rendah di hutan lembab di timur, utara Amerika Selatan. Dan juga hewan
ini dapat ditemukan Colombia Selatan, Venezuela Selatan, Ecuador Timur,
Brazil, Bolivia, Paraguay dan daerah Argentina.
6) Ordo Podicipediformes
Ordo dari Podicipediformes, hanya diwakili famili Podicipedidae,ordo ini
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut, hidup di air tawar,
pandai menyelam, tungkai terletak jauh di bagian belakang tubuh, kaki berlebus,
ekor pendek, tempurung lutut besar dan tarsus pipih. Contoh spesiesnya
Podiceps cristalis.
Grebe adalah anggota ordo Podicipediformes,jenis burung yang tersebar
di banyak perairan air tawar yang terkadang mengunjungi laut bila sedang
bermigrasi di musim dingin. Ordo ini hanya memiliki satu famili, yaitu
Podicipedidae, dan terdapat 22 spesies dalam 6 genera.
Ukuran grebe bervariasi, dari kecil hingga menengah ke atas. Grebe
terkecil, Least Grebe, berukuran 23,5 cm dengan massa 120 gram. Sedangkan
yang terbesar, Great Grebe, berukuran 71 cm dengan massa 1,7 kg. Grebe
merupakan burung perenang dan penyelam yang handal. Mereka memiliki kaki
yang terletak jauh di belakang, dapat berlari untuk waktu yang singkat namun
seringkali jatuh. Grebe memiliki sayap yang sempit, dan beberapa spesies dapat
terbang rendah. Dua spesies di Amerika Selatan tidak dapat terbang sama
sekali. Mereka merespon bahaya dengan menyelam daripada terbang.
Seluruh spesies Grebe di Amerika Utara dan Eurasia bermigrasi, dan
spesies yang ketika musim dingin berada di lautan terkadang terlihat sedang
terbang. Grebe kecil air tawar, Pied-billed Grebe, di Amerika utara adalah migran
transatlantik ke Eropa dengan lebih dari 30 tempat tujuan.
Paruh bervariasi dari pendek dan tebal hingga panjang dan runcing,
tergantung jenis mangsanya, yang berkisar dari serangga air hingga crustacea.
Kaki mereka selalu besar dengan selaput yang menghubungkan bagian depan
jari-jari kaki mereka.
Grebe memiliki bulu yang tidak biasa, sangat padat dan tahan air. Dengan
menekan bulu-bulu terhadap tubuh, grebe dapat mengatur gaya apung mereka.
Terkadang mereka berenang rendah dengan hanya memperlihatkan kepala dan
lehernya saja.
Pada musim yang bukan musim kawin, grebe berwarna coklat gelap dan
putih. Ketika musim kawin, mereka memiliki tanda berupa mirip chestnut di
kepala mereka, dan menampilkan ritual tertentu. Grebe muda, khususnya dari
genus Podiceps, terkadang merontokkan bulu-bulu muda mereka bahkan
setelah mencapai ukuran dewasa.
Ketika membersihkan diri, grebe memakan bulu mereka sendiri dan
memberikannya kepada anak-anak mereka sebagai makanan. Hal ini dipercaya
untuk membiasakan grebe muda dengan menerima makanan yang halus terlebih
dahulu dan untuk meningkatkan ketahanan tubuh mereka terhadap parasit
lambung.
Grebe membuat sarang terapung dari material tanaman. Grebe muda
bersifat precocial, mereka dapat berenang segera setelah keluar dari telur.
Dibawah ini genus dan spesies dari Ordo podicypodiformes antara lain:
1. Genus Tachybaptus
a. Tachybaptus ruficollis, Little Grebe
b. Tachybaptus novaehollandiae, Australasian Grebe
c. Tachybaptus pelzelnii, Madagascar Grebe
d. Tachybaptus rufolavatus, Alaotra Grebe - kemungkinan telah punah di
tahun 1980an
e. Tachybaptus dominicus, Least Grebe
2. Genus Podilymbus
a. Podilymbus podiceps, Pied-billed Grebe
b. Podilymbus gigas, Atitlán Grebe, - dinyatakan punah tahun 1989
3. Genus Rollandia
a. Rollandia rolland, White-tufted Grebe
b. Rollandia microptera, Titicaca Flightless Grebe
4. Genus Poliocephalus
a. Poliocephalus poliocephalus, Hoary-headed Grebe
b. Poliocephalus rufopectus, New Zealand Dabchick
5. Genus Podiceps
a. Podiceps grisegena, Red-necked Grebe,
b. Podiceps cristatus, Great Crested Grebe
c. Podiceps auritus, Slavonian Grebe or Horned Grebe
d. Podiceps nigricollis, Black-necked Grebe or Eared Grebe
e. Podiceps andinus, Colombian Grebe - dinyatakan punah tahun 1977
f. Podiceps major, Great Grebe
g. Podiceps occipitalis, Silvery Grebe
h. Podiceps taczanowskii, Junin Flightless Grebe
i. Podiceps gallardoi, Hooded Grebe
6. Genus Aechmophorus
a. Aechmophorus occidentalis, Western Grebe
b. Aechmophorus clarkii, Clark's Grebe
7) Ordo Gaviiformes
Ordo Gaviiformes mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, tungkai pendek,
terletak di bagian belakang tubuh, ekor terdiri atas 18 – 20 lembar bulu yang
kaku, jari-jari berselaput renang, patella (tempurung lutut) kecil dan pandai
terbang. Ordo Gaviiformes terdiri dari 1 genus, 1 famili, dan 5 spesies. Contoh
spesies adalah Gavia stellata.
Gavia stellata adalah burung akuatik yang biasa dikenal dengan burung
Loon yang dapat ditemukan di belahan bumi utara, tepatnya di wilayah Artric.
Burung ini mempunyai panjang sekitar 55-67 cm, panjang sayapnya 91–110 cm
dan beratnya sekitar 1.4 kilogram. Seperti burung Loon lainnya, burung ini
mempunyai tubuh yang panjang dan leher yang pendek serta sepasang kaki
yang menopang tubuh tersebut. Dari kepala sampai lehernya berwarna hitam
dan abu-abu dimana pada bagian leher depan berwarna hitam. Burung ini
berkembangbiak dengan bertelur.
8) Ordo Sphenisciformes
Ordo Sphenisciformes adalah hewan akuatik jenis burung yang tidak bisa
terbang dan secara umum hidup di belahan Bumi selatan. Di seluruh dunia
terdapat 17 hingga 19 spesies pinguin. Walaupun seluruh jenis pinguin awalnya
berasal dari belahan bumi selatan, namun pinguin tidak hanya ditemukan di
daerah dingin atau di Antartika saja. Terdapat tiga spesies pinguin yang hidup di
daerah tropis. Salah satu spesies dari ordo ini adalah Pinguin. Pinguin hidup di
Kepulauan Galapagos (Pinguin Galapagos) dan biasanya menyeberangi garis
khatulistiwa untuk mencari makan.
Ciri-ciri badan penguin sangat berbeda dengan manusia. Di musim dingin,
makhluk manis ini, yang berasal dari kelompok beranggotakan 400.000 ekor
penguin, memutuskan untuk berpindah lebih ke selatan menuju Antartika yang
dingin membeku! Kesepakatan yang mereka capai ini adalah suatu keajaiban
tersendiri. Bahwa penguin-penguin ini mengetahui datangnya musim dingin dan
secara bersama-sama menentukan tujuan dan waktu untuk berpindah.
Musim berpindah juga merupakan musim kawin bagi pinguin. Pada saat
seperti ini yang dilakukan pertama kali oleh penguin adalah memilih
pasangannya. Langkah kedua adalah mempelajari nyanyian pasangannya agar
tidak kehilangan dia. Dengan kata lain, penguin jantan memiliki kemampuan
untuk mengenali satu suara khusus di antara suara-suara yang lain.
Kemampuan mengenali suara ini juga dimiliki oleh bayi pinguin. Mereka dapat
mengenali orang tuanya melalui suaranya saja. Pinguin mampu berenang
dengan kecepatan 6 hingga 12 km/jam bahkan pernah tercatat hingga 27km/jam.
Pinguin yang berukuran kecil biasanya menyelam selama satu hingga dua menit
dari permukaan air untuk menangkap makanan. Pinguin yang berukuran lebih
besar, yaitu pinguin emperor bisa menyelam lebih dalam hingga 565 meter
selama 20 menit.
9) Ordo Procellariiformes
Kelompok burung laut dengan ciri-ciri sebagai berikut, lubang hidung
berbentuk buluh, paruh tertutup oleh beberepa kepingan bahan tanduk, di dalam
kepala terdapat kelenjar garam, jari-jari belakang sangat mereduksi atau
menghilang sama sekali, bulu-bulu tersususn padat dan tampak berminyak, dan
sayap pankang dan sempit. Ordo ini terdiri dari empat familia dua di antaranya
ialah familia Diomedeidae contoh spesiesnya: Diomedea nigripes (Albatros) dan
familia Hydrobatidae contoh spesiesnya Hydrobales pelagicus.
Albatros, dari familia Diomedeidae, adalah burung laut besar dalam ordo
Procellariiformes. Burung ini ditemukan secara luas di Samudra Antartika dan
Pasifik Utara. Burung ini tidak terdapat di Atlantik Utara, tetapi temuan fosil
membuktikan bahwa burung ini dahulu pernah ada di sana. Burung albatros
termasuk burung terbang yang paling besar, dan burung albatros hebat (genus
Diomedea) memiliki panjang sayap yang paling besar melebihi burung lainnya.
Burung albatros sangat efisien di udara, dengan menggunakan teknik
melayang dinamis dan melayang bukit untuk dapat terbang pada jarak yang
sangat jauh. Burung ini memakan cumi-cumi, ikan, dan udang, dengan cara
memakan hewan yang terdampar, berburu di permukaan air, dan menyelam.
Para ilmuwan telah menemukan 24 spesies albatros, yang semuanya
berbadan pendek gemuk, kaki berselaput, sayap yang panjang, dan paruh
bengkok. Burung ini ditemukan secara luas di Samudra Antartika dan Pasafik
Utara. Burung ini tidak terdapat di Atlantik Utara, tetapi temuan fosil
membuktikan bahwa burung ini dahulu pernah ada di sana. Burung albatros
termasuk burung terbang yang paling besar, dan burung albatros hebat (genus
Diomedea) memiliki panjang sayap yang paling besar melebihi burung lainnya.
Burung albatros sangat efesien di udara, dengan menggunakan teknik
melayang dinamis dan melayang bukit untuk dapat terbang pada jarak yang
sangat jauh. Burung ini memakan cumi-cumi , ikan, dan udang, dengan cara
memakan hewan terdampar, berburu dipermukaan air, dan menyelam. Burung
ini meminum air laut. Sehingga burung ini pun sering terlihat seperti menangis
ketika membersihkan garam dari air laut yang menempel di bagian muka
mereka. Mereka menghabiskan 85% hidupnya dilaut, tetapi ad hal yang tidak
dapat dilakukan, yakin membuat sarang dan berternak.
Seekor burung ini, apabila telah menemukan pasangannya, makan
burung ini akan hidup bersama dengan pasangannya itu terus. Burung ini
biasanya pertama kali menetaskan telur mereka pada usia 10 tahun, usia yg
cukup tua untuk seekor burung.
Albatos ini cenderung utuk berkumpul bersama – sama dalam satu
kelompok. Sarang mereka biasanya berdekatan dengan jarak antara 1 – 2 m
dengan yang lainnya. Semua spesies dari albatros ini memilih tempat untuk
menetaskan di tempat yang terbuka, seperti di karang yang terjal atw jurang,
karena mereka melengkapi tempat ini agar mudah dihinggapi. Tetapi tempat ini
tidak terlalu menggembirakan, sebab tempat ini kurang terlindungin dari hujan
dan angin. Hampir semua albatros menetaskan di pulau, dengan atw sedikit
yang berhubungan dengan manusia.
Para ilmuan telah mengatakan semua (24) spesies albatros, semuanya
memiliki ciri badan yang sama, yakni berbadan pendek, gemuk, kaki berselaput,
sayap yang panjang, dan paruh bengkok.
Rangkuman
Aves atau burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang
(vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Kata aves berasal dari kata Latin
dipakai sebagai nama kelas, sedang ornis dari kata Yunani dipakai dalam
Ornithology berarti ilmu yang mempelajari burung-burung.
Aves menunjukkan kemajuan bila dibandingkan dengan kelas-kelas
hewan yang mendahului dalam hal :
a. Tubuh memiliki penutup yang bersifat isolasi
b. Darah vena dan arteri terpisah secara sempurna dalam sirkulasi jantung
c. Pengaturan suhu tubuh
d. Rata-rata metabolismenya tinggi
e. Kemampuan untuk terbang
f. Suaranya berkembang dengan baik
g. Menjaga anaknya secara khusus
C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Sebutkan tahap-tahap pergantian bulu pada aves
2. Sebutkan beberapa kemajuan aves diabnding kelas sebelumnya
3. Sebutkan klasifikasi
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan
dibahas.
- Aktif dalam diskusi
- Mengerjakan latihan.
c. Tindak lanjut
- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka
mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi
ini merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan
80% dianjurkan untuk:
Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam
penyampaian materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban
1. Tahap-tahap pergantian bulu burung
a. Molting post natal, lepasnya bulu pertama pada burung yang baru
menetas. Kejadian ini hanya sekali selama hidupnya.
b. Molting post juvenile, pergantian bulu pada masa burung sudah
mengalami pertumbuhan maximum, kejadian ini juga hanya sekali selama
hidupnya.
c. Molting post nuptial, pergantian bulu yang terjadi pada waktu burung
mendekati masa breding dan akan terjadi setiap tahun.
2. Kemajuan aves dibanding kelas sebelumnya
a. Tubuh memiliki penutup yang bersifat isolasi
b. Darah vena dan arteri terpisah secara sempurna dalam sirkulasi jantung
c. Pengaturan suhu tubuh
d. Rata-rata metabolismenya tinggi
e. Kemampuan untuk terbang
f. Suaranya berkembang dengan baik
g. Menjaga anaknya secara khusus
e. Referensi
1. Anonim. 2009. (Tersedia di : http://ensiklofauna.net46.net/?q=node/6,
diakses tanggal 1 desember 2009)
2. Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan (Invertebrata dan Vertebrata).
Surabaya : Sinar Wijaya.
3. Latjompoh, M. 2006. Bahan Ajar Mata Kuliah Zoologi Vertebrata.
Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo.
4. Soesilo. 1987. Biosistematika. Jakarta : Karunika.
5. --------. 2002. Praktikum Taksonomi Vertebrata. Jakarta : UT
6. Sukiya. Biologi Vertebrata. 2003. IMSTEP
f. Senarai
1. Ornithology = ilmu yang mempelajari tenatng aves
2. Molting = pergantian bulu