Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

“PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN”

OLEH:
I Gusti Ngurah Agung Bagus Rama Wahyu Dewangga (1705542005)
Ni Wayan Dian Puspita Sukma Dewi (1705542008)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa
atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata
Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah mengampu kami, kami juga
ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu
kami menyelesaikan makalah ini.
Mungkin tugas yang kami buat ini, belum sempurna oleh karena itu, kami
meminta maaf jika makalah ini masih terdapat kekurangannya. Kami mohon saran
dan kritiknya untuk memperbaiki pembahasan makalah ini.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR….......………………………………………………….......i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………........ii
BAB 1………………………………………………………………………….......1
PENDAHULUAN……………………………………………………………........1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….......1
1.2 Tujuan……………………………………………………………........2
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………….....….2

BAB II………………………………………………………………………......…3
PEMBAHASAN……………………………………………………………......…3
BAB III……………………………………………………………………….......11
KESIMPULAN......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...………………………………………………………….12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila selain sebagai dasar negara, juga merupakan falsafah hidup
bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh
bangsa Indonesia, bahkan oleh bangsa-bangsa yang beradab. Pancasila juga
sebagai sistem etika, yang dalam kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran,
amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi,
rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan, serta martabat diri sebagai
warga bangsa sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila
yang digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam menjalankan aktivitas dalam
segala bidang.
Kadang nilai-nilai luhur yang ada dalam pancasila yang merupakan
penjelmaan dari seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktekan dalam kehidupan
sehari–hari, tetapi diabaikan sehingga akibat dari itu nilai-nilai luhur tersebut
dengan sendirinya akan hilang. Menyadari bahwa untuk melestarikan nilai-nilai
pancasila itu perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya, oleh sebab itu setiap
warga Negara Indonesia, penyelenggara Negara, serta lembaga kenegaraan, dan
lembaga kemasayarakatan baik dipusat maupun didaerah harus sama-sama
mengamalkan nilai-nilai pancasila demi kelestariannya.
Oleh karena itu, sebagai upaya nyata demi kelestarian nilai-nilai luhur
pancasila, perlu ditanamkan atau perlu ada pemahaman kepada generasi penerus
bangsa, salah satunya lewat pendidikan pancasila.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan umum dan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui aspek dari isi pancasila sebagai sistem filsafat
2. Untuk mengetahui pengertian tentang Filsafat.
3. Mengetahui manfaat dalam mempelajari Filsafat.
4. Mengetahui pengertian tentang Filsafat Pancasila.
5. Mengetahui Pancasila sebagai sitem Filsafat.
6. Bagi dosen, sebagai tolak ukur atau penilaian terhadap mahasiswa dalam
memahami Pancasila sebagai sistem filsafat.
7. Bagi penulis, sebagai sarana yang bermanfaat untuk memperoleh
keterampilan dalam melakukan penulisan dan perbendaharaan
pengetahuan tentang pancasila sebagai sistem filsafat.
1.3 Rumusan Masalah
Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengertian Filsafat,
2. Manfaat Mempelajari Filsafat,
3. Pengertian Filsafat Pancasila,
4. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila, Sistem, dan Filsafat


2.1.1 Pengertian Pancasila
Pancasila adalah lima sila yang merupakan satu kesatuan rangkaian nilai-
nilai luhur yang bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang
sangat majemuk dan beragam dalam artian BHINEKA TUNGGAL IKA.  Esensi
seluruh sila-silanya merupakan suatu kasatuan. Pancasila berasal dari kepribadian
Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak
dahulu. Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat sesuatu baik
materal konkrit (manusia,binatang,alam dll) dan abstak (nilai,ide,moral dan
pandangan hidup). Pancasila mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga disebut sebagai Dasar
Falsafah Negara ataupun sebagai ideologi Negara, hal ini mengandung
pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara
mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai kaidah Negara yang
fundamental atau mendasar, sehingga sifatnya tetap, kuat dan tidak
dapat dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil
pemilihan umum.
2. Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional
 Dalam ilmu hukum istilah sumber hukum berarti sumber nilai-nilai
yang menjadi penyebab timbulnya aturan hukum. Jadi dapat diartikan
Pancasila sebagai Sumber hukum dasar nasional, yaitu segala aturan
hukum yang berlaku di negara kita tidak boleh bertentangan dan harus
bersumber pada Pancasila.
3. Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa atau Way of Life
mengandung makna bahwa semua aktifitas kehidupan bangsa

3
Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila daipada Pancasila,
karena Pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang
dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri.
Nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa
Indonesia sendiri. 
4. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan adanya Bangsa
Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari jiwa kepribadian bangsa Indonesia
yang terkristalisasi nilai-nilai yang dimilikinya.
5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia.
Pada saat bangsa Indonesia bangkit untuk hidup sendiri sebagai
bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia telah sepakat untuk
menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu
terwujud pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila
sebagai Dasar Negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) yang mewakili seluruh bangsa Indonesia.
6. Pancasila sebagai Ideologi Negara 
Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan tujuan bersama Bangsa
Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan Nasional
yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material
dan spiritual berdasarkan Pancasila
7. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa
Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah Nusantara yang terdiri
dari berbagai pulau-pulau, maka sangat tepat apabila Pancasila
dijadikan Pemersatu Bangsa, hal ini dikarenakan Pancasila
mempunyai nilai-nilai umum dan universal sehingga memungkinkan
dapat mengakomodir semua perikehidupan yang berbhineka dan dapat
diterima oleh semua pihak.

4
2.1.2 Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya
saling berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling
bekerjasama satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan
yang utuh.
2.1.3 Pengertian Filsafat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan
pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal, dan hukumnya. Secara etimologi
istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari
dua kata yaitu “philo”, “philos”, “alphilein” artinya “cinta” dan “shopos” atau
“shophia” artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom” (Nasution,
1973. Dengan sedikit perubahan).Jadi kata filsafat berarti cinta kebenaran atau
cinta kebijaksanaan atau kebijaksanaan yang hakiki.  
Filsafat dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

1. Istilah “filsafat” dapat ditinjau dari dua segi, yakni:


a. Segi Semantik: Perkataan filsafat berasal dari bahasa Arab
‘falsafah’, yang berasal dari bahasa Yunani, ‘philosophia’,
yang berarti ‘philos’ = cinta, suka (loving), dan ‘sophia’ =
pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi ‘philosophia’ berarti
cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran.
Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi
bijaksana.
b. Segi Praktis : Dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat
berarti ‘alam pikiran’ atau ‘alam berpikir’. Berfilsafat artinya
berpikir. Namun tidak semua berpikir bererti berfilsafat.
Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-
sungguh. Sebuah semboyan mengatakan bahwa “setiap
manusia adalah filsuf”. Semboyan ini benar juga, sebab
semua manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan
itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir

5
adalah filsuf. Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat
segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam.
2. Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti
proses dan filsafat dalam arti produk.
a. Filsafat dalam arti proses:
Filsafat di artikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat,
dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan
menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai
objeknya.
b. Filsafat dalam arti produk:
Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi manusia.
Sehingga manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari
persoalan yang bersumber dari akal manusia, dan sebagai
jenis pengetahuan, ilmu, konsep, dan pemikiran dari para
filsuf misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme.
3. Obyek Filsafat
a. Obyek Material Filsafat : Obyek pembahasan filsafat yang
mencakup keseluruhan baik yang bersifat material kongkrit
seperti alam, manusia, benda, hewan, dll, maupun yang
bersifat abstrak spiritual seperti, nilai-nilai, ide, ideologi,
moral, pandangan hidup, dll.
b. Obyek Formal Filsafat : Cara pandang filsuf terhadap obyek
material tersebut.
4. Cabang-cabang Filsafat
a. Metafisik : membahas hal-hal yang bereksistensi dibalik
fisis,yang meliputi bidang-bidang ontology(membicarakan
teori sifat dasar dan ragam kenyataan), kosmologi
(membicarakan tentang teori umum mengenai proses
kenyataan) dan anthropologi.
b. Epistemologi : membahas persoalan hakikat pengetahuan.

6
c. Metodologi : membahas persoalan hakikat metode dalam
ilmu pengetahuan.
d. Logika : membahas persoalan filsafat berpikir, yaitu rumus-
rumus dan dalil-dalil berfikir yang benar.
e. Etika : berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
f. Estetika : berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan.

2.1.4 Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara
yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing
dan satu tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan
bernegara di Indonesia. Pancasila sebagai sistem filsafat atau sebagai dasar negara
kita merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia dapat mempersatukan kita,
serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan
bathin dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya. Filsafat Pancasila
adalah filsafat yang mempunyai obyek Pancasila, yaitu obyek Pancasila yang
benar dan sah sebagaimana tercantum didalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.
Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat  dapat dilakukan
dengan cara deduktif dan induktif.
1. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan
pandangan yang komprehensif.
2. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya
masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang
hakiki dari gejala-gejala itu.

7
Inti sila-sila Pancasila meliputi:
 Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
 Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
 Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
 Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong
 Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang
menjadi haknya.

Fungsi Filsafat Pancasila:


 Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental/mendasar
dalam kehidupan bernegara, Misalnya : susunan politik, sistem politik,
bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan
ilmu pengetahuan. Hal ini harus dapat dikembangkan oleh filsafat.
 Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide,
negara atau tujuan negara. (Kelima sila pancasila merupakan kesatuan
yang utuh, tidak terpisahkan)
 Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga fungsi filsafat
akan terlihat jelas kalau negara itu sudah terbentuk keteraturan kehidupan
bernegara).

2.1.5 Bukti Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki
ciri-ciri suatu kesatuan bagian-bagian, bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi
sendiri-sendiri, saling berhubungan dan ketergantungan, keseluruhannya
dimaksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem), dan terjadi dalam
suatu lingkungan yang kompleks. Pancasila menjadi landasan dan falsafah dasar
negara telah membuktikan dirinya sebagai wadah yang dapat menyatukan bangsa.
Dengan Pancasila bangsa Indonesia diikat oleh kesadaran sebagai satu bangsa dan
satu negara. Pancasila memberikan ciri khas dalam kehidupan bangsa dan negara
Indonesia.

8
1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Bersifat Organik
Secara filosofis inti dan isi sila-sila Pancasila bersumber pada hakikat
dasar ontologis manusia yaitu sebagai monopluralis yang memiliki unsur-
unsur susunan kodrat yaitu jasmani dan rohani, sifat kodrat sebagai
mahluk individu sosial serta memiliki kedudukan kodrat sebagai pribadi
yang berdiri sendiri dan sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME. Hal ini
terjadi karena manusia (Rakyat Indonesia) sebagai pendukung utama inti
dari isi pancasila.Unsur hakikat manusia merupakan kesatuan yang bersifat
organis dan harmonis.
Sila-sila Pancasila merupakan  penjelasan dari hakikat manusia
monopluralis yang merupakan kesatuan organis maka memiliki kesatuan
yang organis pula.
2. Susunan sila-sila Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan  berbentuk
Piramida.
Pengertian matematis piramida digunakan untuk menggambarkan
hubungan hierarkis sila-sila Pancasila merupakan rangkaian tingkat dalam
urutan luas (kuantitas) dan juga dalam isi sifatnya (kualitas). Sedangkan
makna hierarkhis adalah susunan pancasila sudah dikemas sedemikian
rupa sehingga urutannya tidak akan berubah.Pancasila merupakan suatu
keseluruhan yang bulat dan memenuhi sebagian sistem filsafat.
Kesatuan sila-sila pancasila memiliki susunan hierarkhis piramidal maka
sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah ketuhan yang berkemanusiaan,
berpersatuan, berkerakyatan serta berkeadilan sosial sehingga di dalam
setiap sila senantiasa terkandung sila-sila lainnya.Rumusan Pancasila yang
Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal :
 Sila pertama : meliputi dan menjiwai sila-sila kedua, ketiga,
keempat dan kelima.
 Sila kedua : diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi dan
menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima. 

9
 Sila ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan kedua,
meliputi dan menjiwai sila keempat dan kelima. 
 Sila  keempat : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua dan
ketiga, meliputi dan menjiwai sila kelima
 Sila kelima : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua,
ketiga, dan keempat.
3. Susunan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi
Hakikatnya sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi pada setiap
sila terkandung keempat sila lainya. Dengan kata lain setiap sila senantiasa
dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
Rumusan kesatuan sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi:
 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan
beradab, berperikesatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan yang
Maha Esa,berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila Persatuan Indonesia, adalah  ber-Ketuhanan yang Maha
Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab,berkerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau perwakilan, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan
yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan
Indonesia dan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Filsafat merupakan ilmu yang paling umum yang mengandung usaha
nmencari kebijaksanaan dan cinta akan kebijakan. Pancasila dapat
digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan
hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti pancasila mempunyai
fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah
laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia
dimanapun mereka berada.
2. Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila pancasila itu saling berkaitan,
saling berhubungan, bahkan saling mengkualifikasi. Selain itu, pancasila
sebagai sistem filsafat juga dapat diartikan dengan satu kesatuan yang
saling berhubungan dan tak dapat dipisahkan guna mencapai satu tujuan
tertentu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nafilia, N.2019. Makalah Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


https://www.academia.edu/9135034/PANCASILA_SEBAGAI_SISTEM_FILSA
FAT_MAKALAH_Disusun_untuk_Memenuhi_Tugas_Pancasila_

Putri,Y.2019.Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

https://www.academia.edu/28791277/PANCASILA_SEBAGAI_SISTEM_FILSA
FAT

12

Anda mungkin juga menyukai