Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR


Tanggung Jawab Mahasiswa Terhadap Tuhan, Negara dan Orang Tua
dalam Tingkah Laku Bermasyarakat kaitannya dengan Wabah Corona

Disusun oleh:

Nama : Dinda Febyan Prameswari

NIM : B1D019059

Kelas : 2A2

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peraturan pemerintah RI No. 30 tahun 1990 menerangkan bahwa mahasiswa adalah
peserta didik yang terdaftar dan belajar di Perguruan Tinggi tertentu. Setiap identitas
membawa konsekuensi atau akibat langsung. Ketika identitas itu disematkan, maka
kemudian, disitulah ada peran-peran yang akan dilakoninya. Seperti halnya mahasiswa
yang juga dibebankan peran dan tanggung jawab atas identitas yang disandangnya.
Identitas ini menyematkan akan adanya eksplorasi pengetahuan, melakukan tindakan
nyata hingga bisa melahirkan perubahan-perubahan di masyarakat. Sehingga tidak heran,
dalam kurun waktu yang telah dilalui, dilembaran sejarah Indonesia, mahasiswa dikenal
sebagai agent of knowledge, agent of social control, dan agen perubahan.
Mahasiswa lahir dari masyarakat dan sudah sepatutnya mahasiswa berperan aktif
dalam kepentingan masyarakat untuk kemajuan bangsa ini. Aktivitas yang dilakukan
mahasiswa seharusnya tidak hanya belajar memahami mata kuliah yang diajarkan dosen
dan mengerjakan tugas kuliah, tetapi mahasiswa harus berkontribusi nyata dalam
membela kebutuhan rakyat karena mahasiswa adalah salah satu unsur terpenting dalam
pembangunan bangsa. Sebab inilah, mahasiswa harus berperan sebagai teladan di tengah-
tengah masyarakat. Segala tingkah laku mahasiswa akan diamati dan dinilai oleh
masyarakat. Untuk itu, mahasiswa harus pandai menempatkan diri, beradaptasi dan hidup
berdampingan di tengah-tengah masyarakat. Mahasiswa yang dalam kehidupanya tidak
dapat memberikan contoh dan keteladanan yang baik, berarti telah meninggalkan amanah
dan tanggung jawabnya sebagai kaum terpelajar .
Selain itu, mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam dirinya atau
dengan kata lain menumbuhkan rasa solidaritas. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh
sekat-sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh.
Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa melihat penderitaan
rakyat, tidak bisa melihat adanya kaum tertindas dan dibiarkan begitu saja. Mahasiswa
dengan sifat kasih dan sayangnya akan turun dan memberikan bantuan, baik moril
maupun materil bagi siapa saja yang memerlukannya.
Keadaan bangsa Indonesia belakangan ini sedang tidak baik-baik saja. Setelah
mengepung wilayah Asia tenggara, virus corona atau COVID-19 akhirnya menyerang
Indonesia. Penyebaran virus corona ini merupakan bencana nonalam, yaitu bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa
gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Saat ini, status keadaan
tertentu darurat bencana wabah penyakit akibat virus corona di Indonesia telah
diperpanjang selama 91 hari, terhitung sejak 29 Februari 2020 sampai dengan 29 Mei
2020. Akibatnya, berbagai aktivitas dan kegiatan harus tertunda karena pemerintah
menghimbau masyarakat untuk diam di rumah saja.
Peristiwa bencana nonalam ini tentu menimbulkan berbagai ketakutan di lingkungan
masyarakat. Bermunculan pemberitaan-pemberitaan palsu, sehingga kekhawatiran
semakin menjadi. Selain itu, muncul gejala-gejala sosial, seperti panic buying yang
menambah daftar permasalahan yang harus diselesaikan oleh pemerintah karena kejadian
ini mengakibatkan masyarakat lainnya akan kesulitan mendapatkan stok barang yang
dibutuhkan. Panic buying adalah gejala sosial dimana masyarakat memborong semua
keperluan rumah tangga dalam kondisi darurat. Munculnya pedagang-pedagang tak
bertanggungjawab di tengah wabah corona seperti saat ini juga menambah keresahan
masyarakat. Menjual barang-barang dengan harga tinggi, mendaur ulang masker bedah
sekali pakai, menjual hand sanitizer dengan komposisi tidak jelas dan juga menimbun
barang-barang yang dibutuhkan masyarakat mereka lakukan demi keuntungan semata.
Beberapa hal tersebut benar-benar menggambarkan Indonesia pada saat ini.
Upaya mengatasi Corona Virus Disease 2019 atau disingkat COVID-19 di Indonesia
membutuhkan peran banyak pihak. Pihak yang mempunyai peran paling besar mengatasi
virus Corona adalah masyarakat itu sendiri. Kesadaran masyarakat dan agar mereka
mengerti bahaya COVID-19 perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus. Di sinilah
nantinya, peran mahasiswa itu diperlukan. Mahasiswa merupakan seseorang yang
terpelajar di lingkungan masyarakat, sehingga peran mereka dibutuhkan untuk
mengedukasi masyarakat lainnya. Hal ini bisa dimulai dari lingkungan sekitarnya sendiri.
Mahasiswa harus mampu bertanggung jawab untuk mengatasi berbagai permasalahan di
lingkungan sekitarnya, namun ada etika-etika yang perlu dijaga oleh Mahasiswa karena
tingkah lakunya dalam masyarakat ini yang nantinya akan dinilai langsung oleh
masyarakat. Apakah perilaku yang dilakukan ini baik atau buruk. Oleh karena itu,
dibuatlah makalah “Tanggung Jawab Mahasiswa Terhadap Tuhan, Negara dan Orang
Tua dalam Tingkah Laku Bermasyarakat kaitannya dengan Wabah Corona” ini untuk
memberi gambaran tentang mahasiswa dan tanggung jawab sosialnya.
 

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan tanggung jawab mahasiswa?
2. Bagaimana tanggung jawab mahasiswa terhadap Tuhan dalam tingkah laku
bermasyarakat kaitannya dengan wabah Corona?
3. Bagaimana tanggung jawab mahasiswa terhadap negara dalam tingkah laku
bermasyarakat kaitannya dengan wabah Corona?
4. Bagaimana tanggung jawab mahasiswa terhadap orang tua dalam tingkah laku
bermasyarakat kaitannya dengan wabah Corona?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan tanggung jawab mahasiswa.
2. Mengetahui bagaimana tanggung jawab mahasiswa terhadap Tuhan dalam tingkah
laku bermasyarakat kaitannya dengan wabah Corona.
3. Mengetahui bagaimana tanggung jawab mahasiswa terhadap negara dalam tingkah
laku bermasyarakat kaitannya dengan wabah Corona.
4. Mengetahui bagaimana tanggung jawab mahasiswa terhadap orang tua dalam tingkah
laku bermasyarakat kaitannya dengan wabah Corona.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanggung Jawab Mahasiswa


Mahasiswa adalah anggota masyarakat yang berada pada tataran elit karena kelebihan
yang dimiliknya, yang demikian mempunyai kekhasan fungsi, peran dan tanggung
jawab. Tanggung jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga, bertanggung jawab menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung
segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa
bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan
menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Sebagai
mahasiswa yang menempuh pendidikan yang tinggi, kita harus belajar bagaimana
bersikap, bertingkah laku yang baik dan benar karena kita akan menjadi seseorang yang
hidup di kehidupan sosial, yang bertemu banyak tipe-tipe orang diluar sana. Kita harus
pandai memilah mana yang baik dan mana yang buruk karena setiap keputusan yang
akan kita ambil akan menentukan pandangan masyarakat terhadap kita. Kita harus bisa
bertanggung jawab atas semua pilihan yang kita ambil, baik buruknya harus diterima dan
dijalani. Semua itu agar kita bisa belajar bagaimana menjadi manusia yang lebih beradab
dan bertanggung jawab

2.2 Peran dan Tanggung Jawab Mahasiswa terhadap Tuhan dalam Tingkah Laku
Bermasyarakat Kaitannya dengan Wabah Corona
Agama mempunyai peran yang cukup penting dalam menghadapi segala aspek
kehidupan. Dalam situasi apapun, kegiatan keagamaan menjadi wujud dari eksistensi
komunitasnya. Dunia saat ini menghadapi situasi yang hampir tidak pernah terjadi
sebelumnya. Negara di berbagai belahan di dunia berjuang melindungi masyarakatnya
agar tak terkena virus corona. Menyikapi pandemi ini, sebagai seorang muslim
hendaklah kita kembali kepada ajaran-ajaran agama kita. Islam adalah agama yang
mengajarkan pentingnya kesehatan tubuh, pikiran dan jiwa. Sikap terbaik menghadapi
serangan virus korona ini, yakni pertama, berikhtiar menghindarinya dengan
memperhatikan hukum kausalitas Sunnatullah. Misalnya, kita harus mencuci tangan
ketika akan makan atau minum atau baru datang dari bepergian. Kedua, kita bertawakkal
sepenuhnya kepada Allah setelah berikhtiar. Bahkan kita yakin sepenuhnya atas usaha
sungguh-sungguh pemerintah dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Hal ini
sebagaimna firman Allah SWT:
“Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal. Jika Allah
menolong kamu, maka tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika
Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang bisa
menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah hanya kepada Allah saja orang-orang
mukmin bertawakkal.” (Qs Ali Imran: 59-60).
Ketiga, jangan melupakan Allah SWT sebagai pencipta virus Corona. Kita mohon
pertolonganNya. Sebab, pandemi Covid-19 akan musnah dengan cepat jika Allah
menghendakinya. Oleh karena itu, mari kita berdoa kepada-Nya disertai kesabaran dan
istiqamah mengerjakan sholat, serta diiringi keyakinan akan dikabulkan Allah SWT.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-
Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran.” (Qs. Al Baqarah: 186). Dalam hadits disebutkan, “Tidak ada sesuatu yang
lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah,
Ahmad).

2.3 Peran dan Tanggung Jawab Mahasiswa terhadap Negara dalam Tingkah Laku
Bermasyarakat Kaitannya dengan Wabah Corona
Sebagai makhluk sosial yang bernegara dan berbangsa sudah sepatutnya kita
menjalankan peraturan, norma, dan hukum yang berlaku dimana kita berada. Manusia
tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Manusia adalah makhluk sosial, dalam artian kita
tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Jadi, segala sesuatu hal yang kita lakukan
akan berdampak pada kehidupan bermasyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari senantiasa diatur oleh peraturan, baik tertulis
dan tidak tertulis. Semua kegiatan warga negara diatur oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Peraturan perundangan-undangan nasional merupakan peraturan
tertulis yang telah dibuat oleh lembaga yang berwenang. Di mana peraturan tersebut
sebagai pedoman warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Kehidupan manusia dalam bermasyarakat, selain diatur oleh hukum juga diatur oleh
norma-norma agama, kesusilaan, dan kesopanan, serta kaidah-kaidah lainnya. Kaidah-
kaidah sosial itu mengikat dalam arti dipatuhi oleh anggota masyarakat di mana kaidah
itu berlaku. Hubungan antara hukum dan kaidah-kaidah sosial lainnya itu saling mengisi,
artinya kaidah sosial mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dalam hal-hal
hukum tidak mengaturnya. Selain saling mengisi, juga saling memperkuat. Suatu kaidah
hukum, misalnya “kamu tidak boleh membunuh” diperkuat oleh kaidah sosial lainnya.
Kaidah agama, kesusilaan, dan adat juga berisi suruhan yang sama. Dengan demikian,
tanpa adanya kaidah hukum pun dalam masyarakat sudah ada larangan untuk membunuh
sesamanya. Sebagai mahasiswa tentu kita sudah dapat menentukan mana yang baik dan
mana yang buruk.
Mahasiswa berperan sebagai moral force atau kekuatan moral dalam masyarakat.
Sebagai insan akademis, tingkat intelektual yang dimiliki mahasiswa akan disejajarkan
dengan tingkat moralitasnya. Mahasiswa dianggap memiliki tingkat pendidikan tertinggi
sehingga sebagai mahasiswa harus memiliki moral yang baik pula. Belakangan ini,
dengan adanya wabah penyakit serius yang melanda Indonesia, banyak tindakan
immoral dilakukan oleh seseorang maupun kelompok. Kejahatan-kejahatan yang terjadi,
baik itu penipuan, penyebaran berita hoax dan kejahatan lainnya jelas merugikan
masyarakat. Tindakan-tindakan masayarakat yang menolak dimakamkannya suspect
corona di lingkungan sekitar mereka dan perebutan paksa jenazah positive Covid-19 oleh
keluarga juga merupakan tindakan yang tidak bisa dibenarkan karena nantinya akan
merugikan beberapa pihak. Seperti yang diketahui, pemakaman tersebut jelas merupakan
tindakan yang tepat karena prosedur-prosedur yang dilakukan sudah sesuai dengan apa
yang ada di SOP Kementerian Kesehatan dan WHO. Selain itu, demo-demo yang
dilakukan di depan beberapa Masjid yang sengaja ditutup untuk memutus mata rantai
penyebaran virus corona ini merupakan tindakan yang tidak sepatutnya dilakukan.
Seperti yang diketahui bahwa peniadaan sholat Jum’at dan diganti menjadi sholat
Dzuhur di rumah merupakan langkah yang tepat untuk menghindarinya peluang
terjadinya penularan virus secara massal. Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahkan telah
mengeluarkan fatwa penyelenggaraan ibadah saat pandemi virus corona, namun masih
banyak yang belum paham akan hal ini. Oleh karena itu, disinilah peran dan tanggung
jawab mahasiswa dibutuhkan. Mahasiswa diharuskan mengedukasi dan menyampaikan
informasi ini ke masyarakat sekitar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Peran mahasiswa di lingkungan masyarakat sangat penting untuk membantu pemerintah
saat ini, mengingat mahasiswa berada di lingkungan masyarakat itu sendiri dan dengan
kecerdasan dan ilmu yang dimilikinya, mahasiswa berhak dan mampu menyebarkan
informasi secara tepat ke masyarakat, seperti informasi-informasi terkait hal-hal yang
harus dilakukan selama wabah ini menyerang Indonesia, mengedukasi masayarakat
untuk melakukan sosial distancing, dan tidak lupa mencuci tangan dan untuk sementara
waktu berada di rumah aja sebagai langkah pemutus mata rantai virus corona.
Mahasiswa harus menyaring informasi-informasi yang masuk dan tidak menyabarkan
informasi palsu. Hal ini akan sedikit mengurangi beban pemerintah dan pemerintah bisa
fokus menangangi wabah ini, juga bisa mengatasi kejahatan-kejahatan yang terjadi di
saat kondisi seperti ini. Tindakan lain yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai warga
negara yang baik adalah mentaati aturan-aturan pemerintah. Dalam keadaan pandemi
seperti sekarang ini, masyarakat oleh pemerintah diminta untuk berkegiatan di rumah
saja demi kebaikan sesama. Oleh karena itu, mahasiswa harus menurut untuk tetap di
rumah saja dan tidak bepergian ke luar, kecuali ada keperluan yang sangat mendesak,
namun tetap mengikuti aturan-aturan yang ada demi tercapainya tujuan-tujuan yang baik.

2.4 Peran dan Tanggung Jawab Mahasiswa terhadap Orang Tua dalam Tingkah Laku
Bermasyarakat Kaitannya dengan Wabah Corona
Tanggung jawab moral seorang anak kepada orang tuanya apabila memasuki dunia
kampus adalah menyelesaikan studi dengan baik tanpa harus mengalami kendala yang
berarti apalagi yang datang dari diri sendiri. Sebab disinilah peran aktif seorang peserta
didik dipertaruhkan. Bila waktu duduk dibangku Sekolah Dasar hingga Sekolah
Menengah, seorang guru memiliki peran yang lebih optimal dalam memancing minat
belajar siswanya. Namun di perguruan tinggi pola tersebut diubah 180 derajat, dimana
peserta didik yang kemudian disebut mahasiswa, yang harus berperan aktif untuk
mendapatkan ilmu yang maksimal, sementara sang dosen lebih berperan sebagai
fasilitator transformasi ilmu yang sedang ditimbah. Mahasiswa seakan dituntut untuk
tidak memfokuskan diri pada hal lain kecuali mata kuliah yang mereka hadapi agar
konsentrasi yang dimiliki tidak terpecah dan semua ilmu yang diberi mampu diterima
secara optimal.
Namun, fokusnya mahasiswa terhadap studinya di kampus tidak sejalan dengan peran
mahasiswa sebagai agent of change, agent of social control, maupun iron stock. Tidak
salah jika kita menilai bahwa mereka yang menyandang status sebagai sarjana dengan
pengalaman ilmu yang optimal karena didapat dengan cara fokus pada pelajaran semasa
kuliah akan menjadi penerus peradaban bangsa, namun apa peran mereka yang lainnya
seperti pelaku perubahan dan pelaku pengawal kehidupan sosial dapat
terimplementasikan jikalau mereka melulu terfokus pada doktrin mata kuliah yang
tentunya mengharamkan mereka untuk turun kejalan melakukan unjuk rasa sebagai
perwujudan pengawal dinamika sosial atau mungkinkah perubahan yang dinantikan oleh
mayoritas masyarakat Indonesia akan datang jika mereka semua yang berhak untuk
mengenakan almamater kampus harus berdiam diri dikampusnya masing-masing pada
saat gejolak ekonomi melanda Indonesia pada akhir tahun 1990an demi tanggung jawab
akademis yang tidak boleh ditinggalkan barang sedetikpun.
Disinilah kedewasaan mahasiswa sesungguhnya tertempa dengan matang karena
mereka mampu untuk menyesuaikan ruang yang mereka tempati dengan peran dan
tanggung jawab yang mereka emban. Tidak adil jika kita berfikir bahwa setiap
mahasiswa yang hari-harinya disibukan untuk aktif mengikuti perkembangan dan
mengawal dinamika birokrasi yang terjadi, memiliki Indeks Prestasi yang rendah. Sebab
mahasiswa yang dapat menempatkan diri sesuai dengan dunianyalah yang memiliki
kecerdasan akan ruang dan kedisiplinan akan waktu.
Sebagai mahasiswa yang cerdas, kita harus mampu memanajemen waktu. Di satu sisi,
mahasiswa harus bertanggung jawab dengan menjaga kepercayaan orang tua seperti
berperilaku yang sewajarnya sebagai mahasiswa, tidak melakukan hal-hal tercela yang
dapat menggangu proses belajar di kampus dan dengan cara belajar dengan sungguh-
sungguh agar mendapat nilai yang baik. Jika kita sebagai mahasiswa memenuhi
tanggung jawab tersebut, sebagai konsekuensinya kita dapat membahagiakan orang tua
kita dengan menjadi sarjana lulusan terbaik, mendapat pekerjaan yang layak bahkan gaji
yang cukup untuk membalas pengorbanan yang sudah dikeluarkan orang tua kita selama
kita kuliah. Di sisi yang lain, mahasiswa juga punya tanggung jawab intelektual,
tanggung jawab sosial, dan tanggungjawab moral. Tanggung jawab ini hanya dapat
dilakukan oleh diri kita sendiri. Di tengah wabah yang sedang viral belakangan ini,
sebagai mahasiswa kita harus mampu menjalankan kewajiban kita dengan belajar sebaik
mungkin. Jangan sia-siakan tanggung jawab orang tua yang sudah membayar uang
kuliah dengan kerja kerasnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Perguruan Tinggi
tertentu. Mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang berada pada tataran elit karena
kelebihan yang dimiliknya, yang demikian mempunyai kekhasan fungsi, peran dan
tanggung jawab. Di tengah pandemi corona yang melanda dunia, sebagai seorang
mahasiswa hendaklah kita kembali kepada ajaran-ajaran agama kita dalam menyikapi hal
ini. Peran mahasiswa di lingkungan masyarakat itu sangat penting untuk membantu
pemerintah, mengingat mahasiswa berada di lingkungan masyarakat itu sendiri dan
dengan kecerdasan dan ilmu yang dimilikinya, mahasiswa berhak dan mampu
menyebarkan informasi secara tepat ke masyarakat, seperti informasi-informasi terkait
hal-hal yang harus dilakukan selama wabah ini menyerang Indonesia, mengedukasi
masayarakat untuk melakukan sosial distancing, dan tidak lupa mencuci tangan dan
untuk sementara waktu berada di rumah aja sebagai langkah pemutus mata rantai virus
corona. Namun, mahasiswa juga tidak boleh melupakan tanggung jawabnya terhadap
orang tua untuk membalas kebaikan yang sudah dilakukannya dengan tetap belajar
sebaik mungkin.

3.2 Saran

Sebagai seorang manusia, penulis menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Sehingga, dibutuhkan banyak sumber dan kritik
yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai