Anda di halaman 1dari 12

SATUAN-SATUAN BAHASA : FRASA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Rutin Mata Kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Frinawati Lestarina Barus, S.Pd., M.Pd.

Oleh :

Kelompok 3

Getsby Lewi Debora Pandiangan (2183111001)

Herty H. Siregar (2183311009)

FanNy Veronica Putri Naibaho (2183311033)

REGULER B 2018

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

TA. 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas dalam pembuatan Tugas Rutin : Sintaksis Bahasa Indonesia
yang diampu oleh ibu dosen Frinawati Lestarina Barus, S.Pd., M.Pd. sebagai pemenuhan
tugas dalam mengikuti perkuliahan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh dalam
kesempurnaan dan tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu sangat sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya tugas-tugas selanjutnya. Saya
berharap semoga Tugas Rutin ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca.

Medan, 22 April 2020

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4

2.1 Pengertian Frasa...................................................................................................4

2.2 Ciri-Ciri Frasa .....................................................................................................4


2.3 Jenis-Jenis Frasa ..................................................................................................5

BAB III PENUTUP .................................................................................................10


3.1 Kesimpulan..........................................................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Sintaksis merupakan pengaturan dan hubungan kata dengan kata atau dengan satuan lain
yang lebih besar. Sintaksis adalah salah satu tataran (tingkat) dalam gramatika (tata bahasa) yang
mempersoalkan hubungan antara kata dengan satuan-satuan yang lebih besar, membentuk suatu
konstruksi yang disebut kalimat. Sintaksis dapat dideskripsikan atas konstruksi satuan-satuannya.
Dengan perkataan lain, satuan sintaksis itu disusun oleh satuan-satuan yang lebih kecil. Unsur
bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frasa,,klausa dan kalimat. Salah satunya
yang akan di bahas dalam makalah ini adalah frase.

Dalam makalah ini, kami selaku penulis akan menyajikan berbagai pengertian frasa menurut
para ahli. Jenis-jenis frasa serta contoh fras. Makalah ini kami tulis berdasarkan dari beberapa
sumber buku dan juga dari berbagai sumber artikel yang sudah dipublikasikan terdahulu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan
masalah yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan frasa ?


2. Apa yang menjadi ciri-ciri dari frasa ?
3. Apa saja yang menjadi jenis-jenis dari frasa ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini
adalah :

1. Untuk memenuhi tugas rutin Sintaksis Bahasa Indonesia yang berjudul “Satuan-Satuan
Bahasa : Frasa”.
2. Untuk mengetahui tentang pengertian frasa , ciri-ciri frasa, jenis-jenis frasa dan contoh-
contoh frasa.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Frasa

Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak terdiri
dari subjek dan predikat (nonpredikatif). Satuan gramatikal akan menulis dan menyampaikan
berita merupaka frase karena anggota pembentuk satuan bahasa tidak menjabat subjek dan juga
tidak menjabat predikat. Istilah lain yang sering digunakan dalam linguistik Indonesia
adalah kelompok kata.

Menurut Ramlan (1985), frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau
lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Yang dimaksud dengan tidak melampaui
unsur klausa adalah unsur S, P, O, pelengkap dan keterangan. Contoh, Eka sedang membaca
majalah di ruang tamu  yang terdiri dari beberapa fungsi yaitu, Ekamenduduki fungsi S, sedang
membaca menduduki fungsi P, majalah menduduki fungsi O dan di ruang tamu menduduki
fungsi keterangan.

Sedangkan menurut Kridalaksana (1984), frasa ialah gabungan dua kata atau lebih yang
sifatnya tidak predikatif; gabungan itu dapat rapat, dapat renggang; misalnya gunung
tinggi adalah frasa karena merupakan konstruksi non-predikatif. Berdasarkan penjelasan di atas,
maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan frasa adalah satuan sintaksis yang tersusun dari
2 buah kata atau lebih, yang di dalam klausa menduduki fungsi-fungsi sintaksis.

2.2 Ciri-Ciri Frasa

Untuk membedakan frasa dengan satuan bahasa yang lainnya, berikut ini ciri-ciri frasa
yang akan diulas sebagai berikut :

1. Frasa terdiri berdasarkan dengan dua kata atau lebih.


2. Frasa menduduki fungsi gramatikal pada sebuah kalimat (subjek, predikat, objek, dan
lainnya).
3. Frasa mempunyai satu makna gramatikal.
4. Frasa bersifat non predikatif (frasa bisa menduduki fungsi sebagai predikat, tetapi bukan
sebuah kumpulan kata yang mempunyai predikat seperti kalimat).

4
Frasa tidak dibatasi oleh jumlah kata atau panjang-pendeknya satuan. Frasa bisa terdiri
dari dua kata, tiga kata, empat kata, lima kata, enam kata, dan seterusnya. Seperti contoh-contoh
berikut:

1. Buku saya ;
2. Buku sejarah saya ;
3. Buku pelajaran sejarah saya ;
4. Buku sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

2.3 Jenis-Jenis Frasa

Dilihat dari kedudukan unsurnya, frasa dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Frasa koordinatif, yaitu yang kedudukan unsurnya sederajat.


2. Frasa subornatif, yaitu yang kedudukan unsurnya tidak sederajat.

Dilihat dari hubungan unsurnya, dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Frasa endosentrik, yaitu yang salah satu unsurnya dapat menggantikan keseluruhannya.
2. Frasa esksosentrik, yaitu yang seluruh unsurnya merupakan satu kesatuan.

Dilihat dari kategorinya, frasa dibedakan menjadi :

1. Frasa nominal
2. Frasa verbal
3. Frasa ajektifal
4. Frasa preporsisional
5. Frasa adverbial
6. Frasa numerial

1. Frasa Berdasarkan Kedudukan Unsurnya

a. Frasa Koordinatif (setara)

Frasa koordinatif disebut juga dengan frasa setara, lebih lengkapnya frasa yang dibentuk
oleh dua unsur yang memiliki hubungan atau berkedudukan setara. Untuk mengindentifikasi
lebih mudah frasa koordinatif, kamu dapat melihat bahwa unsur pembentuknya biasanya satu
jenis, namun tidak semua yang satu jenis itu setara. Biasanya dibentuk dari dua kata antonim,
5
maupun dua kata dari suatu kata yang memiliki medan makna. Dua kata tersebut dapat diselipi
oleh kata penghubung dan maupun atau. Untuk lebih mempermudahkan kamu, amatilah contoh
dari frasa koordinatif.

1) Frasa verbal koordinatif

Dibentuk dari dua kata verbal yang setara, rumus V+V. Contohnya adalah makan minum, jual
beli, pulang pergi, hilir mudik, dan belajar mengajar.

2) Frasa nominal koordinatif

Dibentuk dari dua kata nomina yang setara, rumus N+N. Contohnya adalah ayah ibu, kampung
halaman, ayam itik, utang piutang, sawah ladang.

3) Frasa adjektival koordinatif

Dibentuk dari dua kata adjektival yang setara, rumus Adj+Adj. Contohnya adalah kuat sehat,
jauh dekat, baik buruk, tua muda, besar kecil.

b. Frasa Subordinatif

Frasa subordinaif disebut juga dengan frasa bertingkat atau tidak setara, lebih lengkapnya
memiliki arti frasa yang hubungan antara unsur pembentuknya tidak setara atau tidak sederajat.
Unsur yang satu berstatus sebagai atasan dan yang lain sebagai bawahan dikenal juga dengan
unsur atribut.

1) Frasa nominal subordinatif

Jenis frasa ini diidentifikasi dari unsur intinya berupa kata nomina atau benda. Misalnya,
sate madura. Unsur intinya adalah sate yang berupa kata nomina, sedangkan madura merupakan
kata adverbia atau keterangan. Contoh lain adalah sebuah mobil (Num+N), mobil dinas
(N+Adv), bukan mobil (Adv+N), sate ayam (N+N).

2) Frasa verbal subordinatif

Jenis frasa ini dapat diidentifikasi dari unsur intinya berupa kata verbal atau kata kerja.
Misalnya, tidak mandi (Adv+V), sedang mandi (Adv+V), belum makan (Adv+V), mandi pagi
(V+Adv), lari pagi (V+Adv).

6
3) Frasa adjektifal subordinatif

Jenis frasa ini dapat diindentifikasi dari unsur intinya berupa adjektifal atau kata sifat.
Misalnya, merah muda (Adj+Adj), jauh sekali (Adj+Adv), sampai jauh(Adv+Adj) , hijau daun
(Adj+Adj), tidak senang (Adv+Adj).

2. Frasa Berdasarkan Hubungan Unsurnya

a. Frasa Endosentris

Frasa Endosentris adalah frasa yang kedudukannya sejajar, sehingga pada sebuah fungsi
tertentu bisa digantikan oleh suatu unsurnya. Unsur frasa yang bisa menggantikan fungsi tertentu
dalam frasa tersebut disebut sebagai unsur pusat. Dalam hal ini frasa endosentris merupakan
frasa yang mempunyai unsur pusat.

Contoh:

Sejumlah guru sedang rapat

(S) (P)

Dua pria di kelas

(S) (P)

Pemilihan presiden lima tahun sekali

(S) (P)

Kalimat ‘Sejumlah guru sedang rapat’ tidak bisa ditulis menjadi ‘Sejumlah sedang rapat’
karena kata ‘guru’ merupakan sebuah unsur pusat. Begitu juga dengan kalimat ‘Dua pria di
kelas’ tidak bisa ditulis sebagai ‘Dua di kelas’ karena kata ‘pria’ merupakan sebuah unsur pusat
pada frasa ‘dua pria’. Sedangkan dengan kalimat ‘Pemilihan presiden lima tahun sekali’ tidak
bisa ditulis menjadi ‘presiden lima tahun sekali’ atau juga ‘pemilihan lima sekali’ karena kata
‘pemilihan’ dan kata tahun ‘tahun’ merupakan sebuah unsur pusat.

b. Frasa Eksosentris

Frasa Eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan kedudukan dalam
unsurnya. Dengan kata lain, frasa eksosentris tidak mempunyai unsur pusat atau (UP).

7
Contohnya : (Frasa yang dicetak miring ialah sebagai contoh frasa eksosentrik)

1. Kedua orang itu mengadakan jual beli


2. Mereka bertemu di lapangan
3. Guru di ruangan
4. Anak itu mengadu pada ayahnya

3. Frasa Berdasarkan Kategorinya

a. Frasa nominal atau frasa nomina

Frasa nominal merupakan frasa yang unsur intinya berupa kata nomina atau kata benda.
Frase jenis ini dapat mengisi fungsi subyek maupun objek di dalam struktur klausa maupun
kalimat.

Contoh: paku beton, pisang goreng, ayam bakar, bantal merah, dan cabe rawit.

b. Frasa verbal

Frasa verbal merupakan frasa dengan unsur intinya berupa kata kerja. Frase verbal
menduduki atau mengisi fungsi predikat pada klausa maupun kalimat.

Contoh: berkerja keras, berlari pagi, sedang belajar, mengunyah hati-hati, dan sebagainya.

c. Frasa adjektifal

Frasa adjektifal merupakan frasa dengan unsur intinya berupa kata sifat. Frasa adjektifal
adalah frasa yang mengisi atau menduduki fungsi predikat dalam sebuah klausa ajekifal.

Contoh: cantik sekali, amat baik, sangat pandai, dan sangat pandai

d. Frasa proposisional

Frasa proposisional merupakan frasa dengan unsur intinya berupa kata depan. Frasa
proposisional adalah frasa yang berfungsi sebagai keterangan di dalam klausa. Frasa ini
merupakan frasa eksosentrik, yaitu frasa yang tidak memiliki unsur inti maupun tambahan.
Kedua unsurnya merupakan satu kesatuan yang utuh.

Contoh: di rumah, dari jakarta, ke Jakarta, oleh ayah tiri, dengan pensil alis, dan pada
Departemen Agama RI.

8
e. Frasa adverbial

Frasa adverbial merupakan frasa dengan unsur intinya berupa kata keterangan. Contoh: kemarin
sore, menjelang malam, dan sebagainya.

f. Frasa numeral

Frasa numeral merupakan frasa dengan unsur intinya berupa kata bilangan. Contoh: sebungkus
nasi, seribu ikat, beberapa potong, dan sebagainya.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Frasa adalah satuan sintaksis yang tersusun dari 2 buah kata atau lebih, yang di dalam
klausa menduduki fungsi-fungsi sintaksis. Dilihat dari kedudukan unsurnya, frasa dibedakan
menjadi 2 bagian, yaitu : Frasa koordinatif, yaitu yang kedudukan unsurnya sederajat dan frasa
subornatif, yaitu yang kedudukan unsurnya tidak sederajat. Dilihat dari hubungan unsurnya,
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu : Frasa endosentrik, yaitu yang salah satu unsurnya dapat
menggantikan keseluruhannya dan rasa esksosentrik, yaitu yang seluruh unsurnya merupakan
satu kesatuan. Dilihat dari kategorinya, frasa dibedakan menjadi : Frasa nominal, frasa verbal,
frasa ajektifal, frasa preporsisional, frasa adverbial, dan frasa numerial.

3.2 Saran

Untuk memahami lebih jauh dan lebih banyak atau bahkan lebih lengkap tentang
pembahasan frase, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku yang didalamnya
membahas tentang frase, salah satunya buku sintaksis dari berbagai pengarang. Karena di dalam
makalah ini, kami selaku penulis hanya membahas garis besarnya saja tentang pembahasan frase.

10
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, A. (2015). SINTAKSIS BAHASA INDONESIA PENDEKATAN PROSES. Jakarta:


RINEKA CIPTA.

Darmawati, Uti. 2015. Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia Tahun 2014/2015. Klaten :

Intan Pariwara.

Kridalaksana,Harimurti. 1986. Kelas Kata dan Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka

11

Anda mungkin juga menyukai