Motivasi Kepemimpinan Ero
Motivasi Kepemimpinan Ero
NPM : 18020511031
KELAS : A
A. Motivasi kepemimpinan.
1. Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator
merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di
mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara
efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk
menggerakan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan
perintah.
2. Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan
pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi
yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya
konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat
dilakukan setelah keputusan di tetapkan dan sedang dalam pelaksanaan.
Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan
balik (feed back) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-
keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
3. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-
orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan
maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas
melakukan semuanya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah
berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas
pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi
sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.
4. Fungsi Delegasi
Fungsi Delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan
wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui
persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi
pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu
harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan
prinsip, persepsi, dan aspirasi.
5. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses
(efektif) mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan
bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui
kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.Seluruh
fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas
kepemimpinan secara integral, yaitu pemimpin berkewajiban
menjabarkan program kerja, mampu memberikan petunjuk yang jelas,
berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan
pendapat, mengembangkan kerja sama yang harmonis, mampu
memecahkan maalah dan mengambil keputusan masalah sesuai batas
tanggung jawab masing-masing, menumbuhkembangkan kemampuan
memikul tanggung jawab, dan pemimpin harus mendayagunakan
pengawasan sebagai alat pengendali.
Secara umum ada tiga gaya kepemimpinan kepala sekolah, yaitu gaya
kepemimpinan menurut sifat, gaya kepemimpinan berdasarkan teori
perilaku, dan kepemimpinan menurut teori kontingensi. Kepemimpinan
berdasarkan sifat mengkaji tentang perangai dan kemampuan yang menandai
karakteristik kepala sekolah. Kepemimpinan berdasarkan perilaku
memusatkan perhatian pada tindakan yang dilakukan kepala sekolah dalam
melaksanakan pekerjaan manajerial. Pendekatan kontingensi mengkaji
kesesuaian antara perilaku kepala sekolah dengan karakteristik situasional,
terutama tingkat kedewasaan guru dan karyawan.
Kepala sekolah sebagai pemimpin yang efektif harus belajar dari kesalahan
pada masa lalu dan berusaha memperbaiki dengan cara yang bijak. Selain
itu, juga memberikan kesempatan kepada guru dan karyawannya untuk
memberikan kritik dan saran perbaikan. Guru dan karyawan yang selalu
belajar tahu akan tugas dan kewajibannya untuk menjadikan organisasi
menjadi lebih kompetitif.
E. Kepemimpinan Pendidikan Guru
Dalam konteks ini, tentu dibutuhkan dukungan dari semua pihak, terutama
dari kepala sekolah untuk rela berbagi kekuasaan dan kewenangan, tanpa
harus merasa khawatir akan kehilangan identitas kewibawaannya. Kepala
sekolah harus memiliki keyakinan bahwa setiap guru pada dasarnya
memiliki potensi kepemimpinan, dan apabila diberi kesempatan untuk
mengekspresikan dan mengaktualisasikan potensi kepemimpinannya,
mereka bisa tampil sebagai pemimpin-pemimpin hebat, yang dapat
dimanfaatkan untuk semakin memperkuat eksistensi sekolah sekaligus
melengkapi kepemimpinan administratif yang menjadi tanggung jawabnya.
F. Konsep kepemimpinan
Akan susah bila merumuskan satu-satu apa saja sifat pemimpin yang harus
dimiliki. Karena kepemimpinan adalah sebuah sikap dan perilaku yang
menjadi bawaan seseorang. Namun Abu Ahmadi (2007:122-123)
berpendapat terdapat beberapa sifat pemimpin, yakni: Cakap, memiliki rasa
tanggung jawab, berani, memiliki visi yang jelas, percaya diri, rajin dan
tangkas.
Kecerdasan
Instrumen ini merupakan sebuah barang wajib bila ingin menjadi
pemimpin efektif karena dengan instrumen ini kerja dari sebuah
organisasi/kelompok/perusahaan akan semakin terarah dan tepat dalam
mencapai tujuan.
Matang dan Sosial
Instrumen lain yang bisa menentukan pemimpin efektif adalah
kematangan mental dan emosinya ketimbang anggota lain di
organisasinya. Kematangan emosi bisa membuat masalah bisa diatasi
dengan tenang. Sementar Instrumen berupa kecakapan sosial ini
berfungsi untuk meyakinkan setiap tujuan yang ada di
masyarakat/kelompok untuk bernegosiasi dan meyakinkan dalam
mencapai tujuan.
Motivasi
Instrumen ini berupa keinginan yang kuat untuk berprestasi bisa membuat
suatu organisasi bisa lebih efektif dalam memperoleh misa yang telah
dicanangkan. Motivasi merupakan dorongan yang kuat dalam diri untuk
bisa mencapai target dengan sukses.
Empati
Instrumen ini adalah cara pemimpin untuk bisa memahami apa yang
orang lain rasakan. Karena dalam sebuah mencapai tujuan, pemimpin
tahu bahwa organisasi membutuhkan kerjasama dan kekompakan
anggota. Empati pada pemimpin bisa membuat lingkungan lebih efektif
dalam mencapai tujuan.