Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurhikmah

Nim : C0217514
Kelas : Akuntansi D/2017

DIMENSI KEPERILAKUAN PADA PAJAK PENGHASILAN


 AKUMULASI EARNING TAX
Akumulasi dari masalah pendapatan:
1. Perusahaan dapat membayar dividen.
2. Perusahaan dapat mencoba untuk membenarkan posisi dari
pendapatan yang terakumulasi untuk memuaskan kebutuhan bisnis yang
beralasan.
3. Perusahaan dapat tidak melakukan sesuatu.
 PENGGUNAAN HUKUM PERPAJAKAN UNTUK MEMPENGARUHI PERILAKU
ax decision dibuat secara individual. Bagaimanapun, di dalam lingkungan
perusahaan, individu yang membuat keputusan terkadang menghambat
pembuatan keputusan individu lain yang sesuai dengan tujuan perusahaan.
Sebagai contoh, ketetapan pajak yang baik mungkin tidak digunakan karena
dampak yang tidak baik terhadap income yang dilaporkan kepada shareholder
atau pemangku kepentingan. Di beberapa kasus, jika ketetapan digunakan untuk
tujuan pajak, hal ini harus juga digunakan untuk tujuan laporan keuangan.
 TEORI PSIKOLOGI DARI KEKUATAN MOTIVASIONAL
Begitu banyak ketetapan dalam hukum pajak yang diharapkan
untuk mempengaruhi keperilakuan. Kesuksesan dari ketetapan ini tergantung
dari derajat kekutan motivasional yang ada pada pembayar pajak. Secara
seungguh-sungguh, kongres harus memperhatikan faktor yang mempengaruhi
kekuatan motivasional jika hukum/peraturan pajak sesuai dengan tujuannya.
Dalam lingkungan perusahaan, hal ini juga sangat penting untung memahami
bagaimana hukum/peraturan pajak mempengaruhi kekuatan motivasional dari
mereka yang membuat keputusan bisnis dengan implikasi pajak. Sebagai
contoh, suatu tax penalty mungkin tidak dibuat di level yang sama terkait
dengan kekuatan motivasional untuk para karyawan.
 TEORI ATKINSON DARI KEKUATAN MOTIVASIONAL
 Atkinson memiliki teori mengenai kekuatan motivasional untuk menunjukkan
beberapa tugas yang menghasilkan tiga faktor di antaranya: motif, pengharapan,
dan insentif.
 MOTIF (KEBUTUHAN UNTUK PENCAPAIAN)
1. Definisi Konsep
Kata “motif” dalam formula kekuatan motivasional diperuntukkan kepada
individu yang membutuhkan prestasi. Sesuai dengan teori bahwa individu
bervariasi di dalam suatu derajat, mereka mencari prestasi demi
mendapatkan penghargaan. Kebutuhan untuk berprestasi ini terlihat telah
diakuisisi oleh individu yang lebih muda dan relatif stabil.
2. Faktor yang Mempengaruhi
Banyak penelitian yang telah menguji hubungan antara kebutuhan untuk
berprestasi atau level aspirasi dan status sosioekonomi. Salah satu penelitian
menemukan bahwa di kelas yang lebih rendah menunjukkan secara signifikan
mengenai kebutuhan untuk berprestasi lebih rendah dibandingkan dengan
kelas menengah atau kelas yang lebih tinggi.
3. Dampak atas Keputusan Pajak
Individu yang membuat tax decision mungkin harus memilih alternatif
yang berbeda karena motif mereka yang berbeda pula. Sebagai contoh,
beberapa individu memerlukan prestasi yang lebih besar dibandingkan dengan
ketakutan mereka akan suatu kegagalan. Individu ini akan lebih memilih
alternatif yang menyertakan level menengah terkait hal perpajakan dan risiko
yang menengah pula. Secara alternatif, individu yang memiliki ketakutan akan
kegagalan akan memilih posisi yang aman dalam rangka memenuhi kebutuhan
untuk berprestasi.
 DIAGNOSTIC REVIEW – MOTIF
George Long memilih opsi yang menyertakan jumlah risiko
menengah. Dirinya juga mengusulkan rumusan rencana perusahaan untuk
ekspansi daam usaha untuk membenarkan akumulasi dari pendapatan. Dirinya
juga memiliki pilihan dalam risiko menengah karena kebutuhan akan berprestasi
lebih besar dibandingkan dengan ketakutan akan kegagalan.
 PENGHARAPAN (KEMUNGKINAN UNTUK SUKSES)
a. Dampak dari Kekuatan Motivasional
Kata “pengharapan” dalam formula kekuatan motivasional
diperuntukkan bagi kemungkinan untuk sukses. Dampaknya adalah,
kemungkinan untuk sukses yang lebih besar berbanding dengan kekuatan
motivasional yang lebih besar pula. Hal ini relative sederhana namun dianggap
sebagai variabel yang penting.
b. Diagnostic Review – Pengharapan
Dalam area perpajakan, kongres dan IRS seharusnya secara serius
mempertimbangkan dampak dari pengharapan dalam kekuatan
motivasional dari pembayar pajak. Hukum/peraturan pajak yang memiliki
usaha untuk mempengaruhi perilaku manusia akan dapat lebih efektif hanya
jika mereka tanamkan kepada pembayar pajak dengan kekuatan motivasional
yang memiliki level tinggi. Kegagalan untuk mencapai tujuan sosial dan
ekonomi yang telah dibuat oleh peraturan pajak akan menghasilkan keadaan
yang under circumstance.
 INSENTIF
1) Insentif Instrinsik vs Ekstrinsik
Teori Atkinson hanya mempertimbangkan nilai instrinsik dari
penghargaan dan secara penuh mengabaikan nilai ekstrinsik seperti
uang. Hal ini yang dapat menjadi pertimbangan atas kelemahan dari
teori ini, sejak itu pulan mulai ditekankan mengenai arti penting dari extrinsic
rewards. Kedua nilai antara instrinsik dan ekstrinsik adalah penting dalam
menentukan kekuatan motivasional individu.
2) Insentif Ekstrinsik
Kebanyakan dari teori psikologi mengakui bahwa manusi memiliki
kebutuhan yang pasti. Sebagai misal, extrinsic reward menjadi salah satu nilai
bagi individual, hal ini seharusnya memuaskan beberapa kebutuhan manusia.
Menurut Maslow, terdapat suatu hierarki dari kebutuhan psikologi sampai
dengan kebutuhan aktualisasi diri. Dalam teori ini, kebutuhan dasar
merupakan kebutuhan yang paling penting.
3) Dampak atas Kebijakan Pajak
Kongres membatasi jenis dari insentif ekstrinsik yang dapat
ditawarkan untuk meningkatkan kekuatan motivasional pembayar pajak.
Kongres harus memutuskan biaya yang diinginkan untuk membuat suatu
prestasi terkait dengan keinginan perilaku pembayar pajak. Dalam kasus
ini insentif ekstrinsik yang dapat diambil contoh bentuk penalty atau kewajiban
pajak tambahan, hal ini tidak terdapat biaya financial kepada pemerintah
terkait tax revenues, tetapi secara normal terdapat biaya asosiasi dengan
mengesankan hal tersebut merupakan penalty.
4) Diagnostic Review – Insentif
Dalam kasus Perusahaan Bradford Lockbox, akumulasi
pendapatan pajak merepresentasikan suatu insentif ekstrinsik.
Bagaimanapun, kebanyakan dari keputusan utama dari berbagai jenis adalah
multidimensional. Hal ini adalah lebih dari satu insentif ekstrinsik. Secara
frekuensi insentif ini merupakan suatu konflik.

Anda mungkin juga menyukai