Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PRAKTIKUM PARASITOLOGI BLOK REPRODUKSI

Asisten : Adolfina Febrianti


Kelompok 6C
1. Herwin Riki C011181056
2. Rezkiani C011181063
3. Irvan Usemahu C011181069
4. Ahmad Abu Basir C011181075

1. Tuliskan seluruh karakteristik stadium dari toxoplasma gondii!

Toxoplasma gondii
Stadium Trofozoit
 besar : ± 4 – 8 mikron
 bentuk bulan sabit, salah satu ujungnya runcing
 inti satu yang terletak ditengah bulan sabit
 kariosom terletak di tengah
Toxoplasma gondii
Bradizoit/kista
 besar : ± 200 mikron
 mempunyai dinding
 memiliki 2 sporoblast
Toxoplasma gondii
Ookista infektif (sporulated)
 besar : ± 10-12 mm
 bentuk bulat
 memiliki 2 sporokista

2. Tuliskan karakteristik trofozoit Trichomonas vaginalis!


Trichomonas vaginalis
Vegetative/trofozoit
 besar : ± 17 mikron
 bentuk jambu monyet
 inti 1 bentuk lonjong
 flagel anterior 4 buah
 aksostil menonjol keluar badan
 membrane bergelombang
3.Jelaskan siklus hidup dari Tricomonas vaginalis?

Trichomonas vaginalis berada di saluran alat kelamin perempuan bagian bawah.


Pada  laki-laki berada di uretra dan prostat.Memperbanyak diri dengan pembelahan
biner ( satu menjadi dua). Parasit tidak memiliki bentuk kista, dan tidak bertahan
dengan baik di lingkungan luar.Trichomonas vaginalis ditularkan di antara manusia,
terutama melalui hubungan seksual pada stadim trofozoit.

4.Jelaskan siklus hidup Toxoplasma gondii?


Host defenitf Toxoplasma gondii adalah anggota keluarga Felidae (kucing).
Reproduksi seksual terjadi dalam epitel usus host defenitif (kucing) .Kucing
domestik maupun kucing liar yang mengandung parasit ini akan mengeluarkan
ookista unsporulated bersama tinjanya. Di alam, kista akan bersporulasi menjadi
kista matang yang infektif dalam waktu 48-72 jam yang dapat bertahan hidup
hingga satu tahun. Host intermediate (burung dan hewan berdarah panas seperti
babi, kambing) terinfeksi karena menelan tanah, air, tanaman yang terkontaminasi
oleh ookista. Di dalam host intermediate ookista berubah menjadi takizoit.Takizoit
hidup di dalam jaringan saraf dan jaringan otot yang akan berkembang menjadi
bradizoit.

Referensi slide parasit pada organ urogenitalia .

5. Jelaskan manifestasi klinis yang dapat timbul dari Toxoplasmosis!


Gejala klinis toxoplasmosis pada manusia bersifat non spesifik atau sering kali tidak
menimbulkan manifestasi klinis yang jelas. Masa inkubasi toxoplasmosis sekitar 2-3
minggu. Gejala yang muncul merupakan gejala umum biasa, seperti demam, pembesaran
kelenjar limfe di leher bagian belakang. Apabila infeksi mengenai susunan saraf pusat
maka akan menyebabkan encephalitis (toxoplasma cerebralis akut). Parasit yang masuk
ke dalam otot jantung mengakibatkan terjadinya peradangan. Adapun lesi pada mata akan
mengenai korion dan retina sehingga menimbulkan irridosklitis dan khorioditis
(toxoplasmosis ophtimal mica akuta). Bayi dengan toxoplasmosis kongenital akan lahir
sehat tetapi dapat pula timbul gambaran eritroblastosis foetalis dan hidrop foetalis.
Infeksi primer maupun reaktifasi kista Toxoplasma pada ibu hamil dapat mengakibatkan
keguguran maupun kelainan sistem saraf dan mata pada janin yang dikandungnya → bayi
lahir resiko untuk mengalami kecacatan sangat besar.
A. Infeksi akut pada pasien imunokompeten
Dewasa → 10-20% kasus bergejala
Manifestasi klinik tersering → limfadenopati
- Di leher, mulut atau pembesaran pada 1 gugus kelenar
- Biasanya terpisah
- Tidak nyeri
- Kekenyalan bervariasi
- Tidak bernanah
Adenopati kelenjar mesentrial atau retroperitoneal dapat sebabkan nyeri abdomen
Demam, malaise, keringat malam, nyeri otot, sakit tenggorokan, eritema
makulopapular, hepatomegali, splenomegali
Korioretinitis unilateral → self limiting
Hepatitis, miokarditis, polimiositis, atau FUO
B. Infeksi akut pada pasien imunokompromais
Risiko tinggi, berat, dan fatal
SSP → ensefalitis, meningoensepalitis, SOL (Space Occupaying Lession),
Miokarditis, Pneumonitis
Transplantasi jantung dan sumsum tulang
Pasien HIV → CD4 < 100/ml → Ensefalitis (80%), mata (50%), paru-paru (26%),
darah tepi (3%), jantung (3%), sumsum tulang (3%), dan kandung kemih (1%)
C. Pasien HIV/AIDS
Gejala klinis Ensefalitis Toksoplasmosis → gangguan mental (75%), defisit
neurologis (70%), sakit kepala (50%), demam (45%), tubuh terasa lemah serta
gangguan nervus kranialis
Korioretinitis → penurunan tajam penglihatan, rasa nyeri pada mata, melihat benda
berterbangan, serta fotofobia, nekrosis multifokal atau bilateral dan N. Optikus
(10%)
Gejala lain → panhipopituari dan diabetes insipidus, gangguan gastrointestinal
dengan nyeri perut, asites serta diare
Kegagalan multiorgan
Pembesaran KGB yang kenyal, tidak nyeri, berkonfluens sering di leher
Demam ringan, hepatosplenomegali dan rash pada kulit
Funduskopi → multiple yellowfish white dengan batas tidak jelas
ET → gangguan mental, kejang, kelemahan otot multiple, gangguan nervus
cranialis, gangguan cerebellum, meningismus serta movement disorder
D. Toksoplasmosis mata dewasa
Koriorenitis → lebih banyak pada akibat infeksi kongenital
Unilateral → infeksi baru
Bilateral → waktu lahir
Gejala : Penglihatan kabur, skotoma, nyeri, fotofobia dan epifora, gangguan sentral
bila makula terlibat
Panuveitis
E. Infeksi Kongenital
Asimtomatis
Gejala terjadi setelah lahir
Tergantung infeksi akut ibu
Trimester I (15-25%), Trimester II (30-54%), Trimester III (60-65%)
Manifestasi klinis : strabismus, korioretinitis, ensefalitis, mikrosefalus, retardasi
psikomotor, kejang, anemia, ikterus, hipotermia, trombositopenia, diare dan
pneumonitis
TRIAS KARAKTERISTIK → hidrosefalus, kalsifikasi serebral, dan korioretinitis
Retardasi mental, epilepsi, dan gangguan penglihatan

Sumber : Parasit pada Organ Urogenitalia dan Parasit yang Menganggu Kehamilan
(Departemen Parasiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin), Slide
Toksoplasmosis oleh Dr. Wisda Widiastuti, Sp.PD Universitas Baiturrahmah.
6. Jelaskan manifestasi klinis yang dapat timbul dari Trichomoniasis!
Gejala klasik pada wanita → keputihan yang disertai rasa gatal, nyeri berkemih dan
nyeri daerah suprapubik
Sekret vagina biasanya ditemukan srawberry cervix yang ditandai dengan lesi
berbentuk bintik-bintk kemerahan (punctate hemorraghic lessions) akibat inflamasi
Pada laki-laki → umumnya asymptomatic atau kadang-kadang ada keluhan nyeri
berkemih ringan, urethritis, epididymitis, dan prostatitis.
Trikomonas menyebabkan spektrum klinis yang berbeda pada wanita dan laki-laki. Laki-
laki lebih bersifat asimptomatik sering terabaikan. Pada wanita yang simptomatik,
trikomoniasis dapat menyebabkan vulvo-vaginits dan urethritis. Gejala yang timbul pada
wanita termasuklah pengeluaran sekret tubuh berwarna kuning kehijauan dan berbau,
menimbulkan iritasi atau rasa gatal, dispareunia dan disuria. Selain itu, juga terjadi
pendarahan abnormal setelah koitus atau nyeri abdomen. Jika terjadi urethritis maka
gejala yang timbul adalah disuria dan frekuensi berkemih meningkat. Pada pemeriksaan
epitel vulva dan vaginal dengan spekulum, mukosa tampak hiperemis dengan bintik lesi
berwarna merah dan ini dikenal sebagai “strawberry vaginitis” atau “colpitis macularis”.
Trikomoniasis pada laki-laki yang simptomatik akan mengalami irritasi penis,
penegeluaran cairan atau perasaan terbakar setelah berkemih atau ejekulasi. Masa
inkubasi adalah selama 10 hari namun boleh juga di antara 4-28 hari. Fase akut penyakit
boleh dari beberapa minggu ke bulan.

Sumber : Parasit pada Organ Urogenitalia dan Parasit yang Menganggu Kehamilan
(Departemen Parasiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin), Andriyani, Y.
(2006). Trichomonas vaginalis–Protozoa Patogen Saluran Urogenital: Departemen
Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, pp.1–17

7. Jelaskan pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan untuk diagnosis


toxoplasmosis ?
a. Tes serologis :
- Dalam kebanyakan kasus, T. gondii- antibodi IgM spesifik terdeteksi awalnya pada
pasien dengan infeksi primer dan menjadi negatif dalam beberapa bulan (Montoya J,
2002).
- Pemeriksaan antibodi pada ibu hamil dilakukan beberapa kali jika pada pemeriksaan
pertama ditemukan antibodi IgM maupun IgG.
- Kadar IgM yang tinggi pada pemeriksaan awal maupun peningkatan kadar IgG pada
pemeriksaan kedua mengindikasikan pemberian terapi pada Ibu hamil (Sterkers Y,et
al.2001).
b. Uji saring toksoplasmosis untuk ibu hamil
- Di banyak negara deteksi antibodi terhadap Toxoplasma dilakukan secara rutin pada ibu
hamil untuk mengetahui ada tidaknya infeksi akut maupun kronis.
- Untuk mengetahui adanya toxoplasmosis kongenital pada bayi dari ibu yang tedeteksi
positif serologis di rekomendasikan untuk:
i. diagnosis prenatal berdasarkan uji molekul cairan dan USG pemeriksaan
ketuban;
ii. pengujian molekuler plasenta dan darah tali pusat, tes serologi ibu-anak
komparatif dan pemeriksaan klinis saat lahir;
iii. Pemeriksaan neurologis dan oftalmologi dan survei serologis selama tahun
pertama kehidupan.
8. Jelaskan pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan untuk diagnosis
trichomonas?
a. Pemeriksaan mikroskopik :
- Pergerakan Trichomonas yang seperti meloncat loncat dan berdenyut dapat terlihat pada
pemeriksaan langsung cairan vagina atau urethra dengan menggunakan larutan garam
fisiologi. ( Wet mount preparation)
- Relatif mudah dan murah, namun sensitifitasnya antara 38- 72 persen dan dipengaruhi
oleh lamanya T. vaginalis diluar host (Ohlemeyer C, et al, 1998).
- Pada pria, cairan yang dapat diperiksa adalah urine dan sekresi prostat.
- Untuk pemeriksaan mikroskopik tidak langsung digunakan pewarnaan acridine orange,
papanicolaou, dan Giemsa dengan terlebih dahulu difiksasi dengan polyvinyl alcohol
(PVA).
b. Biakan
- Pemeriksaan biakan (culture) merupakan standar baku (gold standard) dengan tingkat
sensitifitas 95% (Ohlemeyer C, et a1., 1998 dan Sood M, et al., 2007)
- Direkomendasikan ketika hasil pemeriksaan mikroskopik negatif namun gejala positif.
- T. vaginalis dapat tumbuh dengan baik pada kondisi anaerobik bersuhu 35°–37°C, pH
5.5–6.0 dengan berbagai media.

- Medium yang sering digunakanCysteine-peptoneliver-maltose (CPLM) medium and


plastic envelope medium (PEM)
c. Serologi dan metode molecular
- Metode enzyme linked immune sorbent assay (ELISA) dengan antibodi monoclonal
untuk mendeteksi antigen 65-KDA surface polypeptide T. vaginalis pada pada apusan
vagina.
- Deteksi DNA T.vaginalis dengan metode hibridisasi maupun PCR sangat sensitif (97%)
dan spesifik (98%) (Lossick JG 1991)
Referensi :
Montoya J. Laboratory diagnosis of toxoplama gondii infection and toxoplasmosis. The
journal of infectious diseases 2002; 185: s73–s82
Sterkers Y, Ribot J, Albaba S, et al. (2011). Diagnosis of congenital toxoplasmosis by
polymerase chain reaction on neonatal peripheral blood. Diagnostic Microbiology and
Infectious Disease 71 (2): 174–6
Ohlemeyer C, Hornberger L; Lynch D, Swierkosz E (March 1998). Diagnosis of
Trichomonas vaginalis in adolescent females: InPouch TV® culture versus wet-mount
microscopy. Journal of Adolescent Health 22 (3): 205–8.
Sood S; Mohanty S, Kapil A, Tolosa J, Mittal S (2007). InPouch TV culture for detection
of Trichomonas vaginalis. The Indian journal of medical research 125 (4): 567–71
Lossick JG, Kent HL. Trichomoniasis: Trends in diagnosis and management. Am J
Obstet Gynecol 1991;165:1217-22.

Anda mungkin juga menyukai