Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“Geografi Sosial”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Geografi Sosial. di ampu
oleh:

...............

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

1. Hendrik Alfando N 3193131032


2. Ayu Fadilah ...........
3. Lara Angelita Tarigan ..........
4. Jason Ofel Hutabarat ............

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review sebagai tugas dari mata kuliah
Geografi social . Penulis berterima kasih kepada seluruh pihak yang banyak membantu dalam proses
penyusunan dan penyelesaian makalah ini dari awal hingga akhir. Dan terima kasih yang sebesar-
besarnya penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah Geografi social Universitas Negeri Medan,
ibu Dra. Novida Yenny. yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini kiranya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri tentunya.

Medan, 27 April 2020

Penulis
( Kelompok 1 )
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1

sebuah jurnal...............................................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................2
A. Identitas Jurnal 1.................................................................................................2

B. Identitas Jurnal 2.................................................................................................2

C. Ringkasan Bagian-Bagian Jurnal.......................................................................2

BAB III...........................................................................................................................14
PEMBAHASAN.............................................................................................................14
A. Relevansi kedua topik jurnal dengan mata kuliah..........................................14

B. Pemilihan dan cakupan kajian teori kedua jurnal..........................................14

C. Metode penelitian kedua jurnal yang digunakan dan relevansinya...............14

F. Pembahasan biasa memuat persetujuan, kritik, sanggahan, uraian penjelasan


terhadap jurnal..........................................................................................................16

BAB IV............................................................................................................................18
A. Kesimpulan.........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Jurnal sebagai salah satu sumber referensi bagi mahasiswa dalam proses
pembelajaran, maka ada baiknya jika mahasiswa dapat memilih dan menggunakan
jurnal dengan kualitas yang baik, oleh karena itu mahasiswa diarahkan untuk
dapat mengkritisi sebuah jurnal.
Critical journal review bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam menganalisis, membandingkan, dan menilai sebuah jurnal dari
segi penggunaan bahasa dan teori, kesesuaian metode penelitian, sampai pada
penarikan kesimpulan.

B. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat dalam penugasan Critical journal review ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah geografi social
2. Menyelesaikan salah satu tuntutan dari 6 tugas pokok dalam Kurikulum
Nasional di Perguruan Tinggi.
3. Mempermudah memahami isi dari sebuah jurnal atau pun dari hasil
penelitian.
4. Mempermudah dalam membahas dan membandingkan isi dari dua hasil
penelitian atau pun jurnal yang telah ada.

1
BAB II
RINGKASAN JURNAL

A. Identitas Jurnal 1
 Judul : Corona virus diseases (Covid-19)
 Penulis : Yuliana
 Penerbit : Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
 Jenis jurnal : jurnal kesehataan.
 Kota Terbit : lampung
 Tahun : 2020
 Vol./No : Volume 2, Nomor 1
 ISSN : 2656-0062

B. Identitas Jurnal 2
 Judul : Model Penyebaran Penyakit Menular MERS-CoV
 Penulis : Benny Yong, S.Si., M.Si.
 Penerbit : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Katolik Parahyangan
 Nama jurnal : jurnal kesehatan
 Kota Terbit : jakarta
 Tahun : 2020
 Vol./No : volume 02, No 01
 ISSN : -

C. Ringkasan Bagian-Bagian Jurnal

2
JURNAL 1
1. Abstrak
Coronavirus Disease (Covid-19). In 2020, a new type of coronavirus
(SARS-CoV-2) was spread, called a disease called Coronavirus disease 2019
(COVID-19). This virus was discovered in Wuhan, China for the first time and
has infected 90,308 people as of March 2, 2020. The number of deaths reached
3,087 people or 6%, the number of patients recovering 45,726 people. This type
of single positive RNA serian infects the human respiratory tract and is sensitive
to heat and can effectively be activated by chlorine-containing disinfectants. The
source of the host is thought to come from animals, especially bats, and other
vectors such as bamboo rats, camels and ferrets. Common symptoms include
fever, cough and difficulty breathing. Clinical syndrome is divided into
uncomplicated, mild pneumonia and severe pneumonia. Specimen examination is
taken from the throat swab (nasopharynx and oropharynx) and lower airway
(sputum, bronchial rinse, endotracheal aspirate). Isolation was carried out on
patients proven to be infected with Covid-19 to prevent wider spread.

2. Pendahuluan
Diawali tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu
coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus
disease 2019 (COVID-19). Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan,
Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. Sampai saat ini sudah
dipastikan terdapat 65 negara yang telah terjangkit virus satu ini. (Data WHO, 1
Maret 2020) (PDPI, 2020) Pada awalnya data epidemiologi menunjukkan 66%
pasien berkaitan atau terpajan dengan satu pasar seafood atau live market di
Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok (Huang, et.al., 2020). Sampel isolat dari
pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya infeksi coronavirus, jenis
betacoronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV).
Pada tanggal 11 Februari 2020,
World Health Organization memberi nama virus baru tersebut Severe acute
respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya

3
sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-19) (WHO, 2020). Pada mulanya
transmisi virus ini belum dapat ditentukan apakah dapat melalui antara manusia-
manusia. Jumlah kasus terus bertambah seiring dengan waktu. Selain itu, terdapat
kasus 15 petugas medis terinfeksi oleh salah satu pasien. Salah satu pasien
tersebut dicurigai kasus “super spreader”. (Channel News Asia, 2020). Akhirnya
dikonfirmasi bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia ke
manusia (Relman, 2020). Sampai saat ini virus ini dengan cepat menyebar masih
misterius dan penelitian masih terus berlanjut.
Saat ini ada sebanyak 65 negara terinfeksi virus corona. Menurut data WHO
per tanggal 2 Maret 2020 jumlah penderita 90.308 terinfeksi Covid-19. Di
Indonesia pun sampai saat ini terinfeksi 2 orang. Angka kematian mencapai 3.087
atau 2.3% dengan angka kesembuhan 45.726 orang. Terbukti pasien konfrimasi
Covid-19 di Indonesia berawal dari suatu acara di Jakarta dimana penderita
kontak dengan seorang warga negara asing (WNA) asal jepang yang tinggal di
malaysia. Setelah pertemuan tersebut penderita mengeluhkan demam, batuk dan
sesak napas (WHO, 2020).
Berdasarkan data sampai dengan 2 Maret 2020, angka mortalitas di seluruh
dunia 2,3% sedangkan khusus di kota Wuhan adalah 4,9%, dan di provinsi Hubei
3,1%. Angka ini diprovinsi lain di Tiongkok adalah 0,16%.8,9 Berdasarkan
penelitian terhadap 41 pasien pertama di Wuhan terdapat 6 orang meninggal (5
orang pasien di ICU dan 1 orang pasien non-ICU) (Huang, et.al., 2020). Kasus
kematian banyak pada orang tua dan dengan penyakit penyerta. Kasus kematian
pertama pasien lelaki usia 61 tahun dengan penyakit penyerta tumor intraabdomen
dan kelainan di liver (The Straits Time, 2020). Kejadian luar biasa oleh
Coronavirus bukanlah merupakan kejadian yang pertama kali. Tahun 2002 severe
acute respiratory syndrome (SARS) disebakan oleh SARS-coronavirus (SARS-
CoV) dan penyakit Middle East respiratory syndrome (MERS) tahun 2012
disebabkan oleh MERS-Coronavirus (MERS-CoV) dengan total akumulatif kasus
sekitar 10.000 (1000-an kasus MERS dan 8000-an kasus SARS). Mortalitas akibat
SARS sekitar 10% sedangkan MERS lebih tinggi yaitu sekitar 40%. (PDPI,
2020).

4
3. Metode
Jurnal laporan kasus diambil dari kasus yang ada di puskesmas dan referensi
dari berbagai sumber dari (Medscape, emedicine, data WHO dan lain-lain)
kemudian diambil ringkasan dari sumber tersebut yang dijadikan satu menjadi
bahan bacaan.

4. Pembahasan
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Struktur coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S
berlokasi di permukaan virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu
protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen.
Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel host
(interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang) (Wang, 2020). Coronavirus
bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh
desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56℃ selama 30 menit,
eter, alcohol asam perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin, oxidizing agent
dan kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus (Wang,
2020; Korsman, 2012).
a. Patogenesis dan Patofisiologi
Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan.
Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan
kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda,
kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang
ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa
patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu. Kelelawar,
tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa ditemukan untuk
Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber utama untuk

5
kejadian severe acute respiratorysyndrome (SARS) dan Middle East respiratory
syndrome (MERS) (PDPI, 2020).
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Struktur coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S
berlokasi di permukaan virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu
protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen.
Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel host
(interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang) (Wang, 2020). Coronavirus
bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh
desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56℃ selama 30 menit,
eter, alcohol asam perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin, oxidizing agent
dan kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus (Wang,
2020; Korsman, 2012).
b. Patogenesis dan Patofisiologi
Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan.
Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan
kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda,
kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang
ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa
patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu. Kelelawar,
tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa ditemukan untuk
Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber utama untuk
kejadian severe acute respiratorysyndrome (SARS) dan Middle East respiratory
syndrome (MERS) (PDPI, 2020).

5. Kesimpulan dan saran


Covid-19 merupakan infeksi virus baru yang mengakibatkan terinfeksinya
90.308 orang per tanggal 2 Maret 2020. Virus ini bermula di Wuhan, China pada
31 Desember 2019. Virus yang merupakan virus RNA strain tunggal positif ini
menginfeksi saluran pernapasan. Penegakan diagnosis dimulai dari gejala umum

6
berupa demam, batuk dan sulit bernapas hingga adanya kontak erat dengan
negara-negara yang sudah terifinfeksi. Pengambilan swab tenggorokan dan
saluran napas menjadi dasar penegakan diagnosis coronavirus disease.
Penatalaksanaan berupa isolasi harus dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih
lanjut.

JURNAL 2
1. Abstak
MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus) adalah suatu
strain baru virus Corona yang belum pernah ditemukan menginfeksi manusia
sebelumnya. Virus ini pertama kali ditemukan di Arab Saudi pada tahun 2012.
Berdasarkan laporan WHO (World Health Organization), sejak September 2012
sampai 10 Juni 2015, telah ditemukan 1.257 kasus konfirmasi MERS-CoV dengan
448 orang mengalami kematian (CFR (Case Fatality Rate): 35,64%). MERS-CoV
mulai berjangkit di Arab Saudi dan menyebar ke Eropa serta dapat pula menyebar
ke negara lain, termasuk Indonesia. Satu warga negara Indonesia yang terinfeksi
MERS-CoV telah meninggal dunia pada April 2014 lalu. Sampai saat ini belum
tersedia vaksinasi untuk MERS-CoV.
Banyak warga negara Indonesia yang berada di Arab Saudi, sebagai tenaga
kerja yang menetap dalam waktu relatif lama atau sebagai jamaah umrah/haji
yang waktunya relatif singkat. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah
menyusun Pedoman Umum Kesiapsiagaan Menghadapi MERS-CoV sebagai
upaya untuk memberikan arahan antisipasi dan respon klinis menghadapi MERS-

7
CoV yang menjadi ancaman kesehatan masyarakat di Indonesia pada khususnya.
Penyakit ini berpotensi menyebar di Indonesia, mengingat jumlah jamaah
umrah/haji asal Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya, untuk itu perlu
dilakukan suatu langkah antisipasi.

2. Pendahuluan

Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat


MERS-CoV disebabkan oleh infeksi virus Corona, salah satu jenis virus yang
masih berkerabat dengan virus penyebab SARS (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2013). MERS-CoV adalah suatu strain baru virus Corona yang belum
pernah ditemukan menginfeksi manusia sebelumnya. Belum diketahui dengan
jelas asal mula virus ini menyebar, namun beberapa peneliti menduga bahwa
penyebaran virus ini berasal dari salah satu jenis kelelawar yang banyak
ditemukan di kawasan Timur Tengah. Berbeda dengan penyakit menular SARS
yang sudah lama hilang kabarnya, penyakit menular MERS-CoV muncul kembali
karena belum ada suatu cara kontrol yang tepat terhadap penyakit ini. Sampai saat
ini juga belum tersedia vaksin untuk penyakit menular MERS-CoV.
Berdasarkan laporan European Centre for Disease Prevention and Control
(ECDC), sejak September 2012 sampai dengan 10 Juni 2015, telah ditemukan
1.257 kasus konfirmasi MERS-CoV dengan 448 orang mengalami kematian,
artinya tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) cukup tinggi yaitu 35,64%.
Dari data WHO, ditulis bahwa lebih dari 85% kasus penyakit menular MERS-CoV
ini berasal dari Arab Saudi.

Gambar 1. Banyaknya kasus MERS-CoV yang tercatat di WHO dari 2012-2015

8
(http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm6403a4.htm)

Banyak warga negara Indonesia yang berada di Arab Saudi sebagai tenaga
kerja yang menetap dalam waktu relatif lama atau sebagai jamaah umrah/haji
yang waktunya relatif singkat. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia telah menyusun Pedoman Umum Kesiapsiagaan Menghadapi MERS-
CoV sebagai upaya untuk memberikan arahan antisipasi dan respon klinis
menghadapi MERS-CoV yang menjadi ancaman kesehatan masyarakat di
Indonesia pada khususnya. Penyakit ini berpotensi untuk menyebar di Indonesia,
mengingat jumlah jamaah umrah/haji asal Indonesia cenderung meningkat setiap
tahunnya, untuk itu perlu dilakukan suatu langkah antisipasi. Seperti diberitakan
pada Majalah TEMPO, satu warga negara Indonesia yang telah lama tinggal di
Arab Saudi meninggal dunia pada bulan April 2014 yang lalu akibat penyakit
menular MERS-CoV. Walaupun WNI tersebut bukan jamaah umrah/haji, tetapi
tidak dapat dipungkiri penyakit menular MERS-CoV ini akan berpotensi besar
menyebar juga ke Indonesia jika tidak ada penanganan segera dari pengambil
kebijakan.
Pada bulan Mei-Juni 2015, dunia dikejutkan dengan berita menyebarnya
virus MERS-CoV ke Asia, yaitu di Korea Selatan. Sampai dengan tanggal 16 Juni
2015, WHO mencatat sudah ada 161 kasus yang terkonfirmasi penyakit menular
MERS-CoV dan 19 orang diantaranya meninggal dunia. Seperti yang diberitakan
oleh ECDC, penyebaran penyakit menular MERS- CoV ke Korea Selatan diduga
penyebabnya dari seorang pria yang sebelumnya pergi ke Bahrain, Uni Emirat
Arab, Arab Saudi, dan Qatar.

9
Gambar 3. Perkembangan jumlah jamaah haji dan umrah dari
Indonesia berdasarkan tahun Hijriah
(http://kantorurusanhaji.com/para-pakar-ekonomi-pemasukan-balik-perekonomian-
haji
-dan-umrah-meningkat-secara-progresif-mencapai-47-milyar-rial-tahun-2020/)

melibatkan banyak kompartemen yang berbeda. Untuk mengontrol penyebaran


penyakit menular, kita harus memahami bagaimana pengaruh pertumbuhan dan
penyebaran penyakit menular tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi
dinamika populasi manusia akibat penyakit menular, misalkan perpindahan
populasi, gaya hidup, dan meningkatnya perjalanan internasional. Untuk penyakit
menular seperti SARS dan MERS-CoV, faktor perpindahan populasi ini menjadi
faktor penting yang mempengaruhi penyebaran penyakit di antara wilayah yang
berbeda.

3. Tinjauan pustaka
Pemodelan matematika adalah proses membangun suatu model matematika
untuk menggambarkan dinamika suatu sistem (F. R. Giordano, M. D. Weir, dan
W. P. Fox., 2003). Pemodelan matematika selalu terkait dengan bidang-bidang
ilmu yang lain, seperti ekonomi, fisika, kimia, dan biologi. Dari data riil dengan
beberapa asumsi dan hipotesis yang kita nyatakan dapat dirumuskan menjadi
suatu model matematika. Selanjutnya dilakukan analisis pada model itu sehingga
diperoleh suatu kesimpulan yang hasilnya berupa penafsiran atau prediksi dari

10
model. Penafsiran atau prediksi ini kemudian diuji terhadap data riil yang telah
diketahui. Jika diperlukan, asumsi yang dibuat sebelumnya bisa diubah atau
dihilangkan sehingga diperoleh model yang lebih baik.

4. Metode penelitian.
Sistematika dari usulan penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
Tahap 1: Pengumpulan data dan informasi yang relevan dengan MERS-CoV, studi
pustaka dan pengolahan data
Tahap 2: Pembentukan asumsi dasar sebagai acuan untuk pembatasan masalah
dan Pemodelan matematika untuk penyakit menular MERS-CoV dengan berbagai
skenario model
Tahap 3: Formulasi masalah dengan deskripsi matematis dan kajian secara
analitik terhadap semua model
Tahap 4: Kajian secara numerik dan interpretasi solusi
Mulai tahap 3 dan 4 akan dilakukan diseminasi hasil-hasil yang diperoleh melalui
seminar intern, seminar nasional, maupun seminar internasional.

Adapun luaran penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut:


 Diperoleh model yang sesuai untuk penyakit menular MERS-CoV antar
dua wilayah dan dapat menggunakan model tersebut untuk
menggambarkan dinamika populasi manusia yang sehat dan terinfeksi
pada kedua wilayah tersebut

 Publikasi pada jurnal internasional dan/atau jurnal nasional terakreditasi

 Dipresentasikan di seminar/konferensi tingkat nasional atau


internasional
 Proposal lanjutan. Proposal lanjutan ini merupakan pengembangan
model agar diperoleh deskripsi tentang dinamika populasi yang lebih
akurat dan realistis, misalkan dengan pemodelan stokastik dan/atau
spasial. Hal lain yang direncanakan adalah melakukan penaksiran

11
parameter pada model dan analisis sensitivitas pada bilangan reproduksi
dasar untuk setiap parameter yang terlibat

5. pembahasan
Model yang akan digunakan disini adalah model Susceptible-Infectious (S-I)
untuk dua wilayah. Model ini merupakan model deterministik yang dapat
diperoleh dengan menerjemahkan mekanisme penyebaran penyakit yang disajikan
dalam bentuk sistem persamaan diferensial tak linear. Ada empat kelompok
individu yang akan digunakan, yaitu banyaknya populasi rentan asal Indonesia (
𝑆𝐼𝑁𝐴 ), banyaknya populasi terinfeksi asal Indonesia (𝐼𝐼𝑁𝐴), banyaknya populasi
rentan asal Arab Saudi (𝑆𝐾𝑆𝐴), dan banyaknya populasi terinfeksi asal Arab Saudi
(𝐼𝐾𝑆𝐴).

Diasumsikan laju perpindahan individu rentan dan terinfeksi dari wilayah


Indonesia ke wilayah Arab Saudi lebih besar dibandingkan laju perpindahan
individu rentan dan terinfeksi dari wilayah Arab Saudi ke wilayah Indonesia. Hal
ini dikarenakan lebih banyak warga negara Indonesia yang pergi ke Arab Saudi
untuk umrah/haji. Asumsi lain yang mendasari model ini adalah

1. Terdapat individu rentan dan terinfeksi pada kedua wilayah


2. Semua individu diasumsikan rentan terkena penyakit
3. Terdapat individu rentan yang meninggal secara alami dan laju
individu rentan meninggal secara alami sama untuk kedua
wilayah
4. Individu terinfeksi dapat pulih dan kembali menjadi individu rentan
5. Terdapat individu terinfeksi yang dapat meninggal karena
penyakit dan laju individu terinfeksi meninggal secara alami
sama untuk kedua wilayah
6. Pada saat individu rentan berada dalam perjalanan, tidak terjadi
kelahiran maupun kematian
7. Pada saat individu terinfeksi berada dalam perjalanan, tidak
terjadi pemulihan pada individu tersebut

12
8. Semua populasi dapat berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain

Karena masa inkubasi virus MERS-CoV adalah 5-6 hari, maka satuan waktu (𝑡)
dihitung dalam minggu. Parameter yang akan digunakan adalah
 𝑎1 : banyaknya calon haji/umrah asal Indonesia
 𝑎2 : banyaknya calon haji/umrah asal Arab Saudi
 𝑐 : laju individu terinfeksi yang meninggal karena penyakit, 𝑐 > 𝑏
 𝑑 : laju individu terinfeksi yang pulih
 𝛽 : laju perpindahan penyakit antar individu rentan dan
terinfeksi yang berasal dari wilayah yang sama
 𝛼1 : laju perpindahan individu rentan dan terinfeksi dari
wilayah Indonesia ke wilayah Arab Saudi
 𝛼2 : laju perpindahan individu rentan dan terinfeksi dari
wilayah Arab Saudi ke wilayah Indonesia
 𝜔 : laju perpindahan penyakit antar individu rentan dan
terinfeksi yang berasal dari wilayah yang berbeda

Berikut ini adalah diagram kompartemen model penyakit menular MERS-


CoV antar wilayah Indonesia (INA) dan Arab Saudi (KSA Selanjutnya akan
disajikan simulasi numerik dari model penyebaran penyakit menular MERS- CoV.
Berdasarkan data dari Kementerian Agama Republik Indonesia, rata-rata jumlah
jamaah umrah asal Indonesia adalah 195 orang per hari dan rata-rata jumlah haji
asal Indonesia adalah 154.000 orang per tahun, sehingga banyaknya calon
haji/umrah asal Indonesia per minggu (𝑎1) adalah sebanyak 4.326 orang. Dari data
haji internasional, rata- rata jumlah jamaah haji/umrah asal Arab Saudi adalah
700.000 orang per tahun, sehingga banyaknya calon haji/umrah asal Arab Saudi
per minggu (𝑎2) adalah sebanyak 13.461 orang. terlihat bahwa parameter 𝑐 dan 𝑑
mempunyai pengaruh negatif pada model sedangkan parameter-parameter 𝛽, 𝛼1,
𝛼2, dan 𝜔 mempunyai pengaruh positif pada model. Pengaruh negatif pada model
mempunyai arti ketika parameter itu bertambah nilainya, maka individu yang

13
terinfeksi penyakit MERS-CoV akan berkurang banyaknya. Sedangkan pengaruh
positif pada model mempunyai arti ketika parameter itu bertambah nilainya, maka
individu yang terinfeksi penyakit MERS-CoV akan bertambah pula banyaknya.
Upaya antisipasi yang tepat untuk mengurangi banyaknya individu yang terinfeksi
penyakit menular MERS-CoV di Indonesia adalah dengan melakukan kontrol pada
parameter-parameter 𝛽, 𝛼1, 𝛼2, 𝑐, 𝑑, dan 𝜔. Meningkatkan nilai parameter 𝑐 dan 𝑑
serta mengurangi nilai parameter 𝛽, 𝛼1, 𝛼2, dan 𝜔 dapat mengurangi banyaknya
individu yang terinfeksi penyakit menular MERS-CoV. Langkah antisipasi inilah
yang dapat dilakukan oleh pengambil kebijakan sebagai salah satu upaya untuk
mengontrol berkembangnya penyakit menular MERS-CoV di Indonesia.

6. Kesimpulan dan Saran


Penelitian ini mendiskusikan tentang model penyebaran penyakit menular
MERS-CoV antar dua wilayah. Model ini menjelaskan dinamika populasi
penyebaran penyakit menular MERS- CoV akibat perpindahan individu antar
wilayah Indonesia dan Arab Saudi. Model ini memiliki dua titik kesetimbangan,
yaitu titik kesetimbangan bebas penyakit yang bersifat stabil ketika 𝑅0 < 1 dan
titik kesetimbangan endemik yang bersifat stabil ketika 𝑅0 > 1. Bilangan
reproduksi dasar ditentukan dengan menggunakan matriks generasi. Untuk
mengantisipasi penyebaran penyakit menular MERS-CoV ke Indonesia, beberapa
parameter yang dapat dikontrol adalah 𝛽, 𝛼1, 𝛼2, 𝑐, 𝑑, dan 𝜔. Dapat dilihat dari
nilai 𝑅0 bahwa parameter laju perpindahan penyakit antar individu rentan dan
terinfeksi yang berasal dari wilayah yang sama (𝛽) merupakan parameter yang
paling sensitif pada model penyebaran penyakit menular MERS-CoV. Dengan
demikian kontrol yang kontinu untuk mengurangi nilai dari parameter ini dapat
mencegah kondisi endemik penyakit MERS-CoV di Indonesia. Penelitian lebih
lanjut dapat dilakukan untuk masalah analisis sensitivitas pada model penyebaran
penyakit menular MERS-CoV.

14
BAB III
PEMBAHASAN

A. Relevansi kedua topik jurnal dengan mata kuliah


Topik yang dibahas pada jurnal pertama ini menyangkut tentang
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Desa Jelantik Dalam Menghadapi Pandemi
Corona Virus Diseases–19 (Covid-19) . Sedangkan pada jurnal kedua menyangkut
tentang Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai Antisipasi Penyebaran
Corona Virus Covid-19. Sebagai mahasiswa pada jurusan/ pendidikan geografi,
rasanya kedua jurnal ini merupakan salah satu jurnal yang berhubungan dengan
kajian Geografi Sosial dimana judul jurnal ini berdasarkan hasil mini riset tepat
untuk seorang calon menjadi guru dimana pada kedua kajian jurnal tidak terlepas
dari kajian Geografi Sosial dan lain sebagainya yang dianalisis dengan berbagai
metode yang terdapat di kedua jurnal ini hal ini tentu memiliki relevansi
previewer memilih jurnal ini untuk di review.

B. Pemilihan dan cakupan kajian teori kedua jurnal


Pada jurnal pertama dan kedua terdapat kajian teori. Jika jurnal pertama
kajian teori sangat sedikit hanya satu para ahli yang mendukung jurnal tersebut.
Sedangkan pada jurnal kedua kajian teorinya sangat mudah dipahami dan terori
yang dipaparkan berdasarkan Undang-Undang. Biasanya dalam metodologi
penelitian sering dibahas kajian teori dimana hal ini berguna untuk memahami
akan pentingnya sebuah penelitian yang didukung dengan teori.

C.Metode penelitian kedua jurnal yang digunakan dan


relevansinya
Pada kedua jurnal ini tercantumnya metode kajian penelitian sehingga para
mahasiswa memahaminya. Hal ini tentu saja sangat baik digunakan dalam proses
penelitian. Metode yang digunakan pada jurnal pertama yaitu dengan Metode

15
pendekatan yang dilakukan untuk membantu mitra dalam menyelesaikan
permasalahannya. Sedangkan metode yang digunakan pada jurnal kedua berbeda
dengan jurnal pertama, jurnal kedua ini menggunakan Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan literatur dan empiris. Data yang didapat
melalui analisis undang-undang dan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.
Selain dengan melakukan pengujian fakta di lapangan sebagai das sein terhadap
teori hukum dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah sebagai pedoman yang
berlaku.

D. Kerangka berpikir penulis kedua jurnal pada bagian


pembahasan
Kedua penulis pada kedua jurnal memaparkan kerangka berpikir dengan
jelas, baik yang tergambar dalam bentuk peta konsep maupun yang tertulis pada
bagian pembahasan dalam laporan jurnal penelitian ini. Pembahasan yang
dipaparkan kedua jurnal ini sangat mudah dipahami dan dimengerti, yang
membedakan kedua jurnal ini adalah, jika jurnal pertama disajikan nya berupa
gambar hasil penelitian sedangkan pada jurnal kedua tidak disajikan gambar.

E. Kesimpulan dan saran yang diajukan penulis kedua jurnal


serta implikasi pada penelitian berikutnya
Pada kedua jurnal kesimpulan yang diajukan yaitu kesimpulan yang
diajukan oleh penulis dapat mewakili dari keseluran hasil pembahasan yang
terdapat pada jurnal ini. Dimana penulis menyimpulkan pembahasan dapat
memudahkan pembaca memahami kesimpulan yang diuraikan oleh penulis.
Kesimpulan dinilai saling berhubungan pada setiap kalimat yang diuraikan pada
bagian kesimpulan. Kesimpulan yang diuraikan penulis sangat membantu penulis
lain atau peneliti lain untuk memahami dan akan berguna pada penelitian
selanjutnya.
Pada kedua jurnal terdapat saran yang diajukan oleh penulis jurnal, kedua
jurnal memberikan saran yang berguna bagi penelitian selanjutnya dimana

16
penelitian selanjutnya dapat memanfaatkan saran yang diajukan penulis pada
jurnal ini.
Kesimpulan dan saran yang diajukan oleh penulis tentu saja bisa
mempengaruhi implikasi pada penelitian berikutnya dimana model dan metode
penelitian yang digunakan mampu menggambarkan respons pada Geografi Sosial.

F. Pembahasan biasa memuat persetujuan, kritik, sanggahan,


uraian penjelasan terhadap jurnal
Pada jurnal pertama ini menyangkut tentang Peningkatan
Pengetahuan Masyarakat Desa Jelantik Dalam Menghadapi Pandemi Corona
Virus Diseases–19 (Covid-19) . Sedangkan pada jurnal kedua menyangkut tentang
Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus
Covid-19. Pembahasan di antara kedua jurnal sungguh sangat berbeda, jika jurnal
pertama membahas hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah; (1) Warga
Desa Jelantik telah mendapatkan pencerahan dan penjelasan yang gambalang
mengenai virus corona-19 yang sedang mewabah di berbagai Negara bahkan telah
sampai di Lombok; dan (2) Warga desa Jelantik juga telah mendapatkan
pengetahuan mengenai pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan baik.
Sedangkan pembahasan pada jurnal kedua membahasa mengenai
pentingnya menjaga kesehatan dan bersikap tenang dalam kondisi apapun.
Kepanikan hanya akan menimbulkan ketakutan dalam pemikiran, sedangkan hal
tersebut belum tentu terjadi. Kepanikan bukan hanya berdampak kepada diri
sendiri, tetapi juga kepanikan terhadap orang lain. Salah satu upaya yang bisa
dilakukan untuk menghindari kepanikan adalah dengan cukup patuh dengan
kebijakan yang sudah disampaikan oleh pemerintah

G. Kelebihan dan Kelemahan


Kedua jurnal memiliki abstrak yang jelas sehingga dengan membaca
abstrak pembaca dapat mengetahui hasil dari jurnal. Masih terdapatnya kesalahan
pengetikan pada kedua jurnal, dimana ditakutkan apabila salah pengetikan yang

17
dapat merubah arti dari kata maka akan tersampai pesan yang berbeda kepada
pembaca. Pada kedua jurnal ketika membaca jurnal penyajian penulisan kata yang
teratur. Pada kedua jurnal memilik kajian teori yang disertakan penulis, biasanya
di dalam metodologi penelitian sering dibahas kajian teori atau kajian pustaka
dimana hal ini berguna untuk memahami akan pentingnya sebuah penelitian yang
didukung oleh teori.
Pada kedua jurnal terdapat kerangka berpikir penulis yang dituliskan pada
kedua jurnal dan memaparkan kerangka berpikir dengan jelas, baik yang
tergambar dalam bentuk peta konsep maupun yang tertulis pada bagian
pembahasan dalam laporan jurnal penelitian. Kedua jurnal menggunakan tata
bahasa yang sesuai dengan EYD. Kedua jurnal penelitian atau jurnal ini yaitu
hasil dari penelitian dijelaskan secara rinci yang mana pada bagian hasil
penelitian, peneliti memaparkan secara jelas aspek – aspek yang diteliti, penulis
jurnal menulis artikel ini dengan cukup sitematis dan logis sehingga alur jalannya
penelitian ini dapat dimengerti oleh pembaca.
Pada kedua jurnal memiliki kelebihan dalam identitas yaitu memiliki
ISBN/ISSN . Pada jurnal kedua tidak memiliki saran yang diajukan penulis, saran
diajukan oleh penulis dimana saran dapat berguna bagi masyarakat/pembaca
awam serta juga memiliki manfaat bagi para peneliti untuk penelitian selanjutnya.
Topik yang Pada jurnal pertama ini menyangkut tentang Peningkatan
Pengetahuan Masyarakat Desa Jelentik Dalam Menghadapi Pandemi Corona
Virus Diseases–19 (Covid-19) . Sedangkan pada jurnal kedua menyangkut tentang
Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus
Covid-19.
Jurnal ini sangat berhubungan dengan posisi saya selaku penulis Critical
journal review yang mengambil pendidikan geografi menjadi seorang guru dan
yang sedang mempelajari mata kuliah Geografi Sosial di Universitas Negeri
Medan. Sebagai preview jurnal yang masih banyak belajar dapat dikatakan bahwa
preview membutuhkan arahan serta kritik dan saran dalam penulisan-penulisan
Critical journal review ini.

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pereviewer mengambil kesimpulan dari hasil review jurnal pertama yang
telah dikerjakan dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Desa
Jelantik Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Diseases–19 (Covid-19)”
sedangkan pada jurnal kedua dengan judul “Kebijakan Pemberlakuan Lockdown
Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19.”, bahwa kedua jurnal
tersebut adalah jenis jurnal penelitian dibidang Geografi Sosial yakni salah satu
judul yang diambil berdasarkan hasil dari mini riset, kedua jurnal tersebut
memiliki beberapa manfaat untuk mahasiswa maupun umum dalam memberikan
pengetahuan tentang materi Geografi Sosial. Kedua jurnal ini dapat dikatakan
masuk dalam kategori penelitian yang baik. Berdasarkan atas hasil evaluasi dan
dalam kritik ini dengan detail pada dasarnya artikel ini merupakan artikel yang
baik.

B. Saran
Saran saya semoga untuk penelitian berikutnya mampu memanfaatkan dan
memperbaiki berbagai kekurangan yang terdapat dalam artikel. Untuk kedepannya
semoga periview lebih baik lagi dalam meriview jurnal, maka dari pada itu kritik
dan saran yang membangun sangat dibutuhkan oleh periview.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sulaeman, S., & Supriadi, S. (2020). Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Desa


Jelantik Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Diseases–19 (Covid-
19). Jurnal Pengabdian UNDIKMA, 1(1).
Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai
Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19. SALAM: Jurnal Sosial dan
Budaya Syar-i, 7(3).

20

Anda mungkin juga menyukai