Anda di halaman 1dari 7

LAMPIRAN

Jawaban Pertanyaan :
Soal
1. Apa perbedaan antara titrasi iodometri dan iodimetri ?
2. Bagaimanakah reaksi antara kalium iodat + kalium iodida + asam klorida?
Setiap 1 mol kalium iodat sama dengan berapa ekivalen ?
Jawab
1. Iodometri :
 Termasuk reduktor
 Proses titrasi tidak langsung
 Larutan standar Na2S2O3
 Titrasi dalam suasana asam
Iodimetri :
 Termasuk oksidator
 Proses titrasi langsung
 Larutan standar I2
 Titrasi dalam keadaan sedikit basa atau netral
2. 10 e- + 12 H+ + 2IO3-  I2 + 6H2O x1
2I-  I2 + 2 e- x5

10 e- + 12 H+ + 2 IO3-  I2 + 6 H2O

10 I-  5 I2 + 6 H2O
12 H+ + 2 IO - + 10 I-  6 I + 6 H O

6 H+ + IO - + 5 I-  3 I + 3 H
Setiap mmol IO3- akan menghasilkan 3 mmol I2 dan 3 mmol I2 ini akan
tepat bereaksi dengan 6 mmol S2O2- sehinggan mmol 3IO3- ditentukan atau
setara dengan 1/6 mmol S2O2-. Maka n IO- = 6.
Soal
1. Jelaskan beberapa kekurangan amilum digunakan sebagai indikator!
2. Mengapa pada titrasi iodometri indikator amilum ditambahkan pada saat
mendekati titik ekivalen ?
3. Mengapa penambahan larutan Na2S2O3 menggunakan aquades yang
mendidih ?
Jawab
1. Beberapa kekurangan amilum digunakan sebagai indikator dalam proses
titrasi iodo-iodimetri adalah sebagai berikut :
a. Sukar larut dengan air dingin
b. Ketidakstabilan suspensinya dalam air
c. Tidak stabil mudah terhidrolisa menjadi dekstrin
d. Dalam suasana asam kuat akan terhidrolisa
e. Larutan amilum dengan iodium menjadi kompleks yang sukar larut maka
pemberium amilum mendekati titik akhir titrasi
f. Jika larutannya sangat encer maka terjadi pergeseran titik akhir titrasi
2. Penambahan amilum dilakukan saat menjelang akhir titrasi yaitu pada saat
mendekati titik ekivalen, dimana hal ini ditandai dengan warna larutan
menjadi kuning muda (dari kuning kecoklatan sampai coklat akibat
terdapatnya I2 dalam jmlah banyak), alasannya kompleks amilum I2
terdisosiasi sangat lambat akibatnya banyak I2 yang terabsorbsi oleh amilum
jika amilum ditambahkan pada awal titrasi, alasan kedua adalah biasanya
iodometri dilakukan pada media asam kuat sehuingga akan menghindari
terjadinya hidrolisis amilum. Penambahan kanji menyebabkan larutan
berubah menjada berwarna biru tua dan setelah dititrasi lagi warna biru tua
akan hilang menjadi tidak berwarna dan warna yang hilang tersebut
menandakan titrasi harus dihentikan, larutan kanji ditambahkan pada saat
warna coklat hasil titrasi Na2S2O3 hampir hilang menjadi kuning muda atau
pada saat mendekati titik akhir titrasi.
3. Pada pembuatan larutan Na2S2O3 harus menggunakan aquades yang
mendidih dikarebnakan supaya padatan/serbuk daei Na2S2O3.5H2O tetap
berada dalam keadaan yang steril. Selain itu sifat dari padatan/serbuk
Na2S2O3.5H2O tidak stabil pada jangka waktu yang lama, sehingga
diperlukan natrium karbonat atau boraks sebagai bahan pengawet.
Penggunaan air yang masih mengandung CO2 sebagai pelarut akan
menyebabkan peruraian S2O32- membentuk belerang bebas. Belerang ini
menyebabkan kekeruhan. Terjadinya peruraian itu juga dipicu oleh bakteri
Thiobacillus thioparus. Bakteri yang memakan belerang akhirnya masuk
kelarutan itu, dan proses metaboliknya akan mengakibatkan bakteri kolodial.
Belerang ini akan menyebabkan kekruhan, bila timbul kekeruhan larutan
harus dibuang.
Alur Percobaan

1. Penentuan (Standarisasi) larutan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) ± 0,1 N


dengan kalium iodidat (KIO3) baku

0,357 gram KIO3


1. Dipindahkan ke dalam labu Ukur 100 mL
2. Dilarutkan dengan air suling
3. Diencerkan sampai tanda batas
4. Dikocok hingga homogen

Larutan KIO3 ± 0,1 N

5. Dipipet 10 mL larutan KIO3 ± 0,1 N


6. Dimasukkan ke dalam erlenmenyer 250 mL
7. Ditambahkan 2 mL larutan KI20%
8. Ditambahkan 1 mL HCL 4N
9. Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 ± 0,1 N
10. Dihentikan saat warna coklat kekuningan berubah menjadi kuning
muda
11. Ditambahkan mL kanji Larutan berwarna biru

12. Dititrasi hingga warna biru kehitaman berubah menjadi tak


berwarna
13. Dicatat volume Na2S2O3
14. Dihitung konsentrasi Na2S2O3
15. Titrasi diulangi tiga kali menggunakan vplumen KIO3 yang
sama Konsentrasi Na2S2O3
Konsentrasi rata-rata
Na2SO4

Reaksi :
1) KIO3(s) + H2O(l)  KIO3(l)
2) KIO3(aq) + 5KI(aq) + 6HCl(aq)  3I2(aq) + 6KCl(aq) + 3H2O(l)
3) I2(aq) + Na2S2O3(aq)  2NaI(aq) + Na2S4O6(aq)
2. Standarisasi larutan I2 10 mL dengan larutan Na2S2O3

10 mL I2
1. Dimasukkan ke dalam erlenmenyer 250 mL
2. Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna kuning
3. Ditambahkan 1 mL indikator kanji sampai warna biru kehitaman
4. Dititrasi dengan Na2S2O3 sampai berwarna biru kehitaman
hilang
5. Dicatat Volume I2 yang ditunjukkan
6. Titrasi diulangi tiga kali dengan menggunakan volume
Na2S2O3 yang sama

Konsentrasi I2

Reaksi :
1) I2(aq) + amilum  I2 + amilum (biru kehitaman)
2) Na2S2O3(aq + amilum  Na2S2O3 + amilum (tak berwarna)

3. Penentuan Kadar Asam Askorbat dalam Vitamin C 0,5 gram Tabel


Vitamin C

3 tablet vitamin C

1. Dimasukkan ke dalam erlenmenyer 250 mL


2. Ditambahkan 50 mL air
3. Diaduk menggunakan pengaduk hingga larut
4. Ditambahkan 2 mL indikator kanji
5. Ditrasi dengan larutan standar I2 Larutan Berwarna biru tua

Biru tua
6. Dicatat volume I2 yang digunakan
7. Titrasi diulangi 3 kali dengan menggunakan volume larutan
vitamin C yang sama
8. Dihitung kadar Asam Askorbat dalam vitamin C

Kadar Asam Askorbat

Reaksi-reaksi
1) I2(aq) + Na2S2O3(aq) → 2NaI(aq) + Na2S4O6(aq)
2) C6H8O6(aq) + amilum I2(aq) → C6H6O6(aq) + 2H+ 2I- + amilum

Anda mungkin juga menyukai