Anda di halaman 1dari 3

SEKOLAH DAN WAWASAN WIYATAMANDALA

“Only education can open the mind and


the heart of human to achieve happiness, welfare, and peaceful life”

Pendidikan dalam arti luas, mengandung pengertian mendidik, mengajar, dan


melatih, yang pada hakikatnya ketiganya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan
karena masing-masing memiliki fungsi tertentu dan mengarah kepada pembentukan bagian
tertentu dari kepribadian anak didik.

 Mendidik
Tertuju pada pengembangan aspek-aspek moral, agama, dan segi kepribadian ke
arah yang lebih baik. Lebih ditujukan pada pengembangan budi pekerti, semangat,
ketaqwaan, dan lain-lain yang bermaksud mengangkat citra dan martabat kemanusiaan
yang terdidik

 Mengajar
Memusatkan sasaran pada pengisian ilmu pengetahuan serta peningkatan
kecerdasan. Lebih ditujukan untuk mengembangkan dan mempertajam kemampuan
anak didik untuk menganalisis masalah, mencari fakta, mengumpulkan alasan, dan
menarik kesimpulan secara logis.

 Melatih
Mengembangkan keterampilan anak dalam rangka mempraktekan hasil pendidikan
dan pengajaran yang diterima. Sasaran kegiatan melatih adalah keterampilan jasmani.

Sebagaimana diri anak didik yang merupakan kesatuan harmonis dari semua
kekuatan hakiki unsur-unsurnya, tiga segi pendidikan ini haruslah dilakukan bersama-sama,
simultan, dan terpadu, serta berkelanjutan, serasi dengan perkembangan anak didik beserta
lingkungan hidupnya.

Sekolah merupakan tempat terselenggaranya proses pendidikan yang berdasarkan


Pancasila dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

“Pendidikan adalah suatu proses, proses yang tidak akan dapat berjalan secara wajar,
tertib dan teratur tanpa di tunjang oleh unsur-unsur pendukungnya”

SEKOLAH MERUPAKAN WIYATAMANDALA


A. Arti Wawasan Wiyatamandala
Wawasan berarti pandangan; tinjauan. Wiyata berarti pengajaran: pendidikan.
Mandala berarti bulatan; kawasan; lingkungan. Sehingga wawasan wiyatamandala
adalah suatu pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan.
Wawasan wiyatamandala merupakan suatu pandangan bahwa suatu proses
pendidikan di sekolah akan berhasil jika kita mendudukkan sekolah sesuai dengan
fungsinya yakni sebagai lembaga pendidikan tempat berlangsungnya siswa belajar guru
mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sekolah sebagai pengemban utama misi pendidikan hendaknya hanya digunakan
untuk tujuan Pendidikan. Karena apabila sekolah keluar dari fungsinya, maka jalannya
pendidikan akan terganggu dan martabat sekolah sebagai lembaga pendidikan serta
merta akan turun. Oleh karena itu, setiap pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan
berkewajiban untuk menciptakan sekolah sebagai wawasan wiyatamandala.
B. MENGAPA WAWASAN WIYATAMANDALA DIPERLUKAN?
Dalam usaha mewujudkan situasi dan kondisi yang aman, tentram dan nyaman
selama KBM berlangsung, tentunya ada banyak faktor dan komponen yang harus
menjadi perhatian kita semua. Yang perlu kita pahami adalah bahwa semua itu akan
menimbulkan dorongan dan rangsangan untuk tetap berusaha menjamin kelancaran
proses KBM agar berjalan tertib dan terhindar dari gangguan, baik dari dalam maupun
luar sekolah.
Dari hal inilah diperlukan satu kesatuan pandangan yang sama dari warga sekolah
mengenai eksistensi sekolah. Kesatuan pandangan inilah yang kita sebut wawasan
wiyatamandala.
Konsep wiyatamandala adalah gagasan yang mengikat setiap warga sekolah
sebagai suatu wadah dalam menuju tercapainya tujuan pendidikan. Konsep ini harus
mampu menjamin tumbuhnya kedinamisan dalam kehidupan di sekolah.

C. ISI WAWASAN WIYATAMANDALA


Dilihat dari konsepnya sebagai gagasan yang dimamis, isi wawasan wiyatamandala
adalah :
1. Sekolah merupakan wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tak boleh
digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan diluar tujuan pendidikan. Setiap warga
sekolah harus dapat menunjukkan loyalitas yang tinggi terhadap sekolahnya. Selain
itu, pelaksanaan KBM harus semakin ditingkatkan, baik bersifat kurikuler, kokurikuler
maupun ekstrakurikuler. Semuanya hendaknya dapat dilaksanakan dengan lebih
terarah bagi perkembangan anak didik.
2. Wewenang dan tanggung jawab penuh kepala sekolah untuk menyelenggarakan
proses pendidikan. Kepala sekolah merupakan “pintu” yang harus dilalui oleh aparat
sekolah ataupun masyarakat luar apabila ada hal-hal yang bersangkut paut dengan
sekolah.
3. Kerja sama antara guru dan orangtua murid sangatlah diperlukan agar tercipta
keserasian antara fungsi pendidikan dalam lingkungan keluarga dan sekolah. Guru
sebagai pemeran sentral dalam pelaksanaan pendidikan merupakan penyuluh dan
pembimbing ke arah masa depan yang lebih baik serta penggerak ke arah kemajuan.
Kerja sama antara guru dan orangtua siswa di harapkan dapat menimbulkan
pengertian dan membuka pandangan orang tua tentang apa yang menjadi tugas dan
tanggung jawab dalam membimbing anaknya.
4. Guru, didalam maupun diluar sekolah harus mampu menjunjung tinggi martabat
dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (di ikuti, dipercaya) dan ditiru. Ia
harus dapat memberi contoh, bersikap dan bertindak yang baik sesuai dengan
asas ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
5. Sekolah sebagai wiyatamandala harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, tetapi
harus mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang dapat menimbulkan
pertentangan. Selain itu sekolah diharapkan menjadi teladan bagi kehidupan
masyarakat sekitarnya.

D. PERANAN SISWA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEBAGAI WAWASAN


WIYATAMANDALA
Terciptanya wawasan wiyatamandala disekolah merupakan kewajiban setiap
unsur yang terlibat dalam pendidikan, termasuk siswa. Dalam rangka mewujudkan
sekolah sebagai wiyatamandala, beberapa hal yang dapat dilakukan siswa :
1. Berperan secara aktif dan mendukung setiap kegiatan sekolah yang berhubungan
dengan pendidikan.
2. Wajib melaporkan segala gejala dan gangguan yang terjadi disekolah kepada guru
atau kepala sekolah.
3. Membantu terciptanya tata tertib di sekolah dengan mematuhinya.
4. Siswa berusaha untuk memanfaatkan waktu seefisien mungkin dalam belajar.
5. Pemanfaatan fasilitas belajar yang ada sebaik mungkin dan menjaganya agar tetap
dalam kondisi optimal.
6. Mengikuti kegiatan-kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler yang membantu proses
belajar-mengajar.
7. Siswa mengikuti kegiatan berorganisasi melalui OSIS.
8. Menghindari tindakan yang akan menganggu ketertiban dan proses KBM.

Banyak kegiatan yang bisa dan selayaknya dilakukan oleh siswa dalam mewujudkan
sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala dan tentunya hal ini juga harus di dukung dan
diarahkan penuh oleh guru dan kepala sekolah.

Marilah kita upayakan terciptanya Wawasan Wiyatamandala ini agar sekolah dapat
berfungsi sesuai dengan statusnya (institusionalisasi) yakni melaksanakan proses belajar-
mengajar sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan (profesionalisasi) dan
pembinaan kehidupan yang sehat dikalangan siswa untuk menghadapi masa depannya.

“Pendidikan itu luar biasa karena laksana air di padang gersang. Pendidikan membantu
memperluas cakrawala pandangan kita akan indahnya hidup dengan berbagi ilmu.
Bersyukurlah, karena kita bisa menjadi bagian dari Pendidikan”

Anda mungkin juga menyukai