Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dita Febrianti

NIM : P27820119014
Absen : 14
Kelas : 1 Reguler A
Prodi : DIII Keperawatan Soetomo KASUS

Wanita 77 tahun di NAD dengan CAD / DM, DM2, asma, terbangun dari tidur sekitar pukul
02:30 pagi ini karena sakit tenggorokan dan pembengkakan lidah.

Dia segera datang ke UGD. Ia mengalami kesulitan menelan dan kesulitan bernafas karena
penyumbatan. Dia belum pernah mengalami reaksi serupa sebelumnya dan dia tidak pernah
mengalami SOB, nyeri dada, gatal, atau mual.

Dia tidak melihat adanya ruam, dan tidak demam. Dia mengatakan bahwa dia merasa
seperti membengkak di kerongkongannya juga.

Di UGD dia diberikan 25mg benadryl IV, solumedrolIV 125 mg dan pepcid 20 mg IV. Ini
telah membantu mengurangi pembengkakan tetapi tenggorokannya masih sakit dan sakit
untuk menelan.

Dia menyangkal perjalanan baru-baru ini, paparan baru-baru ini terhadap tanaman atau
hewan yang tidak biasa atau alergen lainnya.

Dia belum memulai pengobatan baru, belum menggunakan lotion atau parfum baru dan
belum makan makanan yang tidak biasa. Pasien belum meminum obat oralnya hari ini.
Dari jawaban Sdr tsb pada Critical Explore :
1 Manakah paling awal akan Sdr lakukan Pemeriksaan Fisik? Mengapa ?
a. Yang paling awal akan saya lakukan adalah melakukan pengukuran TTV, karena
dari TTV dapat digambarkan kondisi kesehatan seseorang secara umum. Pada
kasus tersebut dibuktikan dengan adanya kesulitan bernafas yang berpengaruh
pada nilai pengukuran pernafasan (RR)
b. Pemeriksaan mulut, karena pasien mengeluh adanya pembengkakan lidah,
sehingga dilakukan pemeriksaan mulut untuk membuktikan adanya
pembengkakan lidah dan dilakukan pengobatan untuk mengurangi pembengkakan
tersebut
c. Pemeriksaan leher, klien mengeluh sulit menelan, sehingga harus segera
dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab dari keluhan tersebut dan
memberikan pengobatan yang terapeutik. Jika timbul masalah-masalah lain dapat
segera diatasi, karena klien tetap mengeluhkan sakit ketika menelan setelah diberi
obat.
d. Pemeriksaan paru, untuk mengetahui penyebab klien mengalami sesak napas.
Apakah hal tersebut berkaitan dengan kesulitan menelan yang dialami oleh klien.

2. Bagaimana persiapan untuk diri Sdr sendiri?


a. Sebelum melakukan pemeriksaan, cuci tangan terlebih dahulu
b. Menggunakan APD seperti sarung tangan/handscoon, masker, serta alat-alat
pemeriksaan
c. Mengucapkan salam pada klien, memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
pemeriksaan.
d. Mempersiapkan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien sebelum dilakukan
pemeriksaan.
e. Mengatur posisi klien saat pemeriksaan fisik.
d. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan fisik jika sudah selesai.

3. Bagaimana urutan langkah demi langkah dan metode Sdr melakukan pemeriksaan fisik
masing-masing tersebut?
a. Pengukuran TTV
- Mengukur tekanan darah
- Mengukur suhu tubuh
- Mengukur denyut nadi
- Mengukur pernafasan

b. Pemeriksaan Mulut
-Inspeksi:
1. Atur duduk klien berhadapan dengan pemeriksa dan tingginya sejajar.
2. Amati lidah terhadap kesimetrisan dengan cara meminta klien untuk
menjulurkan lidahya, lalu amati warna, kesejajaran atau (adanya)
kelainan.
3. Amati semua bagian mulut termasuk selaput lender mulut dengan
memeriksa warna, sekresi, (adanya) peradangan, perdarahan, ataupun
ulkus.
4. Tarik lembut bibir kebawah menjauhi gigi dengan jari yang terpasang
sarung tangan. Inspeksi mukosa terhadap warna, tekstur, hidrasi, dan lesi.
5. Beri klien kesempatan untuk beristirahat dengan menutup mulutnya, jika
ia lelah.
6. Anjurkan klien untuk mengangkat kepala sedikit ke belakang dan
membuka mulut ketika menginspeksi faring.tekan lidah ke bawah ketika
klien berkata “ah”. Amati faring terhadap kesimetrisan ovula. Periksa
tonsil apakah meradang atu tidak.

-Palpasi:
1. Palpasi lidah dengan menginstruksikan klien untuk menjulurkan lidah dan
lidah dipegang dengan kasa steril menggunakan tangan kiri. Lakukan
palpasi lidah, terutama bagian belakang dan batas-batas lidah dengan
menggunakan jari telunjuk kanan

c. Pemeriksaan Leher
-Inspeksi:
 Atur pencahayaan dengan baik.
 Anjurkan klien untuk melepas baju atau benda apapun yang menutupi leher.
 Amati bentuk leher, warna kulit, (adanya) jaringan parut, pembengkakan,
(adanya) massa. Pengamatan dilakukan secara sisitematis mulai dari garis
tengah sisi depan leher, samping, dan belakang.
 Inspeksi tiroid dengan menginstruksikan klien untuk menelan dan mengamati
gerakan kelenjar tiroid pada takik suprasternal. Normalnya, kelenjar tiroid
tidak dapat dilihat kecuali pada orang yang sangat kurus.

-Palpasi:
 Letakkan tangan pada leher klien.
 Palpasi fosa suprasternal dengan jari telunjuk dan jari tengah.
 Instruksikan kilen untuk minum atau menelan agar memudahkan palpasi.
 Jika teraba kelenjar tiroid, pastikan bentuk, ukuran, konsistensi, dan
permukaannya.

d. Pemeriksaan dada
1. Amati bentuk thorax, apakah biasa/normal ataukah ada kelainan bentuk.
2. Amati pernapasan pasien seperti: terdengar stridor inspirasi/ekspirasi,
menghitung frekuensi pernapasan, yang normalnya 16-24x/menit dan juga ada
perbandingan frekuensi napas.
3. Catat pola/irama pernapasannya
4. Perkusi dinding thorax, dengan cara mengetuk dengan jari tengah tangan
kanan pada jari tengah-tangan kiri yang ditempelkan dengan erat di dinding
dada dicelah intercostal
5. Auskultasi paru adalah mendengarkan suara pada dinding thorax dengan
menggunakn stetoskop, caranya : pasien diminta bernafas cukup dalam dengan
mulut terbuka dan letakan stetoskop secara sistematik dari atas kebawah
dengan membandingkan kiri-kanan.
6. Palpasi : Pemeriksaan taktil fremitus dan /vocal fremitus; membandingkan
getaran dinding torak antara kanan dan kiri, dengan cara menepelkan kedua
telapak tangan pemeriksa pada punggung klien kemudian klien diminta
mengucapkan kata “tujuh puluh tujuh”, telapak tangan digeser ke bawah dan
bandingkan getarannya, normalnya getaran antara kanan da kiri teraba sama.
Adakah nyeri tekan, adakah benjolan.

Anda mungkin juga menyukai