Oleh:
Nurul Ihsan1, Asep Sujana Wahyuri2, Muhammad Aripin S3
Jurusan Pendidikan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang
hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan pokok bahasan, program mingguan
kecerdasan emosi. dan harian, program pengayaan dan
Peraturan Pemerintah Republik remedial, serta program bimbingan
Indonesia Nomor 74 tahun 2008 dan konseling.Kinerja guru dalam
tentang guru, yakni sebagaimana pelaksanaan tugas seharusnya
tercantum dalam BAB I ketentuan Mengikuti langkah-langkah yang sudah
umum pasal 1 ayat (1) yang dimaksud ditentukan, seperti halnya dalam
dengan guru adalah sebagai berikut pengelolaan pembelajaran, dimana
:“guru adalah pendidik profesional seorang guru sebelum melaksanakan
dengan tugas utama mendidik, pengajaran didepan kelas, terlebih
mengajar, membimbing, mengarahkan, dahulu guru harus membuat persiapan
melatih, menilai, dan mengevaluasi pembelajaran, seperti : menyusun
peserta didik pada pendidikan anak program pembelajaran
usia dini jalur pendidikan formal, tahunan,program semester, membuat
pendidikan dasar, dan pendidikan silabus,membuat rencana pelaksanaan
menengah. Guru bermutu dan pembelajaran harian dan mingguan,
profesional menjadi dambaan anak selanjutnya melaksanakan
didiknya”.Ini berarti agar tujuan pembelajaran dengan menggunakan
pendidikan dapat tercapai dengan baik berbagai metode, media dan sarana
salah satunya ditentukan oleh peran pembelajaran lainnya, selanjutnya
guru dalam melaksanakan tugasnya guru harus melaksanakan evaluasi
dalam mengajar. pembelajaran untuk mengukur
Bila dikaitkan dengan pendidikan kemampuan siswa dalam menguasai
jasmani dan olahraga, maka guru materi pelajaran yang telah diberikan
penjasorkes merupakan salah satu dan terakhir seorang guru melakukan
komponen penting yang mempunyai perbaikan dan pengayaan. Namun,
peranan yang sangat krusial dalam dalam prakteknya, kinerja guru
usaha meningkatkan sumber daya penjasorkesmasih rendah.
yang dihasilkan oleh suatu Berdasarkan pengamatan yang
sekolah.Peranan dan tanggung jawab penulis lakukan di beberapa Sekolah
guru penjasorkesikut ambil bagian Dasar Negeri Kecamatan Padang
untuk meningkatkan kualitas manusia Utara Kota Padang selama bulan
Indonesia. Januari 2016 dan pengamatanpenulis
Kinerja merupakan hasil kerja dan selama melakukan praktek lapangan
kemajuan yang telah dicapai kependidikan, diperoleh gambaran
seseorang dalam mencapai bahwa kinerja guru penjasorkes masih
tugasnya.Kinerja guru penjasorkes belum optimal.
merupakan hasil kerja guru Furtwengler dalam Torang (2013:74)
penjasorkes dalam mencapai tugas mengemukakan bahwa “ada sebelas
utamanya yaitu mendidik, mengajar, indikator dalam menilai kinerja individu,
membimbing dan melatih siswa. Tugas yaitu: (1) cepat dalam menyelesaikan
guru mencakup pengembangan pekerjaan, (2) kualitas kerja, (3)
program tahunan, program semester, kualitas layanan, (4) nilai pekerjaan,
56
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017
57
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017
dengan faktor higiene atau motivasi kerja yang ada pada guru.
pemeliharaan adalah faktor-faktor yang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
sifatnya ekstrinsik yang berarti mendapatkan informasi tentang
bersumber dari luar diri seseorang, hubungan motivasi kerja dan kinerja
misalnya organisasi, tetapi turut guru penjasorkesdalam pengelolaan
menentukan prilaku seseorang dalam pembelajaran di sekolah dasar negeri
kehidupan kekaryaannya. Menurut Kecamatan Padang Utara Kota
Harzberg dikutip Siagian (1992:290) Padang.
“Yang tergolong sebagai faktor
motivasional antara lain, ialah : 1) METODE
Pekerjaan seseorang, 2) Keberhasilan Penelitian ini merupakan sebuah
yang diraih, 3) Kesempatan penelitian yang berjenis penelitian
bertumbuh, 4) Kemajuan dalam karier korelasional. Berdasarkan tujuan
dan pengakuan orang lain”. penelitian yang telah dirumuskan,
Wahjosumidjo (2001:44) “Tinggi bahwa penelitian ini bertujuan untuk
rendahnya motivasi seseorang dalam melihat Hubungan Motivasi Kerja
bekerja dapat dilihat dari indikator- dengan Kinerja Guru
indikator dibawah ini: Penjasorkesdalam Pengelolaan
1) Ketekunan, sama halnya Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
dengan kesungguhan dalam bekerja Kecamatan Padang Utara Kota
bahwa setiap individu dalam bekerja Padang. Adapun metode penelitian
hendaknya dapat melaksanakan tugas yang digunakan dalam penelitian ini
dan tanggungjawabnya dengan baik. adalah metode penelitian kuantitatif.
2) Semangat kerja adalah sikap Tempat penelitian dilakukan di Sekolah
individu dan kelompok terhadap situasi Dasar Negeri Kecamatan Padang
pekerjaan dan kerelaan bekerjasama. Utara Kota Padang. Waktu penelitian
3) Disiplin kerja adalah suatu ini direncanakan pada jam dinas
kepatuhan terhadap aturan aturan, Sekolah ketika diluar jam belajar
norma-norma, hukum, tata tertib dan Penjasorkes di semester Satu (Juli-
lain-lain. Desember) 2016, bertepatan pada
4) Tanggungjawab adalah Tanggal 29 Juli - 11 Agustus 2016 di
kesanggupan pegawai untuk Sekolah Dasar Negeri Kecamatan
menyelesaikan pekerjaan dengan baik Padang Utara Kota Padang.Populasi
dan tepat waktu”. yang digunakan dalam penelitian ini
Berdasarkan fenomena tentang kinerja adalah seluruh guru Penjasorkes di
dan motivasi kerja guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan
penjasorkesdiatas, tampaknya kinerja Padang Utara Kota Padang yang
dan motivasi kerja guru penjasorkes berjumlah 25 orang. Dalam penelitian
belum sesuai dengan apa yang ini, jumlah populasi penelitian
diharapkan. Hal ini terindikasi dari sebanyak 25 orang. Sampel dalam
perilaku yang dimunculkan guru dalam penelitian ini adalah sebanyak 25
pelaksanaan tugasnya. Kinerja guru orang guru penjasorkes.Penelitian ini
yang rendah diduga karena rendahnya terdiri dari dua variabel yaitu kinerja
58
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017
59
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017
60
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017
61
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017
alpha 0,05. Hal ini berarti bahwa nilai pengelolaan pembelajaran di Sekolah
probabilitas sebesar 0,000 < taraf Dasar Negeri Kecamatan Padang
alpha 0,05, sehingga Ho ditolak dan Utara Kota Padang yang tercapai
H diterima. Dengan demikian dapat adalah sebesar 1172,260.
dinyatakan bahwa Motivasi Kerja Guru 2. Koefisien regresi sebesar
mempunyai hubungan positif dengan 36,435 menyatakan bahwa jika
Kinerja Guru Penjasorkes dalam variabel Motivasi Kerja Guru (X)
pengelolaan pembelajaran di Sekolah ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka
Dasar Negeri Kecamatan Padang akan mengakibatkan naiknya Kinerja
Utara Kota Padang secara signifikan Guru (Y) Penjasorkes dalam
pada taraf kepercayaan 95%. pengelolaan pembelajaran di Sekolah
Dari keterangan di atas juga diperoleh Dasar Negeri Kecamatan Padang
koefisien determinasi (R2) sebesar Utara Kota Padang sebesar 36,435.
0,624. Hal ini menunjukkan bahwa Berdasarkan tabel di atas, diketahui
besarnya kontribusi Motivasi Kerja harga thitung Motivasi Kerja Guru (X)
Guru (X) dengan Kinerja Guru (Y) sebesar 4,502 > dari ttabel 2,0639 dan
sebesar 62,40% dalam hal ini berarti harga keberartian probabilitas sebesar
62,40% variabel Motivasi Kerja Guru 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan H
(X) memberikan hubungan dengan diterima. Hal ini berarti Motivasi Kerja
Kinerja Guru (Y) sedangkan sisanya Guru (X) berhubungan secara
sebesar 37,60% dipengaruhi oleh signifikan dengan Kinerja Guru (Y)
variabel lain. Penjasorkes dalam pengelolaan
Untuk mengetahui persamaan regresi pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
yang terbentuk, sebelumnya dilakukan Kecamatan Padang Utara Kota
uji-F untuk mengetahui apakah model Padang.
regresi bisa dipakai untuk memprediksi Pembahasan dalam Hubungan
ubahan Kinerja Guru (Y). Skor Fhitung Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja
sebesar 10,745 dengan keberartian Guru Penjasorkes dalam pengelolaan
probabilitas sebesar 0,000 pada taraf pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
alpha 0,05 Karena nilai probabilitasnya Kecamatan Padang Utara Kota
< 0,05 maka model regresi bisa Padang adalah sebesar 0,624. artinya
dipakai untuk memprediksi ubahan apabila seorang guru menggunakan
Kinerja Guru (Y).Untuk memperoleh Motivasi Kerja Guru yang baik, maka
model persamaan keberartian garis akan menghasilkan kinerja guruyang
regresi sederhanadiperoleh koefisien baik pula. Besar kekuatan antara
a= 1172,260 dan b= 36,435. Dengan Motivasi Kerja Dengankinerja guru
demikian diperoleh model persamaan yaitu sebesar 62,40%. Sedangkan
regresinya sebesar Y =1172,260 + sisanya 37,60% dipengaruhi oleh
36,435X dimana: variable dan indikator lain.
1. Konstanta sebesar 1172,260 Motivasi kerja sangat penting sebab
menyatakan bahwa jika tidak ada seorang guru untuk menjadi guru yang
Motivasi Kerja Guru (X), maka Kinerja profesional harus memiliki motivasi
Guru (Y) Penjasorkes dalam kerja yang tinggi. Hal ini senada
62
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017
63
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017
64
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017