Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Menssana ISSN :2527-645X

Vol. 2, No. 1, Mei 2017

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU PENDIDIKAN


JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN

Oleh:
Nurul Ihsan1, Asep Sujana Wahyuri2, Muhammad Aripin S3
Jurusan Pendidikan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan


motivasi kerja dan kinerja guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
dalam mengelola pembelajaran.penelitian dilakukan pada jam sekolah setelah
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar
Negeri Kabupaten Padang Kota Padang Utara. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dan kepala
sekolah. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 responden teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobality sampling dimana seluruh
anggota populasi dijadikan sampel.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan 1) Motivasi guru memiliki hubungan positif
dengan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran penjasorkes di Sekolah
Dasar Negeri Kabupaten Padang Kota Padang Utara, 2) semakin besar guru
motovasi (X) dengan kinerja guru (Y) sebesar 62,40%, hal ini berarti bahwa
62,40% variabel motivasi kerja guru (X) memberikan hubungan dengan kinerja
guru (Y) sebesar sisanya sebesar 37,60% dipengaruhi oleh variabel dan
indikator lainnya.

Kata kunci: Motivasi Kerja, KInerja Gurudan Pengelolaan Pembelajaran

PENDAHULUAN umum adalah pendidikan jasmani.


Pendidikan merupakan sebuah Pendidikan jasmani merupakan salah
wahana untuk meningkatkan kualitas satu mata pelajaran yang wajib
sumber daya manusia khususnya anak diberikan mulai dari jenjang pendidikan
bangsa sebagai generasi dasar hingga pendidikan menengah
penerus.Pendidikan juga merupakan atas.Hal ini sekaligus sebagai bukti
suatu investasi bagi masyarakat dalam pentingya pembelajaran pendidikan
menata kehidupannya ke arah yang jasmani di sekolah dan sebagai
lebih baik.Pendidikan pada dasarnya penguat bahwa pendidikan jasmani
adalah suatu proses untuk membantu memiliki peranan penting dalam
manusia dalam mengembangkan kehidupan.
dirinya. Selain itu, melalui pendidikan PP No 19 tahun 2005 mendefinisikan
dapat dilahirkan individu-individu yang bahwa pendidikan jasmani adalah
berpengetahuan, cakap, dan kreatif suatu proses pembelajaran melalui
dengan mengembangkan potensi aktifitas jasmani yang didesain untuk
individu dari semua aspek baik kognitif, meningkatkan kebugaran jasmani,
afektif maupun psikomotor. mengembangkan keterampilan
Salah satu bagian integral yang tak motorik, pengetahuan dan perilaku
dapat terpisahkan dari pendidikan
55
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017

hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan pokok bahasan, program mingguan
kecerdasan emosi. dan harian, program pengayaan dan
Peraturan Pemerintah Republik remedial, serta program bimbingan
Indonesia Nomor 74 tahun 2008 dan konseling.Kinerja guru dalam
tentang guru, yakni sebagaimana pelaksanaan tugas seharusnya
tercantum dalam BAB I ketentuan Mengikuti langkah-langkah yang sudah
umum pasal 1 ayat (1) yang dimaksud ditentukan, seperti halnya dalam
dengan guru adalah sebagai berikut pengelolaan pembelajaran, dimana
:“guru adalah pendidik profesional seorang guru sebelum melaksanakan
dengan tugas utama mendidik, pengajaran didepan kelas, terlebih
mengajar, membimbing, mengarahkan, dahulu guru harus membuat persiapan
melatih, menilai, dan mengevaluasi pembelajaran, seperti : menyusun
peserta didik pada pendidikan anak program pembelajaran
usia dini jalur pendidikan formal, tahunan,program semester, membuat
pendidikan dasar, dan pendidikan silabus,membuat rencana pelaksanaan
menengah. Guru bermutu dan pembelajaran harian dan mingguan,
profesional menjadi dambaan anak selanjutnya melaksanakan
didiknya”.Ini berarti agar tujuan pembelajaran dengan menggunakan
pendidikan dapat tercapai dengan baik berbagai metode, media dan sarana
salah satunya ditentukan oleh peran pembelajaran lainnya, selanjutnya
guru dalam melaksanakan tugasnya guru harus melaksanakan evaluasi
dalam mengajar. pembelajaran untuk mengukur
Bila dikaitkan dengan pendidikan kemampuan siswa dalam menguasai
jasmani dan olahraga, maka guru materi pelajaran yang telah diberikan
penjasorkes merupakan salah satu dan terakhir seorang guru melakukan
komponen penting yang mempunyai perbaikan dan pengayaan. Namun,
peranan yang sangat krusial dalam dalam prakteknya, kinerja guru
usaha meningkatkan sumber daya penjasorkesmasih rendah.
yang dihasilkan oleh suatu Berdasarkan pengamatan yang
sekolah.Peranan dan tanggung jawab penulis lakukan di beberapa Sekolah
guru penjasorkesikut ambil bagian Dasar Negeri Kecamatan Padang
untuk meningkatkan kualitas manusia Utara Kota Padang selama bulan
Indonesia. Januari 2016 dan pengamatanpenulis
Kinerja merupakan hasil kerja dan selama melakukan praktek lapangan
kemajuan yang telah dicapai kependidikan, diperoleh gambaran
seseorang dalam mencapai bahwa kinerja guru penjasorkes masih
tugasnya.Kinerja guru penjasorkes belum optimal.
merupakan hasil kerja guru Furtwengler dalam Torang (2013:74)
penjasorkes dalam mencapai tugas mengemukakan bahwa “ada sebelas
utamanya yaitu mendidik, mengajar, indikator dalam menilai kinerja individu,
membimbing dan melatih siswa. Tugas yaitu: (1) cepat dalam menyelesaikan
guru mencakup pengembangan pekerjaan, (2) kualitas kerja, (3)
program tahunan, program semester, kualitas layanan, (4) nilai pekerjaan,

56
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017

(5) keterampilan interpersonal, (6) moral dan kepuasan kerja,


keinginan untuk sukses, (7) meningkatkan produktivitas kerja guru,
keterbukaan, (8) kreativitas, (9) mempertahankan loyalitas dan
keterampilan berkomunikasi, (10) kestabilan guru, meningkatkan
inisiatif, (11) memiliki perencanaan”. kedisiplinan dan menurunkan absen
Dari beberapa uraian diatas dapat guru, meningkatkan sarana dan
disimpulkan bahwa banyak indikator hubungan kerja yang baik,
yang dapat digunakan untuk mengukur meningkatkan kreatifitas dan
kinerja seorang guru dalam partisipasi guru, meningkatkan
pelaksanaan tugasnya.Adapun kesejahtraan, mempertinggi
indikator kinerja yang digunakan dalam tanggungjawab guru terhadap tugas-
penelitian ini adalah kualitas kerja, tugasnya”.
inisiatif, loyalitas dan kerjasama. Berdasarkan beberapa pendapat di
Istilah motivasi berasal dari perkataan atas, maka dapat disimpulkan motivasi
bahasa latin yaitu Movere yang berarti kerja guru berarti daya dorong atau
menggerakkan. Dalam Kamus Besar kemauan yang terdapat dalam diri
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa seorangguru agar mau bekerja secara
“motivasi merupakan dorongan yang tekun serta bertanggungjawab dengan
timbul pada diri seseorang secara pekerjaannya agar tujuan yang
sadar atau tidak sadar untuk diharapkan dapat tercapai.
melakukan suatu tindakan dengan Pentingnya motivasi kerja guru
tujuan tertentu”.Dalam istilah motivasi dikerenakan seorang guru untuk
tercakup berbagai aspek tingkah menjadi guru yang profesional harus
manusia yang mendorongnya untuk memiliki motivasi kerja yang tinggi. Hal
bertindak dan berbuat. Namun dalam ini senada dengan pendapat Glickman
uraian berikut ini, motivasi berarti dalam Bafadal (2009:5) yang
pendorong manusia untuk bertindak menegaskan bahwa “Seorang guru
dan berbuat. Usman (2009:250) dapat dikatakan profesional bilamana
menyebutkan bahwa “Motivasi kerja memiliki kemampuan tinggi dan
dapat diartikan sebagai keinginan atau motivasi kerja yang tinggi”. Maksudnya
kebutuhan yang melatarbelakangi adalah seorang guru akan bekerja
seseorang sehingga ia terdorong untuk secara profesional apabila memiliki
bekerja”. Makawimbang (2012:178) kemampuan kerja yang tinggi dan
menjelaskan bahwa “Motivasi kerja kesungguhan hati untuk mengerjakan
dalam psikologi kerja disebut pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
pendorong semangat kerja. Motivasi Betapun tingginya kemampuan
kerja merupakan kemauan seorang seseorang ia tidak akan bekerja secara
pekerja yang ditimbulkan karena profesional apabila tidak memiliki
adanya dorongan dari dalam diri motivasi kerja yang tinggi.
pekerja”. Menurut Danang Faktor motivasional adalah hal-hal
(2012:198)“Tujuan pemberian motivasi pendorong yang sifatnya intrinsik, yang
antara lain mendorong gairah dan berarti bersumber dalam diri
semangat kerja guru, meningkatkan seseorang, sedangkan yang dimaksud

57
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017

dengan faktor higiene atau motivasi kerja yang ada pada guru.
pemeliharaan adalah faktor-faktor yang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
sifatnya ekstrinsik yang berarti mendapatkan informasi tentang
bersumber dari luar diri seseorang, hubungan motivasi kerja dan kinerja
misalnya organisasi, tetapi turut guru penjasorkesdalam pengelolaan
menentukan prilaku seseorang dalam pembelajaran di sekolah dasar negeri
kehidupan kekaryaannya. Menurut Kecamatan Padang Utara Kota
Harzberg dikutip Siagian (1992:290) Padang.
“Yang tergolong sebagai faktor
motivasional antara lain, ialah : 1) METODE
Pekerjaan seseorang, 2) Keberhasilan Penelitian ini merupakan sebuah
yang diraih, 3) Kesempatan penelitian yang berjenis penelitian
bertumbuh, 4) Kemajuan dalam karier korelasional. Berdasarkan tujuan
dan pengakuan orang lain”. penelitian yang telah dirumuskan,
Wahjosumidjo (2001:44) “Tinggi bahwa penelitian ini bertujuan untuk
rendahnya motivasi seseorang dalam melihat Hubungan Motivasi Kerja
bekerja dapat dilihat dari indikator- dengan Kinerja Guru
indikator dibawah ini: Penjasorkesdalam Pengelolaan
1) Ketekunan, sama halnya Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
dengan kesungguhan dalam bekerja Kecamatan Padang Utara Kota
bahwa setiap individu dalam bekerja Padang. Adapun metode penelitian
hendaknya dapat melaksanakan tugas yang digunakan dalam penelitian ini
dan tanggungjawabnya dengan baik. adalah metode penelitian kuantitatif.
2) Semangat kerja adalah sikap Tempat penelitian dilakukan di Sekolah
individu dan kelompok terhadap situasi Dasar Negeri Kecamatan Padang
pekerjaan dan kerelaan bekerjasama. Utara Kota Padang. Waktu penelitian
3) Disiplin kerja adalah suatu ini direncanakan pada jam dinas
kepatuhan terhadap aturan aturan, Sekolah ketika diluar jam belajar
norma-norma, hukum, tata tertib dan Penjasorkes di semester Satu (Juli-
lain-lain. Desember) 2016, bertepatan pada
4) Tanggungjawab adalah Tanggal 29 Juli - 11 Agustus 2016 di
kesanggupan pegawai untuk Sekolah Dasar Negeri Kecamatan
menyelesaikan pekerjaan dengan baik Padang Utara Kota Padang.Populasi
dan tepat waktu”. yang digunakan dalam penelitian ini
Berdasarkan fenomena tentang kinerja adalah seluruh guru Penjasorkes di
dan motivasi kerja guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan
penjasorkesdiatas, tampaknya kinerja Padang Utara Kota Padang yang
dan motivasi kerja guru penjasorkes berjumlah 25 orang. Dalam penelitian
belum sesuai dengan apa yang ini, jumlah populasi penelitian
diharapkan. Hal ini terindikasi dari sebanyak 25 orang. Sampel dalam
perilaku yang dimunculkan guru dalam penelitian ini adalah sebanyak 25
pelaksanaan tugasnya. Kinerja guru orang guru penjasorkes.Penelitian ini
yang rendah diduga karena rendahnya terdiri dari dua variabel yaitu kinerja

58
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017

guru penjasorkes sebagai variabel sekolah dan guru penjasorkes. Dari 25


terikat/dependen (Y) dan motivasi kerja (dua puluh lima) sampel tersebut,
guru penjasorkes sebagai variabel sebanyak satu sekolah menolak untuk
bebas/ independen (X).Pengumpulan mengisi kuesioner dengan alasan tidak
data dilakukan sendiri oleh penulis. ada guru penjasorkes di semester ini,
Alat pengumpulan data yang satu sekolah menolak karena tidak
digunakan dalam penelitian ini adalah diberi izin oleh kepala sekolah, dan
angket/kuesioner. Menurut Sugiyono ada tiga sekolah yang bergabung
(2011: 151),“Angket adalah teknik menjadi satu sekolah. Sehingga
pengumpulan data yang dilakukan kuesioner yang dapat disebarkan
dengan cara memberi seperangkat hanya 21 sekolah.Terlihat bahwa
pertanyaan atau pernyataan tertulis responden mengisi dan
kepada reponden untuk dijawabnya. mengembalikan kuesioner dengan
Angket disusun dengan model skala responrate sebesar 84,00%.Kuesioner
likert yang terdiri atas 5 alternatif diantarkan dan dijemput langsung
jawaban yaitu SL (selalu), SR (sering), kepada responden penelitian.
KD (kadang-kadang), JR (jarang), TP Hasil analisis deskriptif data Motivasi
(tidak pernah). Untuk pernyataan kerja Guru Penjasorkes di Sekolah
positif diberi skor masing-masing Dasar Negeri Kecamatan Padang
secara berturut-turut adalah 5,4,3,2,1 Utara Kota Padang diperoleh
dan untuk pernyataan negatif diberi informasi bahwa secara rata-rata skor
skor masing-masing secara berturut- variabel Motivasi kerja guru
turut 1,2,3,4,5”. Untuk melihat penjasorkes dalam pengelolaan
hubungan motivasi kerja dengan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Padang Utara Kota
Kecamatan Padang Utara Kota Padang adalah 4,13 ini menunjukkan
Padang, maka dilakukan analisis data bahwa rata-rata guru sering memiliki
dengan menggunakan teknik korelasi Motivasi kerja kerja yang baik dan
product moment. dengan tingkat pencapaian jawaban
HASIL dan PEMBAHASAN responden sebesar 82,69%. Hal ini
Data yang akan dikemukakan yaitu menunjukkan bahwa Motivasi Kerja
hasil dari penelitian yang berkaitan Guru penjasorkes dalam pengelolaan
dengan hubungan motivasi kerja pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
dengan kinerja guru penjasorkes Kecamatan Padang Utara Kota
dalam pengelolaan pembelajaran di Padang masuk dalam kategori baik.
sekolah dasar negeri kecamatan Jika diuraikan perindikator, maka dapat
padang utara kota padang. Jumlah diungkapkan sebagai berikut:Indikator
populasi sasaran atau sampel pada pertama yaitu ketekunan, Secara rata-
penelitian ini adalah 25 (dua puluh rata guru penjasorkes dalam
lima) Sekolah Dasar Negeri di pengelolaan pembelajaran di Sekolah
Kecamatan Padang Utara Kota Dasar Negeri Kecamatan Padang
Padang. Setiap sampel masing-masing Utara Kota Padang memiliki ketekunan
terdiri dari dua responden yaitu kepala sebesar 4,04, sedangkan tingkat

59
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017

capaian responden atas indikator dalam pengelolaan pembelajaran di


ketekunan sebesar 80,76%. Hal ini Sekolah Dasar Negeri Kecamatan
berarti ketekunan guru masuk ke Padang Utara Kota Padang diukur
dalam kategori baik.Indikator kedua dengan empat indikator ini, sudah
Semangat kerja, Secara rata-rata guru mencapai Motivasi kerja guru yang
penjasorkes dalam pengelolaan diinginkan dan diharapkan.
pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Hasil analisis deskriptif data Kinerja
Kecamatan Padang Utara Kota Guru Penjasorkes di Sekolah Dasar
Padang memiliki semangat kerja Negeri Kecamatan Padang Utara
dalam menyelesaikan pekerjaannya Kota Padang diperoleh informasi
sebesar 4,24, sedangkan tingkat bahwa secara rata-rata skor variabel
capaian responden atas indikator Kinerja guru penjasorkes dalam
semangat kerja sebesar 84,86%. Hal pengelolaan pembelajaran di Sekolah
ini berarti semangat kerja masuk ke Dasar Negeri Kecamatan Padang
dalam kategori baik.Indikator ketiga Utara Kota Padang adalah 4,05 ini
disiplin, Secara rata-rata guru menunjukkan bahwa rata-rata guru
penjasorkes dalam pengelolaan sering memiliki Kinerja kerja yang baik
pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri dan dengan tingkat pencapaian
Kecamatan Padang Utara Kota jawaban responden sebesar 81,02%.
Padang mempunyai disiplin dalam Hal ini menunjukkan bahwa Kinerja
menyelesaikan pekerjaannya sebesar Gurupenjasorkes dalam pengelolaan
4,06, sedangkan tingkat capaian pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
responden atas indikator disiplin Kecamatan Padang Utara Kota
sebesar 81,24%. Hal ini berarti disiplin Padang masuk dalam kategori baik.
masuk ke dalam kategori baik.Indikator Jika diuraikan perindikator, maka dapat
keempat tanggung jawab. Secara rata- diungkapkan sebagai berikut: Indikator
rata guru penjasorkes dalam pertama yaitu kualitas kerja, Secara
pengelolaan pembelajaran di Sekolah rata-rata guru penjasorkes dalam
Dasar Negeri Kecamatan Padang pengelolaan pembelajaran di Sekolah
Utara Kota Padang mempunyai Dasar Negeri Kecamatan Padang
tanggung jawab dalam menyelesaikan Utara Kota Padang memiliki kualitas
pekerjaannya sebesar 4,20, kerja sebesar 4,18, sedangkan tingkat
sedangkan tingkat capaian responden capaian responden atas indikator
atas indikator disiplin sebesar 83,90%. kualitas kerja sebesar 83,52%. Hal ini
Hal ini berarti tanggung jawab masuk berarti kualitas kerja guru masuk ke
ke dalam kategori baik. dalam kategori baik.Indikator kedua
Dari empat indikator dalam variabel Inisiatif, Secara rata-rataguru
Motivasi kerja Guru penjasorkes dalam penjasorkes dalam pengelolaan
pengelolaan pembelajaran di Sekolah pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
Dasar Negeri Kecamatan Padang Kecamatan Padang Utara Kota
Utara Kota Padang, semua indikator Padang memiliki inisiatif dalam
masuk dalam kategori baik. Artinya menyelesaikan pekerjaannya sebesar
Motivasi kerja Guru guru penjasorkes 3,95, sedangkan tingkat capaian

60
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017

responden atas indikator inisiatif Pengujian normalitas penyebaran skor


sebesar 78,95%. Hal ini berarti inisiatif data dengan menggunakan Uji
masuk ke dalam kategori kolmogorov smirnov. Taraf signifikansi
cukup.Indikator ketiga loyalitas, Secara yang digunakan sebagai dasar
rata-rataguru penjasorkes dalam menolak atau menerima keputusan
pengelolaan pembelajaran di Sekolah normal atau tidaknya suatu distribusi
Dasar Negeri Kecamatan Padang data adalah  0,05. Hipotesis yang
Utara Kota Padang mempunyai diajukan untuk normalitas ini adalah
loyalitas dalam menyelesaikan sebagai berikut: H1 : data populasi
pekerjaannya sebesar 4,08, berdistribusi normal, H0 : data populasi
sedangkan tingkat capaian responden tidak berdistribusi normal. Dasar
atas indikator loyalitas sebesar pengambilan keputusan: 1) Jika Skor
81,52%. Hal ini berarti loyalitas masuk Sig. > Signifikansi Alpha (0,05) berarti
ke dalam kategori baik.Indikator H1 diterima, 2) Jika skor Sig. <
keempat kerjasama, Secara rata- Signifikansi Alpha (0,05) berarti H1
rataguru penjasorkes dalam ditolak.
pengelolaan pembelajaran di Sekolah Hasil perhitungan uji normalitas dapat
Dasar Negeri Kecamatan Padang dilihat bahwa skor Signifikansi untuk
Utara Kota Padang mempunyai variabel Motivasi Kerja Guru (X)
kerjasama dalam menyelesaikan sebesar 0,642 dan variabel Kinerja
pekerjaannya sebesar 4,00, Guru (Y) sebesar 0,264, sementara
sedangkan tingkat capaian responden signifikansi alpha yang dipakai adalah
atas indikator loyalitas sebesar 0,05. Berdasarkan landasan
80,10%. Hal ini berarti kerjasama pengambilan keputusan di atas, Ho
masuk ke dalam kategori baik. diterima dan H ditolak. Dengan
Dari empat indikator dalam variabel demikian dapat dinyatakan bahwa data
Kinerja Guru penjasorkes dalam dari kedua variabel dalam penelitian ini
pengelolaan pembelajaran di Sekolah sebarannya membentuk distribusi
Dasar Negeri Kecamatan Padang normal.
Utara Kota Padang, tiga indikator Hipotesis yang diajukan dalam
masuk dalam kategori baik dan satu penelitian ini adalah sebagai berikut:
indikator masuk dalam kategori cukup. “Terdapat hubungan yang signifikan
Artinya Kinerja Guru Penjasorkes antara motivasi dan kinerja guru
dalam pengelolaan pembelajaran di penjasorkes dalam pengelolaan
Sekolah Dasar Negeri Kecamatan pembelajaran di sekolah dasar negeri
Padang Utara Kota Padang diukur Kecamatan Padang Utara Kota
dengan empat indikator ini, sudah Padang digunakan analisis korelasi.
mencapai Kinerja guru yang diinginkan Hasil analisis hipotesismenunjukkan
dan diharapkan. bahwa nilai koefisien korelasi antara
Analisis uji normalitas dalam penelitian Motivasi Kerja Guru (X) dengan Kinerja
bertujuan untuk menguji asumsi bahwa Guru (Y) adalah 0,790 (79,00%)
distribusi sampel dari data sampel dengan harga keberartian probabilitas
mendekati normalitas populasi. sebesar 0,000 pada taraf signifikan

61
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017

alpha 0,05. Hal ini berarti bahwa nilai pengelolaan pembelajaran di Sekolah
probabilitas sebesar 0,000 < taraf Dasar Negeri Kecamatan Padang
alpha 0,05, sehingga Ho ditolak dan Utara Kota Padang yang tercapai
H diterima. Dengan demikian dapat adalah sebesar 1172,260.
dinyatakan bahwa Motivasi Kerja Guru 2. Koefisien regresi sebesar
mempunyai hubungan positif dengan 36,435 menyatakan bahwa jika
Kinerja Guru Penjasorkes dalam variabel Motivasi Kerja Guru (X)
pengelolaan pembelajaran di Sekolah ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka
Dasar Negeri Kecamatan Padang akan mengakibatkan naiknya Kinerja
Utara Kota Padang secara signifikan Guru (Y) Penjasorkes dalam
pada taraf kepercayaan 95%. pengelolaan pembelajaran di Sekolah
Dari keterangan di atas juga diperoleh Dasar Negeri Kecamatan Padang
koefisien determinasi (R2) sebesar Utara Kota Padang sebesar 36,435.
0,624. Hal ini menunjukkan bahwa Berdasarkan tabel di atas, diketahui
besarnya kontribusi Motivasi Kerja harga thitung Motivasi Kerja Guru (X)
Guru (X) dengan Kinerja Guru (Y) sebesar 4,502 > dari ttabel 2,0639 dan
sebesar 62,40% dalam hal ini berarti harga keberartian probabilitas sebesar
62,40% variabel Motivasi Kerja Guru 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan H
(X) memberikan hubungan dengan diterima. Hal ini berarti Motivasi Kerja
Kinerja Guru (Y) sedangkan sisanya Guru (X) berhubungan secara
sebesar 37,60% dipengaruhi oleh signifikan dengan Kinerja Guru (Y)
variabel lain. Penjasorkes dalam pengelolaan
Untuk mengetahui persamaan regresi pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
yang terbentuk, sebelumnya dilakukan Kecamatan Padang Utara Kota
uji-F untuk mengetahui apakah model Padang.
regresi bisa dipakai untuk memprediksi Pembahasan dalam Hubungan
ubahan Kinerja Guru (Y). Skor Fhitung Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja
sebesar 10,745 dengan keberartian Guru Penjasorkes dalam pengelolaan
probabilitas sebesar 0,000 pada taraf pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
alpha 0,05 Karena nilai probabilitasnya Kecamatan Padang Utara Kota
< 0,05 maka model regresi bisa Padang adalah sebesar 0,624. artinya
dipakai untuk memprediksi ubahan apabila seorang guru menggunakan
Kinerja Guru (Y).Untuk memperoleh Motivasi Kerja Guru yang baik, maka
model persamaan keberartian garis akan menghasilkan kinerja guruyang
regresi sederhanadiperoleh koefisien baik pula. Besar kekuatan antara
a= 1172,260 dan b= 36,435. Dengan Motivasi Kerja Dengankinerja guru
demikian diperoleh model persamaan yaitu sebesar 62,40%. Sedangkan
regresinya sebesar Y =1172,260 + sisanya 37,60% dipengaruhi oleh
36,435X dimana: variable dan indikator lain.
1. Konstanta sebesar 1172,260 Motivasi kerja sangat penting sebab
menyatakan bahwa jika tidak ada seorang guru untuk menjadi guru yang
Motivasi Kerja Guru (X), maka Kinerja profesional harus memiliki motivasi
Guru (Y) Penjasorkes dalam kerja yang tinggi. Hal ini senada

62
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017

dengan pendapat Glickman dalam baik juga ditegaskan oleh Siagian


Bafadal (2009:5) Yang menegaskan (2002:168), bahwa “Pegawai yang
bahwa “seorang guru dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik akan
profesional bilamana memiliki berdampak positif bagi organisasi
kemampuan tinggi dan motivasi kerja secara keseluruhan. Oleh sebab itu,
yang tinggi”. Maksudnya adalah guru sebagai pegawai dalam dunia
seorang guru akan bekerja secara pendidikan juga harus memiliki kinerja
profesional apabila memiliki yang baik agar dapat membawa
kemampuan kerja yang tinggi dan dampak positif bagi dunia pendidikan
kesungguhan hati untuk mengerjakan terutama bagi peserta didik sebagai
pekerjaan dengan sebaik-baiknya. objek pendidikan”. Hal ini berarti,
Betapun tingginya kemampuan bahwa setiap guru dalam dunia
seseorang ia tidak akan bekerja secara pendidikan sangat diharapkan untuk
profesional apabila tidak memiliki memiliki kinerja yang baik dalam
motivasi kerja yang tinggi.Hal ini rangka pencapaian tujuan sekolah dan
sejalan dengan penelitian yang tujuan pendidikan nasional.
dilakukan oleh John dalam Winardi Seorang guru harus memiliki kinerja
(2001:2) menjelaskan bahwa “Motivasi yang baik dalam pengelolaan
untuk bekerja merupakan suatu istilah pembelajaran. Untuk mewujudkan
yang digunakan dalam bidang proses pembelajaran yang berkualitas
keorganisasian, guna menerangkan diperlukan pengelolaan pembelajaran
kekuatan-kekuatan yang terdapat di yang baik. Guru dituntut untuk memiliki
dalam diri seorang individu, yang kemampuan dalam mengelola
menjadi penyebab timbulnya tingkat, pembelajaran seefektif mungkin agar
arah dan persistensi upaya yang tujuan pembelajaran yang telah
dilaksanakan serta bertanggungjawab ditetapkan dapat dicapai.
dalam hal bekerja”. KESIMPULAN
Kinerja yang baik akan sangat Berdasarkan hasil analisis dan
diperngaruhi oleh beberapa faktor baik pembahasan pada Bab IV
yang bersumber dari dalam diri guru sebelumnya, maka dapat ditarik
sendiri maupun yang bersumber dari beberapa kesimpulan mengenai
luar diri guru. Setiap guru memiliki hubungan Motivasi Kerja dengan
peran dan tanggung jawab baik secara Kinerja Guru Penjasorkes dalam
mandiri maupun kolektif. Jika setiap pengelolaan pembelajaran di Sekolah
guru memiliki kinerja yang tinggi dan Dasar Negeri Kecamatan Padang
menyelesaikan pekerjaan dengan baik Utara Kota Padang, antara lain: 1)
sesuai dengan bidang tugas yang Motivasi Kerja Guru mempunyai
dipercayakan kepadanya, maka dapat hubungan positif dengan Kinerja Guru
memberikan dampak positif terhadap Penjasorkes dalam pengelolaan
hasil belajar peserta didik yaitu hasil pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
belajar yang memuaskan dan pada Kecamatan Padang Utara Kota
akhirnya dapat mencapai tujuan Padang”, hal ini terlihat dari harga thitung
pendidikan.Pentingnya kinerja yang Motivasi Kerja Guru (X) sebesar 4,502

63
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017

> dari ttabel 2,0639 dan harga DAFTAR RUJUKAN


keberartian probabilitas sebesar 0,000 Bafadal, Ibrahim.
< 0,05.2) Besarnya hubungan Motivasi 2009.PeningkatanProfesionalisme
Kerja Guru (X) dengan Kinerja Guru Guru SekolahDasar. Jakarta:
(Y) sebesar 62,40%, dalam hal ini BumiAksara.
berarti 62,40% variabel Motivasi Kerja Danang, Sunyoto. 2012.
Guru (X) memberikan hubungan ManajemenSumberDayaManusia.
dengan Kinerja Guru (Y) sedangkan Yokyakarta : CAPS.
sisanya sebesar 37,60% dipengaruhi Makawimbang, Jerry. 2012.
oleh variabel dan indikator lainnya. KepemimpinanPendidikan yang
Berdasarkan kesimpulan sebelumnya, Bermutu. Bandung: Alfabeta.
maka untuk dapat meningkatkan PeraturanPemerintahRepublik
Kinerja Guru Penjasorkes dalam Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
pengelolaan pembelajaran di Sekolah Tentang Guru
Dasar Negeri Kecamatan Padang Permendiknas No. 41 Tahun
Utara Kota Padang maka dapat 2007.Standar Proses
diberikan beberapa saran. Antara lain: untukSatuanPendidikanDasardanMen
1) Kepada para guru Penjasorkes engah
dalam pengelolaan pembelajaran di PP No 19 tahun 2005
Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Siagian P. Sondang. 1992.
Padang Utara Kota Padang untuk ManajemenSumberDayaManusia.
dapat meningkatkan lagi motivasi Jakarta: BumiAksara.
kerja. Karena jika motivasi kerja guru Siagian, P Sondang. 2002.
Penjasorkes dalam pengelolaan TeoridanPraktekKepemimpinan.
pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Jakarta: RinekaCipta
Kecamatan Padang Utara Kota Sugiyono. 2011.
Padang tersebut baik maka akan StatistikauntukPenelitian. Bandung:
menghasilkan tingkat kinerja guru yang Alfabeta.
baik pula.2) Kepada para Kepala Torang, Syamsir. 2013.
Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Organisasi&Manajemen. Bandung
Kecamatan Padang Utara Kota :Alfabeta.
Padang untuk dapat memberikan Undang-UndangRepublik Indonesia
arahan serta dorongan kepada guru No. 20 Tahun 2003
penjasorkes dalam peningkatan tentangSistemPendidikanNasional
motivasi kerja dalam pengelolaan Usman, Husaini. 2009. Manajemen,
pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Teori,
Kecamatan Padang Utara Kota PraktikdanRisetPendidikan.Jakarta:
Padang. BumiAksara.
Wahjosumidjo. 2001.
KepemimpinandanMotivasi. Jakarta:
Ghalia Indonesi

64
Jurnal Menssana ISSN :2527-645X
Vol. 2, No. 1, Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai