Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


PERCOBAAN III
LAMINAR AIR FLOW (LAF)

Disusun Oleh :
Elyas Buchori 2017141005
Ima Nurcahyani 2017141009
Novita Mulya P. 2017141015
Indah Septiani 2018141024
Vici logica 2017141033
Qhoissul S.S. 2019142020
Dewi Anggraheni 2019143005

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

PERCOBAAN III
LAMINAR AIR FLOW (LAF)

I. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan melakukan validitas alat Laminar Air
Flow (LAF).

II. DASAR TEORI


Validasi merupakan suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai
bahwa setiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme
yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil
yang diinginkan (Voight, 1995).

Dalam pelaksanaan validitas, prinsip penetapan kadar dianggap cocok untuk


prosedur yang ditetapkan. Validitas dimaksudkan untuk mengetahui ketelitian dan
ketetapan kadar tetapi bukan mengenai penyebab dari penyimpangan yang diamati.
Apabila ketelitian dan ketepatan dari penetapan kadar tidak memuaskan
maka prosedur tersebut perlu ditinjau, dirancang kembali, direvisi, atau diganti.
Kalibrasi instrumen yang dipakai dalam pengujian hendaklah dilakukan
secara berkala untuk menjamin bahwa instrumaen tersebut senantiasa memberikan
hasil penimbangan atau pengukuran yang tepat (Anonim, 2001).

Laminar Air Flow ( LAF ) adalah suatu alat untuk penyaringan dan petunjuk
aliran udara pada daerah produksi untuk sediaan-sediaan steril yang berguna dalam
menurunkan kemungkinan pengotoran (Ansel, 2005).
Sterilisasi ialah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril.
Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlakyang tercipta sebagai akibat
penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup.

Validasi proses sterilisasi


Semua proses sterilisasi (termal, kimiawi, radiasi, dan filtrasi) dirancang
untuk menghancurkan atau mengurangi bahan pencemar mikrobiologis yang ada
dalam suatu produk. Uji resmi sterilitas suatu produk adalah suatu uji penghancur
terhadap sampel terpilih; jadi tugas membuktikan bahwa semua bagian suatu produk
adalah steril harus memakai teori probabilitas statistik (Lachman, 1989). Kondisi
aseptik dapat dicapai dengan syarat:

1. Ruang kerja
Jalan masuk ke dalam ruangan yang digunakan untuk kerja
aseptik, harus melalui boks yang sekaligus mudah dibersihkan dan
didisinfeksi seperti halnya ruangan yang digunakan untuk kerja
aseptik
2. Personel
Personel yang dipercaya bekerja aseptik harus memenuhi
persyaratan higienis yang sama dengan personel yang bekerja di
lalu lintas bahan makanan.
3. Proteksi Pencemaran Ulang
Bahan, sediaan dan barang harus dibedakan atas dasar
kebutuhan, dilindungi dari pencemaran ulang melalui pengemas yang
terbukti dapat disterilkan dan bertahan tetap steril dan melalui
tarnsportasi bebas debu serta penyimpanan pengemas ini yang
terlindung dari debu.
4. Indikator sterilisasi dan Indikator keamanan
5. Penanganan bahan sediaan dan barang yang berlainan
6. Perusakan pengotor pirogen
7. pengujian terhadap sterilitas (Voight, 1971)

III. ALAT DAN BAHAN


Ø Alat

1. Batang apus
2. Tabung reaksi 20 ml
3. Stainless stell swab template

Ø Bahan

1. trypticase Soy Broth (TSB)


2. mac conkey agar
3. cetrimimide agar
4. EMB
5. Based Parker agar

IV. CARA KERJA

Isi tabung
Bungkus gelas
masing- dengan
masing 5ml Trypticase
batang Soy Brothkertas
apus menggunakan (TSB)perkamen
steril dan

disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121o C/15psi, 20 menit

Bungkus baja tahan karat plata pus (stainless stell swab template)
menggunakan kertas perkamen dan disterilkan dalam autoklaf suhu 121o
C/15psi, 20 menit
Secara aseptik batanga pus steril dimasukkan kedalam larutan TSB steril

Bawa semua bahan di atas keruangan yang akan diuji cemaran mikrobanya

Semprot sarung tangan dengan larutan 70% alkohol. Kemudian bungkusan


swab-template dibuka.

Buka dengan hati-hati tabung yang berisi batanga pus (ad1), peras cairannya
dengan menekan bagian batanga pus kedinding tabung

Lakukan swab-template pada permukaan bagian yang akan diperiksa hingga


membentuk sudut 30 derajat. Apus secara hati-hati daerah dibawah swab-
template dengan batanga apus
cairannya dengan menekan bagian batanga pus kedinding tabung

Catatan : Bila permukaan contoh tidak rata maka langsung diapus seluas
25cm2 tanpa swab-template

Masukkan kembali batanga pus tersebut kedalam tabung yang berisi TSB dan
diinkubasikan pada suhu 37℃ selama 24 jam

Lakukan identifikasi
cairannya E.coli, ps.Aeruginosa,
dengan menekan bagian batangaStap
pusaereus, Klebsialla
kedinding tabung sp.

Catatan : cara apus juga digunakan untuk menghitung bilangan kuman dalam
suatu ukuran luas tertentu
cairannya dengan menekan bagian batanga pus kedinding tabung
V. ANALISIS CARA KERJA
Percobaan ini bertujuan untuk memahami dan mengaplikasikan bagaimana
cara validasi alat laminar air flow (LAF). LAF merupakan tempat yang digunakan
untuk melakukan suatu proses yang membutuhkan kondisi steril seperti penanaman
bakteri. Tempat melakukan pengujian larutan steril dan untuk mengetahui ada
tidaknya bakteri yang ditempatkan pada media yang ada dalam stainles stelll swap
template.
Langkah pertama yaitu menyiapkan batang apus yang telah disterilkan dengan
cara A yaitu dalam autoklaf dengan uap jenuh pada suhu 115-116o C selam 30 menit/
121o C selama 20 menit. Batang apus ini berfungsi untuk meratakan larutan steril saat
penanaman bakteri secara aseptis. Proses pengerjaan harus dilakukan dalam keadaan
steril dengan menyemprotkan alkohol 70% sebagai disinfektan baik pada handgloves
ataupun meja praktikum, untuk menjaga sterilitas selama praktikum.
Media yang digunakan untuk penanaman adalah Mac Conkey agar. Pada
proses penanaman bakteri, pembukaan Swab-template harus hati-hati dengan
membuka sedikit pada tempat kemiringan 300. hal ini untuk mencegah agar (media)
tidak terkontaminasi oleh bakteri dari udara. Batang apus selanjutnya dimasukkan
tabung yang berisi TSB dan diinkubasi pada 37 oC selama 24 jam. Hal ini bertujuan
untuk melihat ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada LAF. Dalam percobaan
diharapkan tidak terjadi pertumbuhan bakteri. Karena jika ditemukan bakteri maka
LAF tersebut sudah terkontaminasi.
VI. HASIL PENGAMATAN
Pengamatan hasil Inkubasi pada hari ke - 3
Pertumbuhan Bakteri : Ada
Media Pertumbuhan Bakteri : Mac conkey agar
Keterangan :

Kesimpulan : Setelah dilakukan pengecekan pada


alat LAF ternyata masih ditemukan adanya
pertumbuhan jamur pada bagian bawah. Hal ini
membuktikan bahwa alat tersebut masih belum
steril meskipun telah dibersihkan dengan
alkohol.
VII. PEMBAHASAN

Validasi merupakan suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai


bahwa setiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme
yang digunakan dalam proses produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai
hasil yang diinginkan (Voight, 1995). Laminar Air Flow (LAF) alat ini digunakan
dalam teknik sterilisasi radiasi (bekerja secara aseptis). Kita juga dapat bekerja di
dalam ruangan ini. Alat ini terletak khusus dalam satu ruang yang disebut ruang
steril. Penggunaan alat tersebut adalah untuk mensterilisasikan udara di tempat kerja,
sehingga kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan dan pengambilan mikroba
dapat dilakukan di sekitar laminar air flow (LAF).
Pada percobaan ini digunakan batang apus ini berfungsi untuk meratakan
larutan steril saat penanaman bakteri secara aseptis. Proses pengerjaan harus
dilakukan dalam keadaan steril dengan menyemprotkan alkohol 70% sebagai
desinfektan baik dalam handgloves ataupu meja praktikum. Media yang digunakan
untuk penanaman adalah Mac Conkey Agar. Pada proses penanaman bakteri,
pembukaan swab-template harus hati-hati dengan membuka sedikit dengan
kemiringan 30 derajat. Hal ini untuk mencegah agar (media) tidak terkontaminasi
oleh bakteri dari udara. Inkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 24 jam. Hal ini
bertujuan untuk melihat ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada LAF. Dalam
percobaan diharapkan tidak terjadi pertumbuhan bakteri, karena jika ditemukan
bakteri maka LAF tersebut sudah terkontaminasi.
Dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa terdapat pertumbuhan bakteri pada
media Mac Conkey Agar, hal ini menunjukkan bahwa pada alat LAF tersebut sudah
terkontaminasi oleh bakteri ataupun mikroorganisme, oleh karena itu LAF tersebut
sudah tidak steril dan tidak valid untuk digunakan.
VIII. KESIMPULAN
1. Media penanaman Mac Conkey Agar harus mengandung cukup air,
sumber karbon, sumber nitrogen, mineral, vitamin, dan gas.
2. Semua alat yang digunakan harus benar-benar steril, missal batang apus
dan sarung tangan.
3. Dari hasil percobaan terbukti ruangan LAF terdapat cemaran, dengan
bukti terjadi pertumbuhan bakteri pada media Mac Conkey Agar.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2001, Cara Pembuatan Obat yang Baik, Edisi 2001, Tim Revisi, Badan
Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta
Ansel, Howard C, 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, UI Press, Jakarta
Lachman, L., 1989, Teori dan Praktek Farmasi Industri III, UI Press, Jakarta
Lachman, L., 1989, Teori dan Praktek Farmasi Industri II, Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta
Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM Press, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai