ULFI RAHMI
530031309
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
MODUL 4
8. Metode value added análisis (analisa nilai tambah) Metode ini digunakan untuk
mengukur keberhasilan peningkatan produksi atau pelayanan. Dengan demikian,
kita dapat mendapatkan gambaran singkat tentang kontribusi dari aspek tertentu
terhadap aspek lainnya.
2. Diagram Milstone
Diagram Milstone disebut juga diagram struktur perincian kerja. Diagram ini
menggambarkan unsur-unsur fungsional suatu proyek dengan keterkaitannya
secara fungsional. Struktur ini dibuat berdasarkan pemecahan struktur proyek
yang disusun secara hierarkis. Apabila proyek secara keseluruhan dianggap
sebagai sistem, maka proyek itu dipecah-dipecah menjadi bagian-bagian sistem
(subsistem).
3. PERT dan CPM (Network Planning) PERT, (program evaluation and review
technique) yaitu teknik penilaian dan peninjauan program. CPM, (Critical Path
Metode), yaitu metoda jalur kritis. Menurut Richard (1980) PERT diartikan
sebagai teknik manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan proyek-
proyek yang bersifat non-repetitive (tak berulang). Di samping itu PERT sebagai
teknik manajemen bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya
penundaan, gangguan, mengkoordinasikan mengsinkronisasikan berbagai bagian
sebagai suatu keseluruhan. Sedangkan menurut Jerry G. Galack bagian sebagai
suatu keseluruhan. Sedangkan menurut Jerry G. Galack (1968) PERT membantu
manajer dalam memecahkan masalah yang bersifat realistis dan menjadi alat
yang sangat penting dalam membuat keputusan. Keguanaan PERT ini terletak
pada tingkat ketelitian analisis dari suatu kegiatan, urutan serta hubungan
logisnya. Dalam hal ini merupakan alat yang penting pada fase pra-perencanaan
suatu proyek. PERT dapat digunakan hampir dalam segala kegiatan, mulai dari
memformulasikan rencana sampai kepada evaluasi dari implementasi suatu
rencana. Sedangkan CPM merupakan suatu teknik perencanaan yang
dipergunakan dalam proyek yang mempunyai data biaya. Perbedaan pokok
antara PERT dan CPM terletak pada penentuan perkiraan waktu yang dibutuhkan
untuk melaksanakan setiap kegiatan. Dalam CPM ditentukan dua buah perkiraan
waktu dan biaya untuk setiap aktivitas. Kedua perkiraan itu adalah perkiraan
normal (normal estimate) dan perkiraan cepat (chas estimate). Perkiraan waktu
normal kirakira sama dengan perkiraan waktu yang paling mungkin dalam
PERT. Dan biaya normal adalah biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek dalam waktu normal. Sedangkan perkiraan waktu cepat dibutuhkan jika
biaya diasumsikan tidak menjadi masalah untuk mempersingkat waktu bagi
proyek tersebut. Biaya mempercepat merupakan biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan yang dipercepat waktu penyelesaiannya. Dalam
hal ini kegiatannya merupakan kegiatan yang kritis atau alur kritis (critical path).
Dalam kaitan ini manajer melaksanakan prinsip manajemen berdasarkan
pengecualian (management by exception). Kegiatan alur kritis ini merupakan
kegiatan yang paling banyak mendapatkan perhatian. Sebagai suatu teknik
perencanaan PERT dan CPM menggunakan prinsip pembentukan jaringan kerja,
yang sering disebut perencanaan jaringan kerja (network planning). Menurut
Soetomo Kayatno (1977) network planning merupakan sebuah alat manajemen
yang memungkinkan dapat lebih luas dan lengkapnya perencanaan dan
pengawasan suatu proyek. Cara ini penting digunakan bagi bidang-bidang teknik,
produksi, administrasi dan penelitian terutama yang tidak merupakan rangkaian
kegiatan rutin. PERT dan CPM sering disebut network karena melukiskan
hubungan kebergantungan dan pengaturan kegiatan yang logis sekuensial yang
membentuk jaringan kerja dari suatu proyek. Hubungan kebergantungan
kegiatan-kegiatan dilukiskan dengan menggunakan simbol-simbol dari kegiatan
(activity) dan kejadian (event). Pada taraf ini faktor waktu dan sumber belum
dipertimbangkan, baru pada kegiatan dan kejadian hubungan satu sama lain.
Pada fase ini perlu diidentifikasikan sebelum yang lain dimulai, apa yang
menjadi hambatan terhadap apa. Diagram PERT/CPM merupakan sebuah
pernyataan secara grafis dari kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.
MODUL 5
1. Pengertian.
Rencana strategis dalam teori manajemen dikenal dengan istilah “manajemen
strategis”. Konsep manajemen strategis sering digunakan dalam dunia bisnis. Dan
dalam sistem manajemen modern mengimplementasikan konsep tersebut dalam
sebuah organisasi lebih sering disebut dengan istilah “Rencana Strategis” atau
merupakan Strategi yang direncanakan atau disesain sesuai dengan kondisi
lingkungan yang ada. Berikut beberapa ahli manajemen mendiskripsikan
pengertian strategi:
f. Selalu bertitik tolak dari peluang dan ancaman, kekuatan dan kelemahan
g. Selalu berangkat dari apa yang dapat terjadi dan bukan apa yang terjadi
2. Fungsi Perencanaan.
a. Penerjemah kebijakan Umum: kebijakan umum ditetapkan oleh pimpinan, perlu
diterjemahkan secara konkrit, jelas, komprehensi dan bertahap.
b. Perkiraan yang bersifat ramalan: perkiraan masa depan yang dianalisis secara
ilmiah berdasarkan fakta dan data masa lalu dan sekarang
d. Memastikan suatu kegiatan: rencana yang mengatur hak dan kewajiban, tugas
dan tanggung jawab serta wewenang mereka, sehingga staf akan bekerja dengan
penuh kepastian.
3) Perencanaan Jangka Pendek: kurun waktu paling lama satu tahun, mungkin
satu bulan, kwartal, atau tengah tahun. Perencanaan ini lebih konkret, rinci,
terukur dan sasaran jelas, penjadwalan, metode dan sumber daya.
1) Perencanaan Strategis: seni dan ilmu untuk pembuatan, penerapan, dan evaluasi
keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan.
4. Pendekatan
Pendekatan dalam membuat perencanaan sebuah organisasi menurut (Husein
Umar: 2001) ada beberapa pendekatan, yaitu:
5. Tahapan Strategi
Menurut (David: 2003) “The strategic management process consists of three
stages: strategy formulation, strategy implementation, and strategy evaluation.
Pada dasarnya proses manajemen strategis mengikuti 3 tahapan tersebut, yaitu:
rumusan kebijakaan strategi, strategi pelaksanaan dan strategi evaluasi. Dokumen
rencana strategi akan berisi kebijakan strategi dan rancangan strategi pelaksanaan,
sedangkan pelaksanaan dan strategi evaluasi dalam bentuk laporan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah (LAKIP).
a. Reviewing external and internal factors that are the bases for current strategies
Strategi evaluation akan menjadi bagian penting dari laporan akuntabilitas kinerja
sebuah lembaga atau organisasi.
6. Model-model penyusunan rencana strategis
1. Tim penyusun
Tim penyusun renstra disarankan merupakan representasi dari seluruh unit kerja
yang ada di lembaga tersebut. Akan lebih efektif bila anggota tim tersebut adalah
mereka yang langsung menangani program di setiap unit kerja. Jumlahnya lebih
baik tidak lebih dari 5 orang sebagai tim inti. Untuk mendapatkan hasil yang
optimal maka tim tersebut dapat melakukan presentasi dihadapan staf pimpinan
dan staf lain yang relevan untuk mendapatkan masukan, kritik dan saran-saran.
2. Strategi penyusunan.
Dalam mengukur biaya pendidikan ada yang dinamakan sebagai total cost
dan unit cost. Total cost merupakan biaya pendidikan secara keseluruhan.
Sedangkan unit cost adalah biaya satuan per peserta didik. Untuk menentukan
biaya satuan terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan makro dan mikro.
Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah
pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian
dibagi jumlah murid. Sedangkan pendekatan mikro berdasar pada alokasi
pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakan peserta didik.
Untuk menyusun suatu perencanaan pembiayaan atau yang biasa disebut
dengan rencana anggaran, hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode
anggaran.
2. Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan
barang.
3. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab uang pada dasarnya
merupakan pernyataan financial.
4. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan
dipergunakan oleh instansi tertentu.
5. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan pihak yang
berwenang.
6. Melakukan revisi usulan anggaran
7. Persetujuan revisi anggaran
8. Pengesahan anggaran
Di tingkat sekolah kita mengenal adanya Rencana Anggaran Pendapatan
Sekolah (RAPBS). Penyusunan RAPBS sebaiknya menggunakan analisa SWOT,
baik dari segi hukum, tuntutan zaman, keberadaan sekolah (visi dan misi),
stakeholder, dan output yang diharapkan. Tujuan penyusunan anggaran ini selain
sebagai pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya, juga sebagai
pembatasan dan pertanggungjawaban sekolah terhadap uang-uang yang diterima.
Dengan adanya RAPBS ini, maka sekolah tidak dapat semaunya memungut
sumbangan dari orangtua siswa (BP3) dan sebaliknya BP3 menjadi puas
mengetahui arah dan penggunaan dana yang mereka berikan. Sekolah swasta tidak
teriakt oleh dana pemerintah terlalu banyak. Karena mereka lebih leluasa
menyusun RAPBS-nya. PAPBS disusun dengan melalui proses tertentu, yang
besar kecilnya didasarkan atas kebutuhan minimum setiap tahun, dan perkiraan
pendapatannya berpedoman pada penerimaan tahun yang lalu.
E. Pelaksanaan Anggaran Pendidikan
Dalam melaksanakan anggaran pendidikan, hal yang perlu dilakukan
adalah kegiatan membukukan atau accounting. Pembukuan mencakup dua hal
yaitu : pengurusan yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan
menerima atau mengeluarkan uang, serta tindak lanjutnya, yakni menerima,
menyimpan dan mengeluarkan uang. Jenis pengurusan ke dua disebut juga dengan
pengurusan bendaharawan. Ada beberapa komponen yang perlu dibiayai dengan
menggunakan uang dari dana belajar. Komponen-komponen tersebut meliputi :
1. Honorium untuk pemimpin/penanggung jawab edukatif.
2. Honorium untuk sumber belajar.
3. Honorium untuk pemimpin umum lembaga diklusemas.
4. Honorium untuk pinata usaha dan pembantu-pembantunya.
5. Biaya perlengkapan dan peralatan.
6. Biaya pemeliharaan prasarana dan sarana.
7. Biaya sewa/kontrak.
8. Dana untuk pengembangan usaha lembaga diklusemas.
9. Biaya-biaya lain untuk pengembanagn dan biaya tak teduga.
Selain itu terdapat usaha-usaha yang bersifat pengabdian terhadap
masyarakat yang menbutuhkan dana, kegiatan itu antara lain :
1. Pemberian keringanan uang kursus bagi warga belajar yang kurang mampu.
2. Usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan mengajar tenaga sumber belajar
3. Kegiatan-kegiatan yang bersifat pengabdian bagi kepentingan masyarakat
sekitar.
4. Kesediaan mengelola kejar usaha atau magang diklusemas.
Strategi suatu lembaga pendidikan secara administrasi dengan bagaimana
seseorang memimpin melakukan upaya pengelolaan sumber daya dan sumber
biaya yang terdapat di lingkungan suatu lembaga. Pengelola pendidikan harus
mampu sebaik mungkin mencari pemasukan keuangan guna memenuhi kebutuhan
dalam pendanaan pendidikan.
Strategi tersebut diatas dapat direalisasikan melalui penyelenggaraan berbagai
kegiatan seperti:
1. Melakukan analisis internal dan eksternal terhadap potensi sumber dana,
2. Mengidentifikasi, mengelompokan dan memperkirakan sumber-sumber dana
yang dapat digali dan dikembangkan,
3. Menetapkan sumber dana melalui, Musyawarah dengan orangtua didik pada
tahun ajaran
4. Menggalang partisipasi masyarakat melalui komite sekolah
5. Menyelenggarakan olah raga dan kesenian peserta didik untuk
mengumpulkan dana dengan memanfaatkan fasilitas sekolah
Karena itu, pengaturan biaya pendidikan berhubungan dengan
keputusan-keputusan organisasi, secara umum dapat dibedakan dalam:
1. Keputusan tentang alokasi dana ke berbagai macam aktifitas.
2. Keputusan optimalisasi sumber-sumber pemasukan yang berdasarkan
pemasukan yang berdasarkan aturan.
3. Keputusan pemanfaatan yang efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang
maksimal.
Melakukan analisis dan pengambilan keputusan-keputusan organisasi atau
lembaga merupakan tugas fungsional bagian keuangan. Tugas fungsional bagian
keuangan adalah mengambil keputusan yang dapat dibagi kedalam keputusan
yang efektif dan tidak merugikan organisasi ataupun lembaga. Untuk
melaksanakan tugas-tugas tersebut, seorang pengelola keuangan harus mengetahui
empat aspek yaitu:
1. Mengestimsi secara tepat nilai nominal sumber-sumber keuangan
2. Mencermati tentang pengaruh waktu dan ketidakpastian.
3. Memperhitungkan efisiensi pengaruh waktu dan ketidakpastian
4. Menghitungkan efisiensi pengeluaran secara cermat.
Pengawasaan Pembiayaan Pendidikan
Kegiatan pengawasan pembiayaan dikenal dengan istilah auditing yaitu
kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan pertanggungjawaban penerimaan,
penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan
Bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang.
1. Pengawasan
Untuk menjamin suatu kegiatan tidak menyimpang dari rencana, tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan, maka diperlukan pengawasan yang
berkesinambungan. Pengawasan sebagai salah satu aspek yang penting dalam
pelaksanaan rencana. Pengawasan ini merupakan suatu upaya agar pelaksanaan
pembangunan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Pengawasan dilakukan
untuk mencegah penyimpangan keuangan dan mengoreksi kesalahan pencatatan
yang mungkin terjadi. Pengawasan dapat secara internal maupun internal, dapat
pula dilakukan secara struktural maupun fungsional yang mencakup pemeriksaan,
pembinaan dan evaluasi
2. Pengendalian
Dalam rangkaian kegiatan perencanaan, pengendalian merupakan salah satu
langkah yang dilakukan sebagai upaya memastikan kegiatan program yang telah
direncanakan. Melalui pengendalian dapat diidentifikasikan kemajuan,
perkembangan, hambatan dan penyimpangan yang timbul agar dapat
diminimalisir. pengendalian merupakan langkah penting dalam upaya memastikan
terselenggaranya kegiatan pengelolaan biaya sesuai dengan aturan kebijakan yang
telah dilakukan. Pengendalian cenderung dilakukan pimpinan atau atasan
langsung sebagai upaya kreatif dan antisipatif terhadap pelaksanaan tugas
pengelola.
3. Pemeriksaan dalam Pembayaran
Pengelolaan biaya menyangkut penggunaan sejumlah dana yang diamanatkan
untuk membiayai program dan kegiatan. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pengelola harus dapat dipertanggungjawabkan, baik pertanggungjawaban program
maupun dana yang digunakan. Oleh karena itu, pengelolaan biaya harus bersifat
akuntabel.
Menurut Nanang Fatah, pengawasan pembayaan pendidikan bertujuan
untuk mengukur, membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat
penggunaannya. Secara sederhana proses pengawasan terdiri dari :
1. Memantau (monitoring)
2. Menilai
Langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam proses pengawasan adalah
sebagai berikut:
a. Penetapan standar atau patokan, baik berupa ukuran kuantitas, kualitas, biaya
maupun waktu.