Anda di halaman 1dari 4

MERAWAT PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN

‫السالم عليكن ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل الري ازسل زسىال مبشسين ومنرزين وداعيا إلً هللا بإذنه وسساجا منيسا أللهم فصلً وسلم علً سيدنا دمحم وعلً آله‬
}‫وأصحابه أجمعين {أما بعد‬
Dewan hakim yang bijaksana, para hadirin yang kami muliakan

Suku dan bahasa merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh suatu Negara,
Indonesia adalah Negara yang besar dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit tentu membuat
Indonesia memiliki keberagaman suku, budaya, bahasa dan agama. Keberagaman yang begitu
melimpah, idealnya disyukuri semua elemen masyarakat, tanpa terkecuali. Sebab, keberagaman
dapat manjadi sumber kekuatan suatu negara manakala dikelola secara baik dan benar serta
mengedapankan sikap toleransi antarsesama. Karena pada hakikatnya, perbedaan dan
keberagaman merupakan karunia Tuhan yang mesti dijaga keberadaanya

Namun, seiring berjalannya waktu ancaman terhadap keberagaman terlihat sangat


mengkhawatirkan tatkala memasuki tahun politik. Isu-isu yang berbau Suku, Agama, Ras dan
Antar golongan (SARA) kerapkali dijadikan komoditas di dalam pertarungan politik yang
bertujuan mengeksploitasi emosi publik. Sehingga menimbulkan gesekan-gesekan
antarmasyarakat yang memiliki background berbeda. Ancaman tersebut haruslah disikapi oleh
secara serius dan waspada. Karena tidak banyak yang menyadari akan hal tersebut.Sebelum
semua bercerai-berai, sudah sepantasnya keberagaman ini selalu dipandang dari segi positifnya.
Dengan begitu, keberagaman yang ada akan membuat posisi negara justru lebih kuat dengan
semangat persatuan dan kesatuan.

Lalu bagaimana upaya kita mempertahankan persatuan dan kesatuan dalam keberagaman
? Untuk itu pada hari ini kami akan menyampaikan syarahan Alqur’an dengan mengangkat tema
“ MERAWAT PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN”

Dengan landasan Alqur’an surat Al-hujurat ayat 13 yang berbunyi:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

ma’asyirol muslimin wal muslimat


Dari segi balaghah firman Allah tadi bersifat Khabari, dengan artian bahwa manusia diciptakan
dari jenis laki-laki dan perempuan, bercorak suku, berlainan bangsa. Semua memiliki harkat,
derajat dan martabat yang sama di hadapan Allah SWT.

Saudara-saudara kalau kita kaji lebih dalam Sabab An–Nuzuul ayat ini menurut ibnu Asy-
Syakirdalam kitab Mubhamat bersumber dari abu bakar bin abu daud, bahwa ayat ini berkenaan
dengan keinginan Rasulullah SAW untuk menikahkan abi hindin dengan seorang wanita dari
kalangan Baidhah. Bani Baidhah dengan sinis berkata pada Rasulullah ” ya Rasulullah
pantaskah kami mengawinkan putri-putri kami kepada budak-budak kami ? Rasul belum sempat
menjawab saat itu, jibril datang menyampaikan surat Al-Hujurat ayat 13 yang pada ayat itu
terdapat kalimat :

‫أ ف‬ ‫ف‬ ‫حص‬ ‫ف ى‬

Agar kamu saling mengenal,

menjalin komunikasi yang harmoni

menebarkan cinta kasih yang tiada pilih kasih.

Menebar kasih sayang yang tiada pandang sayang

Dengan demikian, untuk membina persatuan dan kesatuan dalam keberagaman di negeri tercinta
ini, langkah awalnya adalah harus saling mengenal, saling menghargai, dan bertoleransi di antara
kita. Bukan saling menutup diri, melecehkan, menghina, membangga-banggakan kelompok,
suku bangsa, maupun daerah masing-masing. Sebab sifat-sifat seperti itu lah yang dapat
menimbulkan pertikaian diantara kita.

Rasululah SAW bersabda :

‫ه‬ ‫ص‬ ‫ت‬ ‫س‬ ‫ه‬ ‫ص‬ ‫د‬ ‫س‬


Bukan golongan kita, orang yang membangga-banggakan kesukuan dan bukan golongan kita
orang yang mati karena membela, mempertahankan dan memperjuangkan kesukuan.

Allah SWT mengisyaratkan agar saya, saudara dan kita semua memperkokoh persatuan dan
kesatuan dan melarang untuk bercerai berai. Ini terangkai dalam surat Ali Imron ayat 103 :

‫ح‬ ‫ص‬ ‫ه‬ ‫ح‬ ‫أ‬ ‫أف‬


‫ه‬ ‫أ‬

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh
musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-
orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan
kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk.”

Bagaimana ayat tersebut jika kita kaitkan dengan situasi dan kondisi bangsa ini ? ayat tersebut
memotivasi kita agar perbedaaan ideologi, organisasi, agama, adat istiadat, suku bangsa, dan
bahasa harus menjadi jembatan emas guna memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh
karena itu, mulai detik ini kita samakan langkah, seragamkan gerak, satukan persepsi, berat sama
dipikul, ringan sama dijinjing. Perbedaan jangan melahirkan perpecahan, tapi hendaknya
perbedaan menjadikan kita harus saling menghargai dan melengkapi. Lalu jika kita lihat keadaan
bangsa kita sekarang ini, dari Sabang sampai Merauke, terdapat sebuah pertanyaan besar.
Bagaimanakah kekompakan di negeri kita sekarang ? Alhamdulillah seiring dengan semangat
gotong royong, seirama dengan semangat bhineka tunggal ika, berbeda-beda tapi satu jua,
perbedaan persepsi dan visi dalam pembangunan masih dirasakan sebagai ‫ف ا س ت ب قوا‬
‫ ال خ يرات‬berlomba-lomba dalam kebaikan. Dengan demikian insya allah, merupakan jaminan
allah apabila perbedaan dilandasi dengan iman dan diorientasikan menimba amal kebajikan,
maka allah menjamin kebaikan dan ampunan, semoga kita mendapatkannya.

Dapat disimpulkan bahwa persatuan dan kesatuan merupakan modal kesuksesan bangsa. Untuk
mewujudkan persatuan tersebut langkah awalnya kita harus saling menghargai terhadap
perbedaan di antara kita. Jika sikap ini yang kita tumbuh kembangkan, maka persatuan bangsa
akan tercipta, rakyat akan sejahtera.Amin ya rabbal'alamin.
Saya suku rejang (anggara)

Saya suku……..(amar)

Saya suku ……. (tonang)

Mari kita rawat persatuan dalam keberagaman (sama2)

Ussikum bi nafsi bi taqwallah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai