Anda di halaman 1dari 20

International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




Tokyo, 15 Maret 2020

Hal: Rekomendasi Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) terkait Penanganan COVID-
19 di Indonesia

Kepada Yth.

Presiden Republik Indonesia

Ketua DPR Republik Indonesia

Ketua Satgas BNPB terkait COVID-19

Kepala Kantor Staf Presiden Republik Indonesia

Tembusan: Young Scientist Forum (YSF), ALMI dan ForMIND

Dengan hormat,

Bersama surat ini, kami sampaikan bahwa Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4)
menyampaikan rekomendasi terkait dengan kebijakan untuk menanggulangi COVID-19 di
Indonesia berdasarkan pengalaman langsung kami sebagai ilmuwan yang berdomisili di
beberapa negara terdampak COVID-19 yakni Singapura, Jepang, Korea Selatan, Inggris,
Jerman dan Italia.

Demikian dokumen ini dibuat demi kemanfaatan bersama. Dengan ini kami menyatakan
kesiapan untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak di Indonesia dan dapat dihubungi
melalui contact person Assoc. Prof. Dr. M. Aziz (Tokyo, email:maziz[at]iis.u-tokyo.ac.jp),
Asst. Prof. Dr. Sastia Putri (Osaka, email sastia_putri[at]bio.eng.osaka-u.ac.jp), Prof. Dr.
Andrivo Rusydi(Singapura, email: andrivo.rusydi[at]gmail.com).

Kami ucapkan banyak terima kasih atas segala perhatiannya.

Hormat kami,

Ketua Umum I-4 Periode 2020-2022

Muhammad Aziz, University of Tokyo, Jepang

Catatan: alamat email silakan untuk mengganti “[at]” menjadi “@“






International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014

Dokumen Rekomendasi Ikatan Ilmuwan


Indonesia International (I-4) untuk
Pemerintah Indonesia Terkait
Pengendalian COVID-19

Executive Summary
Dokumen ini berisi pengalaman langsung para Diaspora Indonesia yang tersebar diberbagai belahan
dunia dalam menghadapi wabah COVID-19 di masing-masing negara di mana mereka tinggal. Sangat
besar harapan kami, supaya informasi ini tersebar luas dan bisa diambil manfaat sebesar-besarnya
oleh pemerintah pusat dan daerah, dan juga tokoh-tokoh masyarakat untuk kepentingan seluruh
rakyat Indonesia dan dunia. Semoga Indonesia dan dunia bisa keluar dari wabah COVID-19
secepatnya, Aaamiin Yaa Rabbal’alamiin.

1. Pendahuluan
Penyebaran virus corona (SARS-CoV2) telah menyebabkan kekhawatiran dan juga kepanikan di
seluruh dunia, tidak terkecuali juga di Indonesia. Jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia
yang tercatat juga terus meningkat setiap harinya. Berdasarkan catatan yang terjadi di beberapa
negara, peningkatan penyebaran COVID-19 ini jelas telah memberikan dampak negatif yang
sangat besar, termasuk kematian dan juga kerugian ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, hal ini
tentunya membutuhkan langkah penanggulangan yang tepat, cepat, komprehensif, dan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan negara, termasuk pemerintah dan masyarakat.
Beberapa negara, terutama dimana diaspora Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Ilmuwan
Indonesia Internasional (I-4), telah melakukan berbagai macam kebijakan preventif dan kuratif.
Terkait hal ini, anggota diaspora I-4 menyusun dokumen berisi rangkuman kebijakan dan arahan
pemerintah kepada warga negaranya guna menanggulangi penyebaran COVID-19. Selanjutnya,
dokumen ini merupakan dokumen pertama dari kumpulan dokumen yang disusun oleh diaspora
I-4 dan bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi kepada pemerintah dan masyarakat
Indonesia terkait dengan langkah-langkah nyata yang diambil secara dini oleh negara-negara lain.

2. Pendekatan
Dokumen ini disusun berdasarkan berbagai macam informasi dan pengalaman yang dialami oleh
ilmuwan diaspora yang berdomisili di beberapa negara negara yaitu Korea Selatan, Singapura,
Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris. Dokumen ini mencakup beberapa hal di bawah:
● Rangkuman statistik penderita dan korban COVID-19 di beberapa negara dimana diaspora
tinggal.
● Rangkuman kebijakan apa yang sudah diambil oleh pemerintah setempat untuk menghadapi
COVID-19.




International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




● Rangkuman apa yang telah diminta pemerintah kepada rakyatnya dan yang telah rakyatnya
lakukan untuk meredam penyebaran COVID-19.
● Rangkuman ini dibuat berdasarkan perspektif kritis anggota dan pengurus I-4 yang
merupakan peneliti dan akademia aktif di negara tempat mereka tinggal.


3. Rekomendasi
Melalui dokumen ini, kami merekomendasikan beberapa hal di bawah:
● Pemerintah Indonesia dapat melihat rangkuman yang berdasarkan pengalaman langsung
WNI di beberapa negara, sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk pengambilan
kebijakan alternatif (off the shelves) yang dapat segera dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.
● Mengingat tidak adanya satu formula yang betul-betul dapat diterapkan di semua negara,
semua rangkuman kebijakan di tiap negara perwakilan diaspora ini kami tampilkan untuk
dijadikan pertimbangan dan pilihan dalam memutuskan kebijakan dan arahan yang tepat
untuk kondisi Indonesia.

4. Laporan Keadaan, Rangkuman Kebijakan dan Perubahan


Kemasyarakatan Beberapa Negara
Berikut kami sampaikan kondisi dan pengalaman yang dijalani di beberapa negara sehubungan
dengan COVID-19. Adapun negara-negara yang disampaikan di sini berupa cuplikan dari
beberapa negara dimana diaspora ilmuwan Indonesia tinggal, baik yang cukup sukses meredam
penyebaran, maupun yang untuk saat ini masih menghadapi ledakan jumlah dan penyebaran
COVID-19. Rangkuman yang ditampilkan dalam dokumen ini berasal dari Korea Selatan,
Singapura, Jepang, Jerman, Italia dan Inggris.
Sebagai negara tetangga dan anggota ASEAN, Vietnam telah cukup sukses dalam meredam
penyebaran COVID-19, begitu pula dengan Singapura yang berhasil dalam meredam jumlah
jumlah kasus meninggal (0 kasus). Vietnam berhasil melakukan usaha preventif dini merebaknya
COVID-19 ini dengan tidak mengizinkan terjadinya misinformasi dan keuntungan sepihak yang
dapat terjadi di masyarakat. Vietnam melakukan strategi dengan perlengkapan kebijakan hukum,
arahan pemerintah yang jelas dan mudah dipahami, informasi yang benar dan transparan,
dukungan asuransi kesehatan, dan lain-lain telah mampu dikoordinasi dengan baik oleh semua
stakeholder yang terlibat. Sehingga meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah. Selain itu, dengan mendudukkan semua warga negara dalam posisi dan kesempatan
yang sama, Vietnam berhasil secara kolektif menghadapi tantangan yang ada. Akan tetapi, saat
ini tidak ada ilmuwan Indonesia yang aktif berdomisili di negara tersebut, sehingga rangkuman
atas kondisi dan kebijakan oleh pemerintah Vietnam tidak dapat kami sajikan dalam dokumen
ini. Sementara, untuk rangkuman atas kondisi dan kebijakan oleh pemerintah Singapure, kami
sajikan dokumen ini.





International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




Gambaran Singkat Penanganan COVID-19 di Korea Selatan
Perangkum: (I-4 Korea Selatan) Dr. Gregorius Rionugroho Harvianto (Benit M. Co.)

1. Transparansi data
! Informasi diperbaharui setiap hari melalui website KCDC (Korea Centers for Diseases Control
and Prevention Center).
! Saat outbreak memuncak (22 Februari – 7 Maret 2020), update dilakukan dua kali setiap hari.

! Pemerintah selalu mempublikasikan lokasi yang dikunjungi oleh pasien supaya masyarakat
dapat menghindari lokasi sementara pemerintah mensterilkan daerah tersebut.

2. Rangkuman kebijakan serta instruksi pemerintah ke penduduk Korea Selatan, termasuk WNA
! Pemerintah konsisten melakukan Standard Operation Procedure (SOP) pencegahan
berdasarkan pengalaman Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), Middle East respiratory
syndrome (MERS)
o Transparansi informasi publik yang dilakukan secara massif.
o Jumlah tes yang besar
o Karantina untuk yang terinfeksi
o Penanganan bagi pasien ataupun yang memiliki gejala
o Disinfeksi lingkungan yang terkonaminasi virus
! Informasi yang selalu update dikirimkan melalui Cell Broadcast system ke seluruh masyarakat.
! Tersedianya 96 laboratorium milik pemerintah dan swasta untuk pengujian.
! Pemerintah menempel informasi pencegahan COVID-19 di berbagai tempat umum.
! Masyarakat disarankan untuk tidak kerja di kantor, kerja dari rumah.
! Adanya drive-thru untuk pemeriksaan COVID-19.
! Pemeriksaan COVID-19 ditanggung asuransi nasional, asuransi cover lebih besar untuk pasien
yang direkomendasikan oleh dokter.
! Saat penyebaran virus meluas, pemerintah membuat hukum berupa denda finansial untuk
o Warga yang tidak mau menjalani pemeriksaan.
o Warga yang keluar rumah (karena harus menjalani karantina sebelum hasil keluar)





International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




! Berkaca dari pengalaman penyebaran yang terjadi akibat pasien ke-31 di Korea, ada baiknya
denda hukuman ini dapat berlaku sejak awal di Indonesia.
! Pemerintah mengganti jam kerja PNS untuk mengurangi load transportasi umum.
! Pemerintah melarang demo dan merekomendasikan untuk tidak melakukan ibadah secara
bersama-sama di tempat ibadah.
! Tahun ajaran baru diundur untuk seluruh sekolah dari playgroup sampai universitas.
! Karena sekolah, termasuk playgroup tutup, ibu-ibu yang bekerja diberikan cuti tambahan
untuk dapat menjaga anak di rumah.
! Kementerian Tenaga Kerja memberi bantuan bagi keluarga yang tidak bisa bekerja karena
terkena COVID-19, sebesar 50,000 Won per hari per keluarga.
! Bank Korea mensterilisasi seluruh uang yang disetor masyarakat.
! Pemerintah menutup ekspor masker ke luar negeri dan menyalurkan masker di Korea melalui
Kantor Pos dan Nonghyup Mart (milik pemerintah) agar harga dapat terkontrol.
! Untuk masker, pemerintah membuat aturan baru sejak 9 Maret, masyarakat hanya dapat
membeli dihari yang sesuai dengan tahun kelahirannya, dan masyarakat hanya boleh
membeli maksimal dua masker dengan menunjukkan kartu tanda penduduk.
! Pemerintah menghukum penyebar hoax terkait COVID-19.
! Khususnya untuk WNA yang masa tinggalnya perlu diperpanjang pada bulan Februari dan
Maret, pihak Imigrasi memberikan perpanjangan secara otomatis hingga 30 April 2020.
! Pemerintah menyediakan aplikasi Emergency Ready App.

3. Aktivitas pencegahan dan aksi sosial yang diinisiasi masyarakat Korea
! Adanya situs web yang diinisiasi masyarakat Korea berdasarkan data KCDC.
o coronaboard.kr (situasi global dan lokal)
o Corona-live.com (rangkuman berita di media massa)
o Coronamap.site (lokasi pergerakan pasien sebelum dinyatakan positif dalam bentuk peta
Korea).
o Coroname.me (berhubungan dengan di atas, namun spesifik lokasi di sekitar kita
bertempat tinggal).
o maskmap.site; mask-nearby.com (untuk mendapatkan lokasi penjualan masker).
! Pihak swasta mendukung pemerintah dengan membuat test kit yang lebih murah dan lebih
cepat, dan pemerintah memberikan legal standing untuk hal tersebut.
! Ibadah dilakukan secara online oleh komunitas keagamaan di Korea.
! Konser dan Konferensi dibatalkan oleh penyelenggara.
! Pihak swasta bekerja dari rumah dan rapat-rapat dilakukan secara online.
! Terkait masker, masyarakat Korea umumnya telah memiliki kebiasaan untuk menggunakan
masker akibat adanya debu halus yang sering terjadi di musim-musim ini. Sehingga,
penggunaan masker sudah seperti menjadi barang wajib bagi masyarakat Korea, terlebih di
situasi seperti ini.





International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




! Penggunaan masker lebih kepada sebuah sikap untuk menghindari penyebaran penyakit ke
orang lain.
! Pihak perbankan menurunkan bunga pinjaman untuk membantu pengusaha kecil yang
terdampak.





International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




Gambaran Singkat Penanganan COVID-19 di Singapura
Perangkum: (I-4 Singapura) Prof. Andrivo Rusydi (National University of Singapore) dan Dr. Guntur
Fibriansyah (Duke-NUS)

1. Statistik dan kondisi
! Jumlah yang di periksa: Semua Penduduk Permanen dan Aktif Bekerja di Singapura wajib
mengukur temperatur suhunya 2 kali sehari dan datanya di upload ke website yang sudah
ditentukan.
! Jumlah kasus baru (12 Maret 2020): 9 kasus
! Jumlah kasus sejauh ini: 187 kasus
! Jumlah kasus sembuh: 96 kasus
! Jumlah kasus yang masih dalam perawatan di rumah sakit: 91 kasus
! Jumlah kasus meninggal: 0 kasus
! Pemerintah dan rakyat Singapura jujur terhadap tugas dan kondisi masing-masing untuk
kemudian bersama-sama menanggulangi wabah Covid-19.

2. Yang sudah dijalankan masyarakat Singapura atas perintah Pemerintah Singapura bekerja
sama dengan Lembaga-Lembaga seperti Rumah Sakit, Universitas, Lembaga Penelitian,
Lembaga Keagamaan, dsb, adalah sebagai berikut.
1. Saat Tahun Baru China (Chinese New Year), pemerintah singapure langsung mewajibkan 14-
hari karantina bagi semua orang yang mendarat lewat udara/laut dari China.
2. Ditutupnya semua penerbangan dari dan ke China sejak awal.
3. Karantina 14-hari semua orang yang datang dari Italia, Korea Selatan, Jepang, Iran dan
(terakhir ini) Jerman.
4. Bebas biaya bagi semua penduduk Singapura yang ke dokter berkaitan gejala virus Corona.
5. Bebas biaya kesehatan bagi penduduk Singapura yang positif virus Corona.
6. Membatalkan semua public gatherings and events, termasuk seminar dan workhop,
pertunjukan seni, kegiatan olah raga, dsb.
7. Distribusi masker gratis untuk setiap rumah tangga. Masing-masing keluarga mendapatkan 4
masker.
8. Pemakaian masker hanya untuk yang sakit, termasuk batuk, flu dsb, supaya tidak menularkan
pada yang lain.
9. Menutup mulut dengan siku dalam atau tisu saat batuk atau bersin, dan segera membuang
tisu bekas pada tempatnya.
10. Pemberitahuan yang intensif lewat semua cara (TV, radio, statements of public officials, etc)
untuk hal-hal berkaitan tentang virus Corona, di antaranya: cara menggunakan masker yang
benar, cara mencuci tangan yang baik, menjaga jarak (+/- 2 m) saat berkumpul , etc.
11. Mewajibkan pengukuran dan pelaporan suhu tubuh (2 kali sehari, AM and PM) untuk semua
yang aktif bekerja, baik pemerintahan mauwpun swasta. Untuk Universitas dan lembaga





International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




penelitian, pengukuran dan pelaporan suhu tubuh juga termasuk mahasiswa, dosen dan
peneliti, dan tamu.
12. Diharuskan mengambil foto dari termometer tersebut dan di upload ke situs web yang sudah
ditentukan. Ada pengecekan secara acak oleh pihak pemerintah atas kepatuhan ini.
13. Semua gerbang/pintu masuk gedung-gedung umum seperti sekolah dan kampus di sediakan
tempat untuk mengukur suhu tubuh. Hanya mereka yang bersuhu tubuh di bawah 37.5 °C
yang dibolehkan masuk.
14. Pengukuran Suhu tubuh juga diwajibkan sebelum masuk ke semua tempat umum,seperti
restoran, rumah makan, bioskop, kantor pos, sarana olahraga seperti gym, tempat asuh anak,
dll.
15. Untuk Universitas, kuliah yang lebih dari 50 orang, rapat-rapat besar, semua harus dilakukan
lewat e-learning.
16. Pendengar ceramah keagamaan yang biasanya di Gereja dan tempat ibadah lainnya, diberi
pilihan menjadi ceramah online.
17. Mengambil foto saat mengajar: jarak antar mahasiswa +/- 2m, kemudian di upload ke
website yang sudah disediakan. Semua wajah mahasiswa harus kelihatan dengan jelas supaya
kalau ada yang sakit atau penularan, bisa dilacak dengan lebih mudah.
18. Diberikan 5-hari libur kerja atau kuliah bagi yang menunjukan tanda-tanda sakit corona tapi
belum positif dan diwajibkan periksa ke dokter.
19. Merotasi kerja karyawan, sebagian kerja di rumah dan sebagian kerja di kantor.
20. Semua gedung di kampus otomatis dikunci; hanya mereka yang sudah diberi izin untuk boleh
keluar dan masuk dengan menunjukan kartu identitas.
21. Perdana Menteri, Presiden, dan pejabat tinggi Singapura menyumbangkan satu bulan gaji
mereka sebagai solidaritas terhadap dampak ekonomi yang dihadapi.
22. Pemerintah Singapura memberikan gaji tambahan satu bulan kepada semua pekerja
kesehatan yang berhubungan dengan corona virus, dan pemilik bisnis yang terkena langsung
dampak coronavirus, seperti supir taxi dan pemilik kantin.
23. Pemerintah Singapura memberikan dana riset baru dalam jumlah sangat besar untuk riset di
bidang yang berhubungan dengan coronavirus.
24. Sanitizers tersedia di hampir semua tempat, termasuk tempat-tempat ibadah.
25. Masyarakat di berikan informasi lewat whatsapp (dan sistem informasi yang tersedia) dari
pemerintah tentang jumlah total kasus yang positif, jumlah pasien yang pulih, jumlah pasien
yang berada di unit kritis, dan darimana kasusnya berasal (which cluster, whether there is a
new cluster identified, etc).
26. Semua Masjid di Singapura tutup (total) selama 13 – 17 Maret 2020. Tidak ada sholat Fardhu
berjamaah dan tidak ada Sholat Jum’at di seluruh Masjid di masa ini.
27. Ditiadakannya semua kegiatan ceramah agama di Mesjid 13 – 27 Maret 2020.
28. Siapapun yang tidak mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan pemerintah (seperti yang di
atas dan aturan lainnya) langsung dikenai hukuman. Contoh: untuk pekerja asing,
hukumannya bisa di cabut ijin kerja dan ijin menetap di Singapura.





International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




Gambaran Singkat Penanganan COVID-19 di Jepang
Perangkum: (I-4 Jepang) Dr. Satria Zulkarnaen Bisri (RIKEN), Dr. Miftahul Huda (Tokyo Inst. Tech.), Dr.
Rizkina Juwita (Tokyo University of Agriculture), Prof. Muhammad Aziz (University of Tokyo), Prof.
Wuled Lenggoro (Tokyo University of Agriculture & Technology), Dr. Dedy Eka Priyanto (KPMG Japan),
Prof. Davin Setiamarga (National Institute of Technology, Wakayama College), Dr. Sastia Prama Putri
(Osaka University), Dr. Nur Alia Oktaviani (RIKEN), Dr. Mizan Bustanul Fuady Bisri (United Nation
University)

1. Statistik (tidak menghitung kapal Diamond Princess), 13 Maret 2020

Telah dites Kasus Sembuh Aktif Kritis Meninggal


Terkonfirmasi

11231 701 118 564 32 19


2. Trend penularan
Walaupun Jepang adalah negara awalan yang tertular, pertambahan penderita tidaklah
sesignifikan perkiraan awal, juga lebih landai dibandingkan negara terdampak lain, akibat adanya
intervensi kebijakan dan upaya penanggulangan. Kecenderungan penularan masih meningkat
secara eksponensial, akibat penularan domestik dengan beberapa cluster aktif di beberapa
tempat berbeda.

3. Kebijakan dasar yang sedang berjalan
Jepang berusaha memitigasi penyebaran dengan berfokus pada upaya “delay”, yaitu menunda
terjadinya ledakan penderita secara simultan, supaya institusi kesehatan yang ada masih sanggup
untuk menanggulangi banyaknya penderita. Upaya “containment” telah gagal dilakukan setelah
terjadinya penularan domestik. Sehingga yang disasar adalah bagaimana supaya fasa “delay” bisa
meredam penularan. Ada tiga pilar utama yang menjadi bagian dari strategi pemerintah, yaitu:
(1) Deteksi dini dan respon cepat terhadap kluster; (2) diagnosis cepat pasien, peningkatan
intensive care dan penyediaan sistem layanan kesehatan bagi yang kondisinya buruk; (3)
modifikasi perilaku masyarakat.

4. Yang pemerintah lakukan (maklumat 27 Februari dan 11 Maret):
● Untuk ekspansi pengujian COVID-19, sejak 6 Maret, sistem asuransi kesehatan menanggung
PCR screening. Sebelumnya, terbatas hanya APBN yang digunakan, sehingga hanya bisa
melakukan sedikit pengujian dan terbatas pada lembaga pemerintah. Dengan asuransi
menanggung biaya tes PCR, lembaga pengujian swasta bisa turut serta membantu menguji.
Target pengujian per hari adalah 7000 tes pasca 15 Maret.
● Mendorong lembaga penelitian pemerintah dan industri terkait untuk dengan cepat
mengembangkan metode alternatif pengujian yang bisa mendeteksi COVID-19 lebih cepat
ketimbang proses RT-PCR yang sudah ada.
● Mengirimkan ilmuwan dan para ahli ke daerah untuk membantu pemerintah daerah dalam
menangani terbentuknya cluster.




International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




● Membantu pengadaan desinfektan untuk sektor yang terdampak langsung dan beresiko
tinggi, antara lain, nursing home, panti jompo, fasilitas untuk penyandang disabilitas, tempat
penitipan anak.
● Melakukan government procurement untuk 20 juta masker kain khusus dan
mendistribusikannya langsung kepada sektor terdampak dan beresiko tinggi (nursing homes,
panti jompo, dll.)
● Melakukan government procurement untuk 15 juta masker bedah dan mendistribusikannya
kepada institusi medis yang membutuhkan prioritas.
● Memberikan suntikan/pinjaman modal tambahan kepada produsen masker untuk secara
signifikan meningkatkan produksi.
● Pelarangan ekspor masker dan bahan baku terkait.
● Pelarangan penimbunan dan penjualan masker dengan harga berkali-lipat baik offline
maupun online. Diberikan sanksi pidana denda dan kurungan untuk yang melanggar.
● Mengamankan keberadaan 5000 tempat tidur rumah sakit untuk dilengkapi dengan
respirator yang khusus dialokasikan untuk penanganan COVID-19.
● Penguatan komunikasi publik dimana baik MHLW (Ministry of Health, Labour and Welfare)
dan kementerian lain memberikan informasi kunci secara transparan melalui website mereka
dan diperbaharui secara berkala. Open data yang ada bisa dimanfaatkan publik untuk
membuat interface yang lebih bisa dipahami oleh masyarakat luas dan pemerintah daerah
(seperti: coromap.info untuk pinpointing kasus dan sejarah travel domestik pasien; COVID-
19japan untuk data statistiknya, dan lain-lain.

5. Yang pemerintah minta dari masyarakat:
a. SOP ke dokter/rumah sakit
● Sakit tidak boleh langsung ke dokter/rumah sakit, melainkan harus konsultasi terlebih
dahulu via telepon dan reservasi antrian di telepon menjadi penting. Kalau memiliki gejala
batuk, demam, pilek, salesma dan influenza diminta untuk tidak datang langsung ke
dokter atau rumah sakit, melainkan harus beristirahat di rumah, atau semi-isolasi sendiri.
Jika demam di atas 37.5oC nya tidak turun setelah 4 hari walaupun sudah diberi obat
penurun panas, yang bersangkutan harus menelpon hotline coronavirus untuk tindakan
selanjutnya, yaitu untuk dites. Batasan 4 hari menjadi hanya 2 hari untuk usia > 60 tahun,
ibu hamil, dan orang yang punya penyakit lain.
● Terkait dengan fasilitas usia lanjut (panti jompo, pondok aktivitas lansia, dll.), staff
diwajibkan untuk mengukur suhu tubuh sebelum pergi bekerja dan pada saat tiba di
tempat kerja, serta melaporkannya. Juga, kunjungan diminimalisir. Pengantar pun harus
diukur suhu badannya.
● Penggunaan masker masih disarankan secara general oleh publik. Terutama dikarenakan
itu adalah bagian dari kultur, bagian dari etiket, serta selain COVID-19, secara bersamaan
Jepang berada di akhir musim influenza dan di awal musim hay fever, sehingga memang
jadwalnya sebagian besar warga Jepang memakai masker.
● Jika tidak menggunakan masker, bersin dan batuk haruslah menggunakan etiket yang
ditetapkan dan diajarkan di sekolah (yaitu ke siku/pundak), dan kini semakin ditegakkan.
● Kampanye cuci tangan menggunakan sabun, yang selalu ada, diperkuat.





International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014





b. Sekolah dirumahkan
● Pemerintah mengeluarkan permintaan kepada masing-masing sekolah (SD hingga SMA)
pada tanggal 27 Februari 2020, untuk meliburkan sekolah hingga libur musim semi
(kenaikan kelas).
● Pada umumnya SD, SMP dan SMA memenuhi permintaan dari pemerintah, dan
meliburkan sekolah mulai dari 2 Maret 2020. Beberapa sekolah di daerah yang masih
belum terjangkit COVID-19 masih melakukan aktifitas belajar mengajar meski dengan
selalu melihat kondisi.
● Beberapa sekolah juga membuka untuk kelas 1-3 SD, bagi yang orangtuanya tidak bisa
menjaga anak-anaknya sekolah, siswa dibolehkan datang ke sekolah untuk dititipkan. Di
dalam sekolah, guru akan mengatur interaksi masing-masing siswa untuk tidak
berdekatan kurang dari 1 meter.
● Karena aktivitas anak yang dirumahkan, ada beberapa efek yang menjadi perhatian
pemerintah selanjutnya:
○ Pemerintah meminta ke beberapa “tempat penitipan/bermain” anak untuk tetap
beroperasi dan juga menambah kapasitas.
○ Beberapa instansi membolehkan orang tua yang mempunyai anak kecil (beberapa
instansi mensyaratkan umur hingga 8 tahun), boleh mengambil libur khusus dengan
tetap digaji (paid leave).
○ Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan bantuan kepada perusahaan yang
karyawannya (baik karyawan tetap, tidak tetap atau outsourcing) libur sebesar 8,330
yen dan untuk freelancer ataupun yang mempunyai usaha sendiri sebesar 4,100 yen
(perhitungannya adalah 4 jam dikalikan upah minimum per jam di Tokyo)
○ Bantuan (keuangan) untuk keluarga yang mempunyai anak sedang digodok lebih
lanjut di parlemen.

c. Aktivitas pendidikan di universitas (ujian masuk, kelulusan, proses pengajaran)
● Ujian masuk universitas pada prakteknya dilakukan dengan dua cara:
○ Secara umum, terutama universitas negeri, ujian masuk tetap dilaksanakan
(universitas negeri melaksanakan pada 25 dan 26 Februari 2020) dengan pre-cautions
yang lumayan ketat, yaitu penggunaan sanitizer dan masker baik bagi siswa maupun
pengawas ujian, pengaturan jadwal kedatangan dan kepulangan, serta mahasiswa
yang mempunyai suhu badan tinggi (di atas 37.5 °C) tidak dibolehkan mengikuti ujian.
○ Beberapa universitas tidak melaksanakan ujian masuk di masing-masing universitas
tetapi mendasarkan pada hasil dari National Center Test for University Admissions
yang telah dilaksanakan secara serentak pada 18 dan 19 Januari 2020.
● Aktifitas belajar mengajar semester genap berakhir pada pertengahan februari dan kuliah
akan dimulai lagi dari awal April. Beberapa skenario sedang difikirkan untuk pelaksanaan
kuliah di April nanti:
○ Waktu awal kuliah diundur (bisa hingga 1 bulan). Hal ini juga pernah terjadi pada
tahun 2011 ketika terjadi bencana gempa besar di Fukushima.
○ Kuliah dilaksanakan secara online (zoom, dll).




International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




● Acara wisuda di universitas maupun sekolah pada umumnya dilaksanakan dengan dua
cara:
○ Ditiadakan
○ Acara tetap berjalan tetapi hanya dihadiri oleh beberapa perwakilan siswa dari
masing-masing jurusan.
○ Wisuda dilakukan dalam skala lebih kecil yaitu skala lab (grup riset) maupun
departemen.
● Rapat dosen dilaksanakan dengan beberapa cara:
○ E-mail; Perwakilan dari masing-masing departemen; Teleconference online: zoom,
skype, dll

d. Pengendalian kerumunan massal dan acara yang melibatkan massa
● Pemerintah menyarankan publik untuk: tidak berkumpul di tempat yang berventilasi
buruk (kantor, restoran, dsb), yang terlalu banyak orang, dan untuk tidak mengobrol dan
berbicara keras-keras dalam jarak satu sama lain kurang dari 1 meter (satu lengan).
● Sebagai catatan, kultur Jepang sendiri adalah kultur non-kontak, sehingga tidak
bersalaman adalah hal yang sudah biasa. .
● Aktivitas yang melibatkan massa lebih dari 100 orang harus dibatalkan, ditunda, atau di-
downsizing (kurangi jumlahnya). Selain even olahraga dan seni, konferensi ilmiah pun
dibatalkan. Di beberapa institusi, diperketat kembali hingga dibatasi 12 orang, itupun
dengan catatan: harus melarang yang sakit untuk datang, semua peserta harus
mengimplementasikan protective measures (cuci tangan, disinfektan, masker atau etika
batuk), dan tidak boleh membuat situasi beresiko tinggi (seperti berdiri berhadap-
hadapan dalam jarak dekat dan makan prasmanan). Juga daftar list peserta harus ada
untuk mempermudah contact tracing jika ada konfirmasi positif terpapar.

e. Aktivitas keagamaan
● Beberapa masjid (termasuk Masjid Indonesia Tokyo) meliburkan aktivitas yang
melibatkan berkumpulnya orang banyak, termasuk jumatan, kajian dll, per tanggal 28
Februari hingga ada arahan dari pemerintah Jepang. Sama halnya dengan Gereja dan
tempat peribadatan lainnya.
● Untuk aktifitas dalam skala kecil (shalat 5 waktu), masjid menyediakan sanitizer, masker,
dan juga arahan yang ketat kepada jama’ah untuk mentaati prosedur yang sudah
diarahkan oleh pemerintah.

f. SOP continuation of business di tempat kerja
● [Case institusi penelitian pemerintah]. Semenjak akhir Februari, masing-masing unit
diminta membuat contingency plans mengenai apa yang harus dilakukan jika: (1) ada
suspect; atau (2) institusi harus di-lockdown. Contingency plans harus berisi detail
bagaimana lab bisa tetap harus berjalan, alat apa yang harus terus berjalan, berapa orang
yang akan diberi izin khusus untuk boleh datang ke kampus, dan detail lainnya.





International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




● [Case institusi penelitian pemerintah]. Semua lab yang berhubungan dengan riset hayati
dan kedokteran yang terkait manusia, dimana pemilik utama sampelnya bukan institusi
tersebut, diminta untuk dihentikan sementara, untuk menyediakan space, slots, dan
machine time, kalau diminta untuk melakukan perintah tugas riset dan testing terkait
dengan novel coronavirus.
● [Case industri] Mayoritas perusahaan di Jepang telah membuat Business Contingency
Plans ketika keadaan darurat, salah satunya untuk pandemik influenza jenis baru (novel
coronavirus dianggap sebagai jenis ini). Beberapa langkah yang ditempuh adalah meminta
karyawannya untuk telework (bekerja di rumah). Pemerintah juga memberikan subsidi
bagi perusahaan kecil dan menengah untuk pembeliaan alat yang diperlukan untuk
telework. Selain itu, bila harus ke kantor, karyawan bisa memanfaatkan flextime (7-11
pagi) atau staggering commuting hours, untuk menghindari kepadatan
kereta/transportasi umum. Selain itu, perusahaan telah melarang karyawan untuk
berpergian ke luar kota dan luar negeri bila tidak terlalu penting. Juga pemerintah
mendorong perusahaan supaya lebih bisa memaksa lagi supaya karyawannya mengambil
jatah paid leave-nya jika demam maupun memiliki gejala seperti flu.

g. Catatan mengenai telework
• Banyak institusi yang mendorong menerapkan kebijakan telework bagi karyawannya untuk
bisa melakukan telework dari rumah, terutama bagi karyawan yang membutuhkan
transportasi komuter.
• Merumahkan anak sekolah adalah salah satu instrumen untuk “memaksa” mereka yang
bisa telework untuk melakukannya.
• Perusahaan dan institusi mempersiapkan SOP mekanisme telework-nya masing-masing,
baik dari aspek IT, pembagian tugas, dan juga perubahan kultur kerja.





International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




Gambaran Singkat Situasi dan Penanganan COVID-19 di Jerman
Perangkum: (I-4 Jerman) Dr. Boya Nugraha (Hannover Medical School)

1. Transparansi data
Data resmi dari pemerintah terkait COVID-19 dapat diakses di situs resmi Robert Koch Institute
(RKI). Data terakhir (13 Maret 2020; Jam 15:00): Jumlah kasus: 3062; meninggal dunia: 5 orang.
https://www.rki.de/DE/Content/InfAZ/N/Neuartiges_Coronavirus/Fallzahlen.html


Gambar 1. Jumlah kasus COVID-19 di Jerman (sumber gambar: Wikipedia)

2. Rangkuman kebijakan dan instruksi pemerintah
a. National Pandemic Plan
Seiring meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19, pada tanggal 2 Maret 2020 (jumlah
kasus 151), RKI menyatakan situasi ancaman COVID-19 di Jerman meningkat menjadi
moderat. Oleh karena itu, pemerintah mengambil langkah-langkah strategis yang dinyatakan
dalam National Pandemic Plan (NPP) untuk COVID-19 yang dikeluarkan tanggal 4 Maret 2020
(saat jumlah kasus: 240) yang dapat diakses di:
https://www.rki.de/DE/Content/InfAZ/N/Neuartiges_Coronavirus/Ergaenzung_Pandemiepla
n_Covid.pdf?__blob=publicationFile.
NPP ini memiliki empat target utama:
• Mengurangi morbiditas dan mortalitas
• Memastikan penanganan orang yang terinfeksi
• Pemeliharaan pelayanan publik yang esensial




International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




• Informasi singkat dan akurat untuk pengambil kebijakan, media dan masyarakat

Tiga tahapan dalam NPP:
• Containment (situasi dari kasus dan klaster khusus)
• Protection (situasi penyebaran infeksi lebih lanjut yang meluas dan sumber infeksi yang
tidak diketahui)
• Mitigation (situasi infeksi yang menyebar luas)

b. Selain NPP tersebut, pemerintah juga menginstruksikan hal-hal antara lain:
• Pembatalan semua events yang melibatkan 1000 orang atau lebih
• Merekomendasikan untuk tidak melakukan perjalanan (unnecessary).
• Setiap orang yang pulang dari daerah bersiko tinggi, harus melakukan self-quarantine
(tinggal dirumah) selama 14 hari
• Walaupun pemerintah tidak secara resmi menutup perbatasan, tetapi maskapai
penerbangan Lufthansa sudah membatasi penerbangan ke daerah-daerah beresiko tinggi,
seperti China, Korea Selatan, dan Jepang sejak akhir Februari 2020.
• Pemerintah melakukan jemput bola untuk mengecek COVID-19 (drive-thru).
• Pemerintah melakukan pelarangan ekspor masker, sarung tangan dan perlengkapan
perlindungan
• Menutup sekolah, universitas
• Pemerintah Jerman mendukung likuiditas untuk perusahaan-perusahaan yang terkena
efek COVID-19
• Pemakaian masker disarankan hanya untuk orang sakit dan yang menjaga orang sakit
• Perusahaan dan institusi pemerintah dapat membuat kebijakan sendiri untuk mencegah
penyeberan COVID-19, termasuk homeoffice bagi karyawan
• Penduduk berumur lebih dari 60 tahun harus melakukan vaksinasi terhadap infeksi
pneumococcal.
• Masyarakat harus secara teratur mencuci tangan denga bersih, jika batuk dan bersin
ditutup dengan tissue atau siku, jaga jarak dengan orang sakit
• Sejak tanggal 9 Maret, jika mengalami gangguan pernapasan ringan, segera hubungi
dokter melalui telepon dan akan diberikan surat keterangan sakit untuk tidak bekerja
maksimal 7 hari.
• Rumah sakit dan dokter umum diberikan wewenang untuk melakukan pengujian COVID-
19 sesuai rekomendasi RKI.
• Semua engujian dan perawatan dibiayai oleh asuransi
• Orang yang dalam masa karantina, tetap mendapatkan gaji
• Instruksi lainnya akan terus diperbaharui tergantung perkembangan situasi.

3. Informasi dan Edukasi terkait COVID-19
Informasi dan edukasi pemerintah untuk masyarakat tentnag COVID-19, dan apa yang harus
dilakukan masyarakat untuk mencegah terinfeksi dan penyebarannya bisa didapatkan di situs
kementrian kesehatan (dalam tiga Bahasa: Jerman, Inggris, dan Turki):
https://www.bundesgesundheitsministerium.de/en/press/2020/coronavirus.html





International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




Gambaran Singkat Situasi dan Penanganan COVID-19 di Italia
Perangkum: Caecilia Sukowati, PhD (Italian Liver Foundation, Trieste)

1. Situasi di Italia
Sampai 13 Maret 2020, 18.00 (GMT + 1) (http://www.salute.gov.it/nuovocoronavirus).
• Total kasus: 17.660. Tertanggal 13 Maret 2020: positif COVID-19: 14.995; kematian: 1.266;
sembuh: 1.439
• Dari 14.995 kasus positif: 6.201 individual melakukan isolasi di rumah; 7.426 dirawat di rumah
sakit; 1.328 di ICU

2. Transparansi data
Data kejadian, keparahan, dan kematian diperbaharui setiap hari jam 18.00, dapat dilihat di situs
Kementrian Kesehatan Republik Italia (Ministero della Salute, www.salute.it) . Data yang
tersedia terdiri dari jumlah kasus nasional dan di setiap daerah regional dan provinsi (regione dan
provincia).
Pembentukan taskforce kementerian untuk aktivasi jaringan pengawasan (surveillance network)
untuk control dan skrining kasus.

3. Tindakan penahanan dan instruksi pemerintah


Dewan kementrian (Perdana Menteri) mengeluarkan dekrit pada tanggal 23 Februari 2020
dengan pelarangan akses dan mobilitas publik di daerah ‘red zone’ (Lombardia dan 14 kota di
bagian Italia selatan). Setiap region (total 20 region di Italia) juga memberlakukan instruksi
tersendiri yang berlaku di wilayah masing-masing. Sebagai contoh, di region Friuli Venezia Giulia,
penutupan sekolah dan universitas sudah diberlakukan tertanggal 26 Februari 2020.
Selanjutnya diputuskan lima keputusan Perdana Menteri: DPCM 25 Februari 2020, DPCM 1 Maret
2020, DPCM 4 Maret 2020, DPCM 8 Maret 2020 dan DPCM 9 Maret 2020. DPCM tertanggal 9
Maret 2020 oleh Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte memutuskan seluruh teritori Italia
sebagai zona protektif (‘lockdown’), berlaku pada 10 Maret dan akan berlaku hingga 3 April, atau
sampai instruksi berikutnya. Beberapa hal utama pada instruksi tersebut: membatasi mobilitas
penduduk, memblokir acara olahraga dan aktivitas pertemuan publik, menunda kegiatan
mengajar di sekolah dan universitas di seluruh wilayah Italia hingga 3 April.
Keputusan Perdana Menteri terbaru DPCM 11 Maret 2020, memutuskan langkah-langkah
restriktif lebih lanjut yang berlaku di seluruh teritori Italia dari tanggal 12 sampai 25 Maret 2020.
Salah satu langkah restriksi adalah penutupan bar, pub, dan restoran, penutupan pabrik-pabrik
produksi yang ‘tidak esensial’, dan peraturan untuk shift kerja dan peliburan tenaga kerja, serta
penetapan sistem keamanan untuk industri-industri yang masih berjalan.

4. Kontak darurat untuk kejadian dan informasi


Telepon hotline:
• 1500 (national public utility number)
• 112 (untuk health emergencies)
• Setiap region memiliki hotline masing-masing untuk informasi lebih lanjut (contoh 800500300
untuk Friuli Venezia Giulia)






International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




Website:
• Kementerian Pendidikan, Universitas, dan Riset (Ministero dell'Istruzione - Ministero
dell'Università e della Ricerca, MIUR): https://www.istruzione.it/coronavirus/index.html
• Kementerian Kesehatan (Ministero della Salute): http://www.salute.gov.it/nuovocoronavirus

5. Sosialisasi publik untuk tindakan pencegahan dan situasi darurat COVID-19


1. Sejak tanggal 10 Maret 2020, setiap orang tidak boleh meninggalkan kota domisili masing-
masing (lockdown). Tinggal di rumah dan sangat membatasi aktivitas di luar rumah. Hanya
meninggalkan rumah untuk keperluan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan di rumah, alasan
kesehatan, dan kebutuhan darurat (makanan dan obat). Mobilitas individu harus disertai
dengan deklarasi tertulis yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri (DPCM 9 Maret
2020).
2. Setiap keluarga hanya dapat mengirimkan 1 orang untuk belanja bahan makanan.
3. Pemberlakuan denda atau hukuman penjara untuk yang tidak mematuhi peraturan di atas.
4. Setiap orang harus menjaga jarak keselamatan interpersonal setidaknya 1 meter.
5. Pembatasan jumlah orang yang bisa masuk ke dalam ruang tertutup (supermarket, kantor,
apotik, dll) berdasarkan ukuran ruangan. Pengunjung harus masuk satu persatu dan yang
lainnya harus menunggu di luar dengan menjaga jarak aman minimal 1 meter.
6. Penutupan aktivitas publik (sekolah, universitas, pusat perbelanjaan, restoran, bar, bioskop,
pusat olahraga, dll).
7. Pembatasan jumlah pengunjung di rumah sakit.
8. Pengawasan dari pihak municipal and national police, militer, dan angkatan pertahanan
lainnya untuk menjaga keamanan dan stabilitas publik.
9. Sosialisasi smartworking (home-based work), teleconference, e-learning, dan online course.
10. Kampanye social distancing #IoRestoaCasa (=saya tidak meninggalkan rumah) di berbagai
jaringan sosial.
11. Pelarangan segala bentuk aktivitas yang melibatkan banyak orang di daerah publik atau di
domisili masing-masing.
12. Penduduk lansia atau masyarakat yang beresiko tinggi (penyakit kronis, imunosupresi, dan
penyakit bawaan) harus menghindari meninggalkan rumah dan tempat ramai.
13. Individu dengan gejala infeksi pernapasan dan demam (lebih dari 37,5° C) harus tinggal di
rumah mereka dan hanya bisa menghubungi dokter keluarga atau hotline COVID-19. Mereka
dilarang keras pergi ke UGD sendiri untuk menghindari resiko penularan kepada orang lain.
14. Individu yang menunjukan gejala COVID-19 harus tinggal di rumah dan menjauh dari
penghuni rumah yang lain sampai kedatangan pihak medis yang akan membawa individu
tersebut ke rumah sakit bila diperlukan.
15. Warga negara atau resident Italia yang kembali memasuki wilayah Italia dari daerah berisiko
berdasarkan data WHO, wajib lapor diri kepada Departemen Pencegahan Penyakit di distrik
kesehatan masing-masing wilayah dan dokter keluarga. Tindakan yang dilakukan kemudian
mencakup: karantina selama 14 hari, pelarangan kontak sosial, pelarangan mobilitas dan
travel, wajib diawasi oleh distrik kesehatan masing-masing.
16. Sosialisasi pencegahan infeksi COVID-19 untuk setiap individu sesuai guideline WHO yang
dapat ditemukan di seluruh tempat umum.
a. sering mencuci tangan dengan sabun atau gel alkohol
b. menghindari kontak dengan orang lain yang menderita infeksi pernafasan akut
c. menghindari peluk dan jabat tangan
d. tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan
e. menutup hidung dan mulut dengan tisu sekali pakai ketika batuk atau bersin. jika tidak
tersedia, lakukan dengan siku.





International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




f. tidak mengkonsumsi obat-obatan antiviral atau antibakteri tanpa izin dokter
g. membersihkan permukaan dengan desinfektan yang mengandung alkohol atau chlorine
h. hanya menggunakan masker jika sakit atau sedang menangani orang sakit

6. Efektivitas tindak pencegahan COVID-19 di Italia hingga saat ini


1. Sampai saat ini, jumlah kasus positif COVID-19 di Italia masih meningkat (Gambar 1).
Mengingat waktu inkubasi COVID-19 yang diperkirakan hingga 14 hari, efektivitas dari upaya
lockdown untuk mengurangi kasus infeksi kemungkinan harus menunggu waktu.

Gambar 1. Grafik tendensi jumlah kasus COVID-19 di Italia (oranye=positif; hijau=sembuh; abu-
abu=meninggal). Sumber: Departemen Perlindungan Sipil (Dipartimento della Protezione Civile;
www.protezionecivile.gov.it/)

2. Tertanggal 10 Maret 2020, terjadi penurunan jumlah kasus positif COVID-19 di kota Codogno,
Lombardia. Codogno merupakan daerah terjadinya kasus transmisi sekunder pertama di Italia
dimana total lockdown (red zone) telah diberlakukan lebih awal berdasarkan DPCM 23
Februari 2020.





International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




Gambaran Singkat Situasi dan Penanganan COVID–19 di United Kingdom (UK)
Perangkum: (I-4 UK) Dr. Irwanda Laory (Warwick Univ.) dan Dr. Delvac Oceandy (Univ. Manchester)

1. Transparansi data
Data resmi dari pemerintah bisa diakses di https://www.gov.uk/guidance/coronavirus-covid-19-
information-for-the-public#number-of-cases
Data pukul 9 pagi waktu London 12/03/2020: 29,764 orang telah diuji, 590 terkonfirmasi positif
dan 8 orang positif COVID-19 telah meninggal.

2. Rangkuman kebijakan dan instruksi pemerintah
Informasi lengkap bisa dilihat di https://www.gov.uk/government/topical-events/coronavirus-
covid-19-uk-government-response

Pemerintah UK membagi action plan terkait COVID-19 kedalam 4 fase (saat ini sudah memasuki
fase ‘Delay’):
• Contain: mendeteksi kasus-kasus awal, menindaklanjuti kontak dekat, dan mencegah
penularan penyakit di negara ini selama mungkin.
• Delay: memperlambat penyebaran di negara ini, jika benar-benar terjadi, menurunkan
dampak puncak dan mendorongnya menjauh dari musim dingin.
• Research: lebih dalam meneliti virus dan tindakan yang akan mengurangi efeknya pada
populasi UK; inovasi tanggapan/aksi termasuk diagnosa, obat-obatan dan vaksin;
menggunakan hasil penelitian untuk menginformasikan pengembangan model perawatan
yang paling efektif.
• Mitigate: menyediakan perawatan terbaik untuk orang yang sakit, mendukung rumah sakit
untuk mempertahankan layanan penting dan memastikan dukungan berkelanjutan untuk
orang yang sakit di masyarakat untuk meminimalkan dampak keseluruhan penyakit pada
masyarakat, layanan publik dan ekonomi.

Apabila ada masyarakat yang mencurigai dirinya terinfeksi virus corona atau pernah kontak dekat
dengan pengidap virus corona maka yang bersangkutan diminta untuk:
• Tinggal dirumah dan menghindari kontak dengan orang lain
• Tidak ke dokter, klinik atau rumah sakit
• Menghubungi 111 (pelayanan resmi online virus corona oleh National Health System (NHS).
Langkah berikutnya akan diinformasikan melalui layanan ini.

Anjuran pemerintah untuk kehidupan sehari-hari:
Do:
• Cuci tangan dengan sabun dan air - lakukan ini setidaknya selama 20 detik
• Selalu cuci tangan saat pulang atau bekerja
• Gunakan gel pembersih tangan jika sabun dan air tidak tersedia





International Indonesian Scholars Association

SK: AHU-04131.50.10.2014/ Nr: AHU-0004015.50.80.2014




• Tutup mulut dan hidung Anda dengan tisu atau lengan baju Anda (bukan tangan Anda) ketika
Anda batuk atau bersin
• Langsung meletakkan tisu bekas di tempat sampah dan cuci tangan setelahnya
• Hindari kontak dekat dengan orang-orang yang tidak sehat
Don’t:
• Jangan menyentuh mata, hidung atau mulut Anda jika tangan Anda tidak bersih

Anda mungkin juga menyukai