Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-
Dalam menyelesaikan tugas kelompok ini, penulis menyadari bahwa apa yang
disajikan ini masih jauh dari kesempurnaan yang diharapkan, Oleh karena itu demi
perbaikan tugas kelompok ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun.
selaku dosen pembimbing yang telah dengan murah hati dan penuh kesabaran
meluangkan waktunya, memberi petunjuk, saran, serta bimbingan yang tak henti-
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya
bokong berada sedikit lebih tinggi dan pada kepala janin sedangkan bahu berada pada pintu atas
panggul. Hal ini termasuk salah satu masaiah kesehatan yang dapat mengakibatkan morbiditas dan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataan yang diterbitkan di laman resmi WHO
tahun 2013 itu dijelaskan, untuk mencapai target MDGs penurunan angka kematian ibu antara 1990
dan 2015 seharusnya 5,5 persen pertahun, Data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia
menunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari satu persen per tahun. menurut
WHO, 81 % kematian diakibatkan kerena komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas.
Bahkan sebagian besar dari kematian ibu disebabkan karena perdarahan, infeksi,dan preeklamsia.
Jumlah angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi diantara negara-negara ASEAN
lainnya. Menurut Depkes tahun 2012 jika dibandingkan AKI Singapura adalah 6 per 100.000
kelahiran hidup, AKI Malaysia mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan AKI Vietnam
sama seperti Negara Malaysia, sudah mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup, filipina 112 per
100.000 kelahiran hidup, brunei 33 per 100.000 per kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia 228 per
100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan
persalinan terutama yaitu perdarahan 28 persen. Sebab lain, yaitu eklampsi 24 persen, infeksi 11
Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dari tahun sebelumnya diperkirakan
nampaknya bakal meniti jalan terjal santer diberitakan di sejumlah media mengenai polemik AKI.
Betapa tidak, hasil SDKI terbaru (selanjutnya disebut SDKI-2012) menyebutkan, sepanjang periode
2007-2012 kasus kematian ibu melonjak cukup tajam. Diketahui, pada 2012, AKI mencapai 359 per
100 ribu penduduk atau meningkat sekitar 57 persen bila dibandingkan dengan kondisi pada 2007,
yang hanya sebesar 228 per 100 ribu penduduk. Selain itu, ihwal pencapaian target Tujuan
Pembangunan Milenium (MDGs), hal ini tentu merupakan sinyalemen buruk. Upaya pemerintah
untuk menurunkan AKI hingga menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015 sesuai target
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan jumlah kematian ibu tahun 2012
sebanyak 121 orang dengan penyebab terbanyak yaitu 63 orang ( 52,7 %), Hipertensi dalam
kehamilan 28 orang ( 23,14 % ), Infeksi 1 orang ( 0,83 ), Abortus 1 orang ( 0,83 % ), Partus lama 1
orang ( 0,83 ), dan penyebab lain 26 orang ( 21,48 % ). ( Profil Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan ).
Data yang diperoleh dan Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo pada tahun 2011 sampai 2013 angka
kematian ibu (AKI) berkisar 6 orang atau 94/100.000 kelahiran hidup dan penyebab kernatian
perdarahan Post Partum dan perdarahan. (Profil Dinas Kesehatan kabupaten Wajo)
Data yang diperoleh dari Puskesmas Salewangeng kabupaten Wajo pada tahun 2013 jumlah
Berdasarkan data di atas, penulis melihat adannya hal yang penting dicermati. Dalam hal ni,
resiko letak lintang penanganannya pada saat hamil dengan antenatal secara teratur dapat terdeteksi
Iebih dini. Olehnya itu, penulis akan membahas secara spesifik mengenai Manajemen kebidanan
Tujuan Umum
Dapat menjelaskan Antenatal dengan Letak Lintang di Puskesmas salewangeng Kabupaten Wajo
Tujuan Khusus
Sebagai bahan informasi untuk pengelola Puskesmas salewangeng Kabupaten Wajo dalam
meningkatkan program pembangunan kesehatan khususnya di bagian kesehatan Ibu dan Anak.
Sebagai bahan masukan/ acuan bagi jurusan Akademi Kebidanan khususnya program yang
a. Menjadi bahan bacaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang lain.
b. Menjadi bahan informasi bagi institusi dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar.
Merupakan pengalaman yang bermanfaat bagi penulis untuk menambah dan memperluas
wawasan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
b. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai persalinan aterm, sekitar 280 hari.
c. Kehamilan adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatosoa dan ovum dan di lanjutkan
dengan nidasi atau implantasi.Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
Untuk menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan yang akan terjadi yang dihitung
Mengidam sering terjadi pada bulan – bulan pertama akan tetapi akan menghilang dengan makin
tuanya kehamilan
5) Pingsan.
Sering dijumpai bila berada pada tempat – tempat ramai dianjurkan untuk tidak pergi ketempat
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul lagi.
8) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesterone yang
9) Sering buang air kecil (BAK) karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar, gejala ini
akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan kembali oleh
10) Konstipasi / Obstipasi oleh karena penurunan perstitaltik usus oleh pengaruh hormone steroid.
11) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid plasenta dijumpai pada muka, aerola
1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian- bagian janin
a. Uterus
Uterus yang semula beratnya 30 gram akan membesar sehingga menjadi seberat 1000 gram
dibawah pangaruh estrogen dan progesteron. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi
menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
b. Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh hormon estrogen
c. Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung corpus luteum gravidarum akan
luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang fungsinya akan diambil alih oleh
plasenta.
d. Payudara
hipertrofi sistem saluran payudara. Progesteron mempersiapkan dan menambah jumlah sel asinus.
Sedangkan somatomam- motropin berfungsi mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama. Volume
darah akan bertambah banyak kira-kira 25% dan pucaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah
jantung (cardiac output) yang meningkat sebanyak + 30% (Wiknjosastro H, 2007 : 96).
Protein darah dalam serum berubah. Jumlah protein, albumin dan gamaglobulin menurun dalam
triwulan pertama dan akan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta globulin dan
3) Hemoglobin
Hemoglobin cenderung menurun oleh karena kenaikan relatif volume plasma darah. Jumlah
eritrosit cenderung meningkat untuk kebutuhan transport oksigen (O2) yang sangat diperlukan selama
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester II dan kemudian akan naik
lagi seperti pada keadaan pra-hamil. Tekanan vena dalam batas-batas normal pada ekstermitas atas
dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84
5) Jantung
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O 2
disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur
hipersalivasi, morning sickness, muntah dan lambung terasa panas. Hormon progesteron
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terhadap perasaan enek (mual), akibat kadar hormon
estrogen yang meningkat. Tonus-tonus traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus
digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah
dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. Gejala muntah (emesis), biasanya terjadi pada pagi
hari yang biasa dikenal dengan morning sickness (Wiknjosastro H, 2007 : 97).
timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus
keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas
panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
i. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini
Hiperpigmetansi bisa terjadi pada striae gravidarum, areola mammae linea nigra, dan pipi (cloasma
gravidarum).
Kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, oleh karena itu wanita hamil perlu mendapat
1) Metabolisme basal naik sebesar 15%-20% dari semula, terutama pada trimester ketiga.
2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 MEq /l menjadi 145 Meq /l disebabkan
3) Kebutuhan protein wanita hamil makin meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
berat badan ini dapat dirinci sebagai berikut : janin 3-3,5 kg, plasenta 0,5 kg, air ketuban 1 kg, rahim
1 kg, lemak 1,5 kg, protein 2 kg dan rekresi air garam 1,5 kg (Manuaba I.B.G, 2005 : 110).
Beberapa perubahan psikologi pada wanita hamil yang sering terjadi selama masa kehamilan :
Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil ia merasa syok dan menyangkal
walaupun kehamilan tersebut direncanakan. Periode awal ketidakyakinan adalah hal umum yang
terjadi dan sebagaian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu karena mereka berencana
membentuk hidup baru. Setiap wanita membayangkan tentang kehamilan dalam pikiran-pikirannya
sendiri, selain itu pengalaman hidup dan kebudayaan akan mempengaruhi kondisi psikologinya.
Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan.Tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat
hormon yang tinggi. Ibu dapat menerima kehamilannya dan menggunakan pikiran serta energinya
lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan ketidaknyamanan. Pada trimester
ini ibu merasakan gerakan janinnya pertama kali, pengalaman tersebut menandakan pertumbuhan
serta kehadiran makhluk baru dan hal ini sering menyebabkan calon ibu memiliki dorongan
Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar
bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika janin membesar dan
ketidaknyamanan bertambah. Sekitar dua minggu sebelum melahirkan sebagian wanita hamil mulai
mengalami perasaan senang. Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara umum tergantung pada
persiapan dan persepsinya. Terhadap kejadian ini, diharapkan suami dapat memberi rasa aman dan
mendukung istri dalam melakukan berbagai kegiatan. Dengan cara ini akan muncul rasa percaya diri
sehingga sang istri akan memiliki mental yang kuat untuk menghadapi persalinannya. Selain suami,
dukungan keluarga juga sangat berarti. (Hamilton Persis Mary, 2005, hal.63).
a. Antenatal care adalah perawatan sebelum persalinan ditujukan pada pertumbuhan dan
b. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak. (Mochtar R,
2005 : 49).
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan pembantu dan perawat bidan) untuk ibu selama kehamilannya sesuai
dengan standar minimal pelayanan antenatal care yang meliputi 14T yaitu timbang berat badan, ukur
tekanan darah, ukur tinggi badan, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi tetanus toxoid,
pemberian tablet besi minimal 90 derajat selama kehamilan, pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL,
Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara, Pemeliharaan tingkat
kebugaran / senam ibu hamil, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan, Pemeriksaan protein
urine atas indikasi, Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi, Pemberian terapi kapsul yodium
untuk daerah endemis gondok, Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin.
3) Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
a. Kebijakan Program Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama
kehamilan yaitu:
6) Pemeriksaan Hb
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria. (Sulistyawati, Ari, 2009 : 45)
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya
2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.
4) Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
a. Kunjungan Antenatal Care untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal
1) pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.
3) Periksa ulang dua kali sebulan sampai kehamilan sembilan bulan.
Pengawasan Antenatal sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu maupun perinatal. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai
kelainan yang menyertai hamil secara dini sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-
langkah dalam pertolongan persalinan dan nifas. (Manuaba I.B.G, 2005 : 128).
a. Letak lintang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) secara tegak lurus atau
b. Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi
yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. (Wiknjosastro H. 2007)
yang lembek. Pada kehamilan prematur, hidramnion dan kehamilan kembar. Janin sering dijumpai
dalam letak lintang. Keadaan-keadaan lain yang dapat menghalangi turunnya kepala ke dalam
rongga panggul seperti misalnya panggul sempit, tumor di daerah panggul dan plasenta previa dapat
pula mengakibatkan terjadinya letak lintang tersebut. Demikian pula kelainan bentuk rahim, seperti
misalnya uterus arkuatus atau uterus subsertus juga merupakan penyebab terjadinya letak lintang
(Wiknjosastro H. 2007).
a. Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus, ansefalus, plasenta previa, dan tumor-
tumor pelvik.
b. Janin sudah bergerak pada hidromnion, multi paritas, anak kecil, atau sudah mati
f. Monster
g. Pelvic kidney dan kandung kemih serta rectum yang penuh. (Mochtar R. 2005)
Adanya letak lintang sering sudah dapat diduga hanya dengan inspeksi. Uterus tampak lebih
melebar dan fundus uteri lebih rendah tidak sesuai dengan umur kehamilannya. Pada palpasi
fundus uteri kosong, kepala janin berada di samping dan di atas simfisis juga kosong, kecuali bila
bahu sudah turur ke dalam panggul. Denyut jantung janin ditemukan di sekitar umbilikus.
Apabila bahu sudah masuk ke dalam panggul. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahu dan
tulang-tulang iga. Bila ketiak dapat diraba, arah menutupnya menunjukkan letak dimana kepala janin
berada. Kalau ketiak menutup ke kiri, kepala berada di sebelah kiri. Sebaliknya kalau ketiak menutup
ke kanan, kepala berada di sebelah kanan. Punggung dapat ditentukan dengan terabanya scapula dan
ruas tulang belakang, sedangkan dada dengan terabanya kiovikula, kadang-kadang dapat pula diraba
5. Prognosis
Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan-kelainan yang
menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa
masih tetap dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang memberikan
prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kematian janin pada letak lintang disamping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptura
uteri. Juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk
melahirkan janin.
Versi ekstraksi ini dahulu merupakan tindakan yang sering dilakukan. Tetapi pada saat ini sudah
jarang dilakukan, karena besarnya trauma baik terhadap janin maupun ibu, seperti misalnya
terjadinya rupture uteri dan robekan jalan lahir lainnya. Angka Kematian ibu berkisar 0 – 2%
(Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, 1966), sedangkan angka kematian janin di Rumah Sakit
Umum Pusat Provinsi Medan 23,3%. Meningkatnya frekuensi seksio sesarea pada letak lintang.
Pada tahun 1951 – 1956 Wilson melaporkan angka kematian janin sangat meriurun menjadi 5,6%.
(Wikjosastro H. 2007)
6. Penanganan
Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lntang. sebaiknya diusahakan mengubah
menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Sebelum melakukan versi luar harus dilakukan
pemeriksaan teliti ada tidaknya panggul sempit, tumor dalam panggul, atau plasenta previa. Sebab
dapat membahayakan janin dan meskipun versi luar berhasil, janin mungkin akan memutar kembali.
Untuk mencegah janin memutar kembali ibu dianjurkan menggunakan korset, dan dilakukan
perneriksaan antenatal ulangan untuk menilai letak janin. Ibu diharuskan masuk rumah sakit lebih
dini pada permulaan persalinan, sehingga bila terjadi perubahan letak, segera dapat ditentukan