Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-

Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok ini,

Dalam menyelesaikan tugas kelompok ini, penulis menyadari bahwa apa yang

disajikan ini masih jauh dari kesempurnaan yang diharapkan, Oleh karena itu demi

perbaikan tugas kelompok ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun.

Pada kesempatan ini pula perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada ibu ANDI MINARNI

selaku dosen pembimbing yang telah dengan murah hati dan penuh kesabaran

meluangkan waktunya, memberi petunjuk, saran, serta bimbingan yang tak henti-

hentinya hingga tugas ini terselesaikan dengan baik.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang .........................................................................................1

B.   Rumusan masalah.....................................................................................3

C.   Tujuan Penulisan.......................................................................................4

D.   Manfaat Penulisan.....................................................................................5

BAB Il TINJAUAN PUSTAKA....................................................................8

A.   Tinjauan Umum Tentang Kehamilan.........................................................8

1.    Pengertian Kehamilan...............................................................................8

2.    Diagnosis Kehamilan ................................................................................8

3.    Perubahan Fisiologis ...............................................................................11

4.    Perubahan Psikologi................................................................................16

B.   Tinjauan Umum Tentang Antenatal Care.................................................17


1.    Pengertian Antenatal Care.......................................................................17
2.    Pelayanan Antenatal Care.......................................................................18
3.    Tujuan Pengawasan Antenatal Care ......................................................18
4.    Kebijakan Program Antenatal .................................................................19
5.    Jadwal Kunjungan Antenatal ...................................................................21
C.   Tinjauan Umum Tentang Kehamilan Letak Lintang.................................22
1.    Pengertian Letak Lintang.........................................................................22
2.    Etiologi Letak Lintang...............................................................................22
3.    Faktor-faktor Terjadinya Letak Lintang ...................................................23
4.    Diagnosis Letak Lintang ..........................................................................23
5.    Prognosis
6.    Penanganan
BABIII STUDI KASUS............................................................................
A. Data Subjektif ( S )..................................................................
B. Data Objektif ( O )...................................................................
C. Analisis ( A )............................................................................
D. Penatalajsanaan ( P ).............................................................
BABIV PEMBAHASAN...........................................................................
A.    Data Subjektif
B.    Data Objektif ( O )......................................................................................
C.   Analisis ( A )
D.   Penatalajsanaan ( P ).................................................................................
BABV PENUTUP...................................................................................
A.   Kesimpulan
B.   Saran
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Kehamilan dengan letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus

dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya

bokong berada sedikit lebih tinggi dan pada kepala janin sedangkan bahu berada pada pintu atas

panggul. Hal ini termasuk salah satu masaiah kesehatan yang dapat mengakibatkan morbiditas dan

mortalitas terhadap ibu dan janinnya (Wiknjosastro H. 2007)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataan yang diterbitkan di laman resmi WHO

tahun 2013 itu dijelaskan, untuk mencapai target MDGs penurunan angka kematian ibu antara 1990

dan 2015 seharusnya 5,5 persen pertahun, Data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia

menunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari satu persen per tahun. menurut

WHO, 81 % kematian diakibatkan kerena komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas.

Bahkan sebagian besar dari kematian ibu disebabkan karena perdarahan, infeksi,dan preeklamsia.

Jumlah angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi diantara negara-negara ASEAN

lainnya. Menurut Depkes tahun 2012 jika dibandingkan AKI Singapura adalah 6 per 100.000

kelahiran hidup, AKI Malaysia mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan AKI Vietnam

sama seperti Negara Malaysia, sudah mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup, filipina 112 per

100.000 kelahiran hidup, brunei 33 per 100.000 per kelahiran hidup, sedangkan  di Indonesia 228 per

100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan

persalinan terutama yaitu perdarahan 28 persen. Sebab lain, yaitu eklampsi 24 persen, infeksi 11

persen, partus lama 5 persen, dan abortus 5 persen.

Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dari tahun sebelumnya diperkirakan

nampaknya bakal meniti jalan terjal santer diberitakan di sejumlah media mengenai polemik AKI.

Betapa tidak, hasil SDKI terbaru (selanjutnya disebut SDKI-2012) menyebutkan, sepanjang periode

2007-2012 kasus kematian ibu melonjak cukup tajam. Diketahui, pada 2012, AKI mencapai 359 per
100 ribu penduduk atau meningkat sekitar 57 persen bila dibandingkan dengan kondisi pada 2007,

yang hanya sebesar 228 per 100 ribu penduduk. Selain itu, ihwal pencapaian target Tujuan

Pembangunan Milenium (MDGs), hal ini tentu merupakan sinyalemen buruk. Upaya pemerintah

untuk menurunkan AKI hingga menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015 sesuai target

MDGs. (kesehatan.kompasiana, diakses 20 April 2014)

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan jumlah kematian ibu tahun 2012

sebanyak 121 orang dengan penyebab terbanyak yaitu 63 orang ( 52,7 %), Hipertensi dalam

kehamilan 28 orang ( 23,14 % ), Infeksi 1 orang ( 0,83 ), Abortus 1 orang ( 0,83 % ), Partus lama 1

orang ( 0,83 ), dan penyebab lain 26 orang ( 21,48 % ). ( Profil Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan ).

Data yang diperoleh dan Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo pada tahun 2011 sampai 2013 angka

kematian ibu (AKI) berkisar 6 orang atau 94/100.000 kelahiran hidup dan penyebab kernatian

perdarahan Post Partum dan perdarahan. (Profil Dinas Kesehatan kabupaten Wajo)

Data yang diperoleh dari Puskesmas Salewangeng kabupaten Wajo pada tahun 2013 jumlah

kasus dengan letak lintang sebanyak 5 orang

Berdasarkan data di atas, penulis melihat adannya hal yang penting dicermati. Dalam hal ni,

resiko letak lintang penanganannya pada saat hamil dengan antenatal secara teratur dapat terdeteksi

Iebih dini. Olehnya itu, penulis akan membahas secara spesifik mengenai Manajemen kebidanan

Antenatal Ny.”M” Gestasi 26 - 28 minggu dengan Letak Lintang di Puskesmas Salewangeng

Kabupaten Wajo Tanggal 22 oktober 2014.

B.     Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. apa yang di maksud dengan letak lintang ?

2. menjelasekan penyebab letak lintang ?

3. sebutkan faktor – faktor yang mempengaruhi letak lintang ?


4. bagaimana cara penanganan letak lintang?

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Dapat menjelaskan Antenatal dengan Letak Lintang di Puskesmas salewangeng Kabupaten Wajo

Tanggal 22 oktober 2014.

Tujuan Khusus

1. dapat menetahui tentang letak lintang.

2. dapat mengetahui penyebab letak lintang.

3. dapat mendetahui factor – factor yang mempengaruhi letak lintang.

4. dapat mengetahui penanganan letak lintang.

D.    Manfaat Penulisan

1.      Manfaat Program

Sebagai bahan informasi untuk pengelola Puskesmas salewangeng Kabupaten Wajo dalam

meningkatkan program pembangunan kesehatan khususnya di bagian kesehatan Ibu dan Anak.

2.      Manfaat Akademik

Sebagai bahan masukan/ acuan bagi jurusan Akademi Kebidanan khususnya program yang

terkait dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan kehamilan letak lintang.

3.      Manfaat Institusi

a.       Menjadi bahan bacaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang lain.

b.      Menjadi bahan informasi bagi institusi dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar.

4.      Manfat Penulis

Merupakan pengalaman yang bermanfaat bagi penulis untuk menambah dan memperluas

wawasan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A.    Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

1.      Pengertian kehamilan

a.       Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

(Saifuddin A.B, 2007 : 89).

b.      Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai persalinan aterm, sekitar 280 hari.

(Manuaba I.B.G, 2005 : 125).

c.       Kehamilan adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatosoa dan ovum dan di lanjutkan

dengan nidasi atau implantasi.Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender

internasional. (George Adriaannsz Dn T. M Hanifah, 2008 : 18)

2.      Diagnosis Kehamilan

a.       Tanda- tanda presumtif ( tidak pasti )

1)      Amenore ( tidak dapat haid)

Untuk menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan yang akan terjadi yang dihitung

dengan menggunakan rumus neagles

2)      Mual dan muntah ( nausea and vomiting)


Biasanya terjadi pada bulan – bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.

3)      Ngidam ( ingin makan khusus).

Mengidam sering terjadi pada bulan – bulan pertama akan tetapi akan menghilang dengan makin

tuanya kehamilan

4)      Tidak tahan suatu bau – bauan

5)      Pingsan.

Sering dijumpai bila berada pada tempat – tempat ramai dianjurkan untuk tidak pergi ketempat

ramai pada bulan – bulan pertama kehamilan.

6)      Tidak ada selera makan ( Anoreksia)

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul lagi.

7)      Lelah ( fatigue ).

8)      Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesterone yang

merangsang duktus dan alveoli payudara.

9)      Sering buang air kecil (BAK) karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar, gejala ini

akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan kembali oleh

karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.

10)  Konstipasi / Obstipasi oleh karena penurunan perstitaltik usus oleh pengaruh hormone steroid.

11)  Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid plasenta dijumpai pada muka, aerola

payudara, leher dan dinding perut.

12)  Varices, sering dijumpai pada kehamilan triwulan terakhir.

b.      Tanda mungkin hamil

1)      Uterus membesar

2)      Pemeriksaan dalam


a)      Tanda hegar (melunaknya alat reproduksi)

b)      Tanda chadwiks (vulva dan vagina kebiruan)

c)      Tanda piskacek (pembesaran uterus)

d)     Kontraksi brakston his (uterus teraba keras)

e)      Teraba ballottement (uterus teraba bulat)

c.       Tanda pasti kehamilan (tanda positif) yaitu:

1)      Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian- bagian janin

2)      Denyut jantung janin

a)      Didengar dengan stetoskop- monoral Laennec

b)      Dicatat dan didengar dengan alat Doppler

c)      Dicatat dengan feto- elektro kardiogram

d)     Dilihat pada ultrasonografi

3)      Terlihat tulang – tulang janin dalam foto- rontgen.

3.      Perubahan Fisiologi Yang Terjadi Dalam Kehamilan

a.       Uterus

Uterus yang semula beratnya 30 gram akan membesar sehingga menjadi seberat 1000 gram

dibawah pangaruh estrogen dan progesteron. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi

menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.

b.      Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh hormon estrogen

sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick).

c.       Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung corpus luteum gravidarum akan

meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta pada umur kehamilan 16 minggu.Korpus

luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang fungsinya akan diambil alih oleh

plasenta.

d.      Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk persiapan laktasi. Perkembangannya

dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesteron dan somatomammotropin. Estrogen menyebabkan

hipertrofi sistem saluran payudara. Progesteron mempersiapkan dan menambah jumlah sel asinus.

Sedangkan somatomam- motropin berfungsi mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,

laktabumin dan laktoglobulin serta merangsang pengeluaran kolostrum.

e.       Sirkulasi darah

1)      Volume Darah

Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama. Volume

darah akan bertambah banyak kira-kira 25% dan pucaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah

jantung (cardiac output) yang meningkat sebanyak + 30% (Wiknjosastro H, 2007 : 96).

2)      Protein darah

Protein darah dalam serum berubah. Jumlah protein, albumin dan gamaglobulin menurun dalam

triwulan pertama dan akan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta globulin dan

fibrinogen terus meningkat. (Mochtar R, 2005 : 37).

3)      Hemoglobin

Hemoglobin cenderung menurun oleh karena kenaikan relatif volume plasma darah. Jumlah

eritrosit cenderung meningkat untuk kebutuhan transport oksigen (O2) yang sangat diperlukan selama

kehamilan. Leukosit meningkat sampai 10.000 /ml (Mochtar R, 2005 : 37).


4)      Nadi dan tekanan darah

Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester II dan kemudian akan naik

lagi seperti pada keadaan pra-hamil. Tekanan vena dalam batas-batas normal pada ekstermitas atas

dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84

kali permenit (Mochtar R, 2005 : 38).

5)      Jantung

Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada

minggu-minggu terakhir kehamilan (Mochtar R, 2005 : 38).

f.       Sistem respirasi

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O 2

disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur

kehamilan 32 minggu ke atas sehingga tidak jarang menimbulkan rasa sesak.

g.      Sistem pencernaan

Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat sehingga menyebabkan

hipersalivasi, morning sickness, muntah dan lambung terasa panas. Hormon progesteron

menyebabkan gerakan usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terhadap perasaan enek (mual), akibat kadar hormon

estrogen yang meningkat. Tonus-tonus traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus

digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah

dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. Gejala muntah (emesis), biasanya terjadi pada pagi

hari yang biasa dikenal dengan morning sickness (Wiknjosastro H, 2007 : 97).

h.      Sistem perkemihan


Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar sehingga

timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus

keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas

panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.

i.        Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini

disebabkan karena pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat.

Hiperpigmetansi bisa terjadi pada striae gravidarum, areola mammae linea nigra, dan pipi (cloasma

gravidarum).

j.        Metabolisme dalam kehamilan

Kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, oleh karena itu wanita hamil perlu mendapat

makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat.

1)      Metabolisme basal naik sebesar 15%-20% dari semula, terutama pada trimester ketiga.

2)      Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 MEq /l menjadi 145 Meq /l disebabkan

hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan oleh janin.

3)      Kebutuhan protein wanita hamil makin meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,

perkembangan organ kehamilan dan juga untuk persiapan laktasi.

4)      Kebutuhan kalori di dapat dari karbohidrat, lemak dan protein.

5)      Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :

a)      Kalsium : 1,5 gr /hr, 30-40 gr untuk pertumbuhan tulang janin.

b)      Fosfor rata-rata 2 gr sehari.

c)      Zat besi 800 mg atau 30-50 mg sehari.

d)     Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak.


6)      Berat badan ibu hamil akan bertambah dari 6,5-16,5 kg selama hamil (½ kg /minggu). Pertumbuhan

berat badan ini dapat dirinci sebagai berikut : janin 3-3,5 kg, plasenta 0,5 kg, air ketuban 1 kg, rahim

1 kg, lemak 1,5 kg, protein 2 kg dan rekresi air garam 1,5 kg (Manuaba I.B.G, 2005 : 110).

4.      Perubahan Psikologi Wanita Hamil

Beberapa perubahan psikologi pada wanita hamil yang sering terjadi selama masa kehamilan :

a.       Perubahan Pada Trimester Pertama.

Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil ia merasa syok dan menyangkal

walaupun kehamilan tersebut direncanakan. Periode awal ketidakyakinan adalah hal umum yang

terjadi dan sebagaian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu karena mereka berencana

membentuk hidup baru. Setiap wanita membayangkan tentang kehamilan dalam pikiran-pikirannya

sendiri, selain itu pengalaman hidup dan kebudayaan akan mempengaruhi kondisi psikologinya.

b.      Perubahan Pada Trimester Kedua.

Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan.Tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat

hormon yang tinggi. Ibu dapat menerima kehamilannya dan menggunakan pikiran serta energinya

lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan ketidaknyamanan. Pada trimester

ini ibu merasakan gerakan janinnya pertama kali, pengalaman tersebut menandakan pertumbuhan

serta kehadiran makhluk baru dan hal ini sering menyebabkan calon ibu memiliki dorongan

psikologi yang besar.

c.       Perubahan Pada Trimester Ketiga.

Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar

bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika janin membesar dan

ketidaknyamanan bertambah. Sekitar dua minggu sebelum melahirkan sebagian wanita hamil mulai

mengalami perasaan senang. Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara umum tergantung pada
persiapan dan persepsinya. Terhadap kejadian ini, diharapkan suami dapat memberi rasa aman dan

mendukung istri dalam melakukan berbagai kegiatan. Dengan cara ini akan muncul rasa percaya diri

sehingga sang istri akan memiliki mental yang kuat untuk menghadapi persalinannya. Selain suami,

dukungan keluarga juga sangat berarti. (Hamilton Persis Mary, 2005, hal.63).

B.  Tinjauan Umum Tentang Antenatal Care

1.      Pengertian Antenatal Care

a.    Antenatal care adalah perawatan sebelum persalinan ditujukan pada pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba I.B.G, 2005 :129).

b.    Antenatal Care adalah pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak. (Mochtar R,

2005 : 49).

2.      Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis

kebidanan, dokter umum, bidan pembantu dan perawat bidan) untuk ibu selama kehamilannya sesuai

dengan standar minimal pelayanan antenatal care yang meliputi 14T yaitu timbang berat badan, ukur

tekanan darah, ukur tinggi badan, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi tetanus toxoid,

pemberian tablet besi minimal 90 derajat selama kehamilan, pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL,

Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara, Pemeliharaan tingkat

kebugaran / senam ibu hamil, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan, Pemeriksaan protein

urine atas indikasi, Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi, Pemberian terapi kapsul yodium

untuk daerah endemis gondok, Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.

(Sulistyawati, Ari, 2009 : 45).

3.      Tujuan Pengawasan Antenatal

a.       Tujuan umum


Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu selama dalam kehamilan sehingga

didapatkan ibu dan janin yang sehat. (Mochtar R, 2005 : 47).

b.      Tujuan khusus

1)      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.

2)      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin.

3)      Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,

termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4)      Mempersiapkan persalinan cukup bulan melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan

trauma seminimal mungkin.

5)      Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

6)      Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang

secara normal. (Saifuddin A.B,2007 : 90)

4.      Kebijakan Program dan Teknis Asuhan Antenatal

a.       Kebijakan Program Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama

kehamilan yaitu:

1)      Satu kali pada triwulan pertama.

2)      Satu kali pada triwulan kedua.

3)      Dua kali pada triwulan ketiga.

b.      Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “14 T”

1)      Timbang berat badan.

2)      Ukur tekanan darah.

3)      Ukur tinggi fundus uteri.

4)      Pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap.


5)      Pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.

6)      Pemeriksaan Hb

7)      Pemeriksaan VDRL

8)      Perawatan payudara, senam payudara, pijat dan tekan payudaran

9)      Pemeliharaan tingkat kebugaran/ senam ibu hamil

10)  Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

11)  Pemeriksaan protein urine atas indikasi

12)  Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

13)  Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok

14)  Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria. (Sulistyawati, Ari, 2009 : 45)

c.    Kebijakan Teknis

Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya

mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya.

Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :

1)      Mengupayakan kehamilan sehat.

2)      Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.

3)      Persiapan persalinan yang bersih dan aman.

4)      Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.

(Saifuddin A.B, 2007 : 90).

5.      Jadwal Kunjungan Antenatal

a.       Kunjungan Antenatal Care untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal

empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut :

1)      Trimester I : 1 kali


2)      Trimester II : 1 kali

3)      Trimester III : 2 kali,

(Profil Departemen Kesehatan)

b.      Jadwal pemeriksaan Antenatal Care adalah :

1)      pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.

2)      Periksa ulang satu kali sebulan sampai kehamilan

c.       Trimester ketiga (antara minggu ke-28 – 36).

1)      Sama pada trimester pertama dan kedua.

2)      Palpasi abdominal untuk mengetahui adatujuh bulan.

3)      Periksa ulang dua kali sebulan sampai kehamilan sembilan bulan.

4)      Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan sembilan bulan.

5)      Periksa khusus apabila ada keluhan-keluhan.

Pengawasan Antenatal sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian

ibu maupun perinatal. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai

kelainan yang menyertai hamil secara dini sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-

langkah dalam pertolongan persalinan dan nifas. (Manuaba I.B.G, 2005 : 128).

C.      Tinjauan Umum Tentang Kehamilan Letak Lintang

1.      Pengertian kehamilan letak lintang

a.       Letak lintang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) secara tegak lurus atau

mendekati 90 derajat. (Mochtar R, 2005 : 82).

b.      Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi

yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. (Wiknjosastro H. 2007)

2.      Etiologi letak lintang


Sebab terpenting terjadinya letak lintang adalah multiparitas disertai dinding uterus dan perut

yang lembek. Pada kehamilan prematur, hidramnion dan kehamilan kembar. Janin sering dijumpai

dalam letak lintang. Keadaan-keadaan lain yang dapat menghalangi turunnya kepala ke dalam

rongga panggul seperti misalnya panggul sempit, tumor di daerah panggul dan plasenta previa dapat

pula mengakibatkan terjadinya letak lintang tersebut. Demikian pula kelainan bentuk rahim, seperti

misalnya uterus arkuatus atau uterus subsertus juga merupakan penyebab terjadinya letak lintang

(Wiknjosastro H. 2007).

3.      Faktor-faktor terjadinya letak lintang

a.    Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus, ansefalus, plasenta previa, dan tumor-

tumor pelvik.

b.    Janin sudah bergerak pada hidromnion, multi paritas, anak kecil, atau sudah mati

c.    Gemeli atau kehamilan ganda

d.    Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus, atau sentum.

e.    Lumbar scoliosis

f.     Monster

g.    Pelvic kidney dan kandung kemih serta rectum yang penuh. (Mochtar R. 2005)

4.      Diagnosis letak lintang

Adanya letak lintang sering sudah dapat diduga hanya dengan inspeksi. Uterus tampak lebih

melebar dan fundus uteri lebih rendah tidak sesuai dengan umur kehamilannya. Pada palpasi

fundus uteri kosong, kepala janin berada di samping dan di atas simfisis juga kosong, kecuali bila

bahu sudah turur ke dalam panggul. Denyut jantung janin ditemukan di sekitar umbilikus.

Apabila bahu sudah masuk ke dalam panggul. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahu dan

tulang-tulang iga. Bila ketiak dapat diraba, arah menutupnya menunjukkan letak dimana kepala janin

berada. Kalau ketiak menutup ke kiri, kepala berada di sebelah kiri. Sebaliknya kalau ketiak menutup
ke kanan, kepala berada di sebelah kanan. Punggung dapat ditentukan dengan terabanya scapula dan

ruas tulang belakang, sedangkan dada dengan terabanya kiovikula, kadang-kadang dapat pula diraba

tali pusat yang menumbung. (Wikjosastro H. 2007).

5.      Prognosis

Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan-kelainan yang

menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa

masih tetap dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang memberikan

prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kematian janin pada letak lintang disamping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptura

uteri. Juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk

melahirkan janin.

Versi ekstraksi ini dahulu merupakan tindakan yang sering dilakukan. Tetapi pada saat ini sudah

jarang dilakukan, karena besarnya trauma baik terhadap janin maupun ibu, seperti misalnya

terjadinya rupture uteri dan robekan jalan lahir lainnya. Angka Kematian ibu berkisar 0 – 2%

(Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, 1966), sedangkan angka kematian janin di Rumah Sakit

Umum Pusat Provinsi Medan 23,3%. Meningkatnya frekuensi seksio sesarea pada letak lintang.

Pada tahun 1951 – 1956 Wilson melaporkan angka kematian janin sangat meriurun menjadi 5,6%.

(Wikjosastro H. 2007)

6.      Penanganan

Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lntang. sebaiknya diusahakan mengubah

menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Sebelum melakukan versi luar harus dilakukan

pemeriksaan teliti ada tidaknya panggul sempit, tumor dalam panggul, atau plasenta previa. Sebab
dapat membahayakan janin dan meskipun versi luar berhasil, janin mungkin akan memutar kembali.

Untuk mencegah janin memutar kembali ibu dianjurkan menggunakan korset, dan dilakukan

perneriksaan antenatal ulangan untuk menilai letak janin. Ibu diharuskan masuk rumah sakit lebih

dini pada permulaan persalinan, sehingga bila terjadi perubahan letak, segera dapat ditentukan

diagnosis dan penanganannya.

Anda mungkin juga menyukai