Usia: 19 Tahun
Semester: 4 Empat
Desa/Kelurahan: Moutong
Kecamatan: Tilongkabila
Desa/Kelurahan: Siuna
Kecamatan: Pagimana
Kabupaten: Banggai
Ayah: Petani
Ibu: URT
GEOGRAFI EKONOMI
“Pola Kehidupan Sosial Ekonomi”
Oleh Dosen Pengampu Ibu Windayani Ika Yunita Sari, S.Pd,M.Pd
Disusn Oleh :
MONALISA BAKARI
(451418069)
Kelas C
2019/2020
Daftar Isi
Cover .............................................................................................................. i
Pembahasan ................................................................................................... 1
1. Topografi ................................................................................................. 1
2. Morfologi ................................................................................................ 2
Kesimpulan .................................................................................................... 5
Daftar Pustaka............................................................................................... 6
PEMBAHASAN
A. Kondisi Geografi
Kabupatrn Banggai merupakan salah satu daerah otonom dan masuk dalam
wilayah Provinsi Sulawesi Tengah beribukota di Luwuk, terletak pada titk koordinat
antara 1220231 dan 1240201 bujur timur serta 00301 dan 20201 Lintang selatan,
memiliki luas wilayah daratan + 9.672,70 Km2 atau sekitar 14, 22% dari luas Provinsi
+
Sulawesi Tengah dan laus laut 20.309,68 Km2 dengan garis pantai sepanjang
613,25 km. wilayah Kabupaten Banggai berbatasan dengan:
2. Morfologi
Suhu udara maksimum rata-rata selang 2007-2011 tercatat 29,60 C- 33,10C, suhu
Februari 2010 (36,00C). sedangkan rata-rata pada stasiun Meteorologi Bubung
Luwuk tahun 2007-2011 adalah 26,80C-28,20C.
Kabupaten Banggai agak berbeda dengan daerah lain pada umumnya, selama tahun
2012 mengalami musim kemarau. Musim hujan ini dapat digolongkan menjadi 3
jenis berdasarkan frekuensi curah hujan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. curah
hujan tinggi terjadi pada bulan juli sekitar 113,3 mm, dan rendah pada bulan
sepetember 36,1 mm
Sepanjang Tahun 2012, suhu udara terendah yaitu 23,3 0C terjadi [ada bulanm
Agustus dan tertinggi sebesar 32,10 C pada bulan November
Arah angin teranyak selama tahun 2112 yaitu dari posisi barat dengan kecepatan
rata-rata 7 knpt. kecepatan angin tertinggi pada bualan Maret dan terendah Bulan
Desember.
B. Kondisi Ekonomi
1. Pengertian Kondisi Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan
menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi
itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh
si pembawa status. (Sumardi, 2001: 21).
Menurut M. Sastropradja (2000) Kondisi sosial ekonomi adalah keadaan atau
kedudukan seseorang dalam masyarakat sekelilingnya. Manaso Malo (2001) juga
memberikan batasan tentang kondisi sosial ekonomi yaitu, merupakan suatu
kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi
tertentu dalam sosial masyarakat. Pemberian posisi disertai pula dengan seperangkat
hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat ditandai adanya saling kenal mengenal
antar satu dengan yang lain, paguyuban, sifat kegotong-royongan dan kekeluargaan.
Kehidupan sosial masyarakat desa terdiri dari interaksi sosial, nilai sosial, dan
tingkat pendidikan, sedangkan gambaran kehidupan ekonominya terdiri dari
kepemilikan rumah tempat tinggal, luas tanah garapan atau tanah yang dimiliki.
Mengenai kondisi sosial ekonomi, Yayuk Yuliati yang dikutip Zaenal Arifin (2002)
menjelaskan kondisi sosial ekonomi sebagai kaitan antara status sosial dan kebiasaan
hidup sehari-hari yang telah membudaya bagi individu atau kelompok, di mana
kebiasaan hidup yang membudaya ini biasanya disebut dengan culture activity,
kemudian ia juga menjelaskan pula bahwa dalam semua masyarakat di dunia baik
yang sederhana maupun yang kompleks, pola interaksi atau pergaulan hidup antara
individu menunjuk pada perbedaan kedudukan dan derajat atau status kriteria dalam
membedakan status pada masyarakat yang kecil biasanya sangat sederhana, karena
di samping jumlah warganya yang relatif sedikit, juga orang- orang yang dianggap
tinggi statusnya tidak begitu banyak jumlah maupun ragamnya.
Sementara W.S Winke (dalam Salim, 2002: 100) menyatakan bahwa
pengertian status sosial ekonomi mempunyai makna suatu keadaan yang
menunjukan pada kemampuan finansial keluarga dan perlengkapan material yang
dimilki, di mana keadaan ini bertaraf baik, cukup, dan kurang. Selanjutnyan
Mubyarto (2001) berpendapat tinjauan sosial ekonomi penduduk meliputi aspek
sosial, aspek sosial budaya, dan aspek desa yang berkaitan dengan kelembagaan dan
aspek peluang kerja. Aspek ekonomi desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan
masalah kesejahteraan masyarakat desa. Kecukupan pangan dan keperluan ekonomi
bagi masyarat baru terjangkau bila pendapatan rumah tangga mereka cukup untuk
menutupi keperluan rumah tangga dan pengembangan usaha-usahanya.
Menurut pendapat Sajogyo (2001) dalam hubungan dengan pola berusaha
tani, perbedaan status seseorang dalam masyarakat ditentukan oleh pola penguasaan
lahan, modal, teknologi, dan luasnya lahan pemiliknya
Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (2002: 21) keadaan sosial
ekonomi adalah suatu kedudukan yang secara rasional dan menetapkan seseorang
pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan
seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status.
Menurutnya pula ada ciri-ciri keadaan sosial ekonomi adalah sebagai berikut.
1. Lebih berpendidikan.
2. Mempunyai status sosial yang ditandai dengan tingkat kehidupan, kesehatan,
pekerjaan, dan pengenalan diri terhadap lingkungan.
3. Mempunyai tingkat mobilitas keatas lebih besar.
4. Mempunyai ladang luas.
5. Lebih berorientasi pada ekonomi komersial produk.
6. Mempunyai sikap yang lebih berkenaan dengan kredit
7. Pekerjaan lebih spesifik.
Aspek sosial ekonomi desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah
kesejahteraan masyarakat desa. Kecukupan pangan dan keperluan ekonomi bagi
masyarakat baru terjangkau bila pendapatan rumah tangga cukup untuk menutupi
keperluan rumah tangga dan pengembangan usaha-usahanya dalam rumah tangga.
(Mubyanto, 2001: 56).
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa kondisi
sosial ekonomi adalah posisi individu dan kelompok yang berkenaan dengan ukuran
rata-rata yang berlaku umum tentang pendidikan, pemilikan barang-barang, dan
patisipasi dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya, sedangkan kondisi sosial
ekonomi kaitannya dengan status sosial ekonomi itu sendiri dengan kebiasaan hidup
sehari-hari individu atau kelompok. Tolak ukur kondisi sosial ekonomi seseorang
dalam masyarakat, menurut Ulfa (2001: 56) digolongkan dalam dua kelompok
adalah sebagai berikut.
1. Pengukuran yang bersifat objektif, dalam arti dapat dinyatakan dalam angka atau
bersifat faktual termasuk dalam klasifikasi yaitu:
• pendidikan; dan
• status jabatan atau pekerjaan yang dinyatakan dengan skor.
2. Pengukuran yang bersifat subjektif, berupa pernyataan atau pengukuran terhadap
status orang lain atau sekelilingnya sebagai akibat dimilikinya kewenangan atau
kekuasaan serta pengaruh.
Berdasarkan kutipan di atas bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah
suatu posisi atau keadaan sosial ekonomi masyarakat yang dapat dilihat dari tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, serta jenis pekerjaan.
Pembangunan Desa Siuna saat ini sangat mengutamakan pada pemanfaatan
hasil tani dan peningkatan taraf hidup masyarakat Ra’u dalam melakukan aktivitas
dengan mata pencaharian sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Masyarakat petani Desa Siuna menggunakan perlengkapan dengan teknologi yang
masih sangat sederhana, seperti mesin paras. Dengan adanya kemajuan di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi maka cara menggunakan alat pertanian juga
mengalami perubahan baik mulai dari yang tradisional hingga sampai yang modern.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa mata pencaharian petani lebih banyak
tergantung pada perkembangan teknologi, seperti penggunaan mesin paras dan
fasilitas penunjang petani dalam mengerjakan aktivitas sehari-hari. Hasil observasi
awal menunjukkan bahwa :
(1) Keadaan sosial ekonomi masyarakat petani di Siuna adalah tingkat
pendidikan masyarakat petani masih tamatan SD, itupun masih ada sebagian
besar petani yang belum pernah mengenyam pendidikan, dan anak-anak
mereka masih ada sebagian yang melanjutkan sampai SMP,
(2) Dalam sistem pertanian ada istilah kerja sama atau gotong-royong, dalam satu
kelompok jumlah pekerja berjumlah sepuluh orang,
(3) alat yang digunakan petani untuk bekerja terdiri dari tiga alat, seperti :
cangkul, mesin paras dan parang,
(4) Tingkat kehidupan keluarga petani di Siuna menunjukkan bahwa sebagian
masyarakat petani belum sejahtera, itu terbukti masih ada masyarakat petani
yang terikat dengan pedagang karena petani memiliki utang modal yang
digunakan dalam bertani
(5) Penghasilan petani perharinya tidak tetap dan tergantung musim.
(6) Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat petani khususnya di Desa Siuna adalah dengan adanya
pinjaman modal usaha dan adanya pembinaanmasyarakat terpencil.
Masyarakat merupakan wadah untuk membentuk kepribadian dari setiap
warga kelompok manusia atau suku yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Masyarakat dapat juga dikatakan sebagai suatu wadah dan wahana pendidikan.
Model kehidupan manusia yang majemuk ( suku agama, kegiatan kerja, tingkat
pendidikan, tingkat ekonomi, sosial budaya), manusia berbeda dalam multi
kompleks antara hubungan dan antara aksi di dalam masyarakat itu. Pengertian
masyarakat dalam organisasi adalah kehidupan yang bersama yang secara makna
adalah tata pemerintahan, masyarakat dalam makna ini ialah lembaga/perwujudan
subyek pengelola menerima kepercayaan oleh dan untuk masyarakat.
Menurut J.L Gillin dan J.p Gillin (dalam Harsodjo, 1999:86) menanamkan
masyarakat sebagai suatu kelompok manusia yang terbatas yang mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan dan persatuan yang sama. Selain itu. Reucek
dan Warren (dalam Abdul Syani, 1995:84) mengatakan bahwa masyarakat adalah
sekolompok manusia yang memiliki rasa kesadaran bersama dimana mereka berdiri
pada daerah yang sama, yang sebagian besar atau seluruh warganya memperlihatkan
adanya adat kebiasaan aktivitas yang sama pula.
Sejalan dengan hal diatas menurut Abdul Syani (1995:46) “Masyarakat adalah
wadah hidup bersama dari individu-individu yang terjalin dan terikat dalam
hubungan interaksi serta interelasi sosial. Pengertian petani Menurut Imron (dalam
S.Mulyadi, 2005:7) ‘petani adalah kelompok masyarakat yang kehidupannya
tergantung langsung pada hasil pertanian, baik dengan cara melakukan pengolahan
lahan maupun budidaya. Mereka pada umumya tinggal di pedesaan terpencil, sebuah
lingkungan yang dekat dengan lokasi kegiatan.Mereka ini kemudian disebut sebagai
masyarakat tradisional.
Walt Whitman Rostow (dalam bukunya The Stage of Economic Growth
1960) yang dimaksudkan dengan masyarakat tradisional adalah masyarakat yang
fungsi produksinya terbatas yang ditandai oleh cara produksi yang relative masih
primitive yang didasarkan pada ilmu dan teknologi pra Newton dan cara hidup
masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional.
Tetapi kebiasaan tersebut telah turun temurun dalam suatu masyarakat tradisional.
Menurut Rostow, tingkat produktivitas pekerja masih rendah oleh karena itu
sebagian besar sumber daya masyarakat digunakan untuk kegiatan sector pertanian.
Sesungguhnya petani bukanlah suatu identitas tunggal, mereka terdiri dari
beberapa kelompok, dilihat dari segi kepemilikan petani dibedakan menjadi dua
kelompok : petani padi keringadalah petani yang bekerja di ladang dengan
menggunakan alat seadaanya,seperti cangkul,sabit,alat pemotong padi (pipit).
sebaliknya petani sawah adalah petani yang mempunyai alat-alat modern, seperti
traktor,mesin perontok,serta mesin gilingan padi.
Menurut Loekman Soetrisno(1998:19) Jika dibandingkan dengan kehidupan
para petani yang tingkat kesejahteraannya masih relatif rendah, maka kehidupan
para petani Indonesia jauh lebih rendah dari pada nelayan ikan. Ada sebab utama
mengapa hal ini terjadi. Pertama, para petani berbeda dengan para nelayan ikan
harus menghadapi musim yang tidak menentu. Pada musim hujanmereka dapat
menanam padi, namun ketika musim panas tiba mereka tidak bisamenanam padi,
dan harus hidup dengan cara berhutang pada para pedagang yang kemudian hutang
itu dibayar dari hasil pertanian mereka pada musim berikutnya. Kedua, para petani
kebanyakan masih menggunakan alat yang sederhana sementara mereka harus
menghadapi pemilik modal besar, dan bahkan petani asing yang menggunakan alat-
alat yang canggih. Hadirnya pemilik modal dan petani asing itu membuat hasil
pekerjaan petani tradisional menjadi sangat berkurang yang berarti berkurangnya
pendapatan mereka. Pemerintah Indonesia dalam rangka melindungi para petani
kecil telah mengeluarkan peraturan yang melarang pemakaian alat-alat canggih yang
dapat mengancam kelestarian sumber alam pertanian seperti sensor. Namun
larangan tersebut tidak dilaksanakan dengan serius oleh masyarakat yang lainnya.
Akibatnya para petani kecil merasa terdesak dan menurun pendapatan mereka
karena kalah bersaing dengan petani pengguna alat modern. (Loekman
Soetrisno,1998:20).
C. Pola Kehidupan Ekonomi Sebelum Covid19
Sebelum adanya wabah visus corona pola kehidupan berjalan secara seimbang
dimana jumlah pendapatan ataupun pengeluaran berjalan sesuai kehidupan
sederhana dimana pada pola kehidupan saat itu masih stabil yang mana terlihat pada
tabel bahwa jumlah pendapatan sebesar Rp.200.000, jumlah pengeluaran Rp.
100.000, sisa pengeluaran Rp 50.000, harga makanan setiap hari Rp. 15.000 masing-
masing berjalan dengan lancar dalam setiap minggu dan masih bisa melakukan
aktivitas diluar kost guna mencari sebuah kebutuhan seperti keluar pergi ke pasar
dan lain sebagainya
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Kabupatrn
Banggai merupakan salah satu daerah otonom dan masuk dalam wilayah Provinsi
Sulawesi Tengah beribukota di Luwuk, terletak pada titk koordinat antara 122 0231
dan 1240201 bujur timur serta 00301 dan 20201 Lintang selatan, memiliki luas wilayah
daratan + 9.672,70 Km2 atau sekitar 14, 22% dari luas Provinsi Sulawesi Tengah dan
+
laus laut 20.309,68 Km2 dengan garis pantai sepanjang 613,25 km. Wilayah
Kabupen Banggai sebagian besar merupakan pegunungan dan perbukitan serta
dataran rendah yang umumnya terdapat di kaki pegunungan dan pesisir.
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan
menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi
itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh
si pembawa status. (Sumardi, 2001: 21).
Dengan ini dilihat bahwasanya Pembangunan yang ada di desa saya saat ini
sangat mengutamakan pada pemanfaatan hasil tani dan peningkatan taraf hidup
masyarakat Siuna dalam melakukan aktivitas dengan mata pencaharian sebagai
petani untuk memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat petani Desa siuna
menggunakan perlengkapan dengan teknologi yang masih sangat sederhana, seperti
mesin paras. Dengan adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
maka cara menggunakan alat pertanian juga mengalami perubahan baik mulai dari
yang tradisional hingga sampai yang modern. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa mata pencaharian petani lebih banyak tergantung pada perkembangan
teknologi, seperti penggunaan mesin paras dan fasilitas penunjang petani dalam
mengerjakan aktivitas sehari-hari
Abdul Syan. 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Pustaka Jaya. Unila
Bandar lampung
Gillin, J.L dan J.P Gillin, 1954, Cultural Sosiology. New York: The Millan Co.
Mulyanto Sumardi & Hans Dieter Evers, 1991. Sumber pendapatan, Kebutuhan
poko dan perilaku menyimpang edisi revisi. Jakarta: CV Rajawali Citra Press