Pembuatan Selai PDF
Pembuatan Selai PDF
id
Diajukan
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna
Mencapai Gelar Ahli Madya
Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun Oleh :
NURLAILA TRISNOWATI
H 3109043
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Nurlaila Trisnowati
H 3109043
Menyetujui,
Mengetahui,
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
1. Allah SWT, Tuhan semesta alam, puji syukur hamba panjatkan kepada-
MU...tak henti-hentinya hamba berucap syukur atas segala kenikmatan yang
telah Engkau berikan kepada hamba.
2. Kedua orangtuaku sebagai wujud baktiku karena beliau yang selalu
memberikan perlindungan, ketabahan, kasih sayang, didikan, do’a serta
dukungan moral dan spiritual.
3. Ibu dan Bapak Mertuaku Sebagai perwujudan amanat kalian.
4. Calon Suamiku Fajar yanuri yang telah banyak berjasa, sabar membimbing dan
menemaniku dalam keadaan apapun selama ini.
5. Semua dosen-dosen THP khususnya untuk bapak Kawiji selaku Dosen Penguji
I dan ibu Rohula Utami selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan
masukan, bimbingan dan pengarahan serta dorongan moril sehingga Tugas
Akhir ini dapat terselesaikan.
6. Semua saudara, sahabatku dan teman-teman D3 THP ‘09 khususnya buat
Marisa Ika Ratnawati, Bayu Sakti Antoro, Didik, Wahyu Adji Pamungkas,
Sulis Rabani, Lilin Utami, Setya, Rina, dan Mia. Trimakasih untuk semua
dukungannya.
7. Keluarga besar Mitro Sukarto dan Darmo Wiyoto (Eyang Niti Pawiro) hanya
ini yang bisa cucu kebanggaan beliau ini berikan, semoga kelak saudara-
saudara kita mampu menjadi penerus yang bisa dibanggakan dan menjadi
orang yang bermanfaat bagi kehidupan.
8. Kakak dan adik-adikku tercinta serta untuk orang-orang yang menyayangiku.
“Terima kasih atas do’a, dukungan dan motivasinya”.
9. Serta semua pihak yang terlibat yang sudah membantu penulis, sehingga tugas
akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Terimakasih
untuk semuanya, Semoga Allah membalas pengorbanan kalian semua.AMIN
ya’Allah AMIN.
DAFTAR ISI
v
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................. 3
DAFTAR TABEL
vii
Tabel 2.1 Kandungan Gizi dalam Tiap 100 gr Buah Apel Segar .................... 5
commit
Tabel 2.2 Syarat Mutu Selai Buah to user
.................................................................... 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Lampiran 1 Gambar Bahan Baku dan Alat Dalam Pembuatan Selai Apel ..... 45
Lampiran 2 Gambar Proses Pembuatan Selai Apel ..................................... …. 47
commit
Lampiran 3 Lembar Borang Penilaian to user
Produk Selai Apel………………….. 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buah apel banyak dijumpai di mana pun tak hanya apel dari
Malang, tapi juga apel impor yang memiliki banyak khasiat. Jika
masyarakat Timur (Eastern) memiliki durian sebagai buah unggulan, maka
masyarakat Barat (Western) memiliki apel. Orang Barat sering memakai
apel sebagai paradigma bagi buah yang menarik. Diperkirakan ada tujuh
ribu jenis buah apel yang tumbuh di dunia, tapi hanya ada beberapa
macam yang ada di pasaran di Indonesia. Apel yang ada di Indonesia
antara lain apel Kampung, apel Australia, apel Manalagi, apel Amerika
dan apel batu. Apel Batu memiliki empat varietas yaitu manalagi,
remobeauty, anna dan wangling. Semuanya memiliki ciri khusus. Apel
romebeauty berwarna hijau dengan semburat merah, rasanya memang
lebih masam dibandingkan dengan apel jenis yang lainnya. Apel manalagi
berwarna hijau kekuningan dan rasanya manis. Apel anna berwarna
kuning dengan semburat merah, rasanya segar karena kandungan airnya
lebih banyak. Sedangkan wangling kulitnya rata berwarna merah.
(Anonima, 2012).
Setiap 100 gr buah apel mengandung 58,0 kalori, 0,3 gr protein,
0,4 gr lemak, 7,49 gr karbohidrat, 6,0 gr kalsium, 10,0 gr fosfor, 0,3 mg
zat besi, 90 SI vitamin A, 0,04 mg vitamin B1, 0,03 mg vitamin B2, 0,1 mg
niacin, 5,0 mg vitamin C, 84,1 gr air, 0,7 gr serat dan 88 % bagian yang
dapat dimakan. Buah apel bermanfaat untuk mencegah diare dan sembelit
karena mengandung pektin (serat yang larut di dalam air) dalam kulit
buahnya. Buah ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit
liver, menurunkan kolesterol darah dan tekanan darah tinggi, menetralkan
gula darah, mengurangi nafsu makan, mencegah kanker usus, dan
membunuh virus-virus penyebab infeksi (Rukmana, 2008).
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Apel
Apel (Malus sylvestris Mill) adalah tanaman tahunan yang berasal
dari daerah subtropis. Di Indonesia apel telah ditanam sejak tahun 1934,
dan dapat berbuah baik hingga saat ini. Buah Apel mempunyai bentuk
bulat sampai lonjong bagian pucuk buah berlekuk dangkal, kulit agak
kasar dan tebal, pori-pori buah kasar dan renggang, tetapi setelah tua
menjadi halus dan mengkilat. Warna buah hijau kemerah-merahan, hijau
kekuning-kuningan, hijau berbintik-bintik, merah tua dan sebagainya
sesuai dengan varietas (Soelarso, 1997).
Menurut sistematika , tanaman apel termasuk dalam:
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Malus
Spesies : Malus sylvestris Mill
Dari spesies Malus sylvestris Mill ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Terdapat bermacam-macam varietas yang memiliki ciri-ciri atau kekhasan
tersendiri. Beberapa varietas apel unggulan antara lain: Rome Beauty,
Manalagi, Anna, Princess Noble dan Wangli/Lali jiwo. Apel mengandung
banyak vitamin C dan B. Selain itu apel kerap menjadi pilihan para pelaku
diet sebagai makanan substitusi (Prihatman, 2000).
commit to user
Gambar 2.1. Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill).
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam
askorbat. Struktur vitamin C dapat dilihat pada Gambar 2.2.
gel yang terbentuk. Hal ini disebabkan gula pasir akan mengikat air
sehingga pembengkakan butir-butir pati terjadi lebih lambat, akibatnya
suhu gelatinisasi lebih tinggi. Adanya gula pasir akan menyebabkan gel
lebih tahan lama terhadap kerusakan mekanik (Winarno, 1992).
E. Jeruk Lemon
Jeruk merupakan salah satu tanaman yang cukup menguntungkan
kalau diusahakan dengan baik. Buah jeruk banyak mengandung vitamin A,
B dan C, dapat digunakan sebagai makanan buah-buahan segar atau
sebagai sari buah/Juice. Kulitnya dapat dibuat untuk manisan, sebagai obat
(jeruk nipis) dan sebagai bumbu masak (Taufik, 1985).
Buah yang akan digunakan untuk membuat selai sebaiknya
mengandung asam yang cukup agar dapat membantu pengentalan yang
sempurna. Buah yang kandungan pektinnya tinggi juga cukup asam. Buah
yang kurang asam, bisa ditambahkan asam ascorbic, sari lemon atau
tartaric. Pektin adalah campuran polisakarida yang kompleks terdapat pada
berbagai buah-buahan dan sayuran asal akar. Buah apel dan kulit buah
jeruk kaya akan pektin. Pentingnya senyawa ini adalah sebagai agensia
pembentuk gel, khususnya pada pembuatan selai buah-buahan.
Penambahan asam, misalnya sari jeruk lemon dapat meningkatkan
kemampuan terbentuknya gel oleh pektin. Ini terutama berguna pada
pembuatan selai buah-buahan dari bahan yang kandungan pektinnya
rendah, seperti strawberry (Rukmana, 2005).
Di samping kandungan vitamin C yang melimpah, jeruk lemon
juga kaya dengan vitamin B, E, natrium, dan beberapa mineral mikro yang
dibutuhkan tubuh untuk sisitem imunitas (kekebalan) serta mencegah virus
penyebab influenza. Lemon juga sarat dengan kandungan bioflavanoid
yang berperan sebagai antioksidan pencegah kanker. Flavanoid jeruk
lemon berfungsi menghalangi oksidasi LDL sehingga aterosklerosis
penyebab jantung dan stroke bisa dihindari. Jeruk lemon juga berlimpah
kandungan serat berupa pektin yang baik untuk menurunkan kadar
commit tod, user
kolesterol dan trigliserida (Anonim 2012).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
Asam sitrat dari jeruk lemon dan asam jawa sebagai bahan
pengawet telah lama digunakan. Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis
buah dan sayuran. Dalam jeruk lemon dan limau sekitar 8% bobot basah.
Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk kristal, berwarna putih.
Berdasarkan literatur disebutkan bahwa senyawa kimia yang bersifat asam,
ditambahkan pada proses pengolahan makanan dengan beberapa
pertimbangan antara lain:
- Sifat asam dari senyawa dapat mencegah pertumbuhan mikroba sehingga
dapat bertindak sebagai pengawet.
- Pada pH rendah merupakan buffer yang dihasilkannya sehingga
mempermudah proses pengolahan.
- Asam bersifat sinergis terhadap antioksidan dalam mencegah ketengikan
dan browning pada bahan makanan yang mengandung karbohidrat,
protein minyak/lemak.
- Dapat menurunkan pH larutan sehingga dapat mengintensifkan rasarasa
lain. Hal ini disebabkan pengaruh ion H+ atau ion H3O+ dari asam
(Barus, 2009).
F. Analisis Sensori
Suatu bahan makanan sebelum dijual di pasaran perlu diuji lebih
dahulu, baik uji cicip, laboratorium maupun uji cicip konsumen. Uji
laboratorium biasanya dilakukan ditempat produksi melalui berbagai jenis
uji, sedangkan pada uji konsumen bahan makanan yang telah mengalami
uji cicip laboratorium dicobakan pada sekelompok orang awam yang dapat
mewakili konsumen dengan uji kesukaan (hedonik) dan uji penerimaan
(Winarno, 1992).
Tujuan analisis sensori adalah untuk mengetahui respon atau kesan
yang diperoleh panca indera manusia terhadap suatu rangsangan yang
ditimbulkan oleh suatu produk. Analisis sensori umumnya digunakan
untuk menjawab pertanyaan mengenai kualitas suatu produk dan
pertanyaan yang berhubungan dengan pembedaan, deskripsi, dan kesukaan
commit
atau penerimaan (afeksi). Hal umumtoyang
useringin diketahui dari analisis sensori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
12
13
Time (POT) tersebut harus lebih (<) dari nilai ekonomis proyek.
Untuk industri pertanian diharapkan nilai tersebut lebih kecil 10 tahun
atau sedapat mungkin kurang dari lima tahun. Rumus Pay Out Time
(POT) adalah sebagai berikut (Sutanto, 1994).
Biaya Produksi
POT =
Laba Kotor
c. Benefit Cost Ratio B/C
Benefit Cost Ratio (BCR) adalah nilai perbandingan antara
pendapatan dan biaya. Jika nilai B/C lebih besar dari 1 maka
perusahaan memenuhi salah satu kriteria untuk dikatakan layak. Jika
nilai B/C lebih kecil dari 1 maka perusahaan tidak layak berdiri (rugi).
Jika nilai B/C = 1 maka perusahaan berada dalam keadaan impas
(Astawan, 2006).
Penjualan
B/C Ratio =
Biaya Pr oduksi
d. Return of Investment (ROI)
Return of Investment (ROI) merupakan perbandingan antara
besarnya laba per tahun dengan besarnya modal yang dinyatakan
persen (%) per tahun. ROI dapat dihitung berdasarkan laba kotor yaitu
selisih antara hasil penjualan dengan biaya produksi keseluruhan
(belum dikurangi pajak pendapatan) atau berdasarkan laba bersih yaitu
laba dikurangi pajak pendapatan. Demikian juga dengan besarnya
modal dapat dinyatakan sebagai modal tetap atau modal keseluruhan
modal tetap ditambah modal kerja (Sutanto, 1994).
Laba
ROI = X 100 %
TotalBiaya Pr oduksi
e. Internal Rate Return (IRR)
Internal Rate Return (IRR) adalah suatu tingkat discount rate yang
menghasilkan net present value sama dengan 0 (nol). Dengan demikian
apabila hasil perhitungan IRR lebih besar dari Social Oportunity Cost
commit proyek
of Capital (SOCC) dikatakan to user atau usaha tersebut dapat (layak)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PELAKSANAAN
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
Buah Apel
Pengupasan
Pemotongan (± 1½ cm)
Pencucian
Perasan air
Pemblenderan (± 5 menit)
lemon 20 ml
Penimbangan
commit
Gambar 3.1. Diagram to userPembuatan Selai Apel
Alir Proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
C. Analisis Sensori
Untuk mengetahui formula mana yang paling disukai oleh konsumen
maka dilakukan analisis sensori yang meliputi parameter rasa, warna,
aroma, tekstur dan overall.
D. Analisis Produk
Setelah diketahui formulasi yang tepat kemudian dilakukan analisis
produk yang ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Table 3.2. Parameter Analisa
18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Selai
Selai atau selei (bahasa Inggris: jam, bahasa Perancis: confiture)
adalah salah satu jenis makanan awetan berupa sari buah atau buah-buahan
yang sudah dihancurkan, ditambah gula dan dimasak hingga kental atau
berbentuk setengah padat. Selai tidak dimakan begitu saja, melainkan
untuk dioleskan di atas roti tawar atau sebagai isi roti manis. Selai juga
sering digunakan sebagai isi pada kue-kue seperti kue Nastar atau pemanis
pada minuman, seperti yogurt dan es krim (Assegaf, 2003).
Praktek produksi ini dilakukan untuk membuat Selai Apel dengan
tiga formulasi dengan variasi rasio bubur buah dan gula. Untuk formulasi
yang pertama adalah 2:1, formulasi yang kedua 3:1, dan formulasi yang
ketiga 4:1. Ketiga formulasi tersebut dilakukan uji organoleptik untuk
mendapatkan formulasi Selai Apel yang paling disukai panelis, baik dari
segi warna, rasa, aroma, tekstur, dan overall. Proses Pengolahan Selai Apel
adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Perlakuan persiapan dilakukan dengan cara sortasi buah apel
malang untuk memisahkan buah apel yang bermutu jelek (cacat) dan
yang bermutu bagus (layak untuk diproses).
2. Pengupasan Bahan Baku
Tujuan pengupasan adalah membuang bagian-bagian yang tidak
dapat dimakan dan tidak diinginkan, seperti kulit buah, tangkai buah,
dan lain-lain.
3. Pemotongan
Proses pemotongan buah apel dengan ukuran ± 1½ cm yang
bertujuan untuk mempermudah proses pemblenderan supaya hasilnya
lebih cepat halus.
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
21
22
23
1) Rasa
Rasa didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diketahui
dengan indera perasa. Rasa memiliki empat macam rasa dasar yaitu
manis, asin, asam dan pahit (Kartika, dkk., 1988). Dari Tabel 4.1.
pada formula 3 rasio 4:1 beda nyata terhadap formula 2 rasio 3:1
dan formula 1 rasio 2:1, sedangkan untuk formula 1 rasio 2:1 dan
formula 2 rasio 3:1 tidak ada beda nyata. Dari hasil SPSS uji
skoring dengan parameter rasa, warna, aroma, tekstur dan overall
dapat diambil kesimpulan untuk selai yang paling disukai dari segi
rasa yaitu pada formula 1 rasio 2:1, karena selai dengan formula 1
rasio 2:1 memiliki rasa manis yang pas dibanding formula 2 rasio
3:1 dan formula 3 rasio 4:1. Tetapi tingkat kesukaan tidak beda
nyata dengan formula 2 rasio 3:1. Perbedaan rasa antara selai yang
satu dengan dua selai yang lain dapat disebabkan oleh beberapa hal
yaitu penggunaan variasi gula dan perbedaan variasi apel sehingga
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap penerimaan
rasa Selai Apel yang dihasilkan.
2) Warna
Warna menjadi atribut kualitas yang paling penting,
walaupun suatu produk pangan bernilai gizi tinggi, rasa enak dan
tekstur baik, namun apabila warna yang ditampilkan kurang
menarik akan menyebabkan produk pangan tersebut kurang
diminati oleh konsumen. Pengujian dengan indera penglihat masih
sangat menentukan dalam pengujian sensoris warna pada produk
pangan (Setyaningrum, 2008). Dari Tabel 4.1. ketiga sampel tidak
ada beda nyata. Dari hasil SPSS uji skoring dengan parameter rasa,
warna, aroma, tekstur dan overall dapat diambil kesimpulan bahwa
pada atribut warna tidak ada beda nyata antara selai formula 1 rasio
2:1, formula 2 rasio 3:1, dan formula 3 rasio 4:1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
3) Aroma
Aroma didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diamati
dengan indera pembau. Aroma atau bau sendiri sukar untuk diukur
sehingga biasanya menimbulkan pendapat yang berlainan dalam
menilai kualitas aromanya (Kartika, dkk, 1988). Dari Tabel 4.1.
pada formula 2 rasio 3:1 tidak beda nyata dengan formula 3 rasio
4:1 akan tetapi beda nyata dengan formula 1 rasio 2:1. Dari hasil
SPSS uji skoring dengan parameter rasa, warna, aroma, tekstur dan
overall dapat diambil kesimpulan untuk selai yang paling disukai
dari segi aroma yaitu pada formula 1 rasio 2:1, karena selai dengan
formula 1 rasio 2:1 memiliki aroma buah apel yang khas dan
harum dibandingkan dengan formula 2 rasio 3:1 dan formula 3
rasio 4:1 yang memiliki aroma buah apel yang kurang menyengat.
Perbedaan aroma antara selai yang satu dengan kedua selai yang
lain yaitu akibat dari pengaruh konsentrasi buah apelnya. Semakin
banyak buah apel maka aroma yang dihasilkan akan semakin kuat.
4) Tekstur
Dari Tabel 4.1. pada formula 1 rasio 2:1 tidak beda nyata
dengan formula 2 rasio 3:1 akan tetapi beda nyata terhadap formula
3 rasio 4:1. Sedangkan formula 2 rasio 3:1 tidak beda nyata dengan
formula 3 rasio 4:1 akan tetapi beda nyata terhadap formula 1 rasio
2:1. Dari hasil SPSS uji skoring dengan parameter rasa, warna,
aroma, tekstur dan overall dapat diambil kesimpulan untuk selai
yang paling disukai dari segi tekstur yaitu pada formula 1 rasio 2:1,
karena selai dengan formula 1 rasio 2:1 memiliki tekstur selai yang
lembut dibandingkan dengan formula 2 rasio 3:1 dan formula 3
rasio 4:1 yang memiliki tekstur selai yang kurang lembut.
Perbedaan tekstur antara selai yang satu dengan dua selai yang lain
dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu penggunaan variasi gula
dan perbedaan variasi apel sehingga memberikan pengaruh yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
26
27
commit
Gambar 4.2. Labelling to user
Produk Selai Apel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
c. Penyusutan / Depresiasi
Tabel 4.4 Biaya Penyusutan / Depresiasi (P-S)/N
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
No Macam-macam Biaya
1 Lokasi 240.000.000
2 Alat 210.000.000
3 Mebeller 150.000.000
4 Perijinan 600.000
5 Gaji selama 3 bulan 15.000.000
6 Raw material Selama 3 bulan 142.275.000
7 Trial Produk 2.000.000
9 Biaya energi selama 3 bulan 2.250.000
10 Sewa bangunan selama 5 tahun 60.000.000
Jumlah 821.825.000
2) Total Biaya Tidak Tetap (Total Variabel Cost)
= Total Bahan Baku + Bahan bakar + Tenaga Kerja + BPP
= Rp 70.412.500 + Rp 333.900 + Rp 4.500.000 + Rp 7.396
= Rp 75.253.796 /bulan x 3 bulan
= Rp 225.761.388
a) Biaya Produksi
= biaya tetap (FC) + biaya tidak tetap (VC)
= Rp 14.282.699,34,- + Rp 75.253.796
= Rp 89.536.495,34
b) Kapasitas Produksi
= 500 gelas x 25 Hari
= 12.500 botol /bulan
c) Harga Pokok Produksi
TotalBiaya Pr oduksi / bulan
=
Jumlah Pr oduksi / bulan
89.536 .495
=
12.500
= Rp. 7.162,9196 /botol selai
= Rp. 7.162,92 /botol selai
d) Harga Jual
= Rp. 9.000,- /botol selai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
Ø PENJUALAN
= harga jual x kapasitas produksi
= Rp. 9000 x 12.500 gelas
= Rp. 112.500.000,- /bulan
e) Biaya Tidak Tetap (Total Variabel Cost) per botol
TotalBiayaTidakTetap
=
KapasitasPr oduksi
75.253.796
=
12.500
= Rp. 6.020,30368 /gelas
= Rp. 6.020,30 /gelas
f) Break Even Point (BEP) / Titik Impas
Q BEP (unit)
34
22.963 .505
= x100%
89.536.495
= 25,64708949 %
= 25,65 %
Ø ROI sesudah Pajak
9.747.505
= x100%
89.536 .495
= 10,88662785 %
= 10,89 %
j) Pay Out Time (POT)
89.536.495
=
22.963 .505
= 3,899077906
= 3,90 bulan
k) Benefit Cost Ratio (B/C) pada MARR 10 %
Penjualan
=
Biaya Pr oduksi
1.442.698 .608
=
- 747 .113 .636,4
= 1,931029682commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
= 1,93
l) Internal Rate of Return (IRR)
Tabel 4.13 Perhitungan IRR (Internal Rate of Return)
Th Cost @ Benefit (B) B-C 10 % NPV 35 % NPV
Investasi Produksi Total DF DF
1 821.825.000 0 821825000 0 -821825000 0.909090909 -747113636.4 0.740740741 -608759259.3
2 0 1074437940 1074437940 1,350,000,000 275562060 0.826446281 227737240 0.548696845 151200033.1
3 0 1074437940 1074437940 1,350,000,000 275562060 0.751314801 207033854.5 0.406442107 112000024.5
4 0 1074437940 1074437940 1,350,000,000 275562060 0.683013455 188212595 0.301068228 82962981.14
5 0 1074437940 1074437940 1,350,000,000 275562060 0.620921323 171102359.1 0.223013502 61454060.11
6 0 1074437940 1074437940 1,350,000,000 275562060 0.56447393 155547599.2 0.165195187 45521526
7 0 1074437940 1074437940 1,350,000,000 275562060 0.513158118 141406908.4 0.122366805 33719648.89
8 0 1074437940 1074437940 1,350,000,000 275562060 0.46650738 128551734.9 0.090642078 24977517.7
9 0 1074437940 1074437940 1,350,000,000 275562060 0.424097618 116865213.5 0.06714228 18501864.96
10 0 1074437940 1074437940 1,350,000,000 275562060 0.385543289 106241103.2 0.049735022 13705085.16
é NPV 1 ù
= DF 1 + ê x ( DF 2 - DF 1)
ë NPV 1 - NPV 2 úû
695 .584 .971
= 10% + x(35% - 10%)
(695.584.971 - -64.716 .518 )
x(25% )
695.584.971
= 10% +
(760.301.489 )
= 10% + 0,914880453 x 25%
= 32,87201133 %
= 33 %
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa analisis usaha
Selai Apel adalah :
a. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha
dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.
1) Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun
perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas
biaya usaha, amortisasi, biaya penyusutan alat, pajak usaha dan dana
sosial. Pada Tabel 4.5. dapat dilihat biaya tetap produksi Selai Apel
setiap bulan sebesar Rp 14.282.699,34,-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
37
38
39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan praktek produksi Selai Apel dapat disimpulkan
bahwa :
1. Praktek produksi ini dilakukan untuk membuat Selai Apel dengan tiga
formulasi dengan variasi rasio bubur buah dan gula. Untuk formulasi
yang pertama adalah 2:1, formulasi yang kedua 3:1, dan formulasi
yang ketiga 4:1.
2. Tahapan proses pengolahan Selai Apel yaitu penyiapan bahan,
pengupasan, pemotongan, pemblenderan, penimbangan, pemasakan,
pendinginan dan pengemasan, produk Selai Apel.
3. Secara keseluruhan Selai Apel pada formula 1 rasio 2:1 merupakan
selai yang disukai konsumen, sedangkan Selai Apel pada formula 3
rasio 4:1 adalah selai yang kurang disukai konsumen. Sedangkan kadar
vitamin C pada Selai Apel formula 1 rasio 2:1 yaitu sebesar 12,02
mg/100gr.
4. Kapasitas produksi Selai Apel 12.500 botol selai/bulan dengan harga
Rp. 7.162,92 /botol, harga jual Rp. 9.000,00 /botol, sehingga diperoleh
laba bersih Rp. 9.747.505,- /bulan. Usaha akan mencapai titik impas
pada tingkat produksi 4.793,34 botol selai/bulan, POT 3,90 bulan, B/C
sebesar 1,93, ROI setelah pajak sebesar 10,89 % dan IRR yang
diperoleh sebesar 33 % sehingga usaha ini layak untuk dijalankan.
B. Saran
Pada tahap-tahap praktek produksi selain ada kelebihan, juga ada
kekurangan. Umtuk menutupi kekurangan tersebut maka disarankan
supaya :
1. Perlu adanya pemasaran yang kreatif supaya produk Selai Apel ini
dapat diterima dipasaran.
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
commit to user